Kewirausahaan


Kewirausahaan merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat digunakan oleh semua kalangan baik mahasiswa maupun umum. Dengan mempelajari kewirausahaan diharapkan akan bermunculan wirausahawan-wirausahawan yang berani untuk mengambil resiko dan mampu untuk mengatur semua unsur-unsur manajemen. Mata Kuliah Kewirausahaan diberikan di setiap perguruan tinggi karena ilmu kewirausahaan berhubungan dengan semua bidang ilmu

Materi Kuliah Kewirausahaan dapat di download disini:

KETERKAITAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN PROFESI KEPERAWATAN

PROSES KEWIRAUSAHAAN (Pertemuan ke-2)

FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA (Pertemuan ke-3)

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI PELUANG USAHA (Pertemuan ke-4)

ASPEK-STUDI-KELAYAKAN

Kerangka Proposal Kerjasama Usaha

Seni Menjual

86 comments on “Kewirausahaan

  1. nama : pebriyaman hanafi
    nim : PO.71.20.0.09.1949

    1. Aspek Pasar
    Membaca pasar secara akurat merupakan langkah yang sangat penting sebelum memulai usaha. Produk pesaing yang banyak bukan alasan kita untuk mengurungkan niat memulai usaha. Justru sebaliknya dengan banyak nya pesaing memperlihatkan bahwa pasar yang kita masuki sangat terbuka. Sebaliknya kalau jumlah pesaing sedikit atau tidak ada, jangan lantas kita terjun ke ceruk pasar tersebut, jangan-jangan memang tidak ada pangsa pasarnya. Bila kita memasuki pasar yang ketat kuncinya adalah produk yang unik, yang berbeda dengan yang lain, yang ada keunggulannya dengan yang lain.

    2. Aspek Pemasaran
    Berdasarkan analisis pasar yang ada, aspek pemasaran harus disesuaikan dengan target market yang akan kita bidik. Perlu diperhatikan empat aspek pemasaran yaitu 4 P :
    A. Product
    Produk / Jasa mencakup mutu, kemasan, layanan, rasa, purna jual yang disesuaikan dengan konsumen.
    B. Price atau Harga
    Harga harus disesuaikan dengan target konsumen yang akan kita bidik. Harga untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi, menengan, atau bawah. Sesuaikan harga, produk dengan target konsumen.
    C. Place = Tempat Menjual
    Lokasi adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Setiap usaha mempunyai kharakteristik tempat yang disesuaikan dengan jenis usaha dan target konsumennya. Lakukan survey untuk mencari tempat yang sesuai. Amati potensi pasarnya, potensi permintaanya, dan prospek pengembangan wilayahnya.
    D. Promosi
    Promosi tidak harus mahal, brosur, iklan baris adalah salah satu bentuk promosi. Produk yang bagus pun bisa menjadi bentuk promosi mouth to mouth jika produk kta kita memang disukai konsumen. Lakukan promosi yang kontinyu supaya memberikan effek kontinuitas produk kita.

    3. Aspek SDM
    SDM adalah salah satu asset usaha yang berharga, sebelum memilih pegawai perhatikan masalah kepribadian, kesetiaan dan kemampuanya. Kalau usaha kita masih kecil pilihlah pegawai yang serba bisa atau multitasking Job Desk, sehingga kita bisa menghemat anggaran.

    4. Aspek Teknis
    Aspek teknis berkaitan erat dengan teknis produksi dan operasional. Kita harus merencanakan dengan baik bagaimama produksi berjalan, dimana kita mencari bahan baku, bagaimana proses produksinya, bagaimana cara pengemasannya. Kita sebaiknya memiliki keterampilan yang baku dalam aspek ini supaya menghasilkan produksi yang efisien dan effektif.

    5. Aspek Keuangan

    Aspek yang paling penting dalam studi kelayakan usaha adalah perhitungan matematis untung rugi. Berapa modal yang dibutuhkan. Berapa biaya produksi, biaya promosi sehingga kita bisa menentukan harga jual yang kompetitif dengan memperjuangkan keungtungan yang kita harapkan. Kita juga harus memperhitungkan return of investment (ROI) atau tingkat pengembalian modalnya. Perhatikan juga arus kas (Cashflow). Selama arus kas masuk lebih besar dari arus keluar berarti usaha kita tetap bisa jalan. Arus kas diibaratkan darah dalam tubuh kita.Perlu diketahui studi kelayakan ini untuk usaaha dalam skala kecil atau rumahan yang tidak memerlukan perhitungan yang rumit.

  2. Nama : Karina Putri
    Tingkat : III B
    Sumber : http://manajemen-kewirausahaan-789.blogspot.com/2011/01/studi-kelayakan-bisnis.html

    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    USAHA TOKO BUAH IMPOR “ MY FRUITS”

    1. ASPEK HUKUM
    Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di kemudian hari karena unit usaha ini skalanya adalah impor. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum, yaitu :
    a. Badan Hukum
    b. Tanda daftar perusahaan dan Surat ijin usaha : Sesuai dengan UUno. 3/1982 ttg Wajib Daftar Perusahaan, Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.
    c. NPWP
    d. Ijin Domisili dan IMB
    e. Bukti Diri
    2. ASPEK SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA
    A. Penambahan Devisa
    Adanya investasi di dalam usaha Toko Buah impor membawa dampak terhadap devisa negara Indonesia melalui bea cukai pajak barang impor. Pendapatan pemerintah meningkat melalui pajak penghasilan yang harus dibawayarakan oleh Toko Buah MyFruits.
    B. Penyerapan tenaga kerja
    Usaha Buah Impor memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja sebanyak 27 orang dan memperkecil angka pengangguran di masyarakat.
    C. Dampak terhadap lingkungan masyarakat
    a. Adanya peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para karyawan.
    b. Adanya lowongan lapangan pekerjaan baru
    c. Peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi buah berkualitas
    D. Dampak terhadap industri lain
    a. Bagi usaha yang sejenis tentunya akan berdampak pada meningkatnya
    persaingan.
    b. Bagi petani buah lokal akan berupaya untuk meningkatkan kualitas
    produksinya.
    3. ASPEK PEMASARAN
    a. Segmentasi, Targeting dan Positioning
    b. Permintaan
    c. Penawaran
    d. Analisis Kelayakan Pemasaran : Berdasarkan hasil yang diperoleh sebesar 3,75 maka usaha toko buah impor dari sisi pemasaran dikatakan layak karena masuk pada range 3,41 – 4,20. di kategorikan Layak
    e. Analisis Persaingan : Berdasarkan pada analisis tingkat persaingan, maka dapat disimpulkan bahwa usaha MyFruits menduduki pada perigkat teratas untuk kekuatan kompetitifnya, sedangkan pesaing yang paling besar adalah swalayan. Kelemahan dari MyFruits terletak pada Lokasi Toko yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan lokasi dari swalayan. Oleh karena itu harus ada pembenahan dan evaluasi terhadap lokasi MyFruits agar nantinya mudah dijangkau oleh konsumen.
    f. Program Pemasaran
    4. ASPEK TEKNOLOGI
    A. Rencana Pengembangan
    a) Evaluasi lokasi
    Lokasi yang akan kami pilih untuk mendirikan bangunan sebagai tempat usaha Toko Buah Impor adalah di Jalan Laksda Adisucipto Km 15 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.
    b) Sarana dan prasarana
    • Sarana yang akan kami gunakan untuk menunjang kegiatan usaha kami adalah dengan menmanfatkan : Machine Teller, AC, Troli, Toilet, Meja Kursi, Ruang Tunggu, Tempat parkir, kendaraan,dll
    • Sedangkan untuk prasarananya kami menggunakan gedung seluas 1500 m2 untuk toko.
    c) Tenaga ahli dan tenaga biasa
    Tenaga ahli yang kami pekerjakan untuk menunjang kelancaran usaha toko kami adalah tenaga ahli pemasaran, keuangn, produksi dan sdm serta teknisi sarana dan prasarana pendukung usaha. Sedangkan untuk tenaga biasa yang kami gunakan adalah wiraniaga, tenaga srabutan / kurir dan bagian cleaning service.
    d) Bahan – bahan utama
    Bahan utama yang digunakan dalam menjalankan usaha toko buah antara lain : berbagai macam buah segar impor dengan kualitas yang baik dan beberapa buah segar produksi lokal yang berkualitas.
    e) Bangunan dan tata letak bangunan
    Berkaitan dengan bangunan dan tata letak bangunan, toko buah impor akan didirikan di atas tanah seluah 1500 m2 dimana luas tanah untuk mendirikan bangunan toko 500 m2, dan 1000m2 untuk tempat parkir. Untuk luas bangunan toko adalah 700 dengan dua lantai. Bentuk bangunan berupa ruangan berlantai 2. Tata letak bangunan antara lain bangunan utama sebagai tempat berjualan, tempat parkir, kafe buah, loby, ruang informasi dan penitipan, toilet.
    f) Jadwal pelaksanaan
    Usaha toko buah impor akan mulai didirikan pada tanggal 1 Juni 2008 sampai tanggal 10 Desember 2008 untuk kegiatanpembangunan gedung, dan kegiatan operasional penjualan mulai lounching dan diperkenalkan ke masyarakat mulai tanggal 01 Januari 2009.
    g) Perkiraan biaya teknis dan operasi
    Biaya teknis dan operasional diperkirakan mencapai Rp750.000.000,-
    B. Rencana Pengoperasian Usaha
    a) Proses operasi usaha
    Proses operasi perusahaan meliputi rencana penjualan, rencana persediaan produk, penjadwalan pegawai dan penggajian, pengawasan kualitas, dan pengawasan biaya penjualan dan pemesanan.
    b) Kebutuhan bahan operasi
    Kebutuhan bahan operasi Toko Buah MyFruits dikelola oleh masing masing departemen dan nantinya dikoordinasikan dengan pimpinan mengenai kebutuhn bahab operasi yang meliputi pendanaan, jumlah produk dan kegiatan kemasaran.
    c) Kegiatan perawatan mesin
    Kegiatan perawatan mesin kami menggunakan tenaga ahli mesin sesuai dengan mesin – mesin yang kami gunakan. Misalnya perawatan kendaraan, perawatan AC, Rak pendingin, troli. Perawatan dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dengan menggunakan tenaga ahli dari mitra kerja kami.

    5. ASPEK MANAJEMEN
    a) Bagan organisasi
    Bagan organisasi tersebut di buat agar memudahkan mengenai kepemimpinan organisasi dan dalam pembagian pekerjaan sesuai dengan divisi masing – masing.
    b) Tingkat jabatan
    • Pimpinan, Manajer, Kepala Bagian, Karyawan, Security
    Personalia
    a) Kebutuhan tenaga kerja
    Kami dalam menjalankan usaha toko buah membutuhkan kurang lebih 30 tenaga kerja dengan rincian sebagai berikut ;
    • Pimpinan 1 orang, Manajer 4 orang, 1 Kabag. Pelayanan, Pelayan toko 10 orang, 1 Kabag. Pergudangan, Karyawan bagian pergudangan 2 orang, Driver 3 orang, Clining Service 2 orang, Satpam 2 orang, Petugas parkir 2 orang, Tenaga srabutan 2 orang.
    b) Tingkat balas jasa
    Tingkat balas jasa berupa Gaji, jenjang karir, Training, Bonus prestasi dan bingkisan THR,

    6. ASPEK KEUANGAN
    Dengan demikian investasi yang dilakukan dalam pembuatan usaha Toko Buah Impor dapat dikatakan layak karena hasil dari NPV positif yaitu sebesar Rp 4.248.010.202

  3. Nama : M.HENIZOR
    Tingkat : III.B
    Nim : PO.71.20.0.09.1925

    Aspek-aspek dalam Penilaian

    Tahap-tahap dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan hendaknya dilakukan
    secara benar dan lengkap. Setiap tahapan memiliki berbagai aspek yang harus diteliti,
    diukur dan dinilai sesuai dengan ketentuan.
    Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan dalam studi kelayakan adalah:
    1. Aspek hukum
    Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan
    dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai ijin-ijin yang dimiliki.
    Kelengkapan dokumen sangat penting karena hal ini merupakan dasar hukum yang
    harus dipegang, apabila di kemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan
    kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau
    mengeluarkan dokumen tersebut.
    Dokumen yang diperlukan meliputi:
    •Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris
    •Bentuk badan usaha, serta keabsahannya dan bentuk badan usaha tertentu,
    seperti PT dan Yayasan harus disahkan oleh Departemen Kehakiman
    •Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
    •Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
    Di samping dokumen di atas, perusahaan juga perlu memiliki ijin-ijin tertentu, yaitu
    •Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Departemen
    Perdagangan
    •Surat Ijin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Departemen Perindustrian
    •Ijin domisili, diperoleh melalui kelurahan setempat
    •Ijin mendirikan bangunan (IMB), diperoleh melalui pemerintah daerah setempat
    •Ijin gangguan, diperoleh melalui kelurahan setempat
    Selain itu juga dibutuhkan beberapa dokumen penting lainnya, antara lain:
    •Bukti diri (KTP/SIM)
    •Sertifikat tanah
    •Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)
    2. Aspek Pasar dan Pemasaran
    Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas. Dalam aspek
    pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dijabarkan adalah;
    •Ada-tidaknya pasar (konsumen)
    •Seberapa besar pasar yang ada
    •Peta kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis
    •Perilaku konsumen
    •Strategi yang dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut pasar
    yang ada.
    Untuk mengetahui ada-tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar, serta perilaku
    konsumen, maka perlu dilakukan riset pasar, dengan cara:
    •Melakukan survey dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat kondisi pasar
    yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah pembeli dan pesaing.
    •Melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dianggap memegang
    peranan. Dalam hal ini melakukan wawancara kepada pesaing secara diamdiam.
    •Menyebarkan kuesioner ke berbagai calon konsumen untuk mengetahui
    keinginan dan kebutuhan konsumen saat ini. Dalam hal ini untuk mengetahui
    jumlah konsumen, daya beli dan selera.
    •Menawarkan produk dengan pemasangan iklan, seolah-olah produknya sudah
    ada. Dalam hal ini untuk melihat respon konsumen, waluapun produknya harus
    pesan terlebih dahulu.
    Perlu diketahui bahwa, di dalam pasar, sebesanrnya dapat dibagi menjadi 2
    kelompok pasar, yaitu:
    •Pasar nyata: sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan dan
    akses pada suatu produk tertentu
    •Pasar potensial: sekumpulan konsumen yang memiliki minat terhadap suatu
    produk, tetapi belum didukung oleh akses dan pendapatan. Namun suatu saat,
    apabila telah memiliki pendapatan dan akses, mereka akan membeli.
    Setelah diketahui pasar dan potensinya, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
    strategi pemasaran, yang meliputi:
    •Strategi produk
    •Strategi harga
    •Strategi lokasi dan distribusi
    •Strategi promosi
    3. Aspek Keuangan
    Dalam aspek keuangan, hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah investasi,
    biaya-biaya dan pendapatan yang akan diperoleh.
    Besarnya investasi berarti jumlah dana yang dibutuhkan, baik untuk modal investasi
    pembelian aktiva tetap maupun modal kerja, selain itu juga biaya-biaya yang
    diperlukan selama umur investasi dan pendapatan.
    Untuk dapat melakukan penilaian investasi, maka sebuah perusahaan harus
    memubuat laporan keuangan. Adapun fungsi laporan keuangan, secara umum
    adalah:
    •Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva
    •Memberikan informasi tentang jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban dan
    jumlah modal
    •Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapat
    yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan
    •Memberikan informasi tentang jumlah biaya yang dikeluarkan berikt jenis-jenis
    biaya dalam periode tertentu
    •Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
    aktiva , kewajiban dan modal di dalam suatu perusahaan
    •Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari
    hasil-hasil laporan keuangan yang disajikan.
    4. Aspek Teknik/Operasi
    Dalam aspek teknis atau operasi, hal-hal yang perlu digambarkan adalah:
    •Lokasi usaha
    Lokasi merupakan tempat melayani konsumen. Dengan demikian, maka perlu
    dicari lokasi yang tepat sebagai tempat usaha, karena akan memberikan
    keuntungan sebagai berikut:
    Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan
    Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan, baik jumlah
    dan kualitasnya
    Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam
    jumlah yang diinginkan secara terus-menerus
    Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha karena biasanya sudah
    diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu
    Memiliki nilai atau harga ekonomi yang lebih tinggi di masa yang akan
    datang
    Meminimalkan terjadinya konflik, terutama dengan masyarakat dan
    pemerintah setempat
    •Penentuan layout/tata letak
    Penentuan layout perlu dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan
    faktor keamanan, kenyamanan, keindahan, efisiensi, biaya, fleksibilitas.
    Dengan pertimbangan di atas, maka akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:
    Ruang gerak untuk beraktivitas dan pemeliharaan memadai. Artinya suatu
    ruangan didesain sedemikian rupa, sehingga tidak terkesan sumpek.
    Kemudian layout juga harus memudahkan untuk melakukan pemeliharaan
    ruangan atau gedung.
    Pemakaian ruangan menjadi efisien. Artinya pemakaian ruangan harus
    dilakukan secara optimal, jangan sampai ada ruangan yang menganggur atau
    tidak terpakai karena hal ini akan menimbulkan biaya bagi perusahaan.
    Aliran material menjadi lancar. Artinya jika layout dibuat secara benar,
    maka produksi menjadi tepat waktu dan tepat sasaran.
    Layout yang tepat memberikan keindahan, kenyamanan, kesehatan dan
    keselamatan kerja yang lebih baik, sehingga memberikan motivasi yang
    tinggi kepada karyawan. Di samping itu, pelanggan pun betah untuk
    bertransaksi atau berurusan dengan perusahaan.
    •Teknologi yang digunakan
    Teknologi yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini
    dan yang akan datang, serta harus disesuaikan dengan luas produksi, supaya
    tidak terjadi kelebihan kapasitas.
    •Volume produksi
    Volume produksi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan,
    sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan kapasitas. Volume operasi
    yang berlebihan akan menimbulkan masalah dalam penyimpanan, sedangkan
    volume produksi yang kurang akan menyebabkan hilangnya pelanggan.
    •Bahan baku dan bahan penolong
    Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus
    cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan volume produksi.
    •Tenaga kerja
    Meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan kualifikasi yang sesuai
    dengan pekerjaan yang ada agar penyelesaian pekerjaan bisa lebih cepat, tepat
    dan hemat.
    5. Aspek Ekonomi Sosial
    Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh
    yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama
    terhadap ekonomi secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara
    keseluruhan.
    Dampak ekonomi meliputi:
    •Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di pabrik maupun
    masyarakat yang di luar pabrik
    •Peningkatan pendapatan masyarakat
    Demikian pula, perusahaan perlu mencamtumkan dampak sosial yang ada dalam
    hasil penelitian. Dampak sosial yang muncul akibat adanya usaha berupa
    tersedianya sarana dan prasarana, antara lain:
    •Pembangunan jalan
    •Penerangan
    •Sarana telepon
    •Sarana air minum
    6. Aspek Dampak Lingkungan
    Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat
    ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan memiliki dampak yang sangat besar
    terhadap lingkungan di sekitarnya, antara lain:
    •Dampak terhadap air
    •Dampak terhadap tanah
    •Dampak terhadap udara
    •Dampak terhadap kesehatan manusia
    Pada akhirnya pendirian usaha akan berdampak terhadap kehidupan fisik, flora dan
    fauna yangada di sekitar usaha secara keseluruhan.

    • Tolong diperjelas unit usaha apa yang dianalisis studi kelayakannya. Tugas yang saudara buat masih bersifat studi kelayakan umum. Silahkan diperbaiki dan disesuaikan dengan semua aspek yang terdapat dalam studi kelayakan usaha. Terima Kasih

  4. Nama : Riska Novalia
    Nim : po.71.20.0.09.1957
    Tingkat : III B
    Sumber : /webcache.googleusercontent.com/

    ANALISIS KELAYAKAN USAHA PONTI SEGAR,
    DISTRIBUTOR AIR MINUM KEMASAN BERBAGAI MEREK

    Profil Perusahaan
    Pada tanggal 30 April 2007 Bapak Isnaini membentuk sebuah usaha yang bernama Ponti Persada yang kini dikenal dengan nama Ponti Segar. Kios Bapak Isnaini berukuran 4×4 m dan beralamat di Jl. Babakan Raya Kampus IPB Darmaga, No. 22-23. Ponti Segar merupakan agen air minum kemasan segala merek. Usahanya telah berjalan sekitar dua tahun.
    Visi perusahaan Ponti Segar adalah menjadi distributor air minum terbesar di Bogor dengan menyediakan produk berkualitas. Misinya adalah meningkatkan
    kualitas hidup yang sehat terutama bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar.

    I. Aspek Pasar dan Bauran Pemasaran
    Gambaran Umum Pasar
    Produk yang dipasarkan adalah: air mineral kemasan galon, gelas, dan botol, serta minuman kemasan berbagai rasa dan merek. Ponti Segar mampu memenuhi kebutuhan pasar untuk air minum galon sekitar 40% dan untuk air minum kemasan gelas dan botol sekitar 28,5% serta minuman lain sekitar 50%.
    a. Aspek Pasar
    • Segmentation (Segmentasi)
    Segmentasi dari Ponti Segar adalah produk yang bisa dinikmati oleh semua usia dan semua kalangan, baik atas, menengah, maupun bawah.
    • Targeting (Target)
    Target pasar Ponti Segar adalah mahasiswa dan masyarakat di sekitar kampus.
    • Positioning (Penempatan)
    Ponti Segar berusaha untuk memposisikan produknya sebagai produk yang berkualitas, terjamin, dan sehat.

    b. Bauran Pemasaran
    • Place (Saluran distribusi)
    Jalan Babakan Raya merupakan lokasi strategis bagi usaha Ponti Segar karena dekat dengan wilayah pemasarannya, yaitu di sekitar Desa Babakan-Darmaga.
    • Promotion (Promosi)
    Promosi dilakukan dengan cara menjadi sponsor kegiatan mahasiswa serta melalui brosur, pemberian stiker, dan sebagainya.
    • Product (Produk)
    Adapun produk yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
    Tabel 1. Daftar Produk Ponti Segar
    No Nama Barang Harga Jual
    1 2 Tang 1500 ml Rp 28.000,-
    2 Prim-a 330 ml Rp 21.000,-
    3 2 Tang 600 ml Rp 28.000,-
    4 2 Tang gelas Rp 16.000,-
    5 Aquasis Rp 13.500,-
    6 Ale-ale Rp 15.000,-
    7 Topqua gelas Rp 13.000,
    8 Prim-a gelas Rp 15.000,-
    9 Prim-a 600 ml Rp 22.000,-
    10 Aqua 600 ml Rp 32.000,-
    11 Aqua gallon Rp 13.000,-
    12 Aqua gelas Rp 18.000,-
    13 Asem Jawa Rp 15.000,-
    14 Coca-cola Rp 31.000,-
    15 FN (soda) Rp 33.000,-
    16 Fresh Tea Rp 30.000,-
    17 Fruit Tea Rp 30.000,-
    18 Fruitamin Rp 15.000,-
    19 Frutang Rp 15.000,-
    20 Galon Kosong Rp 38.000,-
    21 Teh Kotak Rp 43.000,-
    22 Mountea Rp 18.000,-
    23 Nu Green Tea 330 ml Rp 55.000,-
    • Price (Harga)
    Harga yang ditetapkan adalah harga yang wajar dan terjangkau bagi konsumen
    namun tetap mampu bersaing dengan pelaku usaha produk sejenis lainnya.

    II. Aspek Teknis dan Teknologi
    Arus Masuk Barang ke Ponti Segar
    Daftar Supplier Ponti Segar
    Produk
    Distributor
    Intensitas Pengiriman
    dan Jumlah Barang
    Aqua Galon • PT Tirta Maluku (Jalan
    Semeru Merdeka)
    • Distributor lain
    Tergantung pesanan Ponti Segar dan stok
    yang ada. Pengiriman barang setiap 2 hari
    sekali, sebanyak 80 buah.
    Teh Botol
    • PT Sosro (komplek
    Yasmin)
    • Rizki Varia (Ciomas)
    Sesuai dengan pesanan Ponti Segar,
    dikirim setiap 1 minggu sekali. Jumlah
    barang yang dipesan sekitar 20 krat.
    Prim-a,
    Coca-cola
    PT Barokah
    Sesuai dengan pesanan Ponti Segar,
    dikirim 3x seminggu sekitar 20 krat.
    Minuman
    cup
    PJ Kartika Leuwiliang
    Sesuai pesanan Ponti Segar, dikirim seminggu sekali, 50 kardus/bulan.
    Aquasis
    PJ Santosa Seafor
    Sesuai pesanan Ponti Segar, dikirim seminggu sekali, 30 kardus/bulan.
    Teknologi
    Teknologi yang diterapkan Ponti Segar belum tergolong modern, yakni 1 unit sepeda motor dan 1 unit trolly. Pembukuan dilakukan secara sederhana, tidak menggunakan komputer, hanya menggunakan buku catatan keluar masuk barang.
    Tempat
    Alasan pemilihan lokasi usaha Ponti Segar di Jalan Babakan Raya adalah karena lokasinya yang strategis, dekat dengan konsumen sehingga mampu menghemat biaya operasional. Kios Ponti Segar yang berukuran 4×4 m dirasa kurang luas karena terdapat space penjualan ringtone yang disewakan.
    Desain Tempat Ponti Segar
    Keterangan:
    1. Kamar Mandi
    2. Tumpukan air kemasan dalam kardus
    3. Tumpukan air galon
    4. Bagian atas terdapat tumpukan kardus minuman
    gelas & bagian bawah krat minuman botol
    5. Box penjual Ringtone
    6. Tumpukan krat minuman botol

    III. Aspek Manajemen
    Ponti Segar memiliki dua orang pekerja. Belum adanya spesialisasi kerja, menyebabkan para karyawan melakukan dua jenis pekerjaan yaitu pengiriman dan pembukuan. Bahkan pemilik usaha terkadang ikut mengantarkan barang pesanan langsung kepada konsumen. Jam kerja Ponti Segar berkisar antara 7 hingga 12 jam sehari. Insentif karyawan adalah sebesar Rp 450.000,- ditambah uang makan. Supplier Ponti Segar terdiri dari distributor tetap dan tidak tetap.

    IV. Aspek Legal
    1. Legalitas Tempat Usaha
    Lahan tempat usaha adalah milik IPB sehingga setiap hari dikenakan retribusi.
    2. Legalitas Usaha
    Ponti Segar merupakan usaha yang legal karena usaha tersebut telah terdaftar
    dengan Nomor Pokok Wajib Pajak 02.405.825.7-404.000.
    3. Legalitas Karyawan
    Karyawan yang bekerja memiliki identitas yang jelas dan tidak memiliki
    riwayat hidup yang buruk artinya tidak pernah terlibat kejahatan.
    4. Legalitas Produk
    Produk yang ditawarkan merupakan produk legal, halal, dan higienis karena
    produk tersebut dipesan dari distributor yang jelas dan memiliki izin usaha.

    V. Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan
    Aspek Ekonomi
    Di lihat dari aspek ekonomi Ponti Segar mampu menyerap pengangguran, karena mempekerjakan dua orang karyawan. Selain itu, Ponti Segar juga ikut meningkatkan pendapatan daerah melalui retribusi.
    Aspek Sosial
    Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh Ponti Segar meliputi: membuka lapangan kerja baru, meningkatkan mutu hidup, dan memberikan pengaruh positif kepada masyarakat.
    Aspek Lingkungan
    Keberadaan Ponti Segar sendiri tidak mengganggu lingkungan sekitar, karena usahanya tidak membuang limbah dan merusak lingkungan.
    Analisis Kriteria Kelayakan Finansial
    Kriteria kelayakan finansial meliputi:
    1. Inflow
    Terdiri dari: nilai penjualan total selama 4 bulan, nilai penyewaan toko sekitar
    Rp 400.000-500.000 per bulan, dan grant (bantuan) dari kakak kandung
    pemilik sebagai modal awal usaha yang besarnya Rp 8.000.000,-. Pada
    caturwulan kedua didapat bantuan modal sebesar Rp 6.000.000,-.
    2. Outflow
    Terdiri dari: investasi berupa bangunan toko senilai Rp 20.000.000,- dan biaya
    retribusi sebesar Rp 12.000,-. Dalam analisis ini, investasi berupa alat
    transportasi yaitu motor menjadi patokan umur ekonomis usaha, yaitu lima
    tahun. Investasi lainnya adalah dispenser dan meja penyangga tempat
    penyimpanan barang. Biaya operasional terdiri dari: biaya pembelian barang
    dagang yang setiap empat bulan sekali diperkirakan mengalami peningkatan
    sebesar 2% dari caturwulan sebelumnya, biaya tenaga kerja, dan biaya rutin
    lainnya seperti biaya listrik, air, dan perawatan motor.
    3. Net Benefit (manfaat bersih tambahan)
    Pada tahun pertama, net benefit bersifat negatif yaitu sebesar Rp 22.933.000,-.
    Pada tahun kedua usaha tersebut sudah mulai menghasilkan net benefit positif
    sebesar Rp 3.467.881,- dan caturwulan berikutnya dihasilkan keuntungan
    yang semakin tinggi dengan asumsi peningkatan jumlah barang yang dijual
    sebesar 4% dari nilai caturwulan sebelumnya, kecuali pada caturwulan tiga
    dimana nilai net benefit bernilai negatif dikarenakan adanya nilai pembayaran
    pinjaman dan pajak penghasilan yang cukup besar.

  5. NAMA : NELLY HANDAYANI
    NIM : 71.20.0.09.1939

    STUDY KELAYAKAN BISNIS USAHA PONTI SEGAR, DISTRIBUTOR AIR MINUM KEMASAN BERBAGAI MEREK

    Aspek Pasar dan Bauran Pemasaran
    Gambaran Umum Pasar
    Produk yang dipasarkan adalah: air mineral kemasan galon, gelas, dan botol, serta minuman kemasan berbagai rasa dan merek. Ponti Segar mampu memenuhi kebutuhan pasar untuk air minum galon sekitar 40% dan untuk air minum kemasan gelas dan botol sekitar 28,5% serta minuman lain sekitar 50%.
    Aspek Pasar
    • Segmentation (Segmentasi)
    Segmentasi dari Ponti Segar adalah produk yang bisa dinikmati oleh semua usia dan semua kalangan, baik atas, menengah, maupun bawah.
    • Targeting (Target)
    Target pasar Ponti Segar adalah mahasiswa dan masyarakat di sekitar kampus.
    • Positioning (Penempatan)
    Ponti Segar berusaha untuk memposisikan produknya sebagai produk yang berkualitas, terjamin, dan sehat. Bauran Pemasaran
    • Place (Saluran distribusi)
    Jalan Babakan Raya merupakan lokasi strategis bagi usaha Ponti Segar karena dekat dengan wilayah pemasarannya, yaitu di sekitar Desa Babakan-Darmaga.
    • Promotion (Promosi)
    Promosi dilakukan dengan cara menjadi sponsor kegiatan mahasiswa serta melalui brosur, pemberian stiker, dan sebagainya.
    • Product (Produk)
    Adapun produk yg ditawarkan yaitu prima gelas, prima 600 ml, galon aqua dsg.

    Aspek teknis dan teknologi
    Teknologi
    Teknologi yang diterapkan Ponti Segar belum tergolong modern, yakni 1 unit sepeda motor dan 1 unit trolly. Pembukuan dilakukan secara sederhana, tidak menggunakan komputer, hanya menggunakan buku catatan keluar masuk barang.
    Tempat
    Alasan pemilihan lokasi usaha Ponti Segar di Jalan Babakan Raya adalah karena lokasinya yang strategis, dekat dengan konsumen sehingga mampu menghemat biaya operasional. Kios Ponti Segar yang berukuran 4×4 m2 dirasa kurang luas karena terdapat space penjualan ringtone yang disewakan. Gambar 2. Desain Tempat Ponti Segar

    Aspek Hukum
    1. Legalitas Tempat Usaha
    Lahan tempat usaha adalah milik IPB sehingga setiap hari dikenakan retribusi.
    2. Legalitas Usaha
    Ponti Segar merupakan usaha yang legal karena usaha tersebut telah terdaftar dengan Nomor Pokok Wajib Pajak 02.405.825.7-404.000.
    3. Legalitas Karyawan
    Karyawan yang bekerja memiliki identitas yang jelas dan tidak memiliki riwayat hidup yang buruk artinya tidak pernah terlibat kejahatan.
    4. Legalitas Produk
    Produk yang ditawarkan merupakan produk legal, halal, dan higienis karena produk tersebut dipesan dari distributor yang jelas dan memiliki izin usaha.

    Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan
    Aspek Ekonomi
    Di lihat dari aspek ekonomi Ponti Segar mampu menyerap pengangguran, karena mempekerjakan dua orang karyawan. Selain itu, Ponti Segar juga ikut meningkatkan pendapatan daerah melalui retribusi.
    Aspek Sosial
    Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh Ponti Segar meliputi: membuka lapangan kerja baru, meningkatkan mutu hidup, dan memberikan pengaruh positif kepada masyarakat.
    Aspek Lingkungan
    Keberadaan Ponti Segar sendiri tidak mengganggu lingkungan sekitar, karena usahanya tidak membuang limbah dan merusak lingkungan.

    Aspek Analisis Kriteria Kelayakan Finansial
    Kriteria kelayakan finansial meliputi:
    1. Inflow
    Terdiri dari: nilai penjualan total selama 4 bulan, nilai penyewaan toko sekitar Rp 400.000-500.000 per bulan, dan grant (bantuan) dari kakak kandung pemilik sebagai modal awal usaha yang besarnya Rp 8.000.000,-. Pada caturwulan kedua didapat bantuan modal sebesar Rp 6.000.000,-.
    2. Outflow
    penyimpanan barang. Biaya operasional terdiri dari: biaya pembelian barang dagang yang setiap empat bulan sekali diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 2% dari caturwulan sebelumnya, biaya tenaga kerja, dan biaya rutin lainnya seperti biaya listrik, air, dan perawatan motor.
    3. Net Benefit (manfaat bersih tambahan
    Pada tahun pertama, net benefit bersifat negatif yaitu sebesar Rp 22.933.000,-. Pada tahun kedua usaha tersebut sudah mulai menghasilkan net benefit positif sebesar Rp 3.467.881,- dan caturwulan berikutnya dihasilkan keuntungan yang semakin tinggi dengan asumsi peningkatan jumlah barang yang dijual sebesar 4% dari nilai caturwulan sebelumnya, kecuali pada caturwulan tiga dimana nilai net benefit bernilai negatif dikarenakan adanya nilai pembayaran pinjaman dan pajak penghasilan yang cukup besar.

    Aspek Manajement
    Ponti Segar memiliki dua orang pekerja. Belum adanya spesialisasi kerja, menyebabkan para karyawan melakukan dua jenis pekerjaan yaitu pengiriman dan pembukuan. Bahkan pemilik usaha terkadang ikut mengantarkan barang pesanan langsung kepada konsumen. Jam kerja Ponti Segar berkisar antara 7 hingga 12 jam sehari. Insentif karyawan adalah sebesar Rp 450.000,- ditambah uang makan. Supplier Ponti Segar terdiri dari distributor tetap dan tidak tetap.

  6. Tugas Analisis Kelayakan diterima paling lambat hari Minggu 20 November 2011 pukul 24.00. Mohon diingat bahwa analisis kelayakan usaha yang dibuat harus mencantumkan nama usaha apa yang dianalisis. Aspek-aspek yang dianalisis disesuaikan dengan aspek yang terdapat dalam handout studi kelayakan. Terima kasih

  7. Nama : Dini alvionita
    Nim : PO.20.0.09.1907
    Tingkat :III B

    Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Studi_kelayakan_bisnis

    Studi kelayakan bisnis

    Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll.

    Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut diatas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.

    Dan studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.

    PENGERTIAN

    Jadi pengertian studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan.

    RUANG LINGKUP

    Aspek yang terdapat pada studi kelayakan proyek atau bisnis yang terdiri dari berbagai aspek yang sudah disebutkan di atas antara lain :

    1. Aspek hukum

    Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :

    a. Perijinan :

    i) Izin lokasi :

    • sertifikat (akte tanah),

    • bukti pembayaran PBB yang terakhir,

    • rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan

    ii) Izin usaha :

    • Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya.

    • NPWP (nomor pokok wajib pajak)

    • Surat tanda daftar perusahaan

    • Surat izin tempat usaha dari pemda setempat

    • Surat tanda rekanan dari pemda setempat

    • SIUP setempat

    • Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan

    2. Aspek sosial ekonomi dan budaya

    Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut :

    a. Dari sisi budaya

    Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.

    b. Dari sudut ekonomi

    Apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.

    c. Dan dari segi sosial

    Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalulintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat.

    Untuk mendapatkan itu semua dengan cara wawancara, kuesioner, dokumen, dll. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.

    3. Aspek pasar dan pemasaran

    Berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek tersebut :

    • Potensi pasar

    • Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli.

    Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk :

    • Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.

    • Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.

    4. Aspek teknis dan teknologi

    Berkaitan dengan pemilihan lokasi peroyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.

    5. Aspek manajemen

    Berkaitan dengan manajemen pembangunan proyek dan operasionalnya.

    6. Aspek keuangan

    Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

    • tugas yang saudara buat masih bersifat umum. Yang saya maksudkan dalam tugas ini adalah ambil satu contoh usaha yg ada dan dianalisis studi kelayakannya sesuai dengan aspek yang saudara jabarkan diatas. Ada 3 org mhs yg sudah sesuai dg tugas yg saya berikan. Terima kasih

  8. Nama : Dini Alvionita
    Nim : PO.20.0.09.1907
    Tingkat :III B

    PERBAIKAN

    Sumber : http://ahdasaifulaziz.blogspot.com/2011/06/studi-kelayakan-bisnis-fotocopy-mantab.html

    STUDI KELAYAKAN BISNIS “FOTOCOPY MANTAB JAYA”

    Dalam dunia bisnis di masa sekarang ini, akan dapat dirasakan bahwa semakin bergerak ke arah perkembangan dan kemajuan yang pesat melewati batas ruang, gerak, dan waktu. Di lain pihak, gelombang globalisasi semakin tak terbendung, sehingga menyebabkan manusia berlomba-lomba untuk bersaing dalam berbagai bidang, terutama dalam dunia bisnis. Paduan dari kedua hal tersebut adalah adanya usaha-usaha manusia untuk bersaing dan saling mempengaruhi dalam berbagai bidang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan globalisasi. Oleh karena itu, manusia berusaha dan terus mencoba untuk menciptakan sesuatu yang mampu menguasai dunia bisnis.
    Berdasarkan paduan tersebut, maka manusia-manusia berusaha untuk menerapkan dan mengimplementasikan persaingan tersebut dalam suatu bentuk usaha, baik secara individu maupun secara berkelompok. Bentuk usaha tersebut disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Salah satu bentuk usaha tersebut adalah dengan mendirikan perusahaan (berbisnis), yang dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan / atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya.
    Dalam suatu perekonomian yang kompleks seperti sekarang ini, orang harus mau menghadapi tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal, dan manajemen secara baik sebelum memasarkan suatu produk. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengembangan usaha hendaknya dilakukan suatu kajian yang cukup mendalam dan komprehensif untuk mengetahui layak tidaknya usaha tersebut. Adapun salah satu alternatif usaha yang kami rasa memenuhi standar kelayakan bisnis adalah usaha fotokopi, penjilidan, printing, ketik, dan laminating. Kami mengangkat usaha ini dikarenakan cukup menjanjikan, terutama karena letaknya yang sangat strategis, yaitu di areal kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sehingga memudahkan kalangan mahasiswa, di mana mereka sebagai target utama usaha ini. Oleh karena itu, kami akan mencoba menganalisis usaha ini dari beberapa aspek Studi Kelayakan Bisnis yang akan dipaparkan dalam pembahasan berikut ini.

    ANALISIS ASPEK HUKUM
    A. Jenis Badan Hukum Usaha
    Usaha fotocopy ini merupakan kelompok usaha kecil, bisa juga dikatakan dalam bentuk perusahaan perseorangan. Untuk mendirikan usaha fotocopy ini tidak memerlukan persyaratan khusus, sebagaimana bentuk badan hukum lainnya. Pendirian usaha fotocopy ini tidak memerlukan modal besar. Pendiriannya mudah dan tidak diperlukan organisasi besar, tetapi cukup dengan organisasi dan manajemen yang sederhana.

    B. Jenis-jenis Izin Usaha “Fotocopy Mantab Jaya”
    1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
    2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
    3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
    4. Izin domisili
    5. Izin gangguan
    6. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

    ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

    Salah satu aspek rencana bisnis yang perlu dikaji kelayakannya adalah aspek pasar dan pemasaran. Jika pasar yang akan dituju tidak jelas, prospek bisnis ke depan pun tidak jelas, maka resiko kegagalan bisnis menjadi besar. Oleh karena itu, sebelum menggarap bisnis hendaknya dilakukan terlebih dahulu analisis terhadap pasar potensial yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Setelah ditemukan pasar potensial dan masih terbukanya peluang untuk mengembangkan bisnis tersebut, maka dapat dilakukan analisis terhadap aspek-aspek bisnis yang lainnya.
    Kami memilih untuk mengangkat usaha fotokopi sebagai salah satu usaha yang memenuhi standar kelayakan bisnis dan dianggap cukup menjanjikan dikarenakan kalangan mahasiswa membutuhkan jasa fotokopi untuk menunjang aktivitas perkuliahannya. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa sendiri menyadari betapa pentingnya usaha fotokopi ini. Pada kesempatan ini, kami ingin mencoba mendirikan usaha fotokopi yang letaknya berada di belakang kampus UIN Maliki Malang. Penjelasan lebih lanjut mengenai aspek pasar dan pemasaran adalah sebagai berikut :

    1. Peluang Pasar
    a. Fotokopi, penjilidan, printing, ketik, dan laminating merupakan aktivitas yang dekat dengan mahasiswa dan memang dibutuhkan mahasiswa untuk menunjang kegiatan perkuliahannya, sehingga kebutuhan mahasiswa akan usaha ini cukup tinggi.
    b. Usaha fotokopi ini diberi nama “Fotocopy Mantab Jaya” yang cukup mudah dilafalkan, mudah diingat dan mempunyai nilai keunikan tersendiri. Kata “mantab” di sini diartikan bahwa segala sesuatu yang dikerjakan di tempat fotocopy ini sesuai dengan yang diharapkan konsumen, dan tepat baik dari segi waktu dan permintaan (kami benar-benar mengedepankan profesionalisme kerja yang tinggi). Dan kata “jaya” di sini diartikan bahwa usaha ini bisa terus eksis, berkembang menjadi besar dan lancar dalam usahanya. Sehingga, diharapkan nama ini bisa memberikan keuntungan (hoki) sehingga usaha fotokopi ini bisa berkembang dan menghasilkan banyak keuntungan.
    c. “Fotocopy Mantab Jaya” terletak di Jalan Sunan Kalijaga Dalam No. 89 yang letaknya berada di belakang kampus UIN Maliki Malang dan di kawasan kos-kosan para mahasiswa, sehingga mudah dikenali dan terjangkau dalam hal transportasi, karena sebagai jalur keluar masuk kampus dari pintu belakang.
    d. Umumnya di lokasi ini masih sedikit usaha yang sejenis dengan “Fotocopy Mantab Jaya”, sehingga masih memberikan peluang atau kesempatan yang lebih luas untuk menarik pelanggan. Atas dasar itulah, pemilik usaha berani membuka usaha yang sejenis karena dinilai permintaan akan adanya usaha ini lebih besar daripada penawaran yang telah tersedia di daerah tersebut.
    2. Proyeksi dan Permintaan Pasar
    a. “Fotocopy Mantab Jaya” didirikan untuk memenuhi permintaan para mahasiswa atas kebutuhan fotokopi, penjilidan, printing, ketik, dan laminating di mana mahasiswa sebagai target pasar utama dari usaha fotokopi ini. Jadi sasaran pasar usaha ini adalah para mahasiswa (sebagai segmen pasar yang akan dibidik oleh usaha ini).
    b. “Fotocopy Mantab Jaya” menyediakan berbagai jasa yang berhubungan dengan fotokopi dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan standar harga fotokopi di tempat-tempat lain, bahkan untuk beberapa jenis jasa ada yang harganya lebih murah bila dibandingkan dengan harga di tempat-tempat lain.
    c. “Fotocopy Mantab Jaya” menawarkan konsep tempat fotokopi yang nyaman, aman, dan profesional dalam bidangnya, sehingga para konsumen dapat dipastikan akan mendapatkan kualitas pelayanan yang maksimal dari usaha fotokopi ini. Untuk itu, “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai sebuah slogan untuk mendukung aspek pemasarannya yaitu “Kami Memberikan Yang Terbaik”.
    3. Persaingan Pasar
    a. Dikarenakan masih kurangnya usaha yang sejenis dalam wilayah tersebut sehingga pesaing di dalam pasar tidak berpengaruh cukup besar terhadap jalannya usaha fotokopi ini. Hal ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemilik usaha dengan mendirikan “Fotocopy Mantab Jaya”.
    b. Dengan sedikitnya pesaing maka secara tidak langsung akan mempengaruhi jumlah pendapatan dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi “Fotocopy Mantab Jaya”. Selain itu, hal ini juga akan membatasi peluang bisnis bagi pesaing-pesaing baru yang akan membuka usaha yang sejenis. Hal ini dikarenakan “Fotocopy Mantab Jaya” akan menjadi pusat / center baru dalam memenuhi kebutuhan pasar (konsumen) akan usaha fotokopi dan sekitarnya.
    4. Market Share
    Dengan adanya jasa fotokopi dan berbagai kelengkapan yang ditawarkan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”, maka hal ini merupakan modal utama untuk merebut pangsa pasar yang sebelumnya dikuasai oleh tempat-tempat lain ( para pesaing ). Selain itu, salah satu keunggulan dari “Fotocopy Mantab Jaya” adalah delivery service yaitu “Fotocopy Mantab Jaya” menyediakan jasa tambahan berupa pengambilan dan pengantaran materi yang akan dan sudah difotokopi, diprint, dijilid, maupun diketik.
    Dengan adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh “Fotocopy Mantab Jaya” ini, diharapkan akan mampu menyerap pangsa pasar para pesaing yang sudah ada / eksis lebih dahulu dan mampu menghasilkan market share yang menjanjikan hingga tahun-tahun mendatang. Untuk itu, “Fotocopy Mantab Jaya” terus berusaha memberikan pelayanan yang maksimal dan diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggan sehingga usaha fotokopi ini bisa tetap eksis dan berkembang.
    5. Variasi Jasa dan Harga
    Jasa-jasa yang telah ditawarkan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” terdiri dari berbagai macam spesifikasi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem harga yang jelas dan disesuaikan dengan standar tarif yang ada sehingga memudahkan para pelanggan dalam melakukan order. Variasi jasanya adalah sebagai berikut :
    a. Fotokopi
    – Kertas putih
    · Berat 60 gram : Rp 80 per lembar
    · Berat 70 gram : Rp 90 per lembar
    · Berat 80 gram : Rp 100 per lembar
    – Kertas buram : Rp 60 per lembar
    – Kertas warna : Rp 120 per lembar
    – Kertas transparan : Rp 1000 per lembar
    b. Print
    – Tinta hitam
    · Kertas putih : Rp 300 per lembar
    · Kertas buram : Rp 250 per lembar
    · Kertas warna : Rp 320 per lembar
    · Kertas transparan : Rp 1500 per lembar
    – Tinta warna
    · Kertas putih : Rp 1200 per lembar
    · Kertas buram : Rp 1000 per lembar
    · Kertas warna : Rp 1500 per lembar
    · Kertas transparan : Rp 2500 per lembar
    c. Jilid
    – Lakban soft cover : Rp 2000 per buku
    – Spiral hard cover : Rp 3000 per buku
    d. Ketik
    – Tanpa jangka waktu : Rp 2000 per lembar
    – Dengan jangka waktu : Rp 2500 per lembar
    e. Laminating : Rp 250 per cm
    f. Pressmika : Rp 250 per cm
    6. Promosi Pasar
    Promosi pasar (iklan) yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” adalah melalui :
    a. Selebaran
    Dengan menyebarkan iklan berupa lembaran-lembaran kertas tentang “Fotocopy Mantab Jaya”, maka diharapkan masyarakat tertarik mencoba dan menjadi pelanggan. Selebaran ini biasanya disebarkan di toko “Fotocopy Mantab Jaya” itu sendiri dan juga di lingkungan kampus UIN Maliki Malang.
    b. Pamflet
    “Fotocopy Mantab Jaya” membuat pamflet yang berukuran 1,5 m x 0,5 m dan dipasang persis di depan toko fotokopi, sehingga memudahkan masyarakat untuk menemukan lokasinya dan bisa menjadi salah satu alat untuk menarik perhatian masyarakat akan keberadaan “Fotocopy Mantab Jaya” tersebut.
    c. Dari mulut ke mulut
    Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sehingga paling sering dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” dan memang terbukti efektif untuk promosi.
    7. Saluran Distribusi
    “Fotocopy Mantab Jaya” menggunakan channel distribusi langsung yaitu dari produsen langsung kepada konsumen, sehingga memudahkan dalam melayani para pelanggan dan meninggalkan kesan terlalu rumit / ribet. Selain itu, “Fotocopy Mantab Jaya” menerima order 24 jam fullday service dan delivery service untuk order di atas jam 21.00 WIB. “Fotocopy Mantab Jaya” mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pelaksanaan usahanya. Salah satunya implementasi dan penerapannya adalah dengan cukup sms atau telpon dan memberitahukan nama-alamat ke nomor telpon yang tertera, order bisa diambilkan dan diantarkan. Untuk sementara waktu, layanan tersebut hanya dapat dinikmati untuk order minimal Rp 20.000.
    8. Segmentasi, Target, dan Posisi Pasar
    “Fotocopy Mantab Jaya” membuat segmentasi pasar yang ditujukan untuk semua kalangan masyarakat dan disesuaikan dengan daya beli masyarakat. Diharapkan segmen “Fotocopy Mantab Jaya” secara efektif dapat dicapai dan dilayani dengan maksimal. Karena ini adalah kegiatan bisnis dengan target pasar utama adalah kalangan mahasiswa, maka ditargetkan usaha fotokopi bisa memberikan keuntungan yang signifikan. “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha memposisikan dirinya dengan keunggulan kompetitif dalam produk, pelayanan, personil, dan citra / image yang positif baik di mata konsumen maupun pesaing. Salah satu caranya dengan memberikan nilai mutu dan pelayanan yang lebih baik daripada tawaran pesaing, sehingga “Fotocopy Mantab Jaya” dapat mencapai kinerja yang maksimal dan kepuasan konsumen / pelanggan yang terpenuhi.

    ASPEK PRODUKSI
    1. Lokasi Usaha
    Adapun lokasi yang dirasa cukup potensial / menjanjikan sebagai tempat didirikannya “Fotocopy Mantab Jaya” yaitu Jalan Sunan Kalijaga Dalam. Hal ini dikarenakan lokasi tersebut dinilai cukup strategis dan representatif karena lokasinya terletak di belakang kampus UIN Maliki Malang dan ditunjang lagi dengan keberadaannya di kawasan kos-kosan para mahasiswa, serta sebagai akses jalan keluar masuk para mahasiswa melewati pintu belakang kampus. Para mahasiswa dalam usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini berfungsi sebagai target pasar yang diutamakan.
    2. Luas Lahan
    Luas produksi “Fotocopy Mantab Jaya” meliputi sebuah bangunan yang lahannya tidak terlalu luas namun dinilai tetap representatif, yaitu berukuran 4 m x 4 m. Dikarenakan usaha ini merupakan jenis usaha kecil maka tidak diperlukan lahan produksi yang terlalu luas, namun diusahakan / dicoba untuk digunakan / ditata dengan sebaik-baiknya. Tetapi dengan luas produksi yang bisa dibilang tidak cukup luas ini, “Fotocopy Mantab Jaya” mengusahakan untuk mengoptimalkan manfaat dari bangunan tersebut. Hal itu dikarenakan bangunan yang digunakan ini memberlakukankan sistem sewa / kontrak tahunan dan dilakukan dengan tujuan untuk mendukung penjualan jasa yang ditawarkan dan sebagai salah satu investasi tetap usaha tersebut.
    3. Lay Out
    “Fotocopy Mantab Jaya” mengutamakan pelayanan kepada pelanggan agar merasa nyaman dan aman jika berada dalam lokasi tersebut. Oleh karena itu, lay out dirancang dengan serapi dan sebersih mungkin sehingga bisa memberikan kesan good looking dan interesting kepada para pelanggan. Sudah disadari bahwa lay out / keadaan lokasi merupakan salah satu faktor pendukung usahanya. Dengan demikian, konsumen / pelanggan akan merasa puas (satisfy) terhadap pelayanan “Fotocopy Mantab Jaya”.
    ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

    1. Teknologi Yang Digunakan
    Peralatan-peralatan yang digunakan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” terdiri dari berbagai spesifikasi antara lain adalah sebagai berikut :
    a. Mesin fotokopi 3 buah
    b. Mesin jilid 1 buah
    c. Mesin potong kertas 1 buah
    d. Mesin laminating 1 buah
    e. Mesin pressmika 1 buah
    f. Komputer 1 buah
    g. Printer 1 buah
    h. Scanner 1 buah
    Sedangkan berbagai macam bahan-bahan yang digunakan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” antara lain adalah sebagai berikut :
    a. Kertas putih berbagai ukuran, ketebalan, dan berat
    b. Kertas buram
    c. Kertas warna soft cover dan hard cover
    d. Kertas transparan
    e. Tinta hitam dan tinta warna
    f. Lakban dan spiral
    2. Pengadaan Bahan Baku / Material
    “Fotocopy Mantab Jaya” melakukan pengadaan bahan baku untuk fotokopi yang berasal dari bahan-bahan yang berkualitas dan terjamin kebersihannya. Bahan baku diambil langsung dari pemasok yang sudah berpengalaman dan mempunyai stok yang besar, sehingga terhindar dari kelangkaan bahan dan bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan bahan baku “Fotocopy Mantab Jaya”.
    3. Penjadwalan / Scheduling
    “Fotocopy Mantab Jaya” menentukan penjadwalan berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem full day. Untuk pelayanan toko, mulai buka pada jam 08.00 WIB dan tutup pada jam 21.00 WIB. Untuk pelayanan order, “Fotocopy Mantab Jaya” siap melayani selama 24 jam.
    4. Manajemen Persediaan
    “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai persediaan yang telah diatur seefektif dan seefisien mungkin sehingga dapat terpenuhi jika dibutuhkan sewaktu-waktu dan menghindari kenaikan harga bahan baku yang nantinya akan merugikan usaha tersebut. Misalnya, “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai persediaan bahan baku yang mencukupi kebutuhan 1 bulan yaitu kertas putih kurang lebih sebanyak 50 hingga 70 rim dan tinta hitam kira-kira sebanyak 8 suntikan. Dengan demikian, dapat mengantisipasi jika sewaktu-waktu “Fotocopy Mantab Jaya” mendapatkan order yang lebih banyak dari biasanya dan juga menghindari kekurangan bahan baku (kehabisan stok kertas).
    5. Kebutuhan Tenaga Kerja
    “Fotocopy Mantab Jaya” membutuhkan para tenaga kerja yang memiliki kompetensi, profesionalitas, loyalitas, dan mampu memberikan pelayanan (service) yang memuaskan konsumen. Untuk sementara ini, total karyawan yang dimiliki oleh “Fotocopy Mantab Jaya” adalah 4 orang karyawan dengan spesifikasinya adalah 3 orang yang bertugas untuk melayani kebutuhan konsumen dan 1 orang bekerja di bagian kasir pembayaran. Dengan komposisi karyawan sebagaimana di atas, diharapkan “Fotocopy Mantab Jaya” dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada para konsumen.

    ASPEK MANAJEMEN
    Dalam memulai usaha yang baru didirikan, maka tahap selanjutnya akan dapat ditindaklanjuti dengan melalui pembangunan proyek bisnis dan implementasi secara rutin. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu manajemen yang handal dalam melaksanakannya dan memiliki kemampuan untuk mengatur / memanage segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha tersebut, mulai dari aktivitas / kegiatan yang telah dilakukan, sedang dilakukan, maupun akan dilakukan oleh usaha tersebut. Dengan demikian, dapat digunakan pendekatan-pendekatan untuk mengkaji layak tidaknya bisnis tersebut dalam Studi Kelayakan Bisnis. Dalam penjelasan selanjutnya, akan dikemukakan 4 pendekatan strategis dalam aspek manajemen yang berlaku yaitu sebagai berikut :
    1. Perencanaan (Planning)
    Sisi Pendekatan Perencanaan
    “Fotocopy Mantab Jaya” menggunakan pendekatan kombinasi dalam pembuatan suatu perencanaan yaitu Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up) dengan prosentase yang relatif seimbang antara keduanya. Dengan pendekatan ini, diharapkan pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” dapat memberikan petunjuk perencanaan usaha secara garis besar kepada para karyawannya. Sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas para karyawan dengan tetap mematuhi aturan yang ada, sehingga tercipta hubungan komunikasi yang baik dan feedback yang seimbang antara pemilik dengan para karyawan.
    Sisi Jangka Waktu dan Tingkatan Manajemen
    Jika dilihat dari waktu yang digunakan untuk pengaplikasian suatu rencana usaha, “Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan Perencanaan Jangka Pendek dengan jangka waktu paling lama yaitu 1 tahun. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” membuat perencanaan yang terinci, terukur, konkret, dan tepat sasaran yang harus dicapai dalam jangka waktu pendek sehingga tidak salah dalam menerapkan strategi. Sedangkan dilihat dari sisi tingkatan manajemen, “Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan Perencanaan Operasional / Produksi yaitu lebih mengarah pada bidang fungsional usaha dalam melaksanakan kegiatan usahanya sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk memperjelas strategi usaha utama yang lebih spesifik dan konsisten, yang juga akan menentukan masa hidup / eksistensi dari “Fotocopy Mantab Jaya” di masa mendatang.
    Sisi Program Kerja
    “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha melaksanakan aktivitas produksi untuk mencapai target dan omzet yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam pemasarannya, “Fotocopy Mantab Jaya” merencanakan untuk memperluas area usaha hingga ke daerah kampus ITN Malang. Keuangan “Fotocopy Mantab Jaya” dirancang efektif dan efisien, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya deviasi/ penurunan biaya. “Fotocopy Mantab Jaya” memperkirakan penambahan jumlah karyawan di masa mendatang, sehingga akan dibutuhkan spesifikasi kerja (job spesification) yang jelas sedini mungkin.
    2. Pengorganisasian (Organizing)
    Langkah Pengorganisasian
    Tujuan utama usaha “Fotocopy Mantab Jaya” adalah mendapatkan keuntungan / laba / profit yang sebesar-besarnya dengan memberikan kepuasan maksimal kepada pelanggan. Jadi motivasi utama dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” adalah keuntungan. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” harus dapat melayani para konsumen / pelanggan dengan cara yang menguntungkan untuk kelangsungan hidup usaha tersebut dalam jangka panjang, selain juga harus selalu mengetahui kesempatan-kesempatan baru untuk memuaskan keinginan dan memenuhi kebutuhan pelanggan. “Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan koordinasi antar unit usaha sehingga tercipta pembagian kerja yang seimbang serta pelimpahan wewenang yang jelas dan tepat.
    Struktur Organisasi
    “Fotocopy Mantab Jaya” mengatur usaha dan sub unitnya agar sejalan dengan tujuan usaha, kemampuan sumber daya yang dimiliki, dan kondisi lingkungan usaha baik internal maupun eksternal. Struktur “Fotocopy Mantab Jaya” disusun secara sederhana, yaitu pemilik usaha berada di posisi paling atas, selaku pimpinan usaha tersebut. Lalu di bawahnya diikuti para karyawan selaku pelaksana di mana masing-masing karyawan melakukan aktivitas yang telah ditentukan.
    3. Pengarahan (Actuating)
    “Fotocopy Mantab Jaya” mengkaji Pengarahan dari sisi seperti : fungsi pengarahan yang harus terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria agar dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena itu, pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha menggunakan kekuasaan secara positif terutama dalam mengambil keputusan, sehingga dapat memberikan arahan dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan. Dengan pengarahan ini, diharapkan terjalin koordinasi yang baik antara pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” dengan karyawannya.
    4. Pengendalian (Controling)
    Pengendalian yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” untuk memastikan apakah aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan pelaporan pengawasan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan menjamin diberlakukannya tindakan korektif / perbaikan atas kesalahan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
    Metode pengawasan yang berlaku di “Fotocopy Mantab Jaya” bersifat fleksibel, dinamis, dan ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan implementasi solusi dan evaluasi. “Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan sistem pengendalian yang efektif yaitu akurat, tepat waktu, strategis, relistis, dan objektif. Dengan pengendalian ini, diharapkan “Fotocopy Mantab Jaya” mampu mengimplementasikan usaha secara layak dan mampu memuaskan pelanggan.

    ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
    Studi aspek sumber daya alam (SDM) bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau sebaliknya dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia. Rencana bisnis yang akan diimplementasikan melalui pembangunan proyek bisnis secara rutin memerlukan kelayakan aspek sumber daya manusianya. Keberadaan sumber daya manusia hendaknya dianalisis untuk mendapatkan jawaban apakah sumber daya alam yang diperlukan untuk pembangunan maupun pengimplementasian bisnis dapat dimiliki secara layak atau sebaliknya. Kajian aspek ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
    1. Perencanaan SDM
    Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis tergantung pada SDM yang solid. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk membangun sebuah tim kerja yang efektif dan selaras, dengan mengembangkan kemampuan teknis, strategis, dan manajerial bagi seluruh karyawannya, sehingga tercipta suatu kinerja tim yang handal dan dinamis.
    “Fotocopy Mantab Jaya” menyesuaikan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dengan rencana menyeluruh yang telah ditentukan, dengan meningkatkan pendayagunaan karyawan yang ada sekarang. Untuk sementara ini, “Fotocopy Mantab Jaya” mempekerjakan 4 karyawan dengan rincian 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Setiap karyawan sudah mempunyai spesifikasi kerjanya masing-masing, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kerjanya.
    2. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
    Setiap pekerjaan yang disusun dalam “Fotocopy Mantab Jaya” telah dianalisis oleh pemilik untuk dilaksanakan karyawan, sehingga menghindari missing work. “Fotocopy Mantab Jaya” mempekerjakan 4 orang dengan spesifikasinya adalah :
    a. 3 orang karyawan laki-laki bekerja melayani kebutuhan konsumen
    b. 1 orang karyawan perempuan bekerja sebagai kasir
    Dalam hal ini, “Fotocopy Mantab Jaya” lebih banyak memanfaatkan tenaga laki-laki untuk pekerjaan yang membutuhkan kecepatan dan fisik yang prima. Sedangkan karyawan perempuan, difokuskan pada pekerjaan yang membutuhkan ketelatenan dan keterampilan. Asal sumber tenaga kerja yaitu dari daerah sendiri (Malang). Hal ini dikarenakan “Fotocopy Mantab Jaya” ingin memberikan kesempatan / peluang kepada penduduk sekitar untuk memperoleh pekerjaan.
    Selain itu, juga dipikirkan untuk efisiensi dan efektivitas dalam hal biaya, waktu, dan tenaga kerja. Jika tenaga kerja berasal dari daerah sendiri, maka biasanya mudah dalam pengaturan jadwal / scheduling serta muncul rasa solidaritas yang tinggi dan keakraban karena berasal dari latar belakang daerah yang sama.
    3. Rekruitmen, Seleksi, dan Orientasi
    “Fotocopy Mantab Jaya” mencari karyawan yang disesuaikan dengan kebutuhan, dengan melakukan sistem rekruitmen yang jelas dan terbuka. “Fotocopy Mantab Jaya” mengusahakan untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan spesifikasi kerja yang telah ditentukan. Hal ini terutama diterapkan untuk karyawan yang bekerja melayani permintaan konsumen. Selanjutnya dalam proses seleksi, “Fotocopy Mantab Jaya” mengutamakan mereka-mereka yang dianggap paling tepat dengan kriteria yang telah ditetapkan dan jumlah yang dibutuhkan. Kemudian dilanjutkan dengan orientasi pada karyawan yang telah diterima, yang bertujuan untuk memperkenalkan karyawan kepada situasi, lingkungan, dan kelompok kerjanya, sehingga terjadi proses sosialisasi.

    4. Prestasi Kerja dan Kompensasi
    Hasil penilaian prestasi kerja karyawan ditentukan oleh kinerja yang telah dilaksanakan. Pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” menilai prestasi karyawan dengan menggunakan ukuran yang dapat diandalkan, praktis, dan memiliki standar. Untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, “Fotocopy Mantab Jaya” memberikan kompensasi sebagai balas jasa untuk kerja mereka baik imbalan yang bersifat finansial / langsung maupun nonfinansial / tidak langsung. Yang berhak mendapatkan kompensasi tambahan adalah karyawan yang mampu bekerja secara baik, memberikan pencapaian yang maksimal, dan mampu mencapai standar kerja yang telah ditentukan oleh pemilik “Fotocopy Mantab Jaya”.
    5. Keselamatan Kerja
    Pemilik “Fotocopy Mantab Jaya” memberikan pembinaan kepada karyawan untuk selalu meningkatkan kualitas keselamatan kerja dan kesehatan kerja. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan perilaku kerja yang aman, nyaman, tenang, dan mencegah kecelakaan. Hal ini dikarenakan dalam melakukan pekerjaan seringkali ditemukan resiko-resiko kerja yang telah disadari sebelumnya, tetapi kadang-kadang tidak diperhatikan dan diacuhkan saja oleh para tenaga kerja. Oleh karena itu, diberlakukan suatu standar keselamatan kerja yang perlu dan harus ditegakkan secara tegas untuk menghindari gangguan dan kecelakaan yang bisa terjadi sewaktu-waktu selama proses bekerja berlangsung. Sedangkan kesehatan kerja meliputi kesehatan kerja dan kesehatan mental, yang bisa saja terganggu karena adanya penyakit dan stres.
    Misalnya, para karyawan “Fotocopy Mantab Jaya” menggunakan pelindung tangan (hand skon) dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini untuk menghindari terjadinya goresan atau luka yang ditimbulkan akibat gesekan kertas atau alat-alat kerja lainnya, yang nantinya akan mengganggu dan menghambat kinerja para karyawan. Dengan adanya program keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang diterapkan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”, maka diharapkan para karyawan “Fotocopy Mantab Jaya” menjadi lebih produktif karena jarang tidak masuk kerja karena sakit atau mengalami kecelakaan kerja. Oleh karena itu, selalu diusahakan untuk menanamkan dan meyakinkan para karyawan untuk selalu memenuhi standar keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang telah ditentukan oleh sebelumnya, sehingga kinerja karyawan dapat maksimal.
    ASPEK KEUANGAN
    Studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek usaha, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana usaha yang dimaksud. Keuangan usaha dianalisis untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Karena “Fotocopy Mantab Jaya” merupakan usaha kecil maka aspek keuangannya pun dibuat secara sederhana dengan jumlah dana yang tidak terlalu besar.
    Selain itu, juga disusun laporan perubahan kas (cash flow statement) untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta mampu memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan darimana sumber-sumber kas tersebut dan penggunaannya. Berikut ini adalah lampiran tabel-tabel dan formula yang digunakan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” dalam aktivitas usahanya adalah :
    1. Hasil Analisis Aspek Pemasaran
    Tabel Prospek dan Hasil Penjualan Total

    NO ITEM TAHUN
    1 2 3
    1 Penjualan Rata-Rata Total
    ( ∑Q Total ) 1086 unit 1579 unit 2134 unit
    2 Harga per Unit Rp 2500 Rp 2800 Rp 3000
    3 Nilai ( 1 x 2 ) Rp 2.715.500 Rp 4.421.200 Rp 6.402.000

    Tabel Biaya-Biaya Pemasaran

    NO ITEM TAHUN
    1 2 3
    1 Biaya Angkut Rp 296.000 Rp 413.000 Rp 587.000
    2 Biaya Promosi Rp 75.000 Rp 100.000 Rp 125.000
    3 Lain-Lain Rp 31.600 Rp 58.900 Rp 74.200
    NILAI TOTAL Rp 402.600 Rp 571.900 Rp 786.200
    2. Hasil Analisis Aspek Produksi

    Tabel Estimasi Kebutuhan Aktiva Tetap dan Persiapan Studi Kelayakan

    NO ITEM NILAI
    1 Studi Awal ( riset pasar, survey pasar ) Rp 378.000
    2 Persiapan Awal ( modal awal ) Rp 2.500.000
    3 Tanah sewa ( 20 m2 ) –
    4 Gedung sewa ( 16 m2 ) –
    5 Mesin ( 5 unit ) Rp 3.642.000
    6 Kendaraan ( 1 buah ) Rp 9.710.000
    7 Aktiva Tetap Lainnya Rp 6.500.000
    NILAI TOTAL Rp 22.730.000

    Tabel Estimasi Biaya Produksi Per Unit Barang atau Jasa Yang Diproduksi

    NO ITEM JUMLAH
    1 Bahan Baku ( unit / gram ) Rp 80
    2 Bahan Pembantu ( unit / gram ) Rp 20
    3 Tenaga Kerja Langsung ( jam ) Rp 500
    4 Jam Mesin Langsung –
    5 Biaya Tak Langsung ( Biaya Overhead Pabrik ) :
    – Supervisi

    – Bungkus –
    – Listrik Rp 800
    – Air –
    – Penghapusan ( Penyusutan / Depresiasi ) Rp 650
    – Asuransi
    – Pemeliharaan –
    Rp 530
    NILAI TOTAL Rp 2.580

    Tabel Budget Produksi

    ITEM TAHUN
    1 2 3
    A. Jumlah Produksi
    1. Target jual 700 unit 900 unit 1200 unit
    2. Saldo akhir 53 unit 84 unit 102 unit
    3. Jumlah 1 + 2 753 unit 984 unit 1302 unit
    4. Saldo awal 49 unit 62 unit 95 unit
    5. Total produksi 802 unit 1046 unit 1397 unit
    B. Biaya Produksi
    1. Bahan baku Rp 264.160 Rp 313.500 Rp 340.800
    2. Bahan pembantu Rp 116.040 Rp 229.810 Rp 342.540
    3. Tenaga kerja langsung
    4. Biaya tak langsung :
    – Penghapusan
    – Pemeliharaan
    – Repair Rp 1.540.000

    Rp 51.000
    Rp 125.060
    Rp 270.000 Rp 1.850.000

    Rp 51.000
    Rp 213.000
    Rp 320.000 Rp 2.130.000

    Rp 51.000
    Rp 247.400
    Rp 410.000

    3. Hasil Analisis Cash Flow / Arus Kas

    NO KETERANGAN TAHUN
    1 2 3
    1 Kegiatan Operasional
    – Penjualan
    – Tenaga kerja
    – Bahan baku
    – Biaya overhead pabrik
    TOTAL
    Rp 2.715.500
    (Rp 1.540.000)
    (Rp 264.160)
    (Rp 446.060)
    Rp 465.280
    Rp 4.421.200
    (Rp 1.850.000)
    (Rp 313.500)
    (Rp 584.000)
    Rp 1.673.700
    Rp 6.402.000
    (Rp 2.600.000)
    (Rp 340.800)
    (Rp 708.400)
    Rp 2.752.800
    2 Kegiatan Investasi
    – Peralatan
    (Rp 309.000)
    (Rp 276.500)
    (Rp 219.400)
    3 Kegiatan Pembiayaan
    – Ekuitas ( modal sendiri )
    – Pinjam bank
    Rp 1.500.000
    Rp 5.000.000
    Rp 1.800.000
    Rp 5.000.000
    Rp 2.000.000
    Rp 5.000.000
    NET CASH FLOW Rp 6.656.280 Rp 8.197.200 Rp 9.533.400

    4. Laporan Laba Rugi
    Laporan proyeksi laba rugi “Fotocopy Mantab Jaya” selama 3 tahun adalah sebagai berikut :
    · Tahun 1 :
    Total pendapatan Rp 2.715.500
    Beban operasi (Rp 465.280)
    Laba sebelum pajak Rp 2.250.220
    Pajak 10% (Rp 225.022)
    Laba bersih Rp 2.025.198
    · Tahun 2 :
    Total pendapatan Rp 4.421.200
    Beban operasi (Rp 1.673.700)
    Laba sebelum pajak Rp 2.747.500
    Pajak 10 % (Rp 274.750)
    Laba bersih Rp 2.472.750
    · Tahun 3 :
    Total pendapatan Rp 6.402.000
    Beban operasi (Rp 2.752.800)
    Laba sebelum pajak Rp 3.649.200
    Pajak 10% (Rp 364.920)
    Laba bersih Rp 3.284.280

    5. Payback Period ( PP ) Dalam Rupiah
    Payback Period adalah periode pengembalian investasi atau periode yang dibutuhkan untuk mengembalikan suatu investasi yang dilakukan oleh suatu organisasi.
    Payback Period = Investasi Awal ( I0 )
    Net Cash Flow (NCF)

    Diketahui I0 = Rp 22.730.000

    TAHUN NCF
    1
    2
    3 Rp 6.656.280
    Rp 8.197.200
    Rp 9.533.400
    Total Rp 24.386.880
    I0 = Rp 22.730.000
    Tahun 1 = (Rp 6.656.280)
    Rp 16.073.720
    Tahun 2 = (Rp 8.197.200)
    Rp 7.876.520
    PP = Rp 7.876.520 x 12 bulan
    Rp 9.533.400
    = 9,9 bulan
    = 9 bulan 27 hari
    Total waktu = 2 tahun 9 bulan 27 hari
    Jadi investasi yang telah ditanamkan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” akan kembali dalam kurun waktu selama kurang lebih 2 tahun 9 bulan 27 hari.
    6. Net Present Value ( NPV )
    Net Present Value adalah nilai bersih sekarang dari arus kas atau selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang / saat ini dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
    NPV = – Io
    Diketahui I0 = Rp 22.730.000
    r = 6 %

    Tahun NCV PVIF 6 % PV
    1
    2
    3 Rp 6.656.280
    Rp 8.197.200
    Rp 9.533.400 0,9434
    0,8900
    0,8396 Rp 6.279.534,552
    Rp 7.295.508
    Rp 8.004.242,640
    TOTAL Rp 24.386.880 2,6730 Rp 23.579.285,190
    NPV = PV – I0
    = Rp 23.579.285,190 – Rp 22.730.000
    = Rp 849.285,190
    Jadi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” layak atau feasible untuk dilakukan karena menghasilkan arus kas bersih yang lebih besar dari investasi ( NPV > 0 ).
    7. Internal Rate Of Return ( IRR )
    Internal Rate Of Return adalah tingkat bunga yang menyamakan jumlah nilai sekarang (PV), arus kas sama dengan investasinya, dimana IRR ini merupakan metode yang melengkapi metode NPV dengan tingkat pengembalian internal.

    Dengan cara Trial and Error dengan tingkat bunga r = 11 %, maka didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut (dalam Rupiah) :
    6.656.280 + 8.197.200 + 9.533.400 – 22.730.000
    ( 1+ 0,11 )1 ( 1+ 0,11 )2 ( 1+ 0,11 )3

    6.656.280 + 8.197.200 + 9.533.400 – 22.730.000
    1,111 1,112 1,113

    6.656.280 + 8.197.200 + 9.533.400 – 22.730.000
    1,11 1,2321 1,367631

    = ( 6.480.000 + 7.710.000 + 8.540.000 ) – 22.730.000
    = 22.730.000 – 22.730.000
    = 0
    Maka hasil akhir adalah IRR = 11 % dengan COC = 6 %
    Jadi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” layak atau feasible untuk dilakukan karena Interest Rate of Return (IRR) > Cost Of Capital (COC).
    8. Profitability Index (PI)
    Profitability Index adalah metode pebghitungan dan penilaian investasi melalui perbandingan antara nilai sekarang (Present Value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
    PI =

    PI =
    = 1,037364
    Jadi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” termasuk layak atau feasible karena hasil perhitungan menunjukkan bahwa PI > 1.

    9. Break Event Point / BEP ( Analisis Peluang Pokok )
    BEP adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variable di dalam kegiatan usaha. Fix Cost (FC) meliputi biaya penyusutan, biaya gaji, dan biaya administrasi. Sedangkan Variable Cost (VC) meliputi ijin usaha, biaya promosi dan biaya lain-lain. Berikut ini akan disajikan perhitungan BEP rata-rata dari 3 tahun masa usaha “Fotocopy Mantab Jaya” adalah sebagai berikut :
    BEP rata-rata 3 tahun =
    =
    =
    =
    = Rp 7.355.553,304
    Jadi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” akan mengalami titik impas pada saat menghasilkan penjualan sebesar Rp 7.355.553,304 atau keuntungan akan tercapai pada saat penjualan di atas Rp 7.355.553,304

    ASPEK AMDAL
    1. Aspek Lingkungan Industri
    Aspek-aspek lingkungan luar perusahaan yang paling dekat adalah aspek lingkungan industri, dimana bisnis perusahaan tersebut berada. Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri manjadi perlu untuk dianalisis guna Studi Kelayakan Bisnis.
    Michael E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan pada 5 aspek utama (Lima Kekuatan Bersaing). Sedangkan R.E Freeman yang pendapatnya dikutip oleh Wheelen dan merekomendasikan aspek yang ke enam untuk melengkapinya. Keenam aspek utama yang menjadi pokok bahasan tersebut adalah sebagai berikut :
    · Ancaman masuk pendatang baru
    · Persaingan sesama perusahaan di dalam industrinya
    · Ancaman dari produk pengganti
    · Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers)
    · Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers)
    · Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya
    Selanjutnya, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai keenam aspek utama tersebut adalah sebagai berikut :
    a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
    Masuknya usaha “Fotocopy Mantab Jaya” sebagai pendatang baru akan menimbulkan implikasi bagi usaha-usaha yang sejenis dengan “Fotocopy Mantab Jaya” yang sudah ada sebelumnya, misalnya adalah :
    – Kapasitas produksi menjadi bertambah
    – Terjadinya perebutan pangsa pasar
    – Perebutan Sumber Daya Produksi yang terbatas
    – Naiknya tingkat persaingan
    – Tarif harga yang tidak stabil
    Faktor-faktor penghambat pendatang baru masuk ke dalam suatu industri (Hambatan Masuk) adalah sebagai berikut :
    a. Skala ekonomi
    Dalam faktor ini, biasanya pendatang baru kalah dengan pesaing-pesaing lainnya yang lebih dikenal oleh konsumen dan mempunyai tempat yang lebih besar dari pendatang baru. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk memperbesar skala produksi dan efisiensi proses produksi sehingga harga per unit barang yang diproduksi oleh “Fotocopy Mantab Jaya” menjadi lebih rendah.
    b. Diferensiasi produk
    Dalam diferensiasi produk, pengusaha harus mencari banyak cara untuk menarik pelanggan atau konsumen. Salah satu cara yang diterapkan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” adalah dengan strategi promosi yng tepat dan pelayanan / service yang memuaskan para pelanggan / konsumen.
    c. Kecukupan modal
    Bagi pendatang baru seperti “Fotocopy Mantab Jaya”, pesaing yang sangat berat adalah pesaing yang mempunyai banyak modal untuk jenis industri yang memerlukan biaya yang besar untuk riset, pengembangan, dan eksplorasi. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk mencukupi kebutuhan modalnya untuk jangka panjang.
    d. Biaya peralihan (switching cost)
    Biaya ini akan dikeluarkan pembeli jika berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Jika biaya peralihan cukup besar, pesaing baru harus memberikan penawaran yang harus lebih menarik, terutama soal harga.
    e. Akses ke saluran distribusi
    Disini “Fotocopy Mantab Jaya” tidak mempunyai metode untuk saluran distribusi karena “Fotocopy Mantab Jaya” memasarkan produknya secara langsung ke pihak konsumen, sehingga memudahkan terjadinya interaksi dengan konsumen.
    f. Ketidakunggulan biaya independen
    Keunggulan biaya yang tidak dimiliki oleh usaha yang sudah ada sulit ditiru oleh “Fotocopy Mantab Jaya” sebagai pendatang baru. Keunggulan ini timbul dari teknologi yang telah dipatenkan pemilik usaha “Fotocopy Mantab Jaya”, konsesi bahan baku, atau bahkan memungkinkan subsidi dari pemerintah.
    g. Peraturan Pemerintah
    Pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan yang mengatur bidang-bidang tertentu, seperti yang selalu diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat Daftar Investasi Negatif (DIN). Peraturan ini dapat menimbulkan hambatan masuk bagi pendatang baru.
    b. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
    Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja usaha. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk menyikapi persaingan sebagai salah satu pemicu untuk lebih maju dalam kinerja usaha. Menurut Porter, tingkat persaingan dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
    a. Jumlah Kompetitor
    Di daerah sekitar “Fotocopy Mantab Jaya” didirikan sejumlah kompetitor yang tidak terlalu mempengaruhi karena di daerah tersebut masih jarang didirikan usaha yang sejenis dengan “Fotocopy Mantab Jaya”.
    b. Tingkat Pertumbuhan Industri
    Keadaan “Fotocopy Mantab Jaya” sampai saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dengan perolehan keuntungan / profit / laba yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan masih belum ada pesaing yang kuat di daerah tersebut, sehingga memudahkan pertumbuhan usaha ini.
    c. Karakteristik Produk
    Dalam “Fotocopy Mantab Jaya” sudah melakukan pembedaan produk dengan pesaing lain agar usaha ini mudah dikenal karena mempunyai ciri khas tersendiri. “Fotocopy Mantab Jaya” menerapkan spesifikasi produk yang diutamakan dan mempunyai kualitas yang lebih unggul daripada produk pesaing. Oleh karena itu, sebelum membuka usaha ini, terlebih dahulu dilakukan analisis mengenai produk pesaing sehingga “Fotocopy Mantab Jaya” mengetahui kelebihan dan keunggulan para pesaingnya.
    d. Biaya Tetap yang Besar
    “Fotocopy Mantab Jaya” beroperasi pada skala ekonomi yang rendah, sehingga termasuk pada jenis usaha yang memiliki total biaya tetap yang besar. Akibatnya, “Fotocopy Mantab Jaya” menjual produk di atas biaya produksi. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat “Fotocopy Mantab Jaya” akan menghasilkan biaya tetap yang besar. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” mengusahakan untuk menekan / meminimalisir biaya tetap tersebut.
    e. Kapasitas
    “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai kapasitas produksi yang tinggi untuk menjaga efisiensi biaya per unit. Seiring dengan berjalannya waktu, jika suatu saat “Fotocopy Mantab Jaya” telah mampu berproduksi pada tingkat yang maksimal maka “Fotocopy Mantab Jaya” direncanakan akan melakukan penambahan fasilitas produksi.
    f. Hambatan Keluar
    Hambatan keluar tesebut akan memaksa “Fotocopy Mantab Jaya” untuk tidak keluar dari area bisnis. Contoh hambatan yang dirasakan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” adalah berasal dari pesaing-pesaing yang telah ada ataupun dari bahan baku yang tidak memenuhi standart. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk bertahan dan menghindari kemungkinan kerugian, sambil menunggu waktu yang tepat untuk keluar dari hambatan tersebut.
    c. Ancaman Dari Produk Pengganti
    Meski “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai ciri khas yang berbeda dan karakteristik produknya sendiri, usaha ini tetap harus memperhatikan cara lain apabila produknya disamai oleh pesaing lain. Misalnya, dengan sedikit mengganti produk tetapi masih menonjolkan ciri khas dari barang tersebut sehingga terdapat diferensiasi produk. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk menstabilkan harga untuk menghindari persaingan dalam bidang harga dan ancaman dari produk substitusi.

    d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)
    Pembeli dapat mempengaruhi usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dalam memotong harga, meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. Kemungkinan kondisi yang dihadapi oleh “Fotocopy Mantab Jaya”, yang dapat memberikan pengaruh positif / menguntungkan maupun pengaruh negatif / merugikan adalah sebagai berikut :
    a. Pembeli membeli dalam jumlah / kapasitas yang besar
    b. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
    c. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
    d. Switching Cost pemasok adalah kecil
    e. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli dengan mudah mencari barang subtitusinya
    f. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi service
    g. Produk yang dibeli perusahaan mempunyai andil presentase yang besar bagi biaya produksi pembeli, sehingga pembeli akan menawarkan insentif kepaada para tenaga kerjanya yang mampu menyediakan produk yang sama dengan harga yang lebih murah dengan kualitas yang relatif sama.
    e. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers)
    Pemasok dapat mempengaruhi produksi “Fotocopy Mantab Jaya” lewat kemampuan mereka menaikan harga atau mengurangi kualitas atau service. Pemasok akan merasa kuat dengan terpenuhinya beberapa kondisi berikut ini :
    a. Jumlah pemasok sedikit
    b. Produk / pelayanan yang ada adalah unik dan mampu menciptakan Switching Cost yang relatif besar
    c. Tidak tersedianya produk subtitusi
    d. Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang sama yang dihasilkan “Fotocopy Mantab Jaya”
    e. “Fotocopy Mantab Jaya” hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok
    f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya
    Yang termasuk dalam pengaruh kekuatan ini adalah berupa kekuatan di luar usaha “Fotocopy Mantab Jaya” yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung kepada usaha ini. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, lingkungan masyarakat, pemasok, dan kelompok yang mempunyai kepentingan lainnya. Pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing stakeholder mempunyai variasi yang berbeda-beda di antara usaha satu dengan usaha yang lainnya. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk mampu mengendalikan pengaruh-pengaruh kekuatan tersebut dan memanfaatkannya / mengolahnya menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi “Fotocopy Mantab Jaya” sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi usaha ini, terutama untuk periode masa mendatang.
    2. Aspek Lingkungan Hidup (AMDAL)
    Studi aspek lingkungan hidup ini bertujuan untuk menentukan apakah secara lingkungan hidup, misalnya dari sisi udara dan air, rencana bisnis diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak atau sebaliknya. Sedangkan yang dimaksudkan dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau proyek dan lingkungannya dengan menggunakan dokumen yang benar. Analisis yang dilakukan oleh usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan dokumen yang terdiri dari sebagai berikut :
    a. Rencana Kelola Lingkungan (RKL)
    Rencana Kelola Lingkungan (RKL) yang dibuat oleh “Fotocopy Mantab Jaya” merupakan dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan menanggulangi dampak penting lingkungan yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif sebagai akibat dari suatu rencana usaha / kegiatan yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”. Dalam dokumen ini, “Fotocopy Mantab Jaya” memberikan pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip, atau persyaratan untuk pencegahan / pengendalian dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
    “Fotocopy Mantab Jaya” melakukan riset bahwa hampir tidak ada dampak yang membahayakan lingkungan dari kegiatan / aktivitas yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya”. Meskipun demikian, “Fotocopy Mantab Jaya” tetap melakukan program dan perencanaan untuk pembiayaan terhadap pengelolaan lingkungan. Hal itu dilakukan untuk mencegah jika sewaktu-waktu dibutuhkan dana yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan lingkungan serta menyangkut “Fotocopy Mantab Jaya” sebagai salah satu usaha / bisnis di lingkungan tersebut.
    Hal-hal yang dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” dalam mengelola lingkungan adalah sisa-sisa bahan produksi yang tidak digunakan akan dikumpulkan menjadi satu dan kemudian dikemas dengan rapat / rapi untuk dibuang di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) yang terdekat dengan lokasi “Fotocopy Mantab Jaya” berada. Dengan demikian, “Fotocopy Mantab Jaya” terus berusaha untuk menghindari dan mengupayakan untuk meminimumkan dampak negatif yang bisa mempengaruhi lingkungan di sekitar daerah usaha “Fotocopy Mantab Jaya”.
    b. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
    RPL ini dibuat untuk diajukan kepada instansi yang berwenang. Jadi “Fotocopy Mantab Jaya” melakukan suatu pemantauan terhadap lingkungan di sekitar daerah usaha “Fotocopy Mantab Jaya”. Selanjutnya, akan diteliti lebih jauh mengenai dampak apa saja yang mungkin bisa terjadi dan mempengaruhi lingkungan di sekitar daerah usaha “Fotocopy Mantab Jaya”. Hasil dari kegiatan / aktivitas ini akan dilaporkan dalam RPL dan kemudian akan dilampirkan dalam pengajuan surat izin usaha ke Dinas Perizinan di daerah setempat (Malang kota).
    Berdasarkan kajian-kajian aspek lingkungan di atas, dapat disimpulkan bahwa usaha “Fotocopy Mantab Jaya” memiliki dampak / pengaruh pada lingkungan di sekitar usaha tersebut. Misalnya adalah polusi suara yang dimunculkan dari mesin-mesin fotocopy dan lainnya yang digunakan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” dan sisa-sisa bahan produksi yang akan menjadi sampah lingkungan. Oleh karena itu, “Fotocopy Mantab Jaya” berusaha untuk mengantisipasi dampak tersebut dan mengupayakan agar tidak mengganggu / mrugikan lingkungan di sekitar usaha tersebut.
    Usaha-usaha yang dilakukan antara lain adalah dengan membuat tempat yang representatif dan mampu menghindari terjadinya polusi suara yang dapat mengganggu masyarakat sekitar (meredam suara), sehingga masyarakat sekitar tidak merasa bising dengan suara mesin-mesin tersebut. Selain itu, “Fotocopy Mantab Jaya” juga mengumpulkan sisa-sisa bahan baku yang tidak digunakan, kemudian dikemas serapi dan serapat mungkin dan dibuang secepatnya ke Tempat Pembuangan Sampah (TPA) yang terdekat dengan lokasi usaha “Fotocopy Mantab Jaya”.
    Hal ini dilakukan secara rutin (continue) selama kurang lebih 3 hari sekali untuk menghindari terjadinya penumpukan sampah di lokasi usaha “Fotocopy Mantab Jaya”. Jika sampai erjadi penumpukan, maka akan mempengaruhi minat para pelanggan untuk datang dan memberikan order ke tempat “Fotocopy Mantab Jaya”. Hal ini dikarenakan adanya pemandangan yang kurang menyenangkan yang ditimbulkan dari tumpukan-tumpukan sampah tersebut. Sedangkan untuk usaha pencegahan yang lain masih terus dilakukan oleh “Fotocopy Mantab Jaya” agar usaha ini benar-benar tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sekitar dan tidak merugikan masyarakat sekitar usaha ini.

    KESIMPULAN
    Berdasarkan analisis dan pengkajian yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat diberikan suatu kesimpulan mengenai usaha yang dijadikan obyek analisis Studi Kelayakan Bisnis oleh penulis yaitu “Fotocopy Mantab Jaya”. Kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
    1. Aspek Pasar dan Pemasaran
    Usaha “Fotocopy Mantab Jaya”memiliki peluang untuk memenuhi standar kelayakan bisnis dan dianggap cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan kalangan mahasiswa membutuhkan jasa fotokopi untuk menunjang aktivitas perkuliahannya. Melihat dan menyadari betapa pentingnya usaha fotokopi ini, maka didirikanlah “Fotocopy Mantab Jaya” yang terletak di dekat kampus UIN Maliki Malang dan daerah kos-kosan para mahasiswa, yang menjadi target konsumen utama dari usaha ini. Berdasarkan aspek pasar dan pemasaran tersebut, maka usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
    2. Aspek Produksi / Operasional
    Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai lokasi strategis, luas bangunan yang representatif, dan lay out yang terencana. Hal ini dapat menunjang / mendukung kinerja operasional. “Fotocopy Mantab Jaya” juga mempunyai persediaan bahan baku yang efektif, penjadwalan yang efisien, dan tenaga kerja yang berkompeten. Berdasarkan aspek produksi / operasional tersebut, maka usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
    3. Aspek Manajemen
    Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” mempunyai sistem manajemen yang teratur dan terarah. Perencanaan telah dilakukan dengan matang, pengorganisasian dilaksanakan secara terpadu dan terpusat, pengadaan yang seimbang, dan pengendalian yang terecana merupakan pendukung kinerja “Fotocopy Mantab Jaya” untuk mencapai keuntungan / profit yang maksimal. Berdasarkan aspek manajemen tersebut, maka usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
    4. Aspek Sumber Daya Manusia
    Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” melaksanakan perencanaan SDM dan analisis pekerjaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Program keselamatan kerja diterapkan dalam usaha ini, untuk mencegah kecelakaan yang terjadi sewaktu-waktu. Selanjutnya, berlaku aturan “tambahan kompensasi (bonus)” bagi para karyawan yang mampu menberikan prestasi kerja yang maksimal bagi kinerja usaha ini. Berdasarkan aspek sumber daya manusia tersebut, maka usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
    5. Aspek Keuangan
    Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” melakukan perhitungan pada Analisis Cash Flow dan Laporan Laba Rugi, sehingga diketahui perkembangan keuangan dari tahunke tahun. Selanjutnya juga dilakukan perhitungan kriteria investasi yaitu Net Present Value, Payback Period, Interest Rate of Return, Profitability Indeks, dan Break Event Point. Perhitungan aspek keuangan tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
    6. Aspek Lingkungan
    Usaha “Fotocopy Mantab Jaya” mengevaluasi aspek lingkungan, baik secara lingkungan industri maupun lingkungan hidup. Dalam lingkungan industri, usaha ini telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan. Sedangkan dalam lingkungan hidup, usaha ini memberlakukan evaluasi terhadap AMDAL sehingga tidak merugikan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan aspek lingkungan tersebut, maka usaha “Fotocopy Mantab Jaya” dapat dikatakan layak / feasible.
    Berdasarkan analisis yang komprehensif dari berbagai aspek yang telah dikaji pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diberikan kesimpulan bahwa secara keseluruhan usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat dikatakan layak / feasible. Untuk tahap berikutnya, usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat diterapkan, dikelola, dan dikembangkan sebagaimana mestinya. Dengan demikian, usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat digunakan untuk evaluasi sebuah Studi Kelayakan Bisnis. Selanjutnya, usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini dapat direkomendasikan kepada para penyandang dana / pemilik modal dan dapat tertarik untuk merealisasikan dan menerapkannya dalam dunia bisnis yang sesungguhnya.
    Kami yakin usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini akan berhasil dan mampu bertahan dalam jangka waktu panjang. Selain itu, usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini juga akan memberikan keuntungan / profit yang signifikan dan kegiatan wiraswasta yang sangat efektif. Hal ini dikarenakan, saat ini manusia-manusia sedang berlomba-lomba untuk bersaing dalam berbagai bidang, terutama untuk menguasai dunia bisnis. Oleh karena itu, penulis yakin usaha “Fotocopy Mantab Jaya” ini layak / feasible untuk direalisasikan di tengah perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dunia bisnis, dan era globalisasi seperti sekarang ini. Demikianlah kesimpulan dan rekomendasi ini dibuat untuk Studi Kelayakan Bisnis.

    REKOMENDASI
    Berdasarkan hasil analisis studi kelayakan bisnis yang dilakukan pada “Fotocopy Mantab Jaya” dilihat dari aspek hukum, pasar dan pemasaran, manajemen, SDM, produksi, teknik dan teknologi, keuangan serta aspek AMDAL maka usaha ini dinyatakan layak untuk dilaksanakan.

  9. NAMA :Haris Susanato
    NIM : PO 71.20.0.09.1913
    IIIB
    Sumber Artikel : http://www.scribd.com/doc/8744674/Contoh-Studi-Kelayakan

    “The PrincePrincePrincePrince CoffeeCoffeeCoffeeCoffee ShopShopShopSho”

    1. Segi pasar, permintaan terhadap kopi terus meningkat setiap tahunnya, walaupun dari segipsikologi tidak mendapat dukungan yang cukup akan tetapi masalah ini dapat diatasi karena dari segi
    produk The Prince Coffee shop menyediakan menu variatif dari kopi dan bukan sekedar kopi dengan
    rasa yang manis dan menggoda sehingga cocok bagi mereka yang tidak menyukai kopi ataupun
    mereka yang mempunyai image buruk terhadap kopi, image yang telah lama tertanam dalam diri
    mereka. Dengan menu yang memperhatikan nilai gizi dan kalori sehingga bagi customer yang sedang
    berdiet pun mereka tetap dapat merasakan nikmatnya secangkir minuman low fat dan sepotong kue
    yang rendah kalori, menu-menu kami sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat. Dan jumlah
    mahasiswa yang merupakan target utama juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
    2. Segi perekonomian, pembukaan coffee shop kami ini dapat membantu peningkatan minat
    masyarakat terhadap kopi, hal ini berarti membantu negara memperbesarkan penggunaan kopi
    dalam negeri sendiri, sehingga jika permintaan masyarakat terhadap kopi meningkat, ini berarti
    peningkatan devisa negara dan juga dapat mendorong perkembangan agrobisnis dan agriindustri di
    Indonesia, juga dapat mendorong Indonesia menjadi negara pengekspor terbesar untuk kopi
    Robusta.
    3. Segi hukum, kami memiliki izin yang kuat dan diakui oleh hukum sebagai sebuah Perseroan
    Terbatas (PT) sehingga perusahaan dapat berkembang lebih efisien dan efektif.
    4. Segi produk, bahan baku yang kami gunakan dapat diperoleh di Indonesia dengan kualitas tinggi,
    mutu terjamin dan harga terjangkau. Kami juga menggunakan bahan dasar yang rendah kalori dan
    cita rasa yang tidak kalah dari produk lain, bahkan jauh lebih unik.
    5. Segi teknologi, kami menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi yang sudah banyak
    dipasarkan di dunia, dan juga mesin-mesin ini telah memenuhi syarat sebagai mesin yang baik dan
    dapat digunakan dengan umur ekonomis tidak kurang dari 5 tahun.
    6. Segi lokasi, lokasi yang kami gunakan letaknya cukup strategis karena dekat dengan daerah
    perkantoran dan perkualiahan di wilayah barat Jakarta, Lippo Karawaci – Tangerang.
    7. Segi manajemen SDM, memperkerjakan mereka yang telah ahli di bidangnya dengan gaji yang
    telah disesuaikan dengan latar belakang, pengalaman dan juga budget perusahaan.
    8. Segi penawaran, tingkat permintaan masih jauh lebih tinggi daripada tingkat penawaran yang ada
    di Indonesia.
    9. Segi promosi dan service yang ditawarkan. The Prince Coffee shop memberikan penawaran
    yang menarik serta serviice yang menjangkau masyarakat yang jauh dari lokasi coffee shop, dengan
    harga terjangkau, interior desain yang membawa kehangatan suasana dan kesegaran alam yang dapat
    dinikmati di tengah keramaian kota.
    43
    The Prince Coffee Shop | 10/3/2007
    10. Segi keuangan, biaya-biaya, kewajiban-kewajiban dan harta yang kami gunakan balance dengan
    modal yang ada. Modal yang kami gunakan: modal sendiri 34% dan modal pinjaman 66%.

  10. NAMA : NELLY HANDAYANI
    NIM : 71.20.0.09.1939
    STUDY KELAYAKAN BISNIS USAHA DIBIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

     Aspek pasar dan pemasaran
    Dari aspek pasar dan pemasarannya kita perlu tahu persis, segmen pasar yang dituju oleh perusahaan, kita juga perlu tahu persis siapa-siapa pelanggan perusahaan serta kemungkinan risiko akibat ketergantungan perusahaan pada beberapa pelanggan saja, risiko menurunnya daya beli konsumen yang dituju, kemungkinan pengembangan pasar di masa yang akan datang, hambatan-hambatan pemasaran produk serta faktor-faktor pemasaran lainnya.
    Temukan pasar sebelum menciptakan produk

    Temukan pasar dengan orang-orang yang telah siap untuk membeli sebuah produk.Kebanyakan yang pertama kali dicari oleh pengusaha sukses adalah pasar baru kemudian mengembangkan produk yang secara konstan dicari dan dibeli oleh konsumennya.
    Temukan pasar yang sudah ada.

    Jika kita mengalami kesulitan dalam mengggambarkan siapa prospek proyek ini yang sebenarnya, maka kita akan menghadapi cobaan berat dalam menjual produk proyek ini. Masuklah ke pasar yang telah siap untuk membeli produk kita.
    Testing adalah kunci keberhasilan.

    Sebuah iklan mungkin bisa bekerja 10 kali lebih efektif dengan iklan lain yang hampir mirip untuk produk yang sama. Untuk itu,manajemen proyek harus selalu melakukan test untuk tajuk iklan, penawaran, jaminan, dan metoda meningkatkan permintaan lainnya. Penjual yang paling sukses tidak selalu yang paling pintar. Mereka adalah yang selalu melakukan test untuk memperoleh metoda yang paling baik tanpa pernah menyerah.
     Aspek teknis dan teknologi
    Masalah Manajemen Operasional
    Adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasai, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Tugas manajemen operasional diperusahaan adalah untuk mendukung manajemen dalam rangka pengambilan keputusan masalah-masalah produksi/operasi.
    Ada 2 masalah pokok yang akan di hadapi:
    1. Masalah penentuan posisi perusahaan.

    Penentuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyrakat, dan dapat dijalankan secara ekonomis efektif dan efisien. Oleh kaena itu, perlu diputuskan bagaimana hendaknya posisi perusahaan di tentukan. Keputusan meliputi, antara lain meliputi penentuan produk yang akan di tawarkan ke pasar, termasuk menentukan kualitasnya.
    2. Masalah operasional

    Biasanya timbul pada saat proses produksi sudah berjalan. Untuk proses produksi yang menghasilkan jasa, keputusan pada masalah operasional ini adalah, rencana produksi, rencana persediaan bahan baku(komputer, koneksi internet, kabel data, listrik, dll) penjadwalan kerja proses produksi, pengawasan dan monitoring kualitas dan pengawasan biaya produksi.
    Masalah proses produksi dan operasi

    Penentuan ide produk dan seleksi
    Ide produk yang akan dipasarkan di ciptakan atas dasar masukan dari berbagai aspek, seperti aspek pasar dan pemasaran, teknis dan keuangan. Aspek teknis berguna untuk mengetahui apakah perusahaan mampu untuk membuat produk tersebut dengan segala sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dari aspek keuangan, adalah menilai apakah produk tersebut jika dihasilkan akan mendatangkan keuntungan yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Perlu adanya prototipe. Sebelum di jual atau dipasarkan misalnya software general ledger (akuntansi) untuk produk ready in use, setelah dibuat contohnya perlu diuji dulu untuk mengetahui apakah prototip ini sudah layak di implementasikan atau belum dan diuji lagi dan seterusnya sehingga sesuai harapan sehingga akhirnya tercipta design software yang bisa di implementasikan. Untuk mencoba menilai apakah produk sudah siap diproduksi yang akan di tawarkan ke pasar memiliki masa depan yang baik.
    Perencanaan letak lokasi

    Letak lokasi sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara teliti karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek seperti biaya, ada 2 kemungkinan pertama, client datang ke lokasi perusahaan, seperti pasien mendatangi tempat praktek dokter. Kedua, penyedia jasa/produk mendatangi client, seperti mobil pemadam kebakaran mendatangi lokasi kebakaran.
    Dari hasil analisis elemen diatas, pada aspek teknis dan teknologi, akan di dapat suatu pernyataan apakah rencana pengembangan proyek IT ini sudah dapat dianggap layak atau tidak layak. Jika rencana aspek teknis dan teknologi sudah dianggap layak, studi akan dilanjutkan ke aspek lain. Jika tidak layak untuk dikembangkan maka dapat dilakukan kajian ulang yang lebih realistis dan positif agar kajian mungkin akan menjadi layak. Apabila memang sulit untuk dianggap layak, sebaiknya rencana ini diakhiri saja.
     Aspek manajemen

    Manajemen dalam pembangunan proyek bisnis maupun manajemen dalam implementasi rutin bisnis adalah sama saja dengan manajemen lainnya. Yang berfungsi sebagai aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Pada sisi tingakatan manajemen, perencanaan bila di golongkan ke dalam tingkatan manajemen akan terbagi dua, yaitu perencanaan strategis dan perencanaan fungsional.
    Penjelasannya adalah sebagai berikut:
    Perencanaan strategis
    Perencanaan ini merupakan bagian dari manajemen strategis, terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
    Perencanaan operasional

    Merupakan bagian dari strategi operasional yang lebih mengarah pada bidang fungsional perusahaan. Perencanaan ini juga berfungsi untuk memperjelas makna suatu strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Penyusunan suatu perencanaan jangka pendek dan penerapannya dalam bentuk program kerja perlu memperhatikan anggarannya.
     Aspek finansial

    . Kebutuhan dana dan sumbernya Untuk merealisasikan proyek IT di butuhkan dana untuk investasi. Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukan adalah dalam bentuk apa dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumber dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan.
    Dana tersebut adalah aktiva tetap berwujud seperti:
    • Tanah
    • Bangunan
    • Kantor dan perangkat komputer hardware dan software
    Aktiva tetap tak berwujud:
    • Hak Paten
    • Lisensi
    • Biaya-biaya pendahuluan
    • Biaya-biaya sebelum proses produksi
    Selain untuk aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja, setelah dana yang di perlukan diketahui, selanjutnya di tentukan dalam bentuk apa dana tersebut di dapat, melalui sumber dana antara lain:

    1. Modal pemilik perusahaan
    2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal
    3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal
    4. Dana kredit yang diterima dari bank
    5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank
    Penentuan aliran kas (cash flow)

    Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di masa datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan diatas kertas itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk development proyek tersebut dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.
    Urutan prioritas

    Apabila dijumpai beberapa proyek yang feasible atau layak untuk dilaksanakan, padahal hanya akan melaksanakan satu atau sebagian aja dari usulan-usulan itu karena keterbatasan sumber daya manusia dan dana, maka dapat dilakukan pengurutan prioritas (ranking) untuk menentukan usulan proyek yang paling layak.Dari hasil analisis terhadap elemen-elemen aspek keuangan nanti akan berupa suatu pernyataan apakah rencana bisnis dianggap layak atau tidak layak.
    Kajian mengenai biaya modal (Cost of Capital)

    Cost of Capital bertujuan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang akan di pakai dalam berinvestasi. Untuk menghitung keseluruhan dana yang di pakai, rincian analisis biaya dari sumber pembelanjaan ditentukan oleh:
    • Biaya utang
    • Biaya modal sendiri
    • Biaya laba yang ditahan
    Dana pada kas akan dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan investasi sedangkan operasional cash flow merupakan rencana pendanaan keluar-masuk arus kas jika proyek sudah dioprasionalkan.
     Aspek Hukum
    Legalitas Tempat Usaha
    Lahan tempat usaha adalah milik IPB sehingga setiap hari dikenakan retribusi.
    Legalitas Usaha
    Usaha ini merupakan usaha yang legal karena usaha tersebut telah terdaftar dengan Nomor Pokok Wajib Pajak 02.28.03.2011.30..
    Legalitas Karyawan
    Karyawan yang bekerja memiliki identitas yang jelas dan tidak memiliki riwayat hidup yang buruk artinya tidak pernah terlibat kejahatan.

  11. Nama : DETY DAMAYANTI
    NIM : PO.71.20.0.09.1905
    TK : III B

    STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN RUMAH POTONG HEWAN
    DI KABUPATEN KUTAI TIMUR

    IV. ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN RUMAH POTONG HEWAN
    (RPH) DI SANGATTA, KABUPATEN KUTAI TIMUR

    1. Analisis Fisik dan Lingkungan Lokasi RPH

    Lokasi pembangunan RPH di wilayah Kota Sangatta, Kabupaten Kutai
    Timur belum dapat ditentukan secara pasti oleh pemerintah daerah setempat.
    Namun, pemilihan lokasi tetap melibatkan pertimbangan tentang potensi sarana
    dan prasarana pendukung serta kedekatan dengan pusat Kota Sangatta sebagai
    ibukota Kabupaten Kutai Timur. Berdasarkan pertimbangan tersebut alternatif
    lokasi RPH berada di wilayah Kecamatan Muara Wahau dan Kecamatan
    Bengalon. Kedua kecamatan tersebut dipilih karena kesediaan lahan yang cukup
    luas, jarak dengan pusat Kota Sangatta relatif dekat.
    Di samping itu, kedua
    kecamatan tersebut merupakan sentra peternakan sapi.
    Sesuai hasil pengamatan, lokasi RPH direncanakan berada di Kecamatan
    Muara Wahau yang berada di ketinggian antara 22 sampai dengan 1.295 dpl,
    dengan kemiringan lereng bervariasi mulai sedang (kemiringan 10 hingga 30
    persen) hingga curam (kemiringan > 30 persen). Pada lereng yang datar sampai
    berombak, proses pengolahan tanah relatif mudah jika dibandingkan dengan
    pengolahan tanah pada lereng yang terjal atau berbukit. Sedangkan pilihan
    lokasi di Kecamatan Bengalon berada pada ketinggian 2 hingga 471 dpl. Seperti
    halnya kondisi di Kecamatan Muara Wahau kemiringan tanah bervariasi dari
    pola lereng sedang hingga yang curam. Berdasarkan standar yang ada (Maberry,
    1972) untuk bangunan berstruktur masih dapat dibangun pada lahan dengan
    kemiringan maksimal 30 persen. Dalam mengukur kemampuan lahan berkenaan
    dengan rencana pembangunan sarana RPH, unsur topografi adalah faktor
    penting, sebab kondisinya menunjukkan kestabilan lereng, bentuk morfologi
    daratan, menentukan arah drainase dan sebagai indikator daerah rawan erosi.
    Memperhatikan bentuk topografi demikian, pemanfaatan dan pengolahan
    tanah untuk pembangunan RPH di Kecamatan Muara Wahau atau di Kecamatan
    Bengalon dapat menggunakan sistem/metoda terasering. Tujuannya adalah
    memanfaatkan kondisi topografi yang ada dengan prioritas bangunan
    induk/utama RPH berada pada lahan yang memiliki kemiringan lahan 10 hingga
    30 persen. Untuk kondisi topografi yang berbukit atau bertangga sangat ideal
    untuk pengembangan utilitas seperti pengaliran air bersih, pengaliran air hujan,
    pengaliran air kotor/limbah pemotongan dan hal-hal lainnya yang
    memanfaatkan gravitasi bumi untuk melancarkan aliran air karena tidak akan
    membutuhkan biaya yang relatif besar. Aspek geologi merupakan salah satu
    faktor penentu lainnya dalam mengukur kemampuan fisik lahan untuk
    mendukung bangunan di atasnya, berdasarkan kriteria kondisi geologi yang
    berlaku umum.
    Aspek lingkungan hidup sangat diperlukan pula untuk dianalisis
    kelayakannya, dalam hal ini mengacu pada analisis AMDAL (Analisis
    Mengenai Dampak Lingkungan). AMDAL perlu dilakukan dengan alasan antara
    lain :
    1). UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
    2). Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 555/kpts/TN/240/1986 tentang
    Syarat-syarat RPH dan Usaha Pemotongan Hewan
    3). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1983 tentang
    Kesehatan Masyarakat Veteriner.
    Berdasarkan ketiga ketentuan hukum tersebut dan tipe RPH yang akan
    dikembangkan, maka pendirian RPH wajib memenuhi AMDAL. Hal ini
    bertujuan agar para pemilik proyek memperhatikan kualitas lingkungan dan
    tidak hanya mengkalkulasi keuntungan ekonomis proyek saja tetapi
    mengabaikan dampak samping yang ditimbulkan kepada semua sumber daya.
    Lokasi RPH yang idealnya harus berjarak sekurang-kurangnya dua hingga
    tiga km dari rumah penduduk. Pencemaran harus ditekan/dikurangi agar limbah
    yang dihasilkan berada pada baku mutu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
    pada lokasi RPH yang direncanakan harus dibangun sistem pengelolaan limbah
    baik untuk limbah padat maupun limbah cair (IPAL). Untuk mengantisipasi
    perubahan lingkungan dalam jangka panjang, pemerintah harus menerapkan
    AMDAL dengan menggunakan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan
    (RKL). Dokumen RKL ini memuat prosedur pencegahan, pengendalian dan
    penanggulangan dampak penting lingkungan yang bersifat negatif dan
    meningkatkan dampak positif sebagi akibat adanya kegiatan usaha. Tolok ukur
    yang digunakan untuk mengukur komponen lingkungan yang akan terkena
    dampak akibat adanya kegiatan usaha ditetapkan berdasarkan baku mutu standar
    (sesuai peraturan perundang-undangan), keputusan para ahli yang dapat diterima
    secara ilmiah, lazim digunakan, dan atau ditetapkan oleh instansi yang
    bersangkutan.

    2. Analisis Teknik Operasional
    1). Persyaratan Teknis Lokasi RPH
    Sesuai dengan rencana dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
    Timur untuk membangun RPH terpadu yaitu RPH yang diintegrasikan
    dengan usaha pembibitan dengan segala fasilitasnya maka RPH yang akan
    dibangun tergolong dalam RPH tipe A. Adapun persyaratan-persyaratan
    yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
    (1). Jaraknya kurang lebih 2 – 3 km dari pemukiman penduduk
    (2). Mudah dicapai kendaraan untuk pengangkutan hewan, daging,
    produksi lain dan orang.
    (3). Tersedia sumber/pasokan air segar yang memadai dengan tekanan
    cukup tinggi, 200 galon/hari/ekor sapi dewasa, air harus dapat
    diminum (potable) dan memenuhi standar baku internasional untuk air
    minum WHO 1977 (untuk air berkaporit tidak mengandung bakteri
    coliform atau E-coli dalam 100 ml).
    (4). Tersedia fasilitas pengolahan/penimbunan/pembuangan limbah padat
    seperti isi perut, kulit, tulang dan darah serta limbah cair.
    (5). Tersedia fasilitas listrik untuk penerangan, alat penggerak dan alat
    pendingin.
    (6). Lokasi RPH harus tidak membahayakan kesehatan atau keselamatan
    masyarakat, tidak mengganggu ketenangan atau menumbuhkan
    kebisingan lokal.
    (7). Pagar atau dinding tembok keliling harus kuat, tidak mudah rusak oleh
    ternak/sapi (stock proof).
    2). Profil RPH Tipe A
    Secara umum kondisi RPH yang direncanakan adalah sebagai berikut:
    (1). Memiliki kapasitas sekitar 20.000 ekor sapi/tahun atau 1.650 ekor
    sapi/bulan; atau sekitar 85 ekor sapi/hari.
    (2). Areal lahan bangunan RPH yang dibutuhkan seluas tiga hektar.
    (3). Waktu tempuh untuk transportasi daging segar maksimum pada radius
    tiga jam pengangkutan.
    (4). Sistem pemanfaatan RPH, para jagal dapat langsung mengoperasikan
    RPH atau dengan sistem sewa dengan memanfaatkan tenaga/petugas
    yang ada di RPH.
    Manfaat umum RPH tipe A dalam kaitannya dengan pemasaran daging
    hewan ternak :
    (1). Kualitas daging semakin baik untuk memenuhi konsumsi lokal,
    maupun regional, termasuk konsumen hotel, restoran, maupun
    perusahaan katering.
    16
    (2). Mendorong peningkatan permintaan sapi dan daging sapi dengan harga
    pasar yang kondusif sehingga pendapatan peternak membaik dan
    peternakan rakyat kecil turut berkembang.
    3). Bangunan Induk RPH
    Bangunan induk RPH harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia
    (SNI) mengenai RPH yaitu SNI 01-6159-1999 yang sesuai dengan standar
    internasional dan meliputi :
    (1). Bangunan Utama terdiri atas,
    •Rumah Pemotongan (slaughter house)
    •Kandang Penampungan Sementara (lairage)
    •Karantina (quarantine)
    •Tempat Penurunan Sapi (cattle ramp)
    •Ruang Pembakaran (incenerator)
    •Rumah Diesel (power house)
    •Pengolaha Limbah Cair (waste water treatment)
    •Perkantoran (office)
    •Laboratorium (laboratory)
    •Gang-gang disekitar RPH (gangway)
    (2). Bangunan Pendukung terdiri atas,
    •Gudang (workshop)
    •Garasi (garage)
    •Pos Jaga (guard house)
    •Perumahan (housing)
    •Kantin (canteen)
    •Ruang Istirahat (rest room)
    •Tempat Ibadah (prayer place)
    (3). Infrastruktur terdiri atas,
    •Jalan-jalan dan Areal Parkir (roads and parking)
    •Tower Tempat Air (water plant)
    •Pagar/Tembok Pembatas (yard fencing)
    4). Persyaratan Bangunan RPH
    (1). Bangunan harus berventilasi cukup, tahan terhadap serangga lalat dan
    binatang kecil serangga pengganggu seperti rayap, semut dan lain-lain.
    (2). Lantai beton atau bahan lain kedap air, tidak licin, tahan arus dan karat
    (untuk logam) dengan kemiringan lantai satu inchi (2,5 cm) untuk
    drainase.
    (3). Permukaan dinding bagian dalam ruang RPH harus dilapisi bahan
    licin/halus dan keras, kedap air (1,8 mm), mudah dibersihkan dan
    17
    berwarna terang. Semua sudut dan pojok antara lantai, tembok yang
    satu dengan lainnya harus membulat.
    (4). Permukaan langit-langit (plafon) dilapisi bahan kedap air, tahan debu,
    mudah dicuci, tinggi minimal 30 cm di atas peralatan permanen dan
    dari lantai kurang lebih lima meter.
    (5). Penerangan, minimal 20 fc (foot candle) untuk ruang pemotongan dan
    50 fc untuk ruang pemeriksaan daging. Jendela cukup besar untuk
    penyinaran dan ventilasi memadai, berbingkai metal dan tahan karat,
    jika terbuat dari kaca ambang jendela bagian dalam harus miring.
    (6). Panggung (platform), tangga, bangunan miring untuk peluncur (chute),
    meja dan semua peralatan terbuat dari logam tahan karat (stainless
    steel).
    (7). Semua bagian luar pintu keluar masuk harus dilapisi dengan bahan
    yang halus, bahan tahan karat (stainless steel), dan kedap air bukan
    dari kayu.
    (8). Rel untuk menggantung karkas harus berjarak satu meter dari dinding
    terdekat.
    (9). Semua ruangan tempat penanganan karkas, daging dan produk hewan,
    tempat cuci harus dilengkapi dengan sabun dan tissue. Strerilisasi pisau
    dan gergaji harus ditentukan pada posisi yang tepat. Air panas (suhu
    minimal 82° C), untuk sterilisasi harus selalu tersedia selama jam
    kerja.
    (10). Tidak boleh ada pintu dari fasilitas toilet (wc) yang menghadap atau
    membuka ke dalam ruang pemotongan atau ke tempat penanganan
    karkas atau daging.
    (11). Tempat pemisahan sapi (stunning box) harus dibuat dari bahan yang
    mudah disterilisasi, jika terbuat dari logam maka bahannya harus tahan
    karat.
    (12). Terdapat areal terpisah untuk penyembelihan (bleeding), pengerjaan
    karkas (carcass dressing), pembersihan hasil ikutan karkas (offals),
    dan penempatannya.
    (13). Terdapat ruang afkiran (condemen meat) dengan luas proporsional
    dengan jumlah karkas yang diproses/dihasilkan (turn over) tiap hari.
    (14). Kapasitas ruang pendingin (chilling room) untuk pelayuan (ageing)
    sesuai dengan besarnya pasokan daging selama tiga hari sebagai
    tambahan untuk cold storage.
    (15). Persyaratan ruang pendinginan karkas dan daging :
    •Suhu ruangan untuk pendinginan awal karkas segar adalah 1°C –
    2°C.
    •Suhu ruang chilling carcass 1°C – 5°C
    •Suhu ruang pembekuan daging (blast freezer) – 25°C (24 jam).
    (16). Ruangan untuk penanganan dan penyimpanan kulit baru yang masih
    berbulu (hide) dan kulit yang sudah bersih/tanpa bulu (skin) harus jauh
    18
    dari ruang pemotongan utama dan ruang pendingin/penyimpanan
    daging. Bagian dalam kulit yang disimpan ditaburi garam.
    (17). Ruangan penanganan jeroan (isi perut), darah, hasil sampingan karkas
    (offalls) harus terpisah dari ruang pemotongan utama.
    (18). Diperlukan sebuah ruangan isolasi tersendiri untuk pemotongan
    darurat akibat kecelakaan.
    3. Analisis Pasar dan Pemasaran
    Selama ini kebutuhan hewan ternak (sapi) dipasok dari wilayah Kabupaten
    Kutai Timur dan kabupaten lain di Propinsi Kalimantan Timur, termasuk dari
    Propinsi Sulawesi Selatan. RPH berstandar internasional belum tersedia di
    wilayah Propinsi Kalimantan Timur, sehingga keberadaan RPH yang akan
    didirikan akan menarik daerah lain untuk memotong ternaknya di Kabupaten
    Kutai Timur. Daerah pemasaran daging potong selain wilayah Kabupaten Kutai
    Timur (konsumen perseorangan maupun perusahaan), juga dapat dipasarkan ke
    daerah lain seperti ke Kota Samarinda, Balikpapan, Bulungan, Tenggarong dan
    daerah lainnya di Propinsi Kalimantan Timur.
    Dalam hal pemasaran produk RPH, sebenarnya akan menjadi pekerjaan
    yang cukup berat bagi manajemen RPH, karena permintaan untuk konsumsi
    lokal masih sangat kecil. Sedangkan kapasitas produksi RPH yang akan
    dibangun relatif besar. Untuk memperluas pemasaran, pihak manajemen RPH
    harus menembus perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Kutai Timur,
    yang memang konsumsi daging sapinya cukup besar. Perusahaan multinasional
    tersebut (MNC) sementara ini memenuhi kebutuhan daging dengan mengimpor
    dari manca negara.
    4. Analisis Manajemen
    1). Bentuk Kerjasama Pembangunan/Investasi
    Model kelembagaan untuk investasi pembangunan RPH di Sangatta,
    sebenarnya masih merupakan masalah tersendiri. Alternatif sistem BOT
    (Built Operate Transfer) dapat menjadi salah satu pilihan/solusi apabila
    terdapat kesulitan pendanaan oleh pihak pemerintah daerah. Dalam pola
    tersebut, pihak swasta diundang untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek
    pemerintah/publik. Kontribusi pemerintah dapat berbentuk non tunai
    misalnya dalam bentuk aset lahan. Alternatif bentuk kelembagaan BOT
    antara lain adalah :
    (1). Konsorsium perusahaan swasta saja.
    (2). Konsorsium perusahaan swasta dengan perusahaan BUMN/BUMD.
    (3). Konsorsium perusahaan swasta dan pemerintah daerah.
    Berkaitan dengan rencana pendirian RPH ini nampaknya alternatif
    ketiga dapat merupakan pilihan terbaik.
    19
    5. Analisis Sosial Ekonomi
    Pendirian RPH ditinjau dari aspek kemanfaatan sosial ekonomi (social and
    economic benefit) mengamati dampak keberadaan RPH terhadap kesempatan
    kerja, peningkatan pendapatan per kapita, PDRB, penghematan devisa,
    bertambahnya sarana dan prasarana produksi, atau bahkan terbukanya daerah
    dari kondisi keterbelakangan. Keberadaan RPH dapat mendorong berdirinya
    industri baru, hulu dan hilir (backward and forward linkage), seperti munculnya
    industri yang memanfaatkan produk pemotongan atau hasil sampingan dari RPH
    misalnya, industri makanan (daging kaleng, sosis, bakso, dll), industri
    pengolahan kulit sapi, industri pengolahan tulang, industri pakan ternak, industri
    pupuk dan lain sebagainya. Kehadiran RPH diprediksi akan memperbesar
    kesempatan kerja dan peluang usaha pada bidang-bidang yang terkait dengan
    produk RPH sehingga pada gilirannya diharapkan berpengaruh kepada
    kesejahteraan masyarakat termasuk usaha kecil dan menengah (UKM). Populasi
    UKM di wilayah ini cukup besar sejalan dengan pertumbuhan perusahaan MNC
    di wilayah Kabupaten Kutai Timur.
    Sejalan dengan era perdagangan bebas yang segera akan diberlakukan baik
    di kawasan ASEAN (AFTA) maupun kawasan Asia Pasifik (ANEC), maka
    terbuka peluang bagi perdagangan daging sapi dan produk ikutannya di pasar
    internasional. Hal ini terutama disebabkan segala bentuk subsidi, tarif impor,
    kuota maupun lisensi impor terhadap daging sapi khususnya sudah dihapus,
    sehingga terbuka peluang bagi pelaku bisnis baru sebagai eksportir daging sapi.
    Terbukanya pasar antar bangsa tentu saja diharapkan berpengaruh positif kepada
    kondisi perekonomian di dalam negeri.
    6. Analisis Finansial
    Cakupan studi pada aspek finansial dimaksudkan untuk mengetahui
    perkiraan kebutuhan dana dan aliran kas sehingga dapat diketahui tingkat
    kelayakan pendirian dan pengembangan RPH. Dalam hal ini, yang perlu
    dipersiapkan adalah kebutuhan dana serta sumber pendanaannya, penentuan
    kebijakan aliran kas serta biaya modal.
    Analisis ini akan menentukan prosepek investasi melalui perhitungan
    biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran
    pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk
    membiayai kembali dana tersebut dalam kurun waktu yang telah ditentukan
    sehingga proyek tersebut relevan untuk dilaksanakan.
    Untuk merealisasi rencana pendirian RPH dibutuhkan sejumlah dana
    tertentu untuk investasi yang meliputi keperluan dana untuk pembelian aktiva
    tetap berwujud (tangible asset), seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesinmesin
    serta aktiva tak berwujud (intangible asset) berupa hak paten, lisensi,
    biaya-biaya pendahuluan dan biaya-biaya sebelum operasional (sunk cost). Di
    samping untuk aktiva, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja berupa semua
    20
    investasi untuk membiayai aktiva lancar (current asset). Seluruh dana yang
    dibutuhkan itu harus dalam bentuk pendanaan dengan biaya paling rendah dan
    tidak menimbulkan masalah bagi RPH dan lembaga yang mensponsorinya.
    Berdasarkan hasil perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB), jumlah
    dana investasi yang dibutuhkan untuk pendirian RPH tipe A sebesar Rp.
    19.207.100.000,- Biaya investasi tersebut telah termasuk biaya untuk aktiva
    tetap berupa pembebasan tanah, biaya bangunan dan peralatan RPH.
    Sumber dan rencana pembangunan RPH tipe A ini dapat berasal dari
    anggaran APBD Kabupaten Kutai Timur, tanpa menutup peluang pihak swasta
    untuk berpartisipasi. Dalam hal ini, terdapat dua skenario dalam pembiayaan
    yaitu pemerintah daerah membiayai seluruh kegiatan pembangunan RPH ini
    atau pemerintah daerah menjalin kerjasama dengan swasta. Pemerintah
    membiayai sekitar 25 persen dari seluruh biaya yang dikeluarkan yaitu
    Rp.4.801.775.000,-. Adapun selebihnya sebesar 75 persen (Rp. 14.405.325.000,-
    ) dibiayai oleh pihak swasta yang sumber pembiayaannya investasi dari kredit
    perbankan dengan tingkat bunga 15 persen per tahun untuk jangka waktu selama
    20 tahun.
    Komponen biaya operasional dan pemeliharaan terdiri dari biaya
    upah/gaji, listrik, telepon, air dan biaya pemeliharaan terhadap asset-aset yang
    dimiliki. Beban biaya dalam pendirian RPH bertaraf internasional ini terdiri dari
    biaya investasi, biaya operasional, biaya pembelian sapi dan biaya angsuran
    pinjaman. Biaya operasional meliputi biaya upah/gaji, biaya pemeliharaan dan
    biaya rutin seperti biaya telepon, listrik dan air. Total biaya operasional dan
    pemeliharaan per tahun diperkirakan sekitar Rp.193.250.000.000,- dengan
    asumsi tingkat inflasi sebesar 10 persen per tahun. Di samping itu juga
    dikeluarkan biaya-biaya lainnya seperti biaya investasi (Rp. 19.207.100.000,-),
    dan biaya angsuran pinjaman (Rp. 828.306.188,- dengan tingkat bunga pinjaman
    15 persen per tahun. Dalam kegiatannya di samping melayani jasa potong,
    perusahaan juga melakukan pembibitan sapi potong, sehingga diperlukan
    sejumlah dana untuk pembelian bibit sapi potong.
    Perkiraan penerimaan dari operasionalisasi RPH dibagi menjadi dua
    sumber : (1) penerimaan RPH yang hanya berasal dari jasa potong; dan (2)
    penerimaan RPH berasal dari jasa potong dan penjualan produk daging sapi
    (termasuk produk ikutannya yaitu karkas dan non karkas) di pasaran baik pada
    konsumen akhir maupun konsumen antara. Berdasarkan hasil perhitungan
    penerimaan dari jasa potong diperkirakan sebesar Rp. 175.000.000,- per tahun,
    pada tingkat inflasi 10 persen (asumsi) per tahunnya. Penerimaan dari sumber
    kedua diperkirakan sebesar Rp.198.767.000.000,- per tahun, pada tingkat inflasi
    sebesar 10 persen per tahun.
    21
    1). Kriteria Kelayakan Finansial Pembangunan RPH
    Berdasarkan hasil analisis finansial, ditemukan NPV sebesar Rp.
    10.059.894.898,- yang berarti bahwa proyek pembangunan RPH tersebut
    memberikan keuntungan sebesar yang sama selama 20 tahun menurut nilai
    sekarang. Sedangkan dari perhitungan IRR dari pembangunan RPH ini
    didapatkan hasil sebesar 25 persen. Hal ini berarti bahwa nilai IRR tersebut
    lebih besar dari social opportunity cost of capital (SOCC) dan ini
    menguntungkan. Sedangkan dari hasil perhitungan diperoleh nilai Net B/C
    sebesar 1,33 yang menunjukkan bahwa proyek ini menguntungkan.
    Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Analisis Finansial Pembangunan RPH di Sangatta
    Analisis Finansial Nilai Keterangan
    NPV Rp. 10.059.894.898,- Layak
    IRR 25 persen Layak
    Net B/C 1,33 Layak
    Berdasarkan analisis finansial dengan menggunakan NPV, IRR dan
    Net B/C menunjukkan bahwa rencana pendirian RPH tersebut LAYAK
    untuk diteruskan.
    V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
    1. Kesimpulan
    Berdasarkan hasil perhitungan dan penilaian terhadap seluruh aspek yang diukur
    diperoleh hasil akhir bahwa pendirian RPH ini dapat dikategorikan LAYAK.
    Alternatif lokasi RPH berada di wilayah Kecamatan Muara Wahau dan
    Kecamatan Bengalon, jarak keduanya dengan pusat Kota Sangatta relatif dekat,
    lahan tersedia cukup luas dan kedua kecamatan tersebut merupakan sentra
    peternak sapi di Kabupaten Kutai Timur.
    2. Rekomendasi
    Sehubungan dengan hal tersebut terdapat beberapa hal yang perlu segera
    diantisipasi untuk ditindak lanjuti yaitu :
    1). Penyusunan AMDAL (RKL dan RPL)
    2). Penguasaan lahan/pembebasan lahan di lokasi RPH
    3). Penetapan status dan peruntukan lahan RPH
    4). Penyusunan site plan dan rencana pembangunan RPH
    5). Pembuatan Detail Engineering Design/DED (Estimasi Pembangunan Fisik)
    6). Koordinasi lintas sektoral untuk implementasi rencana pendirian RPH
    7). Pembentukan manajemen pengelolaan RPH
    8). Penetapan sumber dan model investasi pendirian RPH
    Pendirian RPH ini akan melibatkan banyak pihak dengan berbagai
    permasalahan yang ada, maka sebaiknya terlebih dahulu dilakukan koordinasi
    lintas sektoral, sehingga tidak terjadi tumpang tindih program yang
    22
    mengakibatkan tidak efisiennya kegiatan. Selain itu diperlukan juga keterlibatan
    pihak-pihak profesional agar tujuan pembangunan RPH ini dapat berhasil dan
    pelaksanaannya menjadi lebih optimal dan efisien.
    Sesuai dengan rencana pentahapan kegiatan pembangunan RPH, maka
    secara bersamaan juga perlu dilakukan pembentukan manajemen pengelola
    RPH. Pembentukan ini selain memilih pihak-pihak yang mampu mengelola
    proyek, juga harus mampu mengembangkan serta menata manajemen sehingga
    menjadi lebih baik dalam susunan organisasi yang solid. Para pihak sepantasnya
    memahami dan mengerti sepenuhnya mengenai rencana dan strategi yang telah
    ditetapkan bersama mengenai pendirian RPH baik dari segi pemasaran,
    pengembangan, dan pemeliharaan. Sebaiknya susunan organisasi ini
    mengikutsertakan berbagai pihak sebagai pemangku kepentingan (stake
    holders), baik dari pihak pemerintah maupun swasta (termasuk komunitas
    UKM). Pihak pemerintah berperan sebagai penunjang dari segi fasilitas, regulasi
    dan birokrasi. Sedangkan pihak swasta berperan dalam hal pengelolaan
    manajemen dan pemasaran.
    Keberlanjutan (sustainability) RPH dalam perspektif jangka panjang,
    sebaiknya juga mempertimbangkan peranserta dan tingkat kesejahteraan
    masyarakat, termasuk komunitas UKM. Dalam hal ini diperlukan suatu rekayasa
    kelembagaan (institutional engineering) untuk melibatkan UKM yang
    populasinya cenderung meningkat, melalui penyuluhan dan pendampingan atau
    dengan menerapkan model Inkubator. Dengan demikian, diharapkan proyek ini
    bermanfaat jangka panjang.

  12. Nama : M.Irsyad Halim
    NIM : PO.71.20.0.09.1926
    Tingkat : 3B

    ANALISIS KELAYAKAN USAHA PT. Aneka Andalan Karya

    1. Aspek Pasar dan Pemasaran
    Segmen dan target pasar yang dituju oleh PT. Aneka Andalan Karya adalah pabrik-pabrik yang berada di kawasan industri yang ada di JABODETABEK dan sekitarnya seperti kawasan industri Pulogadung, kawasan industri MM2100 di Cibitung, kawasan industri EJIP di Cikarang, dan pabrik-pabrik yang tidak berada di kawasan industri tersebut bahkan di Lampung. Dalam menjalankan usahanya PT. Aneka Andalan Karya memasok produknya dari beberapa perusahaan yang ada di Indonesia. PT. Aneka Andalan Karya juga mempunyai beberapa pesaing yang bergerak di bidang yang sama yaitu sebagai general supplier alat-alat keselamatan kerja.
    Untuk kualitas produk yang dijual tergantung permintaan dari pelanggan. Dan untuk penetapan harga jual PT. Aneka Andalan Karya memperoleh keuntungan rata-rata sebesar 30% dari harga beli namun tergantung dari kondisi lapangan. Khusus untuk sarung tangan hanya 10% karena ketatnya persaingan yang ada. Untuk promosi, PT. Aneka Andalan Karya belum melakukan promosi karena sistem kerja tidak menuntut adanya promosi. Untuk itu, berdasarkan analisis pasar dan pemasaran maka rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya layak untuk dilaksanakan.

    2. Aspek Teknis Produksi dan Teknologis
    PT. Aneka Andalan Karya tidak melakukan kegiatan produksi lagi karena semenjak berganti kepemilikan telah berubah jenis usahanya menjadi general supplier. Untuk produk unggulan yang dijual oleh PT. Aneka Andalan Karya adalah sarung tangan dan produk lainnya berupa alat-alat keselamatan kerja seperti masker, helm, kaca mata, safety shoes, majun dan alat-alat keselamatan kerja lainya. Jenis, kualitas, daya tahan, dan spesifikasi produk beraneka ragam tergantung dari permintaan pelanggan.
    Untuk lokasi yang direncanakan berada di daerah Bekasi dengan alasan agar lebih dekat dengan pasar, sehingga diharapkan dapat meminimalisir biaya. PT. Aneka Andalan Karya tidak terlalu mengutamakan lay out fasilitas karena sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan sebagai general supplier maka gedung atau bangunan fisik tidak memberi pengaruh yang cukup signifikan bagi para pekerja. Berdasarkan analisis teknis produksi dan teknologis maka rencana pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya layak dilaksanakan.

    3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
    PT. Aneka Andalan Karya memiliki rencana atau planning manajemen yang telah dipersiapkan dan diperhitungkan dari investasi yang telah dianggarkan perusahaan seperti penetapan target penjualan setiap tahunnya. Dalam organisasi, perusahaan ini menganut struktur organisasi vertikal sederhana yang perintah kerjanya berasal dari tingkatan struktur paling atas (Direktur Utama) dan diteruskan ke struktur dibawahnya (Manajer penjualan dan bagian administrasi), serta penugasan dan tugas karyawannya diatur sebagaimana dalam aspek sumber daya manusia.
    Untuk tingkat pendidikan para pekerja masih setingkat SMA tetapi sudah berpengalaman dibidangnya. PT. Aneka Andalan Karya juga melakukan pengarahan (Directing) dan pengawasan (Controling) untuk mengawasi serta menganalisa kinerja karyawan. Jika terjadi penurunan, maka akan dilakukan pembinaan kembali serta dicari penyebab dan solusinya. PT. Aneka Andalan Karya juga telah menggunakan sistem informasi manajemen (SIM) yang sederhana guna menyimpan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh manajer. Untuk itu, berdasarkan analisis manajemen dan sumber daya manusia layak untuk dilaksanakan dengan catatan melakukan beberapa perbaikan diantaranya perlu dilakukan perekrutan pekerja baru yang lebih kompeten.

    4. Aspek Hukum dan Legalitas
    PT. Aneka Andalan Karya merupakan suatu bentuk usaha perseroan terbatas yang tentunya telah memiliki surat-surat izin yang lengkap dan valid untuk mendirikan perusahaan ini, seperti Akta Pendirian PT, Tanda Daftar Perusahaan, Surat Keterangan Domisili Perusahaan, Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat Wajib Pajak.

    5. Aspek Keuangan dan Ekonomi
    Berdasarkan surat akta pendirian perusahaan, modal dasar perseroan adalah sebesar Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan modal yang telah ditempatkan dan disetor sebesar Rp 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah). Dalam masalah-masalah yang menyangkut dengan keuangan, PT. Aneka Andalan Karya memerlukan dana investasi yang berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman dari bank dengan tingkat bunga 14% (flat) yang diperkirakan akan kembali dalam waktu 5 tahun.. Krisis global dunia yang terjadi pada tahun 2008 cukup berdampak pada perekonomian Indonesia dan berdampak juga pada penjualan PT. Aneka Andalan Karya. Namun, pada awal tahun 2009 penjualan PT. Aneka Andalan Karya telah menunjukan pemulihan secara perlahan hingga saat ini.

      • Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan
        Dilihat dari aspek sosial perusahaan tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat karena dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru, dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
        Dengan didirikannya perusahaan ini dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia, selain itu pemerintah diuntungkan dengan pembayaran pajak perusahaan.
        Dan keberadaan perusahaan ini tidak mengganggu atau merusak lingkungan sekitar, dan tidak menghasilkan limbah yang dapat merusak / mencemari lingkungan karena perusahaan ini jenis usahanya general supplier.

  13. NAMA : OKKY PANDU PUTRI

    TINGKAT : 3B

    NIM : PO.71.20.0.09.1945

    PENDAHULUAN

    Meski bentuknya kecil, kedelai bisa diolah menjadi berbagai macam produk makanan, salah satunya adalah susu kedelai. Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi, oleh karena itu susu kedelai bisa digunakan sebagai pengganti susu sapi terutama bagi mereka yang alergi laktosa pada sususapi.
    Kelebihan lain susu kedelai dibanding susu sapi adalah tidak mengandung kolesterol sama sekali. Meski demikian, menurut Prof. Dr. Made Astawan, penulis buku Kandungan Gizi dan Aneka Bahan Makanan, kandungan kolesterol susu sapi masih tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan bahan pangan hewani lainnya. Karena itu tak perlu khawatir minum susu sapi.
    Mutu protein susu kedelai juga hampir sama dengan mutu protein susu sapi. Protein eficiency ratio (PER) susu kedelai adalah 2,3 sedangkan PER susu sapi adalah 2,5. PER 2,3 artinya setiap gram protein yang dimakan akan menghasilkan pertambahan berat badan sebesar 2,3 gram. Dengan demikian, makin tinggi nilai PER mencerminkan makin baik mutu protein tersebut.
    Secara umum susu kedelai mengandung vitamin B1, B2 dan niasin dalam jumlah yang setara dengan susu sapi atau ASI, serta mengandung vitamin E dan K dalam jumlah yang cukup banyak.
    Meski begitu, susu kedelai tidak mengandung vitamin B12 dan kandungan mineralnya, terutama kalsium, lebih sedikit daripada susu sapi. Oleh karena itu, biasanya susu kedelai yang diproduksi pabrik selalu ditambah

    · Aspek Pemasaran

    A. Segmentasi, Targeting dan Positioning

    a. Segmentasi

    Yang menjadi segmen dari usaha ini adalah kalangan menengah kebawah.

    b. Targeting

    Yang menjadi target market adalah semua kalangan,baik anak-anak,remaja,dewasa dan orang tua.

    c. Positioning

    Kami ingin menciptakan image produk kami di masyarakat sebagai produk yang bersih,sehat

    Aspek teknis dan teknologi

    Untuk meminimalkan pengeluaran biaya, kami memilih lokasi produksi susu kedelai “Sulai” ini di rumah salah satu pemilik produk ini agar tidak perlu membayar biaya sewa tempat.Sedangkan untuk mengolah susu kedelai, kami menggunakan mesin penghancur kedelai dengan kapasitas 25 kg kedelai.

    · Aspek manajemen

    Pemilik proses produksi susu kedelai “Sulai” ada tiga orang dengan jumlah prosentase kepemilikan yang sama.Sedangkan untuk jumlah tenaga kerja,kami menggunakan jasa 3orang tenaja kerja dimana 1 orang melakukan proses pembuatan susu kedelai,dan 2 lainnya memasarkan susu kedelai tersebut.

    · Aspek Keuangan

    Perhitungan Modal Awal :

    Keterangan

    Harga

    per satuan

    Aktiva tetap

    Mesin penggiling

    3.500.000

    Tabung gas

    600.000

    Panci

    150.000

    Peralatan lain-lain

    200.000

    Kompor

    360.000

    Total aktiva tetap

    4.810.000

    Bahan baku

    Kacang kedelai

    250.000

    Kg ( 5 x 50.000 )

    Garam

    1.000

    sachet

    Panili

    5.000

    box

    Cokelat bubuk

    12.000

    box

    Gula Pasir

    10.000

    kg

    Plastik bening

    2.500

    ons

    Kertas merk

    2.000

    100 lbr

    Total bahan-baku

    282.500

    Total Modal Awal

    5.092.500

    Perkiraan laba :

    Total bahan baku

    282.500

    Output susu kedelai

    150

    Harga pokok susu per bungkus

    1.883

    Mark Up

    * 32.76% untuk susu murni.
    * 59.32% untuk susu cokelat.

    Harga Jual

    * Rp 2.500 untuk susu murni
    * Rp 3.000 untuk susu cokelat

    Pendapatan

    * susu kedelai murni

    Rp 2.500 x 100

    * susu kedelai cokelat

    Rp 3.000 x 50

    Rp 250.000

    Rp 150.000

    laba

    Rp 117.550

  14. NAMA : ADI SAPUTRA
    NIM : 71.20.0.09.1889
    TINGKAT : IIIB
    SUMBER :http://manajemen-kewirausahaan-789.blogspot.com/2011/01/studi-kelayakan-bisnis.html

    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    “Usaha Counter Handphone”

    Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan mendapatkan manfaat financial. Atau dengan pengertian yang lain studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang berhasil tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara mengungkan (penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan ekses sumber daya, penghematan devisa, dan peluang usaha).

    Dalam tugas kali ini saya akan membahas tentang studi kelayakan bisnis terhadap usaha counter handphone dan pulsa. Disini intisari yang akan dibahas yakni tentang kajian teknis, kajian financial dan kajian ekonominya.

    1. Kajian Teknis
    Disini yang perlu kita pertimbangkan yaitu bagaimana kita mencari lokasi pemasaran yang strategis, tenaga ahli dibidang terkait, bahan-bahan utama yang diperlukan, dan desain bangunan (tata bangunan).
    a. Lokasi Pemsaran
    Disini lokasi yang dipilih adalah lokasi yang berada diseputaran mall atau tempat yang banyak dikunjungi orang seperti pusat perbelanjaan atau lainnya. Lokasi yang strategis sangat berpengaruh bagi lancarnya usaha yang akan dijalankan.
    b. Tenaga ahli
    Tenaga ahli disini yang akan dipekerjakan adalah tenaga yang mampu dan mengrti dibidang handphone (penyervisan) dan sales untuk memasarkan pulsa maupun handphone yang ada. Untuk sales disini tidak bergantung dari latarbelakang pendidikannya. Karena disini yang dibutuhkan sales, jadi saya berpikir sebaiknya mencari tenaga kerja perempuan.
    c. Bahan-bahan yang diperlukan
    Bahan-bahan utama yang akan dibutuhkan pada usaha dagang ini antara lain, handphone (dari berbagai merek), sparepart handphone (baterai dan sebagainya), dan asesoris handphone.
    d. Desain Bangunan
    Berkaitan dengan usaha yang akan dijalankan dibituhkan paling kurang memiliki panjang 5 meter dan lebar 4 meter. Desain dini adalah ruko dengn 2 lantai. Mengapa dirancang demikian, kerena tempat usaha akan berada dilantai dasar sedangkan dilantai dua akan digunakan sebagai gudang sekaligus tempat untuk service handphone.

    Penilaian kelayakan terhadap aspek tenknis penting untuk dilakukan sebelum suatu usaha dijalankan. Penentuan kelayakan teknis akan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan proses operasi perusahaan. Oleh karena itu jika aspek teknis ini tidak dianalisis secara mendalam akan berdampak fatal terhadap proses produksi perusahaan di kemudian hari. Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan lay-out serta kesiapan mesin yang akan digunakan.

    2. Kajian Ekonomi
    Setiap kegiatan usaha yang dijalankan tentunya akan memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dampak ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun masyarakan secara luas. Bagi masyarakat adanya investasi dapat memberikan peluang dalam peningkatan kesejahteraan. Sementara itu, bagi pemerintah adanya investasi dapat meningkatkan pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

    Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah adalah adakah manfaat yang akan diperoleh baik secara ekonomi maupun sosial bagi berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu di pertimbangkan karena dampak yang ditimbulkan nantinya akan sangat luas apabila perusahaan/investor salah dalam melakukan penilaian terahdap kelayakan suatu proyek. Disini yang akan dibahas mengenai penyerapan tenaga kerja, dampak bagi usaha sejenis dan dampak bagi lingkungan masyarakat.
    a. Penyerapan Tenaga Kerja
    Dari usaha yang direncanakan dapat ditaksir diperlukan tenaga kerja sebanyak 8 orang dengan 6 orang sebagai sales dan 2 orang sebagai teknisi handphone. Dengan begini dapat mengurangi akngka pengangguran yang ada.
    b. Dampak tehadap usaha sejenis
    Dengan adanya usaha ini dampak bagi usaha sejenis adalah lebih meningkatnya persaingan. Maka dari itu kita harus memikirkan terobosan-terobosan yang baru agar kita tidak kalah bersaing didalam usaha yang akan kita geluti ini.
    c. Dampak bagi lingkunag masyarakat
    Dengan adanya usaha ini berdampak meningkatnya ekonomi masyarakat khususnya para karyawan, selain itu adanya lowongan pekerjaan baru. Dari usaha ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui teknoligi yang terbaru dalam hal ini dibidang handphone.

    3. Kajian Finansial
    Yang akan dibahas dalam hal ini berapa banyak dana yang akan kita butuhkan untuk menjalankan usaha ini, keuntungan serta kerugian yang mungkin akan kita dapatkan nantinya. Kajian disini meliputi:
    a. Kebutuhan dana investasi
     Biaya Pembangunan
    Pembelian tanah/lahan Rp. 50.000.000
    Pembangunan (pengecatan dll) Rp. 100.000.000
    Gaji buruh Rp. 5.000.000
     Pembelian bahan baku
    Handphone (dari berbagai merek) Rp. 200.000.000
    Sparepart (handphone) Rp. 20.000.000
    Asesoris dll Rp. 5.000.000
    TOTAL Rp. 380.000.000
    b. Rencana pembelanjaan dan sumber dana
    Modal sendiri Rp. 250.000.000
    Pinjaman di Bank Rp. 750.000.000
    TOTAL RP 1.000.000.000
    c. Proyeksi Keuangan
     Proyeksi Pendapatan
    Pendapatan per hari Rp. 10.000.000
    Pendpatan per bulan Rp. 300.000.000
    TOTAL Pendapatan per tahun Rp. 3.600.000.000
     Proyeksi biaya per bulan
    Pengadaan handphone Rp. 150.000.000
    Gaji karyawan 1 karyawan Rp. 1.000.000 X 8 Rp. 8.000.000
    Biaya listrik Rp. 1.500.000
    PBB Rp. 1.000.000
    PPn Rp. 30.000.000
    Lain-lain (cetak nota dll) Rp. 1.000.000
    TOTAL Rp. 191.500.000

     Proyeksi rugi/laba
    Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan pengeluaran.
    Laba/Rugi = Pendapatan – Pengeluaran
    = 300.000.000 – 191.500.000
    = 108.500.000 per bulan
     Proyeksi kemampuan pelunasan hutang
    Diperkirakan hutang dapat dilunasi dalam jangka waktu 5 tahun dengan bunga 10% per tahunnya. Jadi hutang yang akan dibayarkan perbulannya adalah Rp.18.750.000.
     Keuntungan Bersih per Bulan
    Keuntungan bersih per bulan = Omset per bulan – biaya operasional
    = 300.000.000 – 210.250.000
    = 89.750.000 per bulan

    KESIMPULAN
    Dari kajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa usaha counter handphone bisa dibilang sangat menguntungkan. Karena dari hasil perhitungan keuntungan perbulan digambarkan hamper mencapai Rp. 90 juta yakni Rp. 89.750.000. Coba bayangkan bila dihitung dalam setahun, maka keuntungan yang akan kita capai apa bila usaha yang kita jalankan tersebut berhasil mencapai Rp. 1.077.000.000. Namun hal ini masih dalam perencanaan, dan itu bias saja terwujud melalui usaha dan kerja keras srta kemuan untuk menjalankan sesuatu dengan hati yang ikhlas dan sunguh-sungguh.

    SARAN
    Untuk mendapatkan kesuksesan dalam menjalankan usaha, intinya kita harus bekerja keras dan sunguh-sunguh menjalani dan menekuninya. Selain itu untuk mendapatkan keuntungan yang lebih, tenaga ahli yang kita masukkan dalam daftar kayawan yang dibutuhkan bias saja kita mencari orang yang bias dan mau untuk menyewa di counter kita dengan biaya yang dapat dinegosiasi. Cara lain juga untuk mendapat keunutngan dibidang lainnya, kita bias mengadakan pengisian aplikasi untuk handphone tertentu dan mengadakan penjualn pulsa (dari berbagai operator).

  15. BIMA AGENCY http://www.kaefff3.blogspot.com/
    Kamis, 03 November 2011
    KAWAT LAS HARGA PABRIK @Rp.18000,-/KG

    Kami Distributor Langsung kawat las BADAKSTEEL dari PT. AGUNG MAKMUR Jl. Manis 5 No. 11, Kawasan Industri Manis Tangerang – Indonesia. yang didirikan pada tahun 2010, merupakan produsen kawat las. Kami melakukan produksi kawat las dengan menggunakan teknologi yang canggih, didukung dengan teknik produksi yang handal, serta memantau kualitas setiap kawat las yang kami produksi dengan ketat.
    Produk kami bermutu internasional dan terdaftar di ( KAN ) Komite Akreditasi Nasional melalui uji PT. HI-TEST dan banyak digunakan untuk industri mesin, metalorogi, konstruksi, transportasi, galangan kapal dan industri lainnya.

    SPESIFIKASI BADAK STEEL/WELDING ELECTRODES.
    Type : RB ( E 6013 )
    Model : RB 26 (2,6 x m/m) – ( 3,2 x 350 m/m) – (4,0 x 400 m/m)
    harga khusus untuk order/ton . dicari distributor untuk seluruh Indonesia !!!!!
    order ke kaefff.3@gmail.com 02123650877 / 085378877277
    Diposkan oleh BIMA NUR di 19:59.

    NUR CHASANAH
    PO.71.20.0.09.1941
    KELAS IIIB
    Menurut saya :

    “PT. AGUNG MAKMUR telah memenuhi aspek study kelayakan secara teknis dan produksi karena melakukan produksi kawat las dengan menggunakan teknologi yang canggih, didukung dengan teknik produksi yang handal, serta memantau kualitas setiap kawat las yang di produksi dengan ketat. Kelayakan dari aspek pemasaran karena telah banyak digunakan untuk industri mesin, metalorogi, konstruksi, transportasi, galangan kapal dan industri lainnya. Kelayakan secara hukum karena produk ini bermutu internasional dan terdaftar di ( KAN ) Komite Akreditasi Nasional melalui uji PT. HI-TEST, dari aspek social dan ekonomis produk ini telah banyak memberi manfaat pada industri mesin, metalorogi, konstruksi, transportasi, galangan kapal dan industri lainnya. Kelayakan lingkungan telah tertulis tempat pendirian PT tsb di Jl. Manis 5 No. 11, Kawasan Industri Manis Tangerang – Indonesia berarti daerah tsb aman untuk pendirian PT karena banyak berdiri industry disana. Namun dari kelayakan managemen dan keuangannya belum tercantumkan transparansinya secara jelas. Jadi kelayakan usahanya belum lengkap pada dua aspek”

  16. NAMA : ADI SAPUTRA
    NIM : 71.20.0.09.1889
    TINGKAT : IIIB
    sumber : http://manajemen-kewirausahaan-789.blogspot.com/2011_01_01_archive.html

    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    “ pengelolaan sampah”
    Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan mendapatkan manfaat financial. Atau dengan pengertian yang lain studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang berhasil tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara mengungkan (penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan ekses sumber daya, penghematan devisa, dan peluang usaha
    Dalam tugas kali ini saya akan membahas tentang studi kelayakan bisnis terhadap usaha pengelolaan sampah dan agribisnis. Disini intisari yang akan dibahas yakni tentang kajian teknis, kajian financial dan kajian ekonominya.
    1. Kajian Teknis
    Disini yang perlu kita pertimbangkan yaitu bagaimana kita mencari lokasi pemasaran yang strategis, tenaga ahli dibidang terkait, bahan-bahan utama yang diperlukan, dan desain bangunan (tata bangunan).
    a. Lokasi
    Lokasi untuk menjalankan usaha ini yaitu : harus di dirikan perusahaan sederhana untuk mengolah sampah.
    b. Tenaga ahli
    • Satu orang Direktur Utama, bertanggung jawab atas kelancaran keseluruhan proses produksi dan pemasaran, menciptakan sistem produksi dan pemasaran, melakukan negosiasi bisnis, mencari investor, dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan perusahaan dengan dibantu oleh para manajernya
    • Satu orang Administrasi dan Keuangan, bertanggung jawab mencatat transaksi dan dokumentasi, serta melakukan analisis keuangan
    • Satu orang Manajer Produksi, bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi serta koordinasi karyawan dan perawatan asset
    • Satu orang Manajer Pemasaran, bertanggung jawab dalam kelancaran distribusi produk, perluasan pasar, merumuskan sistem pasar, menangani masalah perijinan, dan mampu menangani segala keluhan pelanggan.

    Tim Pendukung, terdiri dari :
    • Dua Belas orang Pembantu Produksi, merupakan pekerja yang membantu dalam proses produksi dengan alokasi karyawan : 2 orang bagian transportasi, 3 orang bagian penggilingan, 2 orang bagian pengemasan, dan 5 orang bagian pembakaran. Pembagian kerja akan dirotasi untuk tiap karyawan dibawah koordinasi manajer produksi.
    • Tiga orang Sopir, merupakan pekerja yang bertugas mengemudikan kendaraan pengangkut dan bertanggung jawab terhadap perawatan kendaraan
    c.Bahan-bahan yang diperlukan
    Adapun fasilitas diperlukan untuk menunjang :
    cangkul dan garu
    • fermentor untuk pupuk cair
    • hand tracktor
    • hand truck
    • insenerator
    • instalasi air
    • kendaran transportasi sampah
    • mesin pencacah sampah
    • seragam insenerator (sepatu boot, baju dan sarung tangan tahan api, helm penahan panas)
    • seragam operasional (sepatu boot, topi, baju lapangan, sarung tangan)
    c. Desain
    Luas bangunan 150 m2 berdiri di atas lahan seluas 700 m2. Dengan insfrastruktur yang ada mampu menampung sampah domestik sebesar 1000 m3 per bulan, atau setara dengan 2,5 kali. Dan juga memiliki kapasitas insenerator 400 m3 per bulan untuk mengolah sampah yang tak layak daur.
    Penilaian kelayakan terhadap aspek tenknis penting untuk dilakukan sebelum suatu usaha dijalankan. Penentuan kelayakan teknis akan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan proses operasi perusahaan. Oleh karena itu jika aspek teknis ini tidak dianalisis secara mendalam akan berdampak fatal terhadap proses produksi perusahaan di kemudian hari. Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan lay-out serta kesiapan mesin yang akan digunakan.

    2. Kajian Ekonomi
    Setiap kegiatan usaha yang dijalankan tentunya akan memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dampak ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun masyarakan secara luas. Bagi masyarakat adanya investasi dapat memberikan peluang dalam peningkatan kesejahteraan. Sementara itu, bagi pemerintah adanya investasi dapat meningkatkan pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

    Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah adalah adakah manfaat yang akan diperoleh baik secara ekonomi maupun sosial bagi berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu di pertimbangkan karena dampak yang ditimbulkan nantinya akan sangat luas apabila perusahaan/investor salah dalam melakukan penilaian terahdap kelayakan suatu proyek. Disini yang akan dibahas mengenai penyerapan tenaga kerja, dampak bagi usaha sejenis dan dampak bagi lingkungan masyarakat.
    a. Penyerapan Tenaga Kerja
    Dari usaha yang terangkum di atas membutuhkan 20 orang karyawan. Ini memungkinkan untuk mengurangi angka pengangguran.
    b. Dampak tehadap usaha sejenis
    Dengan adanya usaha ini dampak bagi usaha sejenis adalah lebih meningkatnya persaingan. Maka dari itu kita harus memikirkan terobosan-terobosan yang baru agar kita tidak kalah bersaing didalam usaha yang akan kita geluti ini.
    c. Dampak bagi lingkunag masyarakat
    Dengan adanya usaha ini berdampak meningkatnya ekonomi masyarakat khususnya para karyawan, selain itu adanya lowongan pekerjaan baru. Dari usaha ini akan akan membantu masyarakat untuk mengolah sampah.

    3. Kajian Finansial
    Yang akan dibahas dalam hal ini berapa banyak dana yang akan kita butuhkan untuk menjalankan usaha ini, keuntungan serta kerugian yang mungkin akan kita dapatkan nantinya. Kajian disini meliputi:
    a. Kebutuhan dana investasi
    Biaya Pembangunan
    Pembelian tanah/lahan Rp. 50.000.000
    Gaji buruh Rp. 20.000.000
    Pembelian bahan baku
    Truk sampah Rp. 90.000.000
    Keranjang Rp. 10.000.000
    Asesoris dll Rp. 5.000.000
    TOTAL Rp. 17 5.000.000

    b. Rencana pembelanjaan dan sumber dana
    Modal sendiri Rp. 250.000.000
    Pinjaman di Bank Rp. 750.000.000
    TOTAL RP 1.000.000.000
    c. Proyeksi Keuangan
    Proyeksi Pendapatan
    Pendapatan per hari Rp. 20.000.000
    Pendpatan per bulan Rp. 600.000.000
    TOTAL Pendapatan per tahun Rp 620 .000.000
    Proyeksi biaya per bulan
    Uang bensin Rp. 200.000.000
    Gaji karyawan 1 karyawan Rp. 1.000.000 X 20 Rp. 20.000.000
    Biaya produksi pupuk Rp. 44.000.000
    PBB Rp. 1.000.000
    PPn Rp. 30.000.000
    Biaya listrik Rp. 20.000.000
    Lain-lain (cetak nota dll) Rp. 1.000.000
    TOTAL Rp. 126.000.000
    Proyeksi rugi/laba
    Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan pengeluaran.
    Laba/Rugi = Pendapatan – Pengeluaran
    = 620.000.000 – 126.000.000
    = 494.000.000 per bulan
    Proyeksi kemampuan pelunasan hutang
    Diperkirakan hutang dapat dilunasi dalam jangka waktu 5 tahun dengan bunga 10% per tahunnya. Jadi hutang yang akan dibayarkan perbulannya adalah Rp.41.000.000.
    Keuntungan Bersih per Bulan
    Keuntungan bersih per bulan = Omset per bulan – biaya operasional
    =620 .000.000 – 210.000.000
    = 410.000.000 per bulan

    KESIMPULAN
    Dari kajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa usaha daur ulang sampah bisa dibilang sangat menguntungkan. Karena dari hasil perhitungan keuntungan perbulan digambarkan hamper mencapai Rp. 500 juta yakni Rp. 494.000.000. Coba bayangkan bila dihitung dalam setahun, maka keuntungan yang akan kita capai apa bila usaha yang kita jalankan tersebut bias mencapai milayaran rupiah. Namun hal ini masih dalam perencanaan, dan itu bias saja terwujud melalui usaha dan kerja keras srta kemuan untuk menjalankan sesuatu dengan hati yang ikhlas dan sunguh-sungguh.

    • NAME : ICHSAN FEBRIANSYAH
      CLASS : 3B
      PO.71.20.0.09.1915

      Kerja sama production house (PH) dengan stasiun televisi menyimpan bom waktu. Ujung pangkalnya adalah pembayaran yang sering telat. Tunggakan kerja sama ini mencapai puluhan miliar. PH mesti pintar-pintar mengelola bisnisnya

      Dunia bisnis production house memang tidak senantiasa seindah penampakan sinetronnya yang banyak dibalut kemewahan. Presiden Direktur Trans TV Ishadi S.K. mengatakan bahwa tunggakan stasiun televisi ke PH adalah hal yang wajar, karena masih dalam batas normal bisnis televisi. “Ini kan bisnis televisi, bukan jual sepeda motor. Yang penting angsuran dibayar terus dan ada komitmen membayar tidak berhenti,” katanya.

      Bisnis Production House Company (PH) harus kuat modalnya. Bagaimana tidak, bisnis ini membutuhkan investasi untuk alat yang harganya mahal. Lalu, ada ongkos operasional yang tidak murah. Untuk memproduksi satu episode sinetron (Exhibition Organizer) dibutuhkan modal sekitar Rp 250 juta-Rp 300 juta. Adapun satu film layar lebar mencapai Rp 1 miliar. Gawatnya, keuntungan juga tidak bisa langsung dinikmati. Perlu dua atau tiga bulan untuk menerima hasil keringat.

      Seiring perjalanan waktu dan tren bisnis hiburan, peran PH atau Exhibition Organizer justru kian tergusur. Beberapa stasiun televisi mulai mengembangkan in-house production alias memberdayakan awak stasiun sendiri. Di Trans TV, misalnya, tayangan produksi in house mencapai 75%, sisanya baru digarap PH. “Dengan in house kita bisa lebih kreatif, cepat memutuskan perubahan program, dan lebih hemat,” ujar Ishadi S.K., Presiden Direktur Trans TV.

      RCTI juga mengikuti jejak Trans TV. Mereka membangun in-house production yang dinamakan MNC (Media Nusantara Citra). Cuma, karyanya baru sebatas sinetron remaja dan film televisi. Itu pun, menurut Wakil Direktur Utama RCTI Sutanto Hartono, sinetron produksi in house belum bisa mengimbangi kualitas produk Production House Jakarta. Apalagi pada awal produksi, biasanya selalu rugi belum bisa untung. “Masalahnya, apakah teve punya keahlian dan komitmen atau enggak, karena awalnya negatif terus return-nya,” terang Sutanto.

      Lantaran berkeinginan mendorong peran in-house production, tak heran jika kebijakan stasiun televisi terasa makin memberatkan Production House Company. Misalnya, untuk acara pada jam prime time tak ada lagi sistem revenue sharing (bagi hasil). “Kontraknya beli putus, lalu program menjadi milik mereka seumur hidup,” kata Leo Sutanto, pemilik Sinemart.

      Bagi Production House Jakarta, melihat situasi seperti ini, pilihannya cuma satu. Yaitu: memperkuat daya tawar, dengan membuat program yang bagus.

  17. nama ; ALFI QODRI
    P.O : 71.20.0.09.1895
    TGKT : 3B

    Dalam pengembangan usahanya, PT. Kertas Blabak Magelang berniat memanfaatkan sumber daya yang ada dan cukup melimpah berupa sumber mata air yang memenuhi syarat air minum menjadi usaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan menunjuk PT. Tirta Gemilang Magelang sebagai salah satu anak perusahaan untuk mengelolanya. Hal ini disebabkan kebutuhan akan konsumsi air kemasan dari tahun ke tahun terus meningkat, yaitu dari 4,18 miliar liter pada tahun 1999 merambat terus hingga 5 miliar liter pada tahun 2000 untuk skala nasional, sedangkan jumlah produksi pada tahun 1999 hanya sebesar 4 miliar. Dari rencana pendirian usaha AMDK tersebut maka perlu dilakukan analisis kelayakan dari berbagai aspek. Untuk memecahkan permasalahan kelayakan usaha ini dilakukan kajian terhadap aspek pasar, aspek teknis, dan aspek lingkungan serta analisis sensitifitas kelayakan terhadap beberapa parameter ekonomi yang mungkin berubah. Berdasarkan hasil penelitian

    aspek pasar
    dinyatakan bahwa perkembangan jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial dan peluang pasar masih tersedia untuk skala nasional sebesar 20 %, sementara kapasitas produksi yang direncanakan hanya 3%.

    aspek teknis
    dinyatakan bahwa lokasi pabrik sangat menguntungkan dari pertimbangan bahan baku, bahan pembantu, utilitas, tanaga kerja, dan transportasi serta kebutuhan mesin, peralatan dan bangunan dapat direalisasikan.

    aspek ekonomis
    diperoleh Break-Event Point tercapai pada 27,27%, Pay Back Period selama 1,58 tahun atau 19 bulan, Internal Rate of Return sebesar 56,59%, dan Profitability Index sebesar 3.

    aspek lingkungan
    semua bentuk limbah dan cemaran, baik limbah padat, cair, gas, debu, dan kebisingan dikelola dan dipantau dengan UKL dan UPL untuk pelestarian lingkungan. Berdasarkan pertimbangan keempat aspek, maka pendirian usaha AMDK tersebut dapat memberikan kelayakan.

    DISINI TIDAK TERDAPAT ASPEK HUKUM, MANAJEMEN, KEUANGAN….

      • menurut saya, tentu ini belum memenuhi syarat.
        seperti aspek hukum yang memiliki fungsi untuk menjadi pedoman legalitas usaha. dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di kemudian hari karena unit usaha ini skalanya adalah impor. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum, yaitu :
        a. Badan Hukum
        b. Tanda daftar perusahaan dan Surat ijin usaha : Sesuai dengan UUno. 3/1982 ttg Wajib Daftar Perusahaan, Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.
        c. NPWP
        d. Ijin Domisili dan IMB
        e. Bukti Diri

  18. NAMA : MUHAMAD ALJUFRI
    NIM :PO.71.20.0.09.1035
    TINGKAT : IIIB

    ANALISIS KELAYAKAN USAHA RICE MILLING UNIT (RMU)
    DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA
    Sugeng Widodo, Rob Mujisihono dan Nur Hidayat
    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

    ABSTRAK
    Beras adalah komoditas strategis dan merupakan pangan pokok bangsa Indonesia. Konsumsi beras setiap tahun selalu meningkat seiring dengan laju penambahan penduduk. Sudah banyak upaya untuk mengerem laju konsumsi beras dengan anekaragaman pangan lokal namun tampaknya setiap tahun selalu mengalami kenaikan. Seiring dengan laju konsumsi beras maka pihak produsen utama (petani) dan ditunjang dengan usaha penggilingan padi (Rice Milling Unit) mengalami kenaikan pesat. Pesatnya pertumbuhan RMU di Kabupaten Bantul menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Metode penelitian adalah survai dengan penentuan RMU secara sengaja (purposive) dengan pendekatan daerah sentra padi. Penelitian menguji 3 RMU di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul pada bulan September – Desember 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pengembalian modal (Internal Rate Return/IRR) pada 3 RMU memberikan nilai IRR aktual > IRR estimate, ( 12% ) masing-masing adalah UD Iqbal Sari Padi 63%; UD Dewi Sri 70% dan UD Tani Rahayu 36%. Dengan nilai indikator IRR > 12% maka usaha RMU di tiga UD tersebut layak; (2) Net Present Value (NPV) memberikan nilai indikator NPV positif, masing-masing adalah UD Iqbal Sari Padi sebesar Rp 75,680,901; UD Dewi Sri Rp 34,306,065 dan UD Tani Rahayu sebesar Rp 13,017,534. Artinya bahwa usaha penggilingan padi RMU selama 5 (lima) tahun investasi memberikan keuntungan masing-masing sebesar Rp 75,680,901; Rp 34,306,065 dan Rp 13,017,534. Dengan pendekatan kedua indikator IRR dan NPV dalam kondisi normal pada saat pengkajian usaha ini layak dan memberikan manfaat nyata bagi usaha RMU di Kabupaten Bantul.
    Kata kunci : RMU, padi, kelayakan usaha

    PENDAHULUAN
    Swasembada beras terjadi tahun 1984 dan dapat dipertahankan pada tahuu 1990. Setelah itu peningkatan konsumsi beras tidak sebanding lagi dengan laju peningkatan produksi dan areal panen (Kasryno et al., 2001). Sejak tahun 1994 Indonesia mulai mengimpor beras lagi, dan setiap tahun ada kecenderungan peningkatan impor. Ini sebenarnya merupakan peluang bagi petani dan usaha penggilingan padi (RMU) dalam peningkatan produktivitas dan kualitas beras. Pangsa pasar tersedia hanya keperpihakan pemerintah terhadap petani khususnya padi sangat diharapkan dalam peningkatan pendapatan dan nilai tukarnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi petani. Insentif dalam keperpihakan pemerintah pada petani diharapkan mampu memberikan spirit dan motivasi sehingga akhirnya petani bergairah lagi menanam padi.
    Tanaman padi merupakan masih merupakan komoditi strategis nasional. Produksi beras di Indonesia pada akhir tahun 2000 mencapai 51,899 juta ton GKG (Simatupang, 2000; Simatupang dan A. Syukur, 2002) pada akhir tahun 2002 diperkirakan sebesar 54 juta ton GKG. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2002 dapat menyumbangkan sekitar 653.576 ton padi Gabah Kering Giling (GKG), terdiri dari hasil padi sawah 537.955 ton GKG, padi gogo 115.622 ton GKG, setara dengan 424.824,4 ton beras (Anonimus, 2002). Dilihat dari luas areal padi sawah, maka Kabupaten Sleman merupakan pemasok terbesar (40,56%), Kabupaten Bantul, 27,60%, Kabupaten Kulon Progo, 18,03%, Kabupaten Gunung Kidul 13,40% dan Kodya Yogyakarta 0,41%. Sedangkan padi gogo 100,00% berada di Kabupaten Gunung Kidul (Santoso, 2002).
    Potensi hasil varietas-varietas unggul padi sawah telah mencapai titik jenuh, hal ini terbukti bahwa rata-rata produksi padi persatuan luas telah melandai. Dengan memperhatikan mutu gabah/beras yang mengarah kepada permintaan pasar, baik domestik maupun internasional, maka pengenalan varietas padi unggul baru aromatik diharapkan dapat meningkatkan harga jual beras yang dihasilkan. Adapun kegiatan tersebut telah mendapat respon dari Bupati Bantul dengan bantuan benih padi aromatik sebanyak 4 ton bekerja sama dengan BPTP-Yogyakarta tahun 2001 (Mudjisihono, 2001). Hasil panen dihimpun dalam satu lumbung kelompok dan diharapkan dapat dijual dalam bentuk gabah maupun beras dengan harga yang relatif lebih tinggi. Sebagai tindak lanjut Mudjisihono et al., (2004), sedang mengembangkan padi aromatik varietas Batang Gadis, Gilirang, Cimelati dan Celebes di Yogyakarta. Maka perlu diantisipasi dengan pola penanganan pasca panen yang tepat dan benar.
    Masalah besarnya kehilangan hasil, mutu yang rendah dan harga yang fluktuatif yang cenderung tidak memberikan insentif kepada petani sangat amat dirasakan dan perlu segera solusinya (Moehaimin-Sovan, 2002). Kehilangan hasil pasca panen masih tinggi yaitu mencapai 20,5% (Anonimus, 1995). Mutu beras yang dihasilkan umumnya sangat rendah yang dicirikan oleh beras patah (broken) yang lebih dari 15% dengan rasa, warna yang kurang baik. Selanjutnya harga gabah ditingkat petani belum dapat memperbaiki tingkat pendapatan. Kondisi demikian akan semakin besarnya ancaman terhadap ketahanan pangan beras.

    METODE PENELITIAN
    Pendekatan Penelitian
    Kegiatan akan dilaksanakan pada tahun 2004 dari bulan September – Desember 2004. Pada tahap awal dilakukan survai lokasi pada daerah sentra padi di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul. Penentuan tempat RMU secara sengaja (purposive) yaitu pada daerah sentra padi, sedangkan penentuan responden secara simple random sampling, dengan kriteria responden bahwa RMU yang dikaji memiliki kesetaraan dalam volume, skala dan berijin.
    Pendekatan Analisis Data
    a. Analisis Pendapatan Bersih Usaha RMU
    Keuntungan = Penerimaan Total – Biaya Total
    Komponen biaya total terdiri dari biaya-biaya variabel (biaya tidak tetap) dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas, dengan kata lain biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan, akan tetapi biaya variabel per unit sifatnya konstan. Sedangkan biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas (Garrison dan Norren, 2001).
    b. Analisis Finansial RMU
    Analisis finansial yaitu menghitung tingkat imbalan yang diterima dari modal yang sudah diinvestasikan pada usaha RMU. Kriteria investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Present Value (NPV), Net B/C, dan IRR.. (Pujosumarto, 1998 ; Gitinger, 1986)
    Net Present Value (NPV) :

    Keterangan :
    B = Manfaat penerimaan tiap tahun
    C = Manfaat biaya yang dikeluarkan tiap tahun
    t = Tahun kegiatan usaha (t = 1,2,…n)
    i = Tingkat discount yang berlaku

    Kriteria NPV yaitu :
    NPV > 0, berarti usaha RMU yang telah dilaksanakan menguntungkan;
    NPV Social Discount Rate berarti usaha RMU layak dilaksanakan;
    2. IRR IRR estimate, yaitu > 12% (sesuai bunga yang berlaku saat penelitian) maing-masing adalah UD Iqbal Sari Padi 63%; UD Dewi Sri 70% dan UD Tani Rahayu 36%. Dengan nilai indikator IRR > 12% maka dari sisi IRR usaha RMU di tiga UD tersebut layak.
    Begitu pula bila ditinjau dari sisi Net Present Value (NPV) memberikan nilai NPV positif, masing-masing adalah UD Iqbal Sari Padi sebesar Rp 75,680,901; UD Dewi Sri Rp 34,306,065 dan UD Tani Rahayu sebesar Rp 13,017,534. Artinya bahwa usaha penggilingan padi RMU selama 5 (lima) tahun investasi memberikan keuntungan masing-masing sebesar Rp 75,680,901; Rp 34,306,065 dan 13,017,534. Dengan pendekatan kedua indikator IRR dan NPV dalam kondisi normal pada saat pengkajian usaha ini layak dan memberikan manfaat nyata bagi usaha RMU di Kab Bantul.

    KESIMPULAN
    1. Dilihat dari indikator (Internal Rate Return/IRR) pada 3 RMU adalah layak/feasible memberikan nilai IRR aktual > IRR estimate, (12%) masing-masing adalah UD Iqbal Sari Padi 63%; UD Dewi Sri 70% dan UD Tani Rahayu 36%.
    2. Dari sisi Net Present Value (NPV), juga layak/feasible dengan nilai NPV positif, masing-masing adalah UD Iqbal Sari Padi sebesar Rp 75,680,901; UD Dewi Sri Rp 34,306,065 dan UD Tani Rahayu sebesar Rp 13,017,534.

    DAFTAR PUSTAKA
    Anonimus. 2003. Dinas Pertanian Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam: Rakorbangda 2003. Yogyakarta
    Garrison dan Norren. 2001. Akutansi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta.
    Gittinger, 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Eds (II). Universitas Indonesia Press. Johns Hopkins. Jakarta. 579.
    Karsyno, F., P. Simatupang, E. Pasandaran dan Sri Adiningsih. 2001. Reformulasi Kebijaksanaan Perberasan Nasional. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Balitbang Deptan. 1 – 23.
    Mudjisihono Rob. dan A. Setyono, 2003. Pengkajian Cara dan Alat Perontokan untuk Menekan Kehilangan Hasil Panen Padi. Balai Pengkajian Teknologi Yogyakarta. unpublished.
    Pudjosumarto, M., 1998. Evaluasi Proyek. Fakultas Ekonomi Brawijaya Malang. Edisi Kedua. Liberty. Yogyakarta.
    Santosa, T., 2002. Memantapkan Swasembada Pangan dan Ketahanan Pangan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, IP2TP Yogyakarta.
    Simatupang, P. 2000. Anatomi Masalah Produksi Beras Nasional dan Upaya Mengatasinya. Makalah pada Seminar Nasional Perspektif Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2001 Ke depan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, 9-10 Nopember 2000. Bogor.
    Simatupang, P., dan M. Syukur, 2002. Dampak Kehilangan Hasil Terhadap Kesejahteraan Sistem Padi. Workshop Kehilangan Hasil Pasca Panen Padi. Dirjen Bina Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Jakarta, 5 Juni 2002.
    Sovan, M., 2002. Peranan Penanganan Pasca Panen Untuk Menurunkan Kehilangan Hasil. Makalah pada workshop Kehilangan Hasil Pasca Panen. Jakarta.

  19. NAMA : JAUHARI
    TINGKAT; III B
    NIM; 71.20.0.09.1917

    STUDI KELAYAKAN THE PRINCE COFEE SHOP

    1.Segi pasar, permintaan terhadap kopi terus meningkat setiap tahunnya, walaupun dari segi psikologi tidak mendapat dukungan yang cukup akan tetapi masalah ini dapat diatasi karena dari segi produk ThePrinceCoffee shop menyediakan menu variatif dari kopi dan bukan sekedar kopi dengan rasa yang manis dan menggoda sehingga cocok bagi mereka yang tidak menyukai kopi ataupun mereka yang mempunyai image buruk terhadap kopi, image yang telah lama tertanam dalam dirimereka. Dengan menu yang memperhatikan nilai gizi dan kalori sehingga bagi customer yang sedang berdiet pun mereka tetap dapat merasakan nikmatnya secangkir minuman low fat dan sepotong kueyang rendah kalori, menu-menu kami sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat. Dan jumlah mahasiswa yang merupakan target utama juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

    2.Segi perekonomian, pembukaan coffee shop kami ini dapat membantu peningkatan minat masyarakat terhadap kopi, hal ini berarti membantu negara memperbesarkan penggunaan kopi dalam negeri sendiri, sehingga jika permintaan masyarakat terhadap kopi meningkat, ini berarti peningkatan devisa negara dan juga dapat mendorong perkembangan agrobisnis dan agriindustri diIndonesia, juga dapat mendorong Indonesia menjadi negara pengekspor terbesar untuk kopi Robusta.

    3.Segi hukum, kami memiliki izin yang kuat dan diakui oleh hukum sebagai sebuah PerseroanTerbatas (PT) sehingga perusahaan dapat berkembang lebih efisien dan efektif.

    4.Segi produk, bahan baku yang kami gunakan dapat diperoleh di Indonesia dengan kualitas tinggi,mutu terjamin dan harga terjangkau. Kami juga menggunakan bahan dasar yang rendah kalori dan cita rasa yang tidak kalah dari produk lain, bahkan jauh lebih unik.

    5.Segi teknologi, kami menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi yang sudah banyakdipasarkan di dunia, dan juga mesin-mesin ini telah memenuhi syarat sebagai mesin yang baik dandapat digunakan dengan umur ekonomis tidak kurang dari 5 tahun.

    6.Segi lokasi, lokasi yang kami gunakan letaknya cukup strategis karena dekat dengan daerah perkantoran dan perkualiahan di wilayah barat Jakarta, Lippo Karawaci – Tangerang.

    7.Segi manajemen SDM, memperkerjakan mereka yang telah ahli di bidangnya dengan gaji yangtelah disesuaikan dengan latar belakang, pengalaman dan juga budget perusahaan.

    8.Segi keuangan, biaya-biaya, kewajiban-kewajiban dan harta yang kami gunakan balance denganmodal yang ada. Modal yang kami gunakan: modal sendiri 34% dan modal pinjaman 66%.Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka kami mempunyai keyakinan bahwa The Prince Coffee Shop dengan berlokasi di Lippo Karawaci – Tangerang akan dapat berkembang dengan baik.

    9.Segi ligkungan
    sampah tidak mencemari lingkungan

  20. ICHSAN FEBRIANSYAH
    TINGKAT 3B
    PO.71.20.0.09.1915

    Rumah produksi adalah suatu badan usaha yang kegiatan utamanya menyediakan kebutuhan tayangan stasiuntelevisi.Mempelajari sebuah proyek tidak cukup dengan hanya menilai aspek keuangannyasaja, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek-aspek lainnya. Sebuah proyek dinyatakan layak jika dapat direalisasikan dan juga memberikan tingkat keuntungan yang dikehendaki.

    Rumah produksi dapatmembuat atau memprioritaskan produk yang profitabilitasnya lebih tinggi.
    Studi kelayakannya :

    Dalam kelayakanpemasaran menggunakan indikator konsumen dari rumah produksi, penawaran pasar atasproduk dari rumah produksi, dan bauran pemasaran rumah produksi.

    Dalam kelayakan teknis menggunakan indikator lokasi kantor, peralatan sertateknologi yang digunakan, bahan baku dan bahan pembantu produksi, serta tenaga kerja yangdibutuhkan untuk melakukan produksi sinetron.

    Dalam kelayakan manajemen, yang meliputipengelolaan rumah produksi setelah berjalan, struktur organisasi yang dibutuhkan, jenispekerjaan yang terlibat, dan pengaturan perusahaan agar dapat beroperasi dengan benar.

    Dalam kelayakan hukum menggunakan indikator perijinan usaha dan perijinan lokasi.

    Dalam kelayakan keuangan, perusahaan menguji kelayakan investasi usaha dengan menggunakan metode capital budgeting yang terdiri dari payback period , net present value,internal rate of return, profitability indeks.

  21. nama : jauhari
    tingkat ; III b
    nim : 71.20.0.09.1917

    Studi kelayakan The Prince Cofee Shop

    1.Segi pasar, permintaan terhadap kopi terus meningkat setiap tahunnya, walaupun dari segi psikologi tidak mendapat dukungan yang cukup akan tetapi masalah ini dapat diatasi karena dari segi produk ThePrinceCoffee shop menyediakan menu variatif dari kopi dan bukan sekedar kopi dengan rasa yang manis dan menggoda sehingga cocok bagi mereka yang tidak menyukai kopi ataupun mereka yang mempunyai image buruk terhadap kopi, image yang telah lama tertanam dalam dirimereka. Dengan menu yang memperhatikan nilai gizi dan kalori sehingga bagi customer yang sedang berdiet pun mereka tetap dapat merasakan nikmatnya secangkir minuman low fat dan sepotong kueyang rendah kalori, menu-menu kami sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat. Dan jumlah mahasiswa yang merupakan target utama juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

    2.Segi perekonomian, pembukaan coffee shop kami ini dapat membantu peningkatan minat masyarakat terhadap kopi, hal ini berarti membantu negara memperbesarkan penggunaan kopi dalam negeri sendiri, sehingga jika permintaan masyarakat terhadap kopi meningkat, ini berarti peningkatan devisa negara dan juga dapat mendorong perkembangan agrobisnis dan agriindustri diIndonesia, juga dapat mendorong Indonesia menjadi negara pengekspor terbesar untuk kopi Robusta.

    3.Segi hukum, kami memiliki izin yang kuat dan diakui oleh hukum sebagai sebuah PerseroanTerbatas (PT) sehingga perusahaan dapat berkembang lebih efisien dan efektif.

    4.Segi produk, bahan baku yang kami gunakan dapat diperoleh di Indonesia dengan kualitas tinggi,mutu terjamin dan harga terjangkau. Kami juga menggunakan bahan dasar yang rendah kalori dan cita rasa yang tidak kalah dari produk lain, bahkan jauh lebih unik.

    5.Segi teknologi, kami menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi yang sudah banyakdipasarkan di dunia, dan juga mesin-mesin ini telah memenuhi syarat sebagai mesin yang baik dandapat digunakan dengan umur ekonomis tidak kurang dari 5 tahun.

    6.Segi lokasi, lokasi yang kami gunakan letaknya cukup strategis karena dekat dengan daerah perkantoran dan perkualiahan di wilayah barat Jakarta, Lippo Karawaci – Tangerang.

    7.Segi manajemen SDM, memperkerjakan mereka yang telah ahli di bidangnya dengan gaji yang telah disesuaikan dengan latar belakang, pengalaman dan juga budget perusahaan.

    8.Segi keuangan, biaya-biaya, kewajiban-kewajiban dan harta yang kami gunakan balance dengan modal yang ada. Modal yang kami gunakan: modal sendiri 34% dan modal pinjaman 66%.Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka kami mempunyai keyakinan bahwa The Prince Coffee Shop dengan berlokasi di Lippo Karawaci – Tangerang akan dapat berkembang dengan baik.

    9. Segi linkungan, tidak sampah dapat di olah dengan baik,sehingga tidak menvemari lingkungan

  22. Nama : Arip putra
    NIM : PO. 71. 20.0.09.1899
    TINGKAT: 3B

    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    Latar Belakang
    Di zaman super sibuk seperti sekarang ini, banyak orang di kota besar yang sudah tidak bisa membagi waktunya untuk mencuci pakaiannya sendiri. Karena mereka umumnya sejak pagi sudah bergelut dengan pekerjaanya ataupun kuliah. Sebagian besar dari mereka mungkin pulang sudah larut malam dan saat itu hanya ada satu dibenak pikiran yaitu istirahat.
    Seperti ini keberadaan binatu di tengah masyarakat tentunya sangat membantu meringankan pekerjaan banyak orang sibuk atau orang malas. Tinggal taruh barang, dua atau tiga hari kemudian pakaian sudah bisa diambil dalam keadaan bersih dan rapi serta siap pakai. Terasa praktis, tidak repot dan murah bukan? Binatu juga sangat membantu warga yang bersiap ditinggal mudik pembantu, terutama pada saat musim lebaran seperti tahun ini. Banyak warga mulai mencari-cari binatu yang tetap buka saat lebaran atau binatu yang masih siap memberikan jasanya. Pada saat seperti itu binatu bisa mengalami kebanjiran pelanggan, tapi hasil yang di dapat juga tentu sangat memuaskan karena omset yang diterima meningkat berkali – kali lipat dari hari biasa. Selain itu, binatu juga banyak menerima cucian bagi anak kos khususnya para mahasiswa, karena dirasa harga dari laundry kiloan murah dan sangat terjangkau untuk kantong mahasiswa.

    Pembahasan
    Studi kelayakan bisnis (SKB) adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan mendapatkan manfaat financial (Arti sempit).
    SKB adalah penelitian tentang berhasil tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara mengungkan (penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan ekses sumber daya, penghematan devisa, dan peluang usaha)
    Investasi (capital expenditure) memiliki arti penting mengingat :
    • mempunyai konsekuensi jangka panjang.
    • umumnya menyangkut jumlah yang besar
    • komitmen tidak mudah diubah

    Manfaat diadakan Studi Kelayakan Bisnis:
    • Manfaat Finansial
    • Manfaat Ekonomi Nasional
    • Manfaat Sosial
    SKB dilakukan tergantung dari faktor berikut :
    • Besar kecilnya dana investasi
    • Business uncertainty
    • Kompleksitas variabel yang berpengaruh

    Aspek – Aspek Studi Kelayakan Bisnis
    1. Aspek Pasar
    Berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek tersebut :
    • Potensi pasar, yaitu Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli.
    • Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
    Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.
    2. Aspek Internal Perusahaan
    Berkaitan dengan manajemen didalam perusahaan atau tempat usaha tersebut.
    3. Aspek Teknik dan Teknologi
    Dengan tujuan adalah untuk meyakinkan apakah secara teknik dan pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat pembangunan proyek atau opersional secara rutin.

    Kajian Bisnis
    Suatu bisnis akan dikaji berdasarkan beberapa parameter utama, yaitu:
    1. Kajian teknik
    Berkaitan dengan harga lokasi proyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.

    2. Kajian Ekonomi
    berkaitan dengan berapa modal investasi yang akan di gunakan dalam pembangunan proyek, rincian biaya yang di perlukan , dan menyangkut alat- alat yang di perlukan dalam pembangunan proyek

    3. Kajian Finansial
    menyangkut dengan sumber modal yang di perlukan dalam berbisnis apakah pinjaman bank atau modal pribadi, keuntungan yang di peroleh an berapa lama waktu yang di perlukan agar modal dapat di kembalikan, dan membandingkan apabila modal tersebut di peroleh dari pinjaman bank dalam kurun waktu berapa lama modal dapat di kembalikan pada bank dan apakah dapat memperoleh untung atau hasil penjualan hanya untuk membayar bunga bank.

    Bisnis Loundry dan dry clean

    Kajian Teknik
    Pertama, modal untuk investasi yang dibutuhkan untuk lokasi penjualan (outlet tempat menerima pelanggan atau cucian), lokasi mencuci, dan peralatan berupa mesin-mesin yang dibutuhkan, serta instalasi air, listrik, dan buangan air kotor.
    Lokasi tempat menerima cucian dan tempat mencuci bisa dilakukan di tempat yang sama atau terpisah, mengingat dibutuhkan instalasi air yang memerlukan ruang dan biaya yang juga besar.
    Ada pun mesin yang dibutuhkan adalah: cash register (mesin hitung uang), mesin cuci baju kapasitas besar/ industri, mesin pengering baju kapasitas besar, mesin setrika press besar, dan setrika tangan. Ini minimum standar mesin yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini. Jika jumlah cucian belum terlalu banyak, mesin press (setrika otomatis) bisa digantikan seterika tangan yang harganya jauh lebih murah.
    Mesin cash register digunakan di lokasi penerima cucian untuk mencatat dan menerima transaksi keuangan. Mesin cuci digunakan untuk mencuci pakaian yang bisa dicuci dengan mesin biasa, sedangkan pakaian yang tak bisa dicuci dengan mesin cuci biasa harus dicuci secara terpisah.
    Kendati Indonesia negara tropis dengan matahari yang terus bersinar, kita tak bisa mengandalkan matahari untuk mengeringkan cucian. Selain itu, diperlukan ruang jemuran yang amat besar untuk mengeringkan pakaian. Bila musim hujan tiba, akan sulit untuk mengeringkan pakaian. Maka, dibutuhkan mesin pengering cucian.
    Mesin setrika (press) otomatis juga diperlukan, tapi untuk mendapatkan press-line atau garis setrika yang jelas dan tegas biasanya tukang cuci lebih menyukai setrika tangan yang berat, karena memberikan hasil yang jauh lebih maksimal, meski membutuhkan tenaga pekerja lebih banyak.
    Sedangkan untuk biaya operasional sehari-hari komponennya: biaya sewa tempat deterjen dan pelunak cucian, air, bahan kimia untuk dry-clean, dan SDM (pekerja). Untuk lokasi bisa di rumah sendiri, terutama lokasi untuk tempat mencuci. Sedangkan air, bisa pakai air tanah, tapi usahakan disaring lebih dulu karena air tanah yang kotor bisa merusak pakaian.

    Kajian Ekonomi :
    – Sewa tempat ukuran 6 x 6 meter /tahun Rp 15.000.000,-
    – Mesin cuci 8 kg + Pengering pakaian
    merk Electrolux EWF8556 2 unit Rp 7.360.000,-
    – Setrika HD 1172 3 unit Rp 465.000,-
    – Pelunak pakaian & bahan kimia Rp 1.000.000,-
    – Deterjen Rp 1.000.000,-
    – Mesin cash Register 1 unit Rp 4.000.000,-
    – Pengurusan ijin usaha Rp. 600.000,-
    – Gaji Karyawan perbulan Rp 800.000,-
    – Tarif Listrik Perbulan Rp 1.000.000,-
    Total Rp 31.225.000,-

    Kajian Finansial
    a. Sumber modal
    Pada bagian di atas telah kita melihat rincian modal yang di perlukan. Untuk itu kita harus menentukan sumber modal yang kita butuhkan. Apakah modal yang kita miliki cukup untuk memenuhi seluruh keperluan yang ada untuk membangun bisnis ini atau tidak. Jika tidak cukup dimana kita dapat meminjam modal.
    Melihat hal tersebut maka kami memutuskan untuk mengambil modal dari mitra bisnis dengan pembagian keuntungan 50 %.

    b. Keuntungan
    Keuntungan yang diperoleh , yaitu:
    Pemasukan
    Jasa pencucian : Rp 500.000,- x 30 hari Rp 15.000.000,-
    Pengeluaran
    Gaji Pegawai : Rp 800.000,- x 3 orang Rp 2.400.000,-
    Listrik, telepon : Rp 2.000.000,-
    Sabun, pewangi, pelembut (deterjen) Rp 500.000,-
    Bahan kimia & Pelunak Pakaian Rp 500.000,-
    Total : Rp 5.400.000,-

    Laba Bersih Rp 9.600.000,-

    c. Membandingkan antara keuntungan yang di peroleh dengan bunga bank.
    Dari keuntungan yang di peroleh maka dapat di lihat bahwa dengan keuntungan sekitar Rp 3.300.000/bulan. Jika dibandingkan dengan bunga bank yang 6%/bulan.
    Berikut akan di contohkan bila kita mendepositokan dibank.
    Jika kita mendepositokan dibank Rp 35.000.000,-
    Bunga 6 % Rp. 2.100.000,-
    Total yang harus di bayar bank Rp. 37.100.000,-
    Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa jika mendepositokan ke bank maka keuntungan tidak seberapa jika dibandingkan dengan menginvestasikan pada bisnis laundry dan dry clean ini.

    Kajian Lingkungan
    Bisnis laundry dan dry clean ini jika dilihat mempunyai dampak financial yang lumayan besar tetapi mempunyai dapak lingkungan yang juga lumayan besar. Dampak tersebut berupa limbah cucian yang berupa sisa – sisa deterjen dan bahan kimia untuk menghilangkan noda pada pakaian. Dan untuk menanggulanginya diguanakan deterjen ramah lingkungan.

    Kesimpulan
    Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan :
    1. Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata Bisnis Loundry dan Dry Clean mampu memberikan hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih ketika ada dukungan modal.
    2. Parameter Utama dalam kajian bisnis yaitu Kajian Teknis, Kajian ekonomi, Kajian Finansial. Serta beberapa kajian tambahan yaitu Kajian Lingkungan dan Kajian Demografi.

  23. Nama : Ahmad Rifqi
    NIM : 70.20.09.1893
    Tingkat : lllB

    STUDI KELAYAKAN PROYEK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. HENRISON INTI PERSADA, PAPUA

    A. Aspek Pasar dan Pemasaran
    Sampai saat ini, sekitar 70 negara di dunia telah menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku industri pangan maupun non pangan. Pemakai dengan jumlah antara 100 – 200 ribu ton sebanyak 21 negara, sedangkan yang memakai lebih dari 200 ribu ton ada 12 negara. Di antara negara-negara pemakai minyak tersebut, India merupakan negara pemakai terbesar, yakni 1.045 ribu ton pada tahun 1988, disusul oleh Indonesia, Nigeria, Malaysia, RRC dan Pakistan. RRC yang biasanya mengkonsumsi minyak kedelai, pada tahun 1988 mengkonsumsi minyak sawit sebesar 435 ribu ton. Iklim yang tidak mendukung bagi produksi kedelai serta penduduk RRC yang sangat padat, cukup potensial bagi pasar minyak sawit Indonesia (Soetrisno dan Winahyu, 1991).
    Minyak sawit bukanlah produk akhir, melainkan merupakan input antara (intermediate input) untuk berbagai macam produk industri. Oleh karena itu, permintaannya sangat dipengaruhi oleh harga maupun pasokan dari minyak lain yang menjadi substitusinya. Pasokan minyak kelapa yang tidak stabil dan harga minyak sawit yang cenderung lebih rendah telah menyebabkan minyak sawit sebagai pemasok utama kebutuhan minyak nabati dalam negeri beberapa tahun belakangan ini. Minyak sawit ini terutama digunakan dalam industri minyak goreng, sabun dan margarine, serta industri kimia lain yang jumlahnya masih relatif kecil.
    Kapasitas terpasang dari 35 pabrik pengolahan minyak goreng yang menggunakan minyak sawit mencapai 2,88 juta ton crude palm oil (CPO) per tahun atau 173 % di atas kapasitas yang diizinkan oleh pemerintah. Sedangkan, kemampuan produksi total CPO masih di bawah 1,5 juta ton. Terbatasnya pasokan CPO juga menyebabkan proses diversifikasi vertikal industri minyak sawit Indonesia sangat lamban. Padahal, prospek pasar bagi produk non minyak goreng dari bahan baku minyak dan inti sawit sangat baik. Pasar dunia untuk gliserine dan PVC stabilizer umpamanya sangat terbuka, karena permintaan yang cukup besar di pasar dunia terhadap kedua produk tersebut. Rusia membutuhkan gliserine minimal 500 ton setiap bulan atau 6.000 ton per tahun. Sedangkan, Jepang membutuhkan PVC stabilizer 3.500 ton per bulan (Budiman dalam Soetrisno dan Winahyu, 1991). Prospek industry minyak sawit Indonesia dapat menjadi lebih cerah bila para industriawan Indonesia mau dan mampu memanfatkan keragaman produk yang terkandung dalam minyak sawit, dengan terlebih dahulu dilakukan pembenahan masalah pasokan CPO oleh pemerintah.
    Negara produsen utama minyak sawit dunia adalah Indonesia dan Malaysia. Di Malaysia, kelapa sawit merupakan sumber devisa negara, karena sebagian besar produksinya diekspor, sementara bagi Indonesia dan Nigeria, kelapa sawit terutama digunakan untuk keperluan dalam negeri, sehingga ekspornya merupakan sisa dari konsumsi dalam negeri. Singapura yang bukan negara produsen minyak sawit ternyata punya andil cukup besar dalam ekspor dunia. Hal ini
    berarti pabrik-pabrik pengolahan yang ada di Singapura mengekspor minyak sawit yang diimpor dari Malaysia maupun Indonesia.
    Dari segi komoditas, kompetitor utama minyak sawit adalah minyak kedelai, sedangkan dari negara yang memproduksi minyak sawit, kompetitor minyak sawit Indonesia adalah Malaysia. Namun demikian, Indonesia memiliki comparative advantage dari segi biaya produksi minyak nabati terkemuka. Hal ini karena kelapa sawit tergolong tanaman keras tropika, sedangkan penghasil minyak nabati lainya adalah tanaman semusim. Secara rinci hal ini bisa dilihat pada Tabel 1.
    Terkait dengan strategi pemasaran produk olahan kelapa sawit yang dihasilkan PT. Henrison Inti Persada, maka perlu ditetapkan jenis produk yang dipasarkan, harga dan syarat penjualan, distribusi, dan penetapan pajak penjualan. Jenis produk yang dipasarkan adalah minyak sawit dan inti sawit hasil olahan dari tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan sendiri dan yang dibeli dari plasma. Distribusi pemasaran minyak sawit (CPO) ditetapkan 70 % untuk tujuan ekspor dan 30 % untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedangkan inti sawit seluruhnya dipasarkan di dalam negeri. Harga yang ditetapkan untuk minyak sawit ekspor minimal sebesar Rp 1.288/kg, sedangkan untuk pasaran lokal (domestik) Rp 1.000/kg. Harga inti sawit untuk pasar lokal Rp 720/kg dan harga ekspor Rp 627,51/kg. Pajak yang dikenakan terhadap penjualan produk olahan kelapa sawit dibedakan antara pajak ekspor dan pajak penjualan lokal. Dalam hal ini, diproyeksikan pajak ekspor sebesar 14 % dari jumlah hasil ekspor, sedangkan pajak penjualan lokal sebesar 10 % dari jumlah hasil penjualan lokal.
    B. Aspek Teknis dan Teknologis
    Membangun perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan teknologi budidaya dan pengolahan yang canggih harus memperhitungkan kapasitas produksi yang ekonomis sehingga investasi di subsektor ini benar-benar dapat memberikan manfaat di kemudian hari. Pendirian pabrik yang mencakup mesin-mesin dan peralatannya dengan kapasitas standar tertentu yang dari hasil penelitian telah memiliki skala produksi yang optimal telah tersedia di pasaran. Selanjutnya, pihak pemrakarsa proyek tinggal menyesuaikan luasan kebun kelapa sawit yang harus dibangun. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa satu unit pabrik dapat memproses 30 ton TBS/jam, dan dapat diperluas menurut kelipatannya.
    Pada proyek ini, ditetapkan pembangunan pabrik secara bertahap, dimulai dengan kapasitas 30 ton TBS/jam pada tahun ke-4, kemudian diperluas menjadi 60 ton TBS/jam pada tahun ke-5 dan meningkat menjadi 90 ton TBS/jam pada tahun ke-6, dengan mempertimbangkan produksi TBS yang dihasilkan oleh perusahaan inti dan plasma.
    Jenis produk utama yang dihasilkan adalah minyak sawit dan inti sawit hasil olahan TBS yang diproduksi dari kebun inti dan kebun plasma. Proyeksi jumlah TBS, minyak sawit, dan inti sawit yang diproduksi masing-masing inti dan plasma selama umur proyek dapat disajikan pada
    Lampiran 1. Produksi minyak sawit dan inti sawit diperhitungkan berdasarkan rendemen terhadap TBS dari masing-masing inti dan plasma. Kapasitas terpasang pada tahun ke-5 dan ke-6 sebesar 30 ton TBS/jam, selanjutnya 60 ton TBS/jam pada tahun ke-7, dan 90 ton TBS/jam mulai tahun ke-8 sampai proyek ini berakhir pada tahun ke-25. Dalam hal ini, jumlah jam kerja per hari adalah 7 jam dengan kemungkinan jam kerja lembur 2-3 jam per hari tergantung pasokan TBS ke pabrik. Sedangkan jumlah hari kerja per bulan sebanyak 25 hari.
    Teknologi yang canggih tidak hanya dibutuhkan dalam pemrosesan minyak sawit, namun juga dibutuhkan dalam pengolahan kebun dan pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Sehingga model PIR-Bun seperti yang diprakarsai oleh PT. Henrison Inti Persada sangat tepat diterapkan dalam pengembangan kelapa sawit di Indonesia termasuk di Propinsi Papua.
    Bahan baku yang diproses untuk mengahsilkan minyak sawit dan inti sawit adalah TBS yang dihasilkan dari kebun inti dan kebun plasma. TBS yang diproduksi dari kebun plasma dibeli oleh inti dengan harga yang telah ditetapkan dan disepakati kedua belah pihak antara inti dan plasma. Dalam pemrosesan TBS menjadi minyak sawit dan inti sawit tidak memerlukan bahan penolong yang spesifik, tetapi yang terpenting adalah adanya sumber air di lokasi pabrik. Lokasi proyek perkebunan kelapa sawit dengan model PIR-Bun adalah pada areal bekas HPH (hak pengelolaan hutan di Propinsi Papua (Irian Jaya). Daerah bekas HPH dipilih sebagai lokasi proyek dengan pertimbangan, bahwa opportunity cost of land-nya sama dengan nol, karena tanaman di atas areal tersebut terdiri atas semak belukar yang nilainya dianggap nol.
    Lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain: (i) harus terletak di tengah perkebunan; (ii) terletak dekat dengan sumber air; (iii) dekat dengan tempat penyimpanan sementara dan tempat pengiriman CPO; (iv) bebas dari banjir dan harus memiliki lahan yang cukup luas untuk “tempat menginap” TBS dan guna membangun bengkel dan gedung-gedung lainnya; dan (v) dapat dibangun tempat pembuangan limbah pabrik.
    Seluruh waktu yang diperlukan untuk membangun proyek ini adalah sebagai berikut: investasi kebun inti dan plasma dimulai dari tahun ke-1 hingga tahun ke-8. Tahun ke-1 hingga 4 merupakan masa pra operasi dan mulai tahun ke-5 proyek sudah dapat beroperasi hingga proyek berakhir. Jadwal investasi kebun inti disajikan pada Tabel 2. Sedangkan program pembangunan kebun inti dan plasma dapat disajikan pada Tabel 3.
    C. Aspek Manajemen Operasional
    Untuk mengelola perkebunan kelapa sawit ini akan diperlukan berbagai macam tenaga pimpinan dan tenaga inti dengan berbagai macam keahlian. Sebagai pimpinan operasional puncak akan diperlukan seorang manajer umum atau General Manager (Sutoyo, S., 1996). Dalam proyek ini sebagai pimpinan operasional puncak adalah pemimpin proyek (Pimpro). Pejabat ini harus menguasai segi teknis, pemasaran dan finansial proyek.
    Guna menjamin kelancaran operasional, maka pada proyek ini akan diperbantukan seorang manajer, dalam hal ini Pemimpin Kebun. Pejabat ini akan membawahi tiga kompartemen, yakni (1) Asisten Kepala yang membawahi asisten-asisten komponen kebun; (2) Kepala Kantor (Administrasi) yang membidangi administrasi seluruh komponen proyek; dan (3) Masinis Kepala yang bertanggungjawab terhadap komponen pabrik. Di bawah Masinis Kepala terdapat Teknolog Kepala yang akan membawahi Asisten Teknolog, Asisten Pabrik, dan Asisten Laboratorium. Di bawah asisten terdapat Pegawai Bulanan dan Pegawai Harian.
    Jenis dan jumlah tenaga kerja inti yang dibutuhkan disesuaikan dengan rencana penempatan pegawai kebun dan pekerja pabrik dengan standar gaji pegawai kebun inti dan pabrik yang telah ditetapkan dalam proyek ini.
    Kegiatan operasional sehari-hari dilaksanakan oleh Pemimpin Kebun yang akan bertanggung jawab kepada Pemimpin Proyek. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi yang diusulkan dalam proyek ini dapat disajikan pada Lampiran 2.
    D. Aspek Finansial
    Dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun Proyek Perkebunan Kelapa Sawit ini sebesar Rp 231,79 Milyar yang akan dialokasikan untuk membangun kebun inti sebesar Rp 102,68 Milyar dan Kebun Palsma Rp 129,11 Milyar.
    Dalam studi ini, diasumsikan bahwa untuk membiayai pembangunan dan operasi perkebunan akan diperoleh dua macam sumber pembiayaan, yaitu: (1) Modal sendiri (Equity Capital) dari PT. Henrison Inti Persada, dan (2) Modal berupa kredit investasi dan modal kerja dari pemerintah melalui mekanisme DIPP. Perbandingan antara pinjaman dan modal sendiri (debt/equity ratio) yang disarankan adalah 46/54 dengan tujuan untuk menekan jumlah biaya
    pinjaman selama tahun-tahun pertama operasi. Jumlah pinjaman yang terlalu besar dibandingkan dengan modal sendiri akan mengakibatkan beban bunga yang terlalu berat, sehingga dapat membahayakan likuiditas maupun profitabilitas perusahaan pengelola proyek.
    Kredit investasi dalam negeri diasumsikan diperoleh dalam jangka waktu pinjaman 13 tahun dengan masa tenggang pembayaran kembali selama empat tahun. Biaya pinjaman berupa bunga dibedakan antara pinjaman untuk perusahaan inti dan pinjaman untuk plasma. Bunga pinjaman untuk inti diharapkan sebesar 18 % per tahun dan untuk plasma sebesar 14 % per tahun. Pembayaran kembali pinjaman berupa angsuran pokok (principle) dan bunga (interest) selama 9 tahun setelah masa tenggang dengan cara mencicil menurut waktu pencairan pinjaman.
    Biaya operasional tahunan dihitung untuk mempermudah para pemrakarsa dan pihak ketiga yang berkepentingan untuk mengkaji prospek finansial perkebunan kelapa sawit ini di masa mendatang. Dalam menghitung biaya oparasional tahunan ini digunakan asumsiasumsi: (1) harga-harga bahan baku dan penolong pada dasarnya tidak akan berubah secara berarti; (2) hal yang serupa berlaku untuk upah langsung, gaji, dan biaya overhead; (3) harga jual minyak dan inti sawit tidak akan berubah secara berarti; dan (4) inflasi dalam negeri akan mempengaruhi harga jual produk dan biaya langsung secara sepadan.
    Perhitungan NPV dan IRR melalui media komputer untuk perusahaan inti dan plasma berturut-turut didasarkan pada anggaran kebun inti dan plasma. NPV pada discount factor (DF) sebesar 18 % berdasarkan anggaran kebun inti selama umur proyek diperoleh sebesar negatip Rp 1.979,88 juta, yang berarti nilai bersih (net benefit) yang diterima proyek selama 25 tahun mendatang nilainya sekarang sebesar negatif Rp 1.979,88 juta. Sedangkan, kemampuan proyek untuk mengembalikan modal yang diukur berdasarkan IRR sebesar 17,16 %. Kalau proyek perkebunan ini hanya memperhatikan nilai kriteria NPV dan IRR ini tanpa meninjau kembali faktor besarnya harga produk (terutama harga ekspor CPO) dan besarnya biaya investasi, maka proyek ini bukanlah merupakan suatu competitive investment, sehingga rencana proyek tersebut sebaiknya tidak perlu dilaksanakan. Karena IRR yang lebih kecil dari social discount rate (18 %) akan tidak memberikan insentif yang cukup menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya pada proyek tersebut. Sehingga, lebih baik mereka memilih alternatif investasi lain yang bisa memberi manfaat yang lebih baik di masa mendatang.
    Harga ekspor CPO yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 1.288/kg bila disesuaikan dengan kisaran harga internasional tetapi masih memiliki competitive price, maka besar kemungkinannya bahwa rencana proyek ini dapat dijalankan. Dengan memperhatikan harga CPO dunia pada tahun 1996-2000 yang berada di atas US $ 35,0 Cts/kg, dengan asumsi kurs US $ 1 sama dengan Rp 7.500, dan dalam proyek ini nilai rupiah ditetapkan overvalued 50 % terhadap US $ sehingga US $ 1 menjadi sama dengan Rp 3.750, maka harga ekspor CPO Indonesia seharusnya sebesar Rp 1.312,5/kg. Pada tingkat harga tersebut diperoleh NPV (DF=18 %) sebesar Rp 164,50 juta dan IRR sebesar 18,07 % (lihat Lampiran 3). Dalam hal ini, IRR lebih besar dari pada social discount rate sebesar 18 %. Ini berarti, proyek ini merupakan suatu competitive investment, disamping manfaat ekonomis lain yang diperoleh, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
    Selanjutnya, berdasarkan anggaran kebun plasma (Lampiran 4) diperoleh NPV (DF=14 %) sebesar Rp 53.638,97 juta, dan kemampuan kebun plasma untuk mengembalikan modal (IRR) sebesar 22,37 %. Bagi plasma, karena IRR jauh lebih besar daripada social discount rate (14 %), maka secara finansial proyek tersebut sangat menguntungkan sehingga layak untuk dilaksanakan.
    E. Analisis Rasio
    Analisis rasio keuangan sering digunakan untuk mengukur prestasi dari aspek-aspek bisnis (Downey dan Ericson, 1992). Rasio keuangan yang dianalisis dalam studi ini meliputi rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan rasio efisiensi.
    Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Nilai net profit margin (NPM) menunjukkan keadaan yang normal, dengan nilai positif dimulai pada tahun ke-9, karena dari tahun ke-1 hingga tahun ke-8 perusahaan inti sedang melakukan investasi. Selanjutnya, mulai tahun ke-12 hingga proyek ini berakhir nilai NPM relatif stabil berkisar antara 0,45 – 0,49. NPM sebesar 0,49 berarti setiap pendapatan Rp 1 menghasilkan keuntungan bersih sesudah pajak sebesar Rp 0,49. Sedangkan, dari return on investment (ROI) yang menunjukkan kemampuan setiap Rp 1 aktiva untuk menghasilkan laba menunjukkan nilai positif mulai tahun ke-9. ROI yang stabil sebesar 0,14 diperoleh pada tahun ke-15 sampai akhir proyek. ROI sebesar 0,14 berarti setiap Rp 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar Rp 0,14.
    Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pandek. Nilai current ratio dan cash ratio telah menunjukkan angka positip pada awal beroperasinya proyek, dan pada tahun ke-13 besarnya 118,85. Cash ratio sebesar 118,85 berarti setiap Rp 1 kewajiban jangka pendek dijamin dengan cash dan surat berharga sebesar Rp 118,85. Dan mulai tahun 14 hingga proyek ini berakhir rasio likuiditas besarnya tak terhingga, oleh karena perusahaan inti tidak lagi menanggung kewajiban jangka pendek.
    Nilai fixed asset to long term liabilities ratio adalah tidak terhingga selama umur ekonomis proyek, karena perusahaan inti tidak menanggung beban hutang jangka panjang. Sedangkan, nilai equity to total asset ratio nilai nya positip pada tahun ke-8 hingga akhir proyek berkisar antara 0,25 – 1. Informasi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan inti cukup solven/ laverage. Tapi perlu diingat, bahwa bila sumbangan (modal) pemilik tidak sampai 50 % dari seluruh aktiva bersih perusahaan, maka perusahaan ini mengalami masalah solvensi, dan sulit untuk memperbesar pinjaman apabila diperlukan.
    Rasio efisiensi perusahaan dengan salah satu ukurannya adalah total asset turn over (TATO) juga tampak normal dan nilainya berkisar antara 0,10 – 0,73 sejak proyek ini mulai beroperasi hingga berakhir. Nilai TATO sebesar 0,73 berarti dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan inti mampu menghasilkan pendapatan sebesar 0,73 kalinya.
    F. Analisis Sensitivitas
    Sensitivity analysis bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap hasil proyek jika ada sesuatu kesalahan atau peruahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau pun benefitnya (Djamin, Z., 1993). Dalam kaitan ini, proyek perkebunan kelapa sawit (terutama kebun inti), menunjukkan kepekaan yang tinggi bila di lihat dari nilai IRR yang sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan social discount rate 18 %.
    Pada IRR yang sedikit lebih besar atau hampir sama dengan social discount rate (18 %), bila terjadi pembengkakan investasi sedikit saja, atau terjadi peningkatan pajak ekspor sedikit saja, atau pun di luar dugaan terjadi penurunan harga output sedikit saja dari Rp1.312,5/kg CPO, maka mengakibatkan proyek ini bukanlah suatu competitive investment. Maka, salah satu usaha
    yang bisa dilakukan oleh pemrakarsa proyek adalah berusaha untuk melobi pihak pemberi pinjaman agar social discount rate bisa lebih rendah dari 18 % dan melobi pihak pemerintah agar proyek yang peka ini dapat memperoleh keringanan berupa subsidi pajak ekspor dengan mempertimbangkan social benefit dari proyek ini.
    G. Manfaat Sosial/Ekonomi
    Tidak dapat diabaikan adanya kenyataan bahwa disamping manfaat finansial, setiap proyek juga diharapkan untuk dapat memberikan manfaat sosial (ekonomi) lainnya. Dari proyek ini, maka manfaat ekonomi yang diharapkan adalah: (1) penambahan pendapatan nasional; (2) penambahan devisa, mengingat 70 % CPO merupakan produk ekspor; (3) memperluas kesempatan kerja, karena proyek ini memerlukan tenaga inti dan sekitar 5.650 KK petani plasma atau sekitar 22.600 tenaga kerja dalam keluarga petani, sehingga mampu mengurangi masalah pengaguran di Indonesia (khususnya di Papua); dan (4) menambah pendapatan pajak, terutama pajak impor dari alat dan mesin untuk proyek, pajak ekspor produk yang dihasilkan proyek, pajak pendapatan karyawan dan pajak deviden.
    H. Kesimpulan dan Saran
    Kesimpulan
    Dari hasil dan pembahasan dalam studi ini, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Rencana pembangunan proyek perkebunan kelapa sawit di Propinsi Papua yang diprakarsai oleh PT. Henrison Inti Persada merupakan rencana investasi yang layak terutama didasarkan atas analisis finansial, di samping didukung pula oleh aspek pemasaran, teknis, manajemen operasional, dan aspek ekonomis (sosial); (2) Analisis rasio keuangan menunjukkan, bahwa ternyata proyek ini cukup profitable, liquid, solvent, dan efficient; dan (3) Rencana proyek perkebunan kelapa sawit di Propinsi Papua ini menunjukan kepekaan (sensitivity) yang tinggi (terutama pada kebun inti) bila dilihat dari nilai IRR sama dengan 18,07 % yang hanya sedikit lebih besar terhadap social discount rate 18 %. Tetapi, pada kebun plasma proyek ini tidak begitu sensitif, karena IRR yang besarnya 22,37 % jauh lebih besar daripada social discount rate yang disarankan sebesar 14 %.
    Saran
    Berdasarkan simpulan di atas, maka: (1) kepada pemrakarsa proyek disarankan untuk menjalankan investasi pada proyek PIR-Bun ini; (2) kepada organisasi pelaksana pembanguan proyek, agar selalu berhati-hati dalam mengeluarkan biaya investasi dan berusaha menghindari investasi yang tak perlu, guna menjaga kelayakan proyek, mengingat proyek ini (terutama pada kebun inti) cukup sensitif; (3) kepada pemrakarsa proyek disarankan untuk melakukan penyesuaian terhadap produk yang akan dihasilkan, mengingat adanya kecenderungan permintaan pasar dunia yang mulai bergeser dari CPO kepada produk dalam bentuk PPO seperti yang dilakukan Malaysia; dan (4) kepada Pemerintah, disarankan dapat memberikan insentif tingkat diskonto dan pajak khusus untuk proyek PIRBun ini, guna menjaga kelayakan proyek sehingga proyek tersebut dapat memberikan insentif dan benefit yang lebih besar terutama kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam proyek.

  24. STUDI KELAYAKAN BISNIS

    NAMA : SUHADI RISMAWANTO
    KLS : 3B
    NIM : PO. 71.20.0.09. 1962

    USAHA PERCETAKAN DAN KIOS
    I. PENDAHULUAN
    Usaha Kecil Menengah dalam pengembangannya riset pemasaran hal ini dilakukan agar Usaha tersebut dapat terbantu untuk mengetahui Keinginan, Kebutuhan sekaligus Kepuasan konsumen.
    Beberapa Aspek dalam Riset Pamasaran antara lain adalah riset harus mamperhatikan masalah budaya setempat, Sosial Ekonomi, Pribadi dan juga Aspek Psikologi dari konsumen. Dengan memperhatikan studi kelayakan proyek dan riset pemasarannya maka kita dapat menentukan jenis usaha apa atau produk apa yang akan kita kerjakan, dengan demikian resiko kegagalan dapat di tekan seminimal mungkin.

    II. Strategi bisnis:
    1) Belum adanya usaha serupa yang dijual di sekitar komplek tersebut
    2) Adanya produk-produk atau jasa yang saling menguatkan dan saling menutupi tersedia di daerah tersebut
    3) Tidak mengenal adanya musim
    4) Iklan di internet, majalah, e-mail maupun direct marketing berupa penyebaran brosur.
    5) Timing tepat : masuk sekolah
    6) Tempat yang tepat dekat dengan pasar swalayan , kawasan sekolah dan kampus umum (UNSRAT)
    7) Pembelian produk dari supplier bisa atas permintaan dan bayar mundur.
    8) Target market tidak hanya terhadap local
    9) Target market tidak hanya terhadap individu (buku, obat-obatan, percetakan, makanan ringan dan kebutuhan lainnya ) akan tetapi juga terhadap pemilik usaha (web, hosting, printing, designing) dengan below the line:
    • Printing
    • Publishing
    • Belanja : tas anak sekolah, buku (note book), buku paket siswa (pegangan siswa), buku-buku universitas, majalah, Koran,makanan ringan, minuman, dan lain-lain.D
    • Designing meliputi : cover buku, cover vcd, internet, dan berbagai aplikasi lain yang bisa diterapkan di rumah tangga maupun industri/perusahaan
    III. Rincian Biaya
    Penjualan: sistim bagi hasil laba bersih, penjual: 30%, pemilik: 70%. Berupa kios, di lokasi yang banyak dilewati orang-orang dan strategis baik yang akan pergi berangkat kerja maupun berbelanja di pasar swalayan aneka buana atau hanya sekedar jalan. Dan dibantu dengan letak strategis di lingkungan kampus.
    10) Estimasi modal Barang (buku, obat-obatan dan lain sebagiannya/barang yang akan dijual Rp. 10.000.000,-
    11) Estimasi laba per bulan : (pemasukan – pengeluaran) =
    (laba kotor – ongkos) =
    ( 14.500.000 – 4.200.000) = Rp 10.300.000

    2. Kebutuhan modal awal:
    1) Rak buku : @ Rp. 400.000 = 4 x 400.000 = 1.600.000 + 200.000 (ongkos kirim)
    2) Meja kasir + Kursi : Rp. 250.000,-
    3) Line Telp. Rp. 500.000
    4) Sambungan Internet
    5) Kendaraan
    6) Scanner = Rp. 900.000
    7) Pesawat telp./fax
    8) Printer
    9) Kipas Angin Rp. 250.000
    10) 1 buah kios Rp 20.000.000 / thn = 1.777.777 / bulan
    11) Promosi : spanduk, pamflet, kartu nama, flyer, X-Banner, Nota : Rp 1.000.000
    12) Beli Barang (buku, obat-obatan dan lain sebagiannya/barang yang akan dijual Rp. 10.000.000
    Total : Rp 16.400.000
    3. Ongkos rutin bulanan:
    • Listrik + Telp. = Rp. 1.000.000
    • Internet provider Rp. 2.000.000
    • Sewa etalase @ Rp. 200.000 x 6 = 1.200.000
    • BBM = 200.000
    • Total : Rp 4.400.000,-
    4. Estimasi pemasukan:
    Diperkirakan bisa menjual:
    • Buku 200 (sehari dianggap laku 7 buah) @ 30.000 dengan harga penerbit diskon 40 persen/buku = 2.400.000
    • VCD 50 (sehari dianggap laku 2 buah) @ 25.000 dengan harga publisher diskon 40 persen/buah = 500.000
    • Obat-obatan 250 (sehari dianggap laku 12) @ 45.000 dengan harga diskon 40 prosen/buah = 3.600.000.
    • Design & cetakan Rp. 1.000.000 (satu bulan dianggap dapat satu cetakan)
    • Design Internet Rp. 2.000.000 (satu bulan dianggap dapat satu design)
    • Design Multimedia interaktif dan videografi Rp. 1.000.000 (satu bulan dianggap satu design)
    • Webhosting Rp. 300.000/URL/bulan (satu bulan dianggap dapat satu URL)
    – Lain-lain sekitar Rp. 2.000.000 (ATK, makanan ringan dan minuman dll)
    TOTAL = Rp. 12.800.000 per bulan
    Misalkan ada 2000 orang yang lalu lalang dan melihat brosur/iklan kita, maka kemudian kita ambil persentase konservatif bahwa akan ada 1% yang tertarik dengan iklan kita. Maka, didapatlah estimasi omset 20 buah atau pelanggan per hari.
    5. Waktu buka
    • Waktu buka adalah jam 09.00 – 20.00.
    • Waktu sebelum buka toko akan dipergunakan untuk memproses orderan, belanja dan sebagainya.
    Catatan :
    1. Karena ruangan besar, maka bisa dikontrakan kepada yang lain separuh dari ruangan sekitar 400.000-Rp. 1.500.000/bln
    2. Harga sewa ruangan di kon6ersi ke bulanan sehingga ongkos perbulan seharusnya ditambah 1,7 juta, yaitu 4,2 juta + 1,7 juta = 5,9 juta
    3. Scanner sangat diperlukan untuk upload foto produk/jasa di website, walau begitu usaha bisa berjalan tanpa adanya scanner
    4. Printer masih dirasa belum perlu
    5. Kendaraan berguna untuk memperlancar mobilitas kegiatan jual-beli produk atau jasa, dan kami telah mempunyai motor akan tetapi baru satu kali bayar (lagi menunggu STNK)
    6. Mengenai sambungan internet dan telp/fax, saya tidak mengetahui pasti untuk lingk5ngan bisnis. Akan tetapi, jika di warnet yang sudah berjalan Rp. 5.000.000 untuk paket warnet (unlimited) untuk itu dimohon bapak untuk mempertimbangkan/mengkonfirmasi kembali ke pihak yang bersangkutan.
    7. Pada dasarnya computer yang sudah ada tidak memiliki spesifikasi yang bagus untuk videografi & Multimedia design sehingga diperlukan penambahan sebagai berikut:
    1. RAM yang ada 256 MB dan yang terbaca 192 MB, minimum requirement 1Ghz
    2. Processor Intel M Inside requirement dual core dengan harga upgradeRp. 800.000
    Untuk itu baru dapat ditargetkan masing-masing design satu design, dan juga dikarenakan kita belum mempunyai mesin cetaknya. Untuk penambahan/upgrade diperlukan jika sudah terlihat kebutuhannya saja.
    1. Software scripting belum dimasukan omsetnya karena bergantung kepada perusahaan apa, dan biasanya memerlukan waktu bulanan (3 bulan) dengan harga kisaran Rp. 3.000.000-20.000.000
    2. Tidak dicantumkan pengurusan izin Rp.1.000.000.
    3. Jika omset berada pada kisaran 30.000.000 (dengan pembuatan software atau memang mencapai angka tersebut) mohon diberikan kebijaksanaan untuk mengubah system penggajian kepada system bagi hasil sesuai dengan kesepakatan misalnya 20 : 80
    4. Modal beli barang saya pakai 10.000.000 walaupun sebenarnya itu akan hanya sedikit sekali untuk ukuran 6 x15 m
    JIKA MODAL DI SIMPAN DI BANK
    Modal yang diperlukan adalah sebesar Rp. 16.400.000,- dan di tabung didalam bank.
    1 Tahun Bank Memberikan Bunga kepada Nasabah sebesar 6%. Maka Bunga uang tersebut setelah di tabung di bank selama 1 tahun adalah 6% X 16.400.000 = Rp 984.000,- Total Bunga per tahun adalah Rp 984.000 x 12 = Rp.11.808.000.
    PERBANDINGAN
    Dari 2 Kasus di atas yaitu Modal di gunakan untuk Bisnis percetakan dan kios dan Modal di simpan di Bank. Dapat dilihat bahwa Pendapatan dari Bisnis percetakan dan kios Setelah 1 Tahun adalah Rp. 153.600.000,-. Sedangkan Modal yang disimpan di Bank dan Berbunga 6 % adalah sebesar Rp. 28.208.000,- . Jadi dapat dilihat bahwa dengan Bisnis ini di dapatkan untuk 5 kali lipat, dari pada yang disimpan di Bank.

    KESIMPULAN
    Dari hasil perbandingan dapat dilihat bahwa dengan berbisnis kita akan mendapatkan untung yang besar. Ternyata berbisnis ini Sangat Menjanjikan apalagi tempat usahanya yang strategis dan target pasar yang terjangkau.

  25. NAMA : AHMAD RIFQI
    TINGKAT : 3B
    NIM : PO. 70. 20. 0.09. 1893

    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    AIR ISI ULANG
    I. Latar Belakang
    Dalam era pembangunan dan perindustrian pada saat ini telah meningkatkan taraf hidup manusia, akan tetapi pembangunan menjadi suatu dampak pencemaran air yang sangat menyolok. Sungai-sungai dan sumber-sumber air banyak tercemar unsur kimia organik, non organik, logam berat, dan sebagainya yang dapat membawa kerugian fatal bagi tubuh manusia. Air yang tercemar bukan saja kehilangan daya detoksifikasinya untuk melancarkan metabolisme sel tubuh, tetapi juga merugikan tubuh kita.
    Dengan adanya temuan baru beberapa tahun yang lalu tentang teknologi penyaringan air bersih (air isi ulang) dengan investasi yang cukup murah dan dapat dijadikan sebagai home industri (usaha mikro) dilokasi-lokasi permukiman. Harga jual produk otomatis sangat murah dibandingkan produk yang bermerek. Dan diperkirakan permintaan akan produk air isi ulang akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya air bersih untuk metabilosme sel-sel tubuh. Disamping itu pemerintah sangat mendukung dengan adanya usaha ini “Masyarakat dapat hidup sehat dengan biaya hidup ekonomi rendah”.
    II. MODAL USAHA
    Modal dasar usaha dan telah disetorkan sebesar Rp 85.000.000 (Delapan puluh lima juta rupiah) berupa:
    1. Tanah seluas 60 m2 (tempat lokasi usaha) Rp 45.000.000
    2. Dana Kas & bank Rp 40.000.000
    Total Rp 85.000.000

    SURAT-SURAT IZIN
    Surat-surat izin dan referensi yang telah dimiliki dan Photo Copinya yang dilampirkan dalam proposal ini adalah:
    – Surat izin Domisili
    – SIUP (Surat Izin Usaha Pengusaha)
    – TDP (Tanda Dartar Perusahaan)
    – NPWP (Nomor Pokok Wajib Pengusaha)
    – Sertifikat Kualitas Air (Sucofindo)
    – Sertifikat tanah, Hak milik
    – IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
    – Surat Kawin
    – Kartu keluarga
    – Kartu tanda penduduk (KTP)
    III. PEMASARAN
    Lokasi Usaha Lama (sedang berjalan)
    Permintaan air mineral (Air Isi Ulang) didaerah tempat kami saat ini cukup tinggi dan terus meningkat. Khususnya pada hari sabtu dan minggu atau hari libur kami cukup kewalahan untuk melayani permintaan produk kami.
    Lokasi usaha kami saat ini berada dalam tengah-tengah komplek yang jumlah Kepala Keluarga (KK) + 2000 KK dan sekitar luar komplek banyak bangunan kavling yang sudah terisi serta penduduk lama (Asli) yang berjumlah + 3000 KK.
    Disamping itu diluar komplek banyak pabrik / perusahaan kecil yang memesan produk kami dan permintaannya cukup tinggi.
    Jumlah permintaan air isi ulang berkisar 200 hingga 300 galon perhari atau 7.800 galon perbulan dengan Harga Jual Rp 2500 pergalon.diantar sampai ketempat.

    Sedangkan harga pokok 1 galon air adalah:
    Air Rp 700
    Tutup Rp 175
    Tisu Rp 75
    Pencucian Galon Rp 100
    Total Rp 1050
    Historikal data penjualan 6 bulan terakhir adalah:
    Bulan Permintaan (Galon) Total
    (Galon)
    Perumahan Pabrik
    Januari 4.503 2.250 6.753
    Februari 4.512 2.050 6.562
    Maret 4.601 2.350 6.951
    April 4.930 2.300 7.230
    Mei 5.253 2.250 7.503
    Juni 5.526 2.275 7.801

    Lokasi Baru (Perluasan usaha)
    Lokasi pembangunan usaha ini berjarak kurang lebih 5 km dari usaha yang lama. Permintaan akan produk air isi ulang pada lokasi baru ini diperkirakan akan lebih tinggi dari lokasi yang lama, karena lokasi baru merupakan jalan akses masuk pada perumahan dengan jumlah + 3500 KK dan disekitar perumahan banyak rumah kavling-kavling yang sudah terisi serta kondisi ekonomi dan sosial hampir sama dengan kondisi usaha yang sedang berjalan.
    PESAING
    Pada lokasi baru ini belum ada usaha air isi ulang ataupun dalam proses pembangunan.
    SEGMENTASI PASAR.
    Segmentasi pasar produk Air Isi Ulang ini ditargetkan pada 2 segmentasi pasar, yaitu:
    a. Pasar pemukiman / perumahan 70%
    b. Pasar perusahaan / industri 30%
    TARGET PENJUALAN.
    Target penjualan atau proyeksi volume penjualan pada lokasi baru ini diperkirakan setelah enam bulan operasi hampir sama dengan lokasi lama, yaitu :
    Bulan Proyeksi Penjualan (Galon) Total
    Penjualan
    (Galon)
    Pemungkiman Perusahaan
    Agustus 2.100 900 3.000
    September 2.380 1.020 3.400
    Oktober 2.800 1.200 4.000
    Nopember 3.150 1.350 4.500
    Desember 3.640 1.560 5.200
    Januari 3.990 1.710 5.700
    Februari 4.340 1.860 6.200
    Maret 4.690 2.010 6.700
    April 4.900 2.100 7.000
    Mei 5.040 2.160 7.200
    Juni 5.250 2.250 7.500
    Juli 5.460 2.340 7.800

    IV. TEKNIS
    Teknologi
    Dalam memproduksi Air Mineral Isi Ulang menggunakan teknologi gradation dan multy media filtration dengan pemrosesan system filtrasi sebanyak 16 kali serta penyaringan sampai dengan 0,1 micron melalui ultra violet sterilization system.
    Spesifikasi nama-nama spare part air isi ulang:
    Nama Barang Jumlah Keterangan
    – Storage Tank 2 unit Kap. 5200 lt, bahan prophelyne penghambat / ti lumut
    – Final Tank 1 unit Kap. 1200 lt, bahan stainless steel IC 304
    – Filter Media Pre Treatment 3 unit 10 x 125 cm, tabung stainless steel ic 316
    – Water Pump 4 unit Foodgrade body stainless steel
    – Ultra Violet Sterilization System 1 unit Int’l standar industrial
    – Cartridge Filter 13 unit Polycarbon + Drat tembaga
    – Water Press Control 1 unit Menjaga kestabilan tekanan
    – Dolomite 1 unit Water level control
    – Flow meter 1 unit Water distribution
    – Rak Cartridge 1 unit –
    – Partisi alumunium super 1 set 3 KPA + 1 pencucian sterilisasi gallon + 1 pemilasan (lantai keramik + lampu decolite) + display UV system)
    – Piping, Valve Dll 1 set Menggunakan pipa kualitas terbaik RUCIKA (KD system instalasi)

    V. KEUANGAN
    Total biaya pembangunan usaha Air Isi Ulang tersebut sebesar Rp 145.000.000, dengan rincian sebagai berikut
    1. Pembelian tanah tempat usaha 60 m2 Rp 45.000.000
    2. Biaya bangunan Rp 1.000.000/m2 x 36 m2 Rp 36.000.000
    3. Mesin dan peralatan Air Isi Ulang Rp 35.000.000
    4. 2 Unit motor bebek Rp 24.000.000
    Total Rp 140.000.000
    5. Modal Kerja (Pembelian gallon, air, tisu, sabun, dll) Rp. 5.000.000
    Grand Total RP 145.000.000
    Sumber Dana Investasi
    Kebutuhan dana dalam pembangunan usaha ini berasal dari dana sendiri dan dana pinjaman dari bank. Yaitu:
    Modal sendiri Rp 85.000.000,-
    Kredit Bank Rp 60.000.000,-
    Total Investasi Rp 145.000.000,-
    Pembayaran Kredit Investasi
    Sedangkan pembayaran kredit akan dimulai dicicil pada bulan kedua (sebulan setelah pinjaman diterima), serta selanjutnya setiap 1 bulan sekali, selama 15 bulan.
    Tabel Jadwal Pembayaran Pokok dan Bunga Kredit
    Bulan Pokok Kredit
    (Rp) Bunga Kredit
    (Rp) Total
    (Rp)
    Bulan-1 2.500.000 750.000 3.250.000
    Bulan-2 2.500.000 718.750 3.218.750
    Bulan-3 2.500.000 687.500 3.187.500
    Bulan-4 2.500.000 656.250 3.156.250
    Bulan-5 2.500.000 625.000 3.125.000
    Bulan-6 2.500.000 593.750 3.093.750
    Bulan-7 5.000.000 562.500 5.562.500
    Bulan-8 5.000.000 500.000 5.500.000
    Bulan-9 5.000.000 437.500 5.437.500
    Bulan-10 5.000.000 375.000 5.375.000
    Bulan-11 5.000.000 312.500 5.312.500
    Bulan-12 5.000.000 250.000 5.250.000
    Bulan-13 5.000.000 187.500 5.187.500
    Bulan-14 5.000.000 125.000 5.125.000
    Bulan-15 5.000.000 62.500 5.062.500
    TOTAL 60.000.000 6.843.750 66.853.750

    Proyeksi Laba Rugi
    Pada bulan operasi pertama diperkirakan usaha air isi ulang sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 585.833 dan bulan kedua memperoleh laba sebesar Rp 1.166.521, Akumulasi keuntungan dalam satu tahun adalah Rp 49.942.688.

  26. NAMA : AHMAD RIFQI
    TINGKAT :3B
    NIM :71.20.0.09.1893
    STUDI KELAYAKAN
    SISTEM MANAJEMEN DAN ANALISA PROYEK
    di PT. Adhi Karya wilayah Jatim
    PENDAHULUAN
    Sistem informasi dalam sebuah institusi atau lembaga dapat berfungsi dengan optimal apabila didukung dengan infrastruktur yang memadai dan juga sumber daya yang berkompeten.
    Pada perkembangannya teknologi informasi saat ini sudah bisa merambah ketingkatan industri atau institusi level menengah kebawah. Dengan kondisi seperti ini bisa dikatakan bahwa konsep teknologi informasi untuk menunjang kinerja sebuah institusi berhasil. Banyak perusahaan dan institusi yang sudah mulai berekspansi memindahkan sistem atau pola manejemen yang menggunakan teknologi informasi untuk menopang fungsi manajemen mereka.
    Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi komputer serta teknologi informasi, dimana jarak tidak merupakan hambatan, komunikasi akan bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, maka kesempatan untuk melakukan perubahan system ke arah yang lebih canggih telah terbuka. Komputerisasi pengembangan Information System yang didukung dengan internet sebagai media komunikasi, selain akan mampu meningkatkan profesionalisme, efisiensi, efektifitas dan transparansi, kedepan juga akan membentuk iklim yang kompetitif.
    PEMBAHASAN
    a. Proses manajemen proyek di PT. Adhi Karya wilayah Jatim
    Di dalam pengerjaan proyek tentunya dibutuhkan suatu rancangan, analisa dan pengerjaan yang terstruktur dan terjadwal. Dimulai dari design awal sebuah bangunan, kemudian pengitungan anggaran dasar bahan bangunan, gaji tukang dan mandor, proses pengerjaan hingga proses finishing dibutuhkan suatu laporan yang dapat di analisa dan di pantau setiap saat dan dari manapun.
    Setiap minggu perkembangan proyek harus dimasukkan ke dalam sistem oleh supervisor, sehingga project manager atau arsitek bisa memantau banyak proyek di lain tempat dengan waktu yang bersamaan. Begitu pula pada proyek, supervisor bisa mendapatkan saran dari project manager jika terjadi perubahan spesifikasi bangunan..
    Seluruh proses pengerjaan proyek dari awala hingga proses finishing akan terdokumentasi dalam sebuah system yang dapat di cetak langsung kedalam file microsoft excel.. Sistem Informasi Laporan Perkembangan Proyek
    Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan secara singkat proses laporan perkembangan proyek milik PT Karya Adhi wilayah Jatim, hal ini kemudian akan dimigrasi kedalam sebuah sistem yang terkomputerisasi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang saat ini.
    Secara fisik bagian pemasukan data berada di pabrik dan Kantor Direksi, sedangkan user yang membutuhkan laporan berada di tempat yang terpisah. Namun hal ini dapat diatasi dengan adanya teknologi jaringan (internet ) berbasis web. Dengan teknologi berbasis web data laporan perkembangan proyek dapat diakses oleh semua user yang mempunyai hak dan kepentingan terhadap data laporan arus kas tersebut. Untuk akses internet yang dibutuhkan dapat memanfaatkan layanan internet yang ada, misalnya melalui PSTN, CDMA, dan GSM.
    1. Koneksi Internet
    Secara teknis untuk dapat mengakses sebuah sistem berbasis web diperlukan computer dengan koneksi internet. Koneksi internet dapat dibangun dengan menggunakan jalur telekomunikasi dengan syarat komputer harus memiliki modem yang sesuai dengan jaringan telekomunikasi
    2. Aplikasi Upload data ke server web dan konversi data
    Aplikasi upload data merupakan modul yang difungsikan untuk mengirim data yang sudah ada di pabrik ke server web. Koneksi internet dibutuhkan untuk dapat melakukan ekspor data. Setelah tersambung dengan internet , data yang telah di inputkan ke dalam databae postgres melalui web akan di ekspor ke dalam file excel dalam bentuk laporan yang siap di print.
    3. Sistem Monitoring
    Setiap hari keadaan kas di pabrik dapat dimonitor oleh pihak Kantor Direksi yang berkepentingan terhadap laporan proyek melalui data yang sudah di upload ke server web. Proses monitoring ini hanya bisa dilakukan oleh pihak tertentu sesuai dengan konfigurasi yang disepakati oleh pihak manajemen PT Adhi Karya wilayah Jatim, sehingga tidak semua orang bisa melihat. Namun jika memang data tersebut diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh umum maka dimungkinkan data tersebut biarkan tanpa adanya proteksi user.

    METODOLOGY, TAHAPAN PENGEMBANGAN SISTEM
    Untuk menyeleasaikan pengembangan sistem sesuai lingkup pekerjaan yang telah dijelaskan sebelumnya kami menerapkan sebuah proses standard yang berlaku dalam pembangunan perangkat lunak internasional yaitu IEEE. Berikut ini konsep pengembangan yang akan digunakan untuk membangung sistem informasi.
    Pada dasarnya proses pengembangan Sistem Manajemen dan Analisa Proyek PT. Adhi Karya wilayah Jatim di dasarkan pada sebuah permasalahan yang ada, kemudian melihat penanganan yang ada saat itu. Studi kelayakan disini perlu dilakukan untuk mempertimbangkan semua bussines impact yang bisa disebabkan oleh adanya implementasi sebuah sistem yang baru.
    Hal ini menyangkut pada keberhasilan sistem yang diterapkan. Masalah yang sebenarnya bukan pada pengembangan, namun sistem yang memang nyata memberikan solusi untuk peningkatan kinerja dari PT. Adhi Karya wilayah Jatim dan memperluas networking secara lebih luas dan intensif dengan stake holder terkait baik dengan pihak intern, rekanan, manajemen dan dunia industri lain.
    Setelah melakukan feasibility study, kemudian dikembangkan ke arah yang lebih konkrit, bagaimana mengatasi semua problem yang muncul. Dari sini bisa dihitung antara keuntungan dengan impact yang harus ditanggung. Jika hal ini sudah bisa didapat nilainya maka, proses selanjutnya akan berada di pihak pengembang. Dalam hal ini kami sebagai pengembang memiliki sistem tahapan pengembangan dengan cara yang lebih trend saat ini, dan sangat efisien untuk mengembangan sebuah sistem yang besar.
    a. Perencanaan dan Penyusunan User Requirement
    Perencanaan merupakan tahapan yang berfungsi untuk mendafatkan fakta-fakta yang ada dilapangan, yang merupakan kumpulan permasalahan serta proses penanganannya yang sedang dilakukan saat itu. Hasil dari tahapan ini adalah draft kumpulan permasalahan yang harus dipecahkan serta batasan-batasan yang diberikan.
    Pada tahap ini kami sebagai pengembang melukan survey terhadap kebutuhan yang diinginkan oleh PT. Adhi Karya wilayah Jatim untuk kemudian kami bikin sebuah draft kumpulan masalah serta batasan yang ada.
    b. Analisis.
    Analisis merupakan tahapan awal dari pencarian solusi dan pemetaan terhadap permasalahan yang sesungguhnya harus diselesaikan lebih awal. Pada tahapan ini juga masih menyertakan tim dari PT. Adhi Karya wilayah Jatim sebagai bahan masukan bagi desain yang akan dibuat. Selain pengguna juga yang perlu diambil data-datanya juga beberapa pihak manajemen yang memiliki fungsi untuk mengambil keputusan, disisi lain dari pihak pengembang juga mengikutkan para praktisi IT di PT. Adhi Karya wilayah Jatim, dan bidang terkait untuk menjembatani semua keperluan yang diinginkan. Hasil dari proses ini berupa konfigurasi manajemen pengembangan, dan juga dilanjutkan dengan dokumen system requirement.
    c. Desain.
    Pada tahapan ini desain yang merujuk pada analisa yang telah dilakukan dibuat. Desain ini bukan sebuah keputusan final yang bisa langsung diekskusi, namun perlu dibicarakan dengan stakeholder dalam lingkup pekerjaan pengembangan Information System di PT. Adhi Karya wilayah Jatim. Hasil review akan menjadikan desain yang sudah ada lebih sempurna. Namun berdasarkan sistem pengembangan yang menggunakan konsep spiral, maka desain global hanyalah sebuah master plan, yang kemudian dipecah menjadi beberapa fase, setiap fasenya akan menghasilkan sebuah aplikasi/modul yang bisa diekskusi namun masih memerlukan review.
    d. Implementasi / Development.
    Tahapan ini akan melakukan proses pengembangan desain menjadi bentuk kode yang bisa diekskusi. Setiap kali dilakukan eksekusi akan dilakukan review intern antara programmer dengan sistem analis sehingga menghasilkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan PT. Adhi Karya wilayah Jatim.

    e. Testing.
    Pada tahapan ini dilakukan instalasi aplikasi dan melakukan pengujian terhadap sistem yang sesungguhny. Pada proses ini stakeholder akan dikumpulkan lagi untuk melakukan review terhadap aplikasi yang sedang diuji. Dari hasil review ini kemudian akan diteruskan kembali pada tahapan analisa, dan kemudian seterusnya sampai sistem benar-benar sesuai dengan yang dikehendaki.
    BUSINESS PROBLEM
    Adanya monitoring terhadap seluruh proyek milik PT. Adhi Karya wilayah Jatim, baik itu laporan keuangan harian dan keadaan proyek melalui perangkat PC yang terkoneksi dengan internet..
    GOAL
    Terbentuknya sebuah sistem komputerisasi dan aplikasi perangkat lunak pada proses pelaporan manajemen di proyek milik PT. Adhi Karya wilayah Jatim dengan menggunakan teknologi informasi yang sedang berkembang saat ini.

    PAKET SISTEM DAN LINGKUP PEKERJAAN
    a. Software Development
    1. Aplikasi upload data memanfaatkan teknologi berbasis web (servlet jsp)
    2. Aplikasi web server
    3. Modul konversi database dari POSTGRES
    4. Aplikasi monitoring proyek
    5. Instalasi aplikasi
    6. Running test
    7. Training penggunaan aplikasi

    b. Pengembangan Infrastruktur
    1. Pembangunan sistem koneksi internet komputer yang ada di Perusahaan dan laptop pada proyek.
    2. Instalasi peralatan di lapangan.
    3. Training maintenance peralatan.
    SPESIFIKASI TEKNIS
    a. Spesifikasi Teknis Software
    1. Aplikasi dibangun berbasis web menggunakan Java JSP SERVLET.
    2. Aplikasi menggunakan database POSTGRES.
    3. Terintegrasi dengan domain http://www.Adhikarya.com at au bila diperlukan dibuatkan subdomain baru sesuai kebutuhan.
    4. Aplikasi merupakan inputan dari seluruh unit termasuk Kantor Direksi dan menghasilkan output berupa informasi hasil pengolahan kompilasi dari input yang ada.
    5. Tresedia Aplikasi SMS GATEWAY sebagai layanan request SMS. Dimana informasi bias diakses via SMS baik by request atau secara periodic menampilkan informasi ke nomor HP tertentu.
    6. Input berasal dari kasbon yang telah dibayarkan.
    7. Tersedia tampilan versi cetak untuk seluruh output yang ada, sehingga laporan dapat dicetak sebagai hardcopy.
    8. Data-data yang dihasilkan tersimpan secara aman, dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tahun-tahun berikutnya.
    9. Terdapat manajemen user bagi pengguna dimana user yang menggunakan aplikasi menggunakan sistem levelisasi.
    10. Tersedia manual pengoperasian yang mudah dimengerti dan dibuat sebanyak 5 rangkap.
    11. Memberikan dokumentasi program yang meliputi design system, design tabel, DFD, ERD dan source program.
    12. Sistem dapat ditumbuh kembangkan.
    13. Dan Fitur lain yang akan disepakati bersama pada tahap pendefinisian user requirement.
    b. Minimum Requirement aplikasi pemasukan data ( PC )
    1. CPU PII 500MHz
    2. RAM 128 Mbyte
    3. Windows 98 O/S
    4. 500 Mbyte Harddisk free space
    5. Serial Port/USB Port
    6. Modem
    7. Card Reader

    c. Physical Architecture system
    d. Logical architecture system

    TEAM WORK DAN TENAGA AHLI
    Dalam proyek pengembangan sistem yang kecil dan sederhana, kemungkinan hanya ada seorang analis sistem yang merangkap sebagai pemrogram (analis/pemrogram) atau seorang programer yang merangkap sebagai analis sistem (pemrogram/analis). Akan tetapi untuk proyek pengembangan sistem yang relative besar atau komplek, pekerjaan ini dilakukan oleh sejumlah orang dalam bentuk tim.
    Giga Media,Co.Ltd membentuk Team Work, yang secara fungsional dapat langsung berhubungan dengan PT Adhi Karya wilayah Jatim dalam rangka penyelesaian pekerjaan tersebut. Adapun team work yang akan dibentuk oleh Giga Media,Co.Ltd, terdiri dari professional muda yang ahli di bidang IT. Dengan beberapa keahlian sbb :
    1. Project Manager.
    2. System Analyst & Design.
    3. Programmer.
    4. Network Designer.
    5. Technician (Hardware).
    6. Database Administrator.
    7. Web dan Graphic Designer.
    8. Technical Support.
    9. Administrasi dan Dokumentator

    PERENCANAAN ANGGARAN
    Perencanaan anggaran biaya untuk rancang bangun General Ledger berbasis Web ini sebagai berikut :
    No Urain Man Hour Jumlah Harga Satuan Biaya
    1 Survey dan studi kelayakan 6 8 96 Rp50,000.00 Rp4,800,000.00
    2 Web Desain 2 8 80 Rp100,000.00 Rp8,000,000.00
    3 Koding Program 4 8 640 Rp50,000.00 Rp32,000,000.00
    4 Evaluasi Program 2 8 128 Rp50,000.00 Rp6,400,000.00
    5 Migrasi Data Keuangan 2 8 144 Rp50,000.00 Rp7,200,000.00
    6 Pembuatan Buku Operasional GL 2 8 32 Rp50,000.00 Rp1,600,000.00
    7 Trainning SDM 1 Rp15,000,000.00 Rp15,000,000.00
    Total Anggaran Rp75,000,000.00

    TIME SCHEDULE
    Lama pengerjaan untuk pembangunan sistem ini selama 10 Minggu. Detail pekerjaan seperti tampak pada tabel berikut.
    No Kegiatan Minggu
    I II III IV V VI VII VIII IX X
    1 Perencanan
    2 Analisa Sistem
    3 Design aplikasi
    4 Implementasi
    5 Pengujian
    6 Update Sistem
    7 Dokumentasi
    8 Instalasi
    9 Commisoning test
    10 Training

    Daftar item pekerjaan
    No Item Pekerjaan Qty Unit Waktu (Hari)
    A Desain Dan Perencanaan
    1 Survey lapangan 3 Hari 3
    2 Analisa kebutuhan sistem 3 Hari 3
    2 desain rencana user interface 5 Hari 5
    3 desain master data base 2 Hari 2
    B Implementasi
    1 Aplikasi Upload Data 1 Page 5
    2 Modul Database from Postgres ->java -> excel 1 Page 5
    3 List Perkembangan Proyek 1 Page 2
    4 List Kondisi Proyek 1 Page 2
    5 List Keuangan Proyek 1 Page 2
    6 List Penjadwalan Proyek 1 Page 2
    7 Laporan Perkembangan Proyek 1 Page 2
    8 Laporan Kondisi Proyek 1 Page 2
    9 Laporan Keuangan Proyek 1 Page 2
    10 Laporan Penjadwalan Proyek 1 Page 2
    C Instalasi
    Instalasi perangkat lunak 1 Paket 3
    D Pelatihan
    Pelatihan penggunaan perangkat lunak 1 Paket 10
    Pelatihan perawatan dan perbaikan 1 Paket 10
    Total Waktu Pengerjaan 62

    Penutup
    Proposal ini diajukan atas kebutuhan dari pihak manajemen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja. Kata-kata yang tercantum pada proposal ini mengikat kedua belah pihak (pengembang dan pemilik aplikasi) untuk dijalankan secara bersama-sama, dengan konsisten.
    Demikian proposal ini kami ajukan dengan harapan dapat menjadi masukan yang positif dalam rangka pembuatan dan pengembangan Sistem Manajemen dan Analisa PT. Adhi Karya wilayah Jatim. Besar Harapan Kami untuk dapat bekerjasama dengan PT. Adhi Karya wilayah Jatim.

  27. NAMA : AHMAD RIFQI
    NIM : 70. 20.0. 09. 1893
    TNKT :3B
    Membangun Usaha Warnet yang Kompetitif

    Usaha warnet sebenarnya cukup mudah untuk didirikan dan dijalankan. Betapa tidak, dengan membeli komputer, misalnya 10 buah, kemudian menginstalnya dengan software, lalu membuat jaringan agar komputer satu dengan yang lainnya terhubung, dan akhirnya mengalirkan koneksi internet ke jaringan tersebut, maka jadilah usaha warnet.
    Untuk mengelolanya juga tidak diperlukan orang-orang yang mempunyai skill tinggi dengan gaji yang mahal. Cukup lulusan sma yang mengerti tentang komputer. Mungkin karena mudahnya, banyak orang yang berlomba-lomba mendirikan usaha warnet ini.

    Jika kita melewati jalan-jalan besar dan disekitar jalan tersebut terdapat universitas, kos-kosan mahasiswa, atau perumahan padat,maka hampir dipastikan ada usaha warnet yang berdiri disitu. Jumlah dari usaha warnet itu tidak hanya satu, bahkan bisa lebih dari 3 untuk lokasi yang berdekatan.
    Walaupun sudah ada tiga usaha atau lebih, tetap saja ada warnet baru yang bermunculan. Mereka bertarung untuk mendapatkan pelanggan yang sama. Selain dari pembuatannya mudah, trend teknologi sebenarnya juga mempunyai andil besar dalam pembentukan pasar dari usaha warnet. Komunikasi dan informasi tiada batas itulah yang ditawarkan internet.
    Menjamurnya usaha warnet membuat persaingan semakin keras. Mereka bertarung tidak hanya dari sisi kenyamanan, spesifikasi komputer, dan kecepatan koneksi internet, bahkan dari sisi harga. Harga diturunkan sampai merusak pasaran untuk memancing pelanggan. Jika kita ingin bertahan, sudah selayaknyalah kita mempunyai keuntungan kompetitif dari warnet yang lain.
    Daunnet
    Seperti warnet-warnet pada umumnya, daunnet juga menyediakan jasa internetan, chatting, browsing, printing maupun burning. Untuk menjaga pangsa pasarnya, daunnet memberikan keistimewaan bagi konsumennya, antara lain memberikan paketan. Sehingga Daunnet memiliki satu nilai plus di bandingkan dengan warnet yang lainnya.
    Satu paketnya terdiri dari 3 jam dengan harga Rp. 5000,00. Paket ini berlaku mulai pukul 18.00 hingga pukul 24.00. Fasilitas lainnya adalah menyediakan up date antivirus gratis yang selalu di up date setiap harinya. Tempatnya nyaman, bersih dan ber AC. Daunnet juga menyediakan berbagai snack dan soft drink bagi para konsumennya.
    Memiliki 10 komputer yang beroperasi, Daunnet buka setiap hari, buka mulai jam 08.00 hingga pukul 24.00, terdiri dari 2 shift. Setiap shiftnya berdurasi 8 jam, dikelola oleh 5 operator. Untuk access standar tarif yang dipatok Rp. 3000,- untuk setiap jamnya.
    Untuk harga, printing per lembarnya Rp. 600,00 Burning Rp. 2500,00 per 1 keping CD. Harga soft drink berkisar antara Rp. 2.000,- hingga Rp. 2.500,00.
    Semua warnet di jogjakarta pastilah menjadi pesaing bagi warnet ini. Akan tetapi jarang ada warnet yang memiliki paketan seperti yang di miliki oleh daunnet sehingga daunnet memiliki satu nilai plus di bandingkan dengan warnet yang lainnya.
    Langkah Awal Membangun Warnet
    Dalam membuat dan merencanakan usaha warnet, ada beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan utama.
    1. Pemilihan lokasi
    Lokasi yang umumnya sangat strategis untuk usaha warnet/internet café dekat lokasi sekolah /kampus, atau dekat dengan pusat keramaian (tempat nongkrong). Sebagian pihak menyebut bahwa berlokasi dekat dengan kegiatan mahasiswa menguntungkan bagi Warnet. Alternatif pengunjung lain adalah kelompok pekerja. Lokasi sangat penting karena bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan usaha warnet ini.

    2. Jumlah komputer
    Investasi komputer dalam jumlah banyak adalah faktor penting berikutnya. Selain tingkat utilisasi pemakaian koneksi Internet lebih tinggi, jumlah komputer yang memadai akan menghindarkan pengunjung dari menunggu terlalu lama atau meninggalkan Warnet. Konsekuensi jumlah komputer ini diikuti oleh investasi yang lebih besar untuk ongkos koneksi Internet.
    3. Komputer (Hardware & Software)
    Untuk komputer (khusus untuk warnet), carilah komputer yang layak namun tidak mahal. Carilah sesuai spesifikasi dan kebutuhan yang pas karena di warnet pasti user yang datang hanya untuk sekedar browsing atau chatting. Untuk software gunakan yang asli.
    4. Network / Jaringan
    Jaringan yang digunakan menggunakan topogfari jaringan type STAR. Untuk jenis networknya menggunakan jenis LAN (Local Area Network). Beberapa perlatan standar yang dibutuhkan antara lain : HUB atau SWITCH HUB, 1 PC untuk dijadikan router , dan cable network (sebaiknya dibeli 1 rol untuk persiapan/penggantian kabel nantinya) , ethernet card atau sering disebut LAN card dan juga connector (RG 45).

    5. Biaya listrik
    Biaya listrik per bulan ditentukan oleh kebutuhan listrik dari warnet tersebut. Untuk memperkirakan biaya listrik yang wajar tentu harus di analisa dulu seberapa besar kebutuhan daya listrik. Untuk 10 unit komputer, disarankan adalah minimal 6600 watt. Perkiraan biaya listrik untuk daya sebesar itu biasanya berada di kisaran Rp 900.000 s/d Rp 1.500.000 per bulan.
    6. Biaya koneksi per bulan
    Pilihan koneksi sangat beragam dan bergantung kepada lebar bandwidth, media koneksi, kualitas dll. Lebih baik untuk menentukan dulu kebutuhan bandwidth anda baru berbicara biaya koneksi. Untuk mengetahui berapa biaya koneksi per bulan dapat dilihat dari situs-situs ISP di Indonesia.
    Membangun Warnet yang Kompetitif
    Yang menentukan adalah kemampuan manajemen warnet tersebut apakah bisa bertahan menghadapi persaingan. Persaingan di sini harus dilihat secara general. Saingan warnet bukan cuma warnet tetangganya. ISP juga saingan warnet, sebab ada produk-produk layanan mereka yang bersaingan langsung dengan warnet. PC/Notebook murah juga saingan warnet.
    Kombinasi antara PC/Notebook murah dan Produk ISP yang murah atau akses Wifi gratis adalah ancaman yang nyata bagi keberadaan Warnet. Karena itu, warnet harus bisa menempatkan target pasar dan pelayanannya dengan tepat jika tidak ingin tersingkir dari persaingan.
    Kesuksesan usaha warnet bisa dilihat dari tingkat okupansinya. Yang umum adalah 7 – 9 jam. Di bawah 7 jam maka warnet itu terhitung sepi. Sementara di atas 9 jam warnet tersebut terhitung ramai (sekali).
    Jarang sekali ada warnet yang memiliki tingkat okupansi di atas 9 jam. Semakin dikenalnya teknologi internet oleh masyarakat umum, membuka peluang bagi warnet untuk terus berkembang.
    Simulasi Laba Usaha Warnet 1 Bulan :

    Pemasukan
    Sewa Internet : Rp. 9.000.000,00
    Softdrink & Snack : Rp. 300.000,00
    Total : Rp. 9.300.000,00

    Pengeluaran
    Bandwith : Rp. 1.700.000,00
    Listrik : Rp. 800.000,00
    Maintenance : Rp. 1.000.000,00
    Gaji Operator : Rp. 1.500.000,00
    Lain-lain : Rp. 200.000,00
    Total : Rp. 5.700.000,00

    Keuntungan
    Laba Bersih : Rp. 9.300.000,00 – Rp. 5.700.000,00
    : Rp. 4.100.000,00

    Selain itu bias juga membangun warnet sederhana. di sini saya akan sedikit menjelaskan mengenai membuat warnet yang sederhana dengan budget yang tidak begitu besar, apabila anda ingin memulai suatu usaha warnet dengan buget yang tidak terlalu besar, usaha ini lumayan dapat menghasilkan apalagi sekarang ini sudah banyak pilihan untuk koneksi ke ISP (Internet Service Provider) yang tidak begitu mahal, di bawah ini akan sedikit saya jelaskan mengenai membangun warnet sederhana dengan buget yang seminim mungkin.
    Dalam penjelasan di bawah ini saya akan menjelaskan membangun warnet dengan 10 Pc klient dengan 1 server, dengan menggunakan koneksi wireless dari provider XL.

    DANA YANG DIBUTUHKAN
    A. Biaya biaya untuk peralatan yang dibutuhkan:
    1. 10 Pc client (apabila buget anda sangat terbatas saya sarankan menggunakan PC dengan konfigurasi Intel PIII minimal 800 Mhz, Ram 256 Mb, VGA min 32 Mb, Hardisk 10 Gb, lan card 100 Mbps, monitor cukup 15” digital saja (second)) biaya yang dibutuhkan untuk 1 unit PC klient Rp. 1.000.000,00
    2. 1 Unit PC server, saya sarankan minimal Intel P4 2.4 Ghz, Ram 1 Gb, VGA 64 Mb, Hardisk 80 Gb, Monitor cukup 15” digital saja, dana yang diperlukan kira-kira Rp. 2.500.000,00
    3. Alat untuk koneksi wireless ke internet melalui provider XL, 1 buah PCI to PCMCIA card, 1 Buah Modem Wirreless PCMCIA, 1 buah cips dari provider XL, perkiraan dana yang dibutuhkan Rp. 1.500.000,00
    4. Peralatan untuk membangun jarigan LAN (local Area Network), dibutuhkan 1 buah Hub Switch cukup yang 16 port saja, Plug Conection RJ 45, Kabel Lan (belden) cecukupnya untuk mengkoneksikan antara PC server dengan PC klient, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp. 1.000.000,00
    5. Total biaya untuk peralatan yang dibutuhkan untuk peralatan adalah Rp. Rp. 15.000.000,00 (diluar penyetingan apabila anda akan di setingkan ke pelayanan service computer, atau kepada orang yang ahli)

    B. Perkiraan Biaya untuk tempat.
    1. Untuk 10 client dan 1 buah server biasanya dibutuhkan tempat sekitar 5m x 8m, dengan ukuran tempat 1 buah Client 1m x 1m, biasanya warnet yang nyaman tempat untuk client dibuat privasi dengan menggunakan sekat-sekat, cukup menggunakan triplek yang dibuat ruangan-ruangan kecil, dibuat lesehan saja dengan menggunakan karpet, serta di berikan bantal yang nyaman untuk duduk, beserta meja kecil untuk menyimpan PC dan monitor, dana yang dibutukan kira-kira Rp. 3.000.000,00.
    2. Apabila anda sudah mempunyai tempat yang memadai gunakanlah tempat tersebut sehingga anda tidak perlu mengeluarkan tambahan biaya untuk sewa tempat, apabila belum mempunyai perkirakan lah dana yang disediakan tidak memebihi Rp. 10.000.000,00 per tahunnya.
    Jadi anda bisa menyediakan dana tidak lebih dari Rp. 30.000.000,00 (sudah termasuk penyetingan LAN dan koneksi internetnya).
    PERKIRAAN UNTUNG RUGI DAN BEP (Break Event Point)
    Perkiraan pendapatan dari warnet dalam 1 bulan ;
    1. Dari 10 Client dengan biaya sewarata-rata di Indonesia adalah Rp. 4.000,00 perjam, kita asumsikan hanya 10 jamsaja rata-tata sewa per Clientnya (biasanya warnet buka 24 Jam), 10 client X 10Jam X Rp. 4.000,00 = Rp. 400,000,- / hari, total pendapatn 1 bulan kira-kiraRp. 12.000.000,00
    2. Jangan hanya melakukan kegiatan warnet saja, computer tersebut bisa dioptimalkan, misalkan cetak foto digital (dengan membeli printer foto), pengetikan, jualan makanan, minuman, dll.
    3. Biaya yang diperlukan untuk perawatan, listrik, biaya koneksi internet,
    a. Biaya koneksi 1 bulan dengan menggunakan koneksi XL Rp. 350.000,00
    b. Biaya listrik 1 bulan dengan 11 PCnyala terus 24 jam Rp. 1.500.000,00
    c. Untuk gaji karyawan (operator) 2 shift(12 jam Kerja) Rp. @ Rp. 750.000,00 = Rp. 1.500.000,00
    d. Total biaya rutin yang dikeluarkandalam 1 bulan rata-rata Rp. 4.000.000,00
    4. Jadi anda bisa mandapatkan keuntungan dalam satu bulan Rp. 12.000.000,00 dikurangi Rp. 4.000.000,00 = Rp.8.000.000,00 ( sisihkanlah untuk biaya perawatan kra-kira Rp. 1.000.000,00)
    5. Dengan perkiraan hanya 10 jam sewasaja per klient anda bias mendapatkan rata- rata Rp. 7.000.000,00 ( coba andahitung sendiri dengan jam sewa 20 jam per klient apabila warnet anda sudahramai pengunjung)
    6. jadi anda bisa kembali modal dalamwaktu 6 bulan
    Mungkin demikian penjelasan yang sederhana ini, apabila anda akan membangun bisnis warnet,semoga membantu anda yang membutuhkan informasi ini.

  28. NAMA :
    NIM : 70. 20.0. 09. 1893
    TNKT :3B
    Membangun Usaha Warnet yang Kompetitif

    Usaha warnet sebenarnya cukup mudah untuk didirikan dan dijalankan. Betapa tidak, dengan membeli komputer, misalnya 10 buah, kemudian menginstalnya dengan software, lalu membuat jaringan agar komputer satu dengan yang lainnya terhubung, dan akhirnya mengalirkan koneksi internet ke jaringan tersebut, maka jadilah usaha warnet.
    Untuk mengelolanya juga tidak diperlukan orang-orang yang mempunyai skill tinggi dengan gaji yang mahal. Cukup lulusan sma yang mengerti tentang komputer. Mungkin karena mudahnya, banyak orang yang berlomba-lomba mendirikan usaha warnet ini.

    Jika kita melewati jalan-jalan besar dan disekitar jalan tersebut terdapat universitas, kos-kosan mahasiswa, atau perumahan padat,maka hampir dipastikan ada usaha warnet yang berdiri disitu. Jumlah dari usaha warnet itu tidak hanya satu, bahkan bisa lebih dari 3 untuk lokasi yang berdekatan.
    Walaupun sudah ada tiga usaha atau lebih, tetap saja ada warnet baru yang bermunculan. Mereka bertarung untuk mendapatkan pelanggan yang sama. Selain dari pembuatannya mudah, trend teknologi sebenarnya juga mempunyai andil besar dalam pembentukan pasar dari usaha warnet. Komunikasi dan informasi tiada batas itulah yang ditawarkan internet.
    Menjamurnya usaha warnet membuat persaingan semakin keras. Mereka bertarung tidak hanya dari sisi kenyamanan, spesifikasi komputer, dan kecepatan koneksi internet, bahkan dari sisi harga. Harga diturunkan sampai merusak pasaran untuk memancing pelanggan. Jika kita ingin bertahan, sudah selayaknyalah kita mempunyai keuntungan kompetitif dari warnet yang lain.
    Daunnet
    Seperti warnet-warnet pada umumnya, daunnet juga menyediakan jasa internetan, chatting, browsing, printing maupun burning. Untuk menjaga pangsa pasarnya, daunnet memberikan keistimewaan bagi konsumennya, antara lain memberikan paketan. Sehingga Daunnet memiliki satu nilai plus di bandingkan dengan warnet yang lainnya.
    Satu paketnya terdiri dari 3 jam dengan harga Rp. 5000,00. Paket ini berlaku mulai pukul 18.00 hingga pukul 24.00. Fasilitas lainnya adalah menyediakan up date antivirus gratis yang selalu di up date setiap harinya. Tempatnya nyaman, bersih dan ber AC. Daunnet juga menyediakan berbagai snack dan soft drink bagi para konsumennya.
    Memiliki 10 komputer yang beroperasi, Daunnet buka setiap hari, buka mulai jam 08.00 hingga pukul 24.00, terdiri dari 2 shift. Setiap shiftnya berdurasi 8 jam, dikelola oleh 5 operator. Untuk access standar tarif yang dipatok Rp. 3000,- untuk setiap jamnya.
    Untuk harga, printing per lembarnya Rp. 600,00 Burning Rp. 2500,00 per 1 keping CD. Harga soft drink berkisar antara Rp. 2.000,- hingga Rp. 2.500,00.
    Semua warnet di jogjakarta pastilah menjadi pesaing bagi warnet ini. Akan tetapi jarang ada warnet yang memiliki paketan seperti yang di miliki oleh daunnet sehingga daunnet memiliki satu nilai plus di bandingkan dengan warnet yang lainnya.
    Langkah Awal Membangun Warnet
    Dalam membuat dan merencanakan usaha warnet, ada beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan utama.
    1. Pemilihan lokasi
    Lokasi yang umumnya sangat strategis untuk usaha warnet/internet café dekat lokasi sekolah /kampus, atau dekat dengan pusat keramaian (tempat nongkrong). Sebagian pihak menyebut bahwa berlokasi dekat dengan kegiatan mahasiswa menguntungkan bagi Warnet. Alternatif pengunjung lain adalah kelompok pekerja. Lokasi sangat penting karena bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan usaha warnet ini.

    2. Jumlah komputer
    Investasi komputer dalam jumlah banyak adalah faktor penting berikutnya. Selain tingkat utilisasi pemakaian koneksi Internet lebih tinggi, jumlah komputer yang memadai akan menghindarkan pengunjung dari menunggu terlalu lama atau meninggalkan Warnet. Konsekuensi jumlah komputer ini diikuti oleh investasi yang lebih besar untuk ongkos koneksi Internet.
    3. Komputer (Hardware & Software)
    Untuk komputer (khusus untuk warnet), carilah komputer yang layak namun tidak mahal. Carilah sesuai spesifikasi dan kebutuhan yang pas karena di warnet pasti user yang datang hanya untuk sekedar browsing atau chatting. Untuk software gunakan yang asli.
    4. Network / Jaringan
    Jaringan yang digunakan menggunakan topogfari jaringan type STAR. Untuk jenis networknya menggunakan jenis LAN (Local Area Network). Beberapa perlatan standar yang dibutuhkan antara lain : HUB atau SWITCH HUB, 1 PC untuk dijadikan router , dan cable network (sebaiknya dibeli 1 rol untuk persiapan/penggantian kabel nantinya) , ethernet card atau sering disebut LAN card dan juga connector (RG 45).

    5. Biaya listrik
    Biaya listrik per bulan ditentukan oleh kebutuhan listrik dari warnet tersebut. Untuk memperkirakan biaya listrik yang wajar tentu harus di analisa dulu seberapa besar kebutuhan daya listrik. Untuk 10 unit komputer, disarankan adalah minimal 6600 watt. Perkiraan biaya listrik untuk daya sebesar itu biasanya berada di kisaran Rp 900.000 s/d Rp 1.500.000 per bulan.
    6. Biaya koneksi per bulan
    Pilihan koneksi sangat beragam dan bergantung kepada lebar bandwidth, media koneksi, kualitas dll. Lebih baik untuk menentukan dulu kebutuhan bandwidth anda baru berbicara biaya koneksi. Untuk mengetahui berapa biaya koneksi per bulan dapat dilihat dari situs-situs ISP di Indonesia.
    Membangun Warnet yang Kompetitif
    Yang menentukan adalah kemampuan manajemen warnet tersebut apakah bisa bertahan menghadapi persaingan. Persaingan di sini harus dilihat secara general. Saingan warnet bukan cuma warnet tetangganya. ISP juga saingan warnet, sebab ada produk-produk layanan mereka yang bersaingan langsung dengan warnet. PC/Notebook murah juga saingan warnet.
    Kombinasi antara PC/Notebook murah dan Produk ISP yang murah atau akses Wifi gratis adalah ancaman yang nyata bagi keberadaan Warnet. Karena itu, warnet harus bisa menempatkan target pasar dan pelayanannya dengan tepat jika tidak ingin tersingkir dari persaingan.
    Kesuksesan usaha warnet bisa dilihat dari tingkat okupansinya. Yang umum adalah 7 – 9 jam. Di bawah 7 jam maka warnet itu terhitung sepi. Sementara di atas 9 jam warnet tersebut terhitung ramai (sekali).
    Jarang sekali ada warnet yang memiliki tingkat okupansi di atas 9 jam. Semakin dikenalnya teknologi internet oleh masyarakat umum, membuka peluang bagi warnet untuk terus berkembang.
    Simulasi Laba Usaha Warnet 1 Bulan :

    Pemasukan
    Sewa Internet : Rp. 9.000.000,00
    Softdrink & Snack : Rp. 300.000,00
    Total : Rp. 9.300.000,00

    Pengeluaran
    Bandwith : Rp. 1.700.000,00
    Listrik : Rp. 800.000,00
    Maintenance : Rp. 1.000.000,00
    Gaji Operator : Rp. 1.500.000,00
    Lain-lain : Rp. 200.000,00
    Total : Rp. 5.700.000,00

    Keuntungan
    Laba Bersih : Rp. 9.300.000,00 – Rp. 5.700.000,00
    : Rp. 4.100.000,00

    Selain itu bias juga membangun warnet sederhana. di sini saya akan sedikit menjelaskan mengenai membuat warnet yang sederhana dengan budget yang tidak begitu besar, apabila anda ingin memulai suatu usaha warnet dengan buget yang tidak terlalu besar, usaha ini lumayan dapat menghasilkan apalagi sekarang ini sudah banyak pilihan untuk koneksi ke ISP (Internet Service Provider) yang tidak begitu mahal, di bawah ini akan sedikit saya jelaskan mengenai membangun warnet sederhana dengan buget yang seminim mungkin.
    Dalam penjelasan di bawah ini saya akan menjelaskan membangun warnet dengan 10 Pc klient dengan 1 server, dengan menggunakan koneksi wireless dari provider XL.

    DANA YANG DIBUTUHKAN
    A. Biaya biaya untuk peralatan yang dibutuhkan:
    1. 10 Pc client (apabila buget anda sangat terbatas saya sarankan menggunakan PC dengan konfigurasi Intel PIII minimal 800 Mhz, Ram 256 Mb, VGA min 32 Mb, Hardisk 10 Gb, lan card 100 Mbps, monitor cukup 15” digital saja (second)) biaya yang dibutuhkan untuk 1 unit PC klient Rp. 1.000.000,00
    2. 1 Unit PC server, saya sarankan minimal Intel P4 2.4 Ghz, Ram 1 Gb, VGA 64 Mb, Hardisk 80 Gb, Monitor cukup 15” digital saja, dana yang diperlukan kira-kira Rp. 2.500.000,00
    3. Alat untuk koneksi wireless ke internet melalui provider XL, 1 buah PCI to PCMCIA card, 1 Buah Modem Wirreless PCMCIA, 1 buah cips dari provider XL, perkiraan dana yang dibutuhkan Rp. 1.500.000,00
    4. Peralatan untuk membangun jarigan LAN (local Area Network), dibutuhkan 1 buah Hub Switch cukup yang 16 port saja, Plug Conection RJ 45, Kabel Lan (belden) cecukupnya untuk mengkoneksikan antara PC server dengan PC klient, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp. 1.000.000,00
    5. Total biaya untuk peralatan yang dibutuhkan untuk peralatan adalah Rp. Rp. 15.000.000,00 (diluar penyetingan apabila anda akan di setingkan ke pelayanan service computer, atau kepada orang yang ahli)

    B. Perkiraan Biaya untuk tempat.
    1. Untuk 10 client dan 1 buah server biasanya dibutuhkan tempat sekitar 5m x 8m, dengan ukuran tempat 1 buah Client 1m x 1m, biasanya warnet yang nyaman tempat untuk client dibuat privasi dengan menggunakan sekat-sekat, cukup menggunakan triplek yang dibuat ruangan-ruangan kecil, dibuat lesehan saja dengan menggunakan karpet, serta di berikan bantal yang nyaman untuk duduk, beserta meja kecil untuk menyimpan PC dan monitor, dana yang dibutukan kira-kira Rp. 3.000.000,00.
    2. Apabila anda sudah mempunyai tempat yang memadai gunakanlah tempat tersebut sehingga anda tidak perlu mengeluarkan tambahan biaya untuk sewa tempat, apabila belum mempunyai perkirakan lah dana yang disediakan tidak memebihi Rp. 10.000.000,00 per tahunnya.
    Jadi anda bisa menyediakan dana tidak lebih dari Rp. 30.000.000,00 (sudah termasuk penyetingan LAN dan koneksi internetnya).
    PERKIRAAN UNTUNG RUGI DAN BEP (Break Event Point)
    Perkiraan pendapatan dari warnet dalam 1 bulan ;
    1. Dari 10 Client dengan biaya sewarata-rata di Indonesia adalah Rp. 4.000,00 perjam, kita asumsikan hanya 10 jamsaja rata-tata sewa per Clientnya (biasanya warnet buka 24 Jam), 10 client X 10Jam X Rp. 4.000,00 = Rp. 400,000,- / hari, total pendapatn 1 bulan kira-kiraRp. 12.000.000,00
    2. Jangan hanya melakukan kegiatan warnet saja, computer tersebut bisa dioptimalkan, misalkan cetak foto digital (dengan membeli printer foto), pengetikan, jualan makanan, minuman, dll.
    3. Biaya yang diperlukan untuk perawatan, listrik, biaya koneksi internet,
    a. Biaya koneksi 1 bulan dengan menggunakan koneksi XL Rp. 350.000,00
    b. Biaya listrik 1 bulan dengan 11 PCnyala terus 24 jam Rp. 1.500.000,00
    c. Untuk gaji karyawan (operator) 2 shift(12 jam Kerja) Rp. @ Rp. 750.000,00 = Rp. 1.500.000,00
    d. Total biaya rutin yang dikeluarkandalam 1 bulan rata-rata Rp. 4.000.000,00
    4. Jadi anda bisa mandapatkan keuntungan dalam satu bulan Rp. 12.000.000,00 dikurangi Rp. 4.000.000,00 = Rp.8.000.000,00 ( sisihkanlah untuk biaya perawatan kra-kira Rp. 1.000.000,00)
    5. Dengan perkiraan hanya 10 jam sewasaja per klient anda bias mendapatkan rata- rata Rp. 7.000.000,00 ( coba andahitung sendiri dengan jam sewa 20 jam per klient apabila warnet anda sudahramai pengunjung)
    6. jadi anda bisa kembali modal dalamwaktu 6 bulan
    Mungkin demikian penjelasan yang sederhana ini, apabila anda akan membangun bisnis warnet,semoga membantu anda yang membutuhkan informasi ini.

  29. Nama : Immanuel E.S Wibowo
    NRI : 070213003
    STUDI KELAYAKAN
    SISTEM MANAJEMEN DAN ANALISA PROYEK
    di PT. Adhi Karya wilayah Jatim
    * PENDAHULUAN
    Sistem informasi dalam sebuah institusi atau lembaga dapat berfungsi dengan optimal apabila didukung dengan infrastruktur yang memadai dan juga sumber daya yang berkompeten.
    Pada perkembangannya teknologi informasi saat ini sudah bisa merambah ketingkatan industri atau institusi level menengah kebawah. Dengan kondisi seperti ini bisa dikatakan bahwa konsep teknologi informasi untuk menunjang kinerja sebuah institusi berhasil. Banyak perusahaan dan institusi yang sudah mulai berekspansi memindahkan sistem atau pola manejemen yang menggunakan teknologi informasi untuk menopang fungsi manajemen mereka.
    Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi komputer serta teknologi informasi, dimana jarak tidak merupakan hambatan, komunikasi akan bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, maka kesempatan untuk melakukan perubahan system ke arah yang lebih canggih telah terbuka. Komputerisasi pengembangan Information System yang didukung dengan internet sebagai media komunikasi, selain akan mampu meningkatkan profesionalisme, efisiensi, efektifitas dan transparansi, kedepan juga akan membentuk iklim yang kompetitif.
    * PEMBAHASAN

    Proses manajemen proyek di PT. Adhi Karya wilayah Jatim

    Di dalam pengerjaan proyek tentunya dibutuhkan suatu rancangan, analisa dan pengerjaan yang terstruktur dan terjadwal. Dimulai dari design awal sebuah bangunan, kemudian pengitungan anggaran dasar bahan bangunan, gaji tukang dan mandor, proses pengerjaan hingga proses finishing dibutuhkan suatu laporan yang dapat di analisa dan di pantau setiap saat dan dari manapun.
    Setiap minggu perkembangan proyek harus dimasukkan ke dalam sistem oleh supervisor, sehingga project manager atau arsitek bisa memantau banyak proyek di lain tempat dengan waktu yang bersamaan. Begitu pula pada proyek, supervisor bisa mendapatkan saran dari project manager jika terjadi perubahan spesifikasi bangunan..
    Seluruh proses pengerjaan proyek dari awala hingga proses finishing akan terdokumentasi dalam sebuah system yang dapat di cetak langsung kedalam file microsoft excel.. Dalam blok diagram tampak sebagai berikut.

    Gambar 1. blok diagram alur data sistem informasi arus kas

    Sistem Informasi Laporan Perkembangan Proyek

    Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan secara singkat proses laporan perkembangan proyek milik PT Karya Adhi wilayah Jatim, hal ini kemudian akan dimigrasi kedalam sebuah sistem yang terkomputerisasi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang saat ini.
    Secara fisik bagian pemasukan data berada di pabrik dan Kantor Direksi, sedangkan user yang membutuhkan laporan berada di tempat yang terpisah. Namun hal ini dapat diatasi dengan adanya teknologi jaringan (internet ) berbasis web. Dengan teknologi berbasis web data laporan perkembangan proyek dapat diakses oleh semua user yang mempunyai hak dan kepentingan terhadap data laporan arus kas tersebut. Untuk akses internet yang dibutuhkan dapat memanfaatkan layanan internet yang ada, misalnya melalui PSTN, CDMA, dan GSM.
    1. Koneksi Internet
    Secara teknis untuk dapat mengakses sebuah sistem berbasis web diperlukan computer dengan koneksi internet. Koneksi internet dapat dibangun dengan menggunakan jalur telekomunikasi dengan syarat komputer harus memiliki modem yang sesuai dengan jaringan telekomunikasi

    Gambar 2. Arsitektur konsep berbasis web

    2. Aplikasi Upload data ke server web dan konversi data
    Aplikasi upload data merupakan modul yang difungsikan untuk mengirim data yang sudah ada di pabrik ke server web. Koneksi internet dibutuhkan untuk dapat melakukan ekspor data. Setelah tersambung dengan internet , data yang telah di inputkan ke dalam databae postgres melalui web akan di ekspor ke dalam file excel dalam bentuk laporan yang siap di print.

    3. Sistem Monitoring
    Setiap hari keadaan kas di pabrik dapat dimonitor oleh pihak Kantor Direksi yang berkepentingan terhadap laporan proyek melalui data yang sudah di upload ke server web. Proses monitoring ini hanya bisa dilakukan oleh pihak tertentu sesuai dengan konfigurasi yang disepakati oleh pihak manajemen PT Adhi Karya wilayah Jatim, sehingga tidak semua orang bisa melihat. Namun jika memang data tersebut diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh umum maka dimungkinkan data tersebut biarkan tanpa adanya proteksi user.

    * METODOLOGY, TAHAPAN PENGEMBANGAN SISTEM
    Untuk menyeleasaikan pengembangan sistem sesuai lingkup pekerjaan yang telah dijelaskan sebelumnya kami menerapkan sebuah proses standard yang berlaku dalam pembangunan perangkat lunak internasional yaitu IEEE. Berikut ini konsep pengembangan yang akan digunakan untuk membangung sistem informasi.
    Gambar 3. Tahapan Pembuatan Sistem Informasi Arus Kas PT Surya Tubal Indonesia dengan konsep spiral.
    Pada dasarnya proses pengembangan Sistem Manajemen dan Analisa Proyek PT. Adhi Karya wilayah Jatim di dasarkan pada sebuah permasalahan yang ada, kemudian melihat penanganan yang ada saat itu. Studi kelayakan disini perlu dilakukan untuk mempertimbangkan semua bussines impact yang bisa disebabkan oleh adanya implementasi sebuah sistem yang baru.
    Hal ini menyangkut pada keberhasilan sistem yang diterapkan. Masalah yang sebenarnya bukan pada pengembangan, namun sistem yang memang nyata memberikan solusi untuk peningkatan kinerja dari PT. Adhi Karya wilayah Jatim dan memperluas networking secara lebih luas dan intensif dengan stake holder terkait baik dengan pihak intern, rekanan, manajemen dan dunia industri lain.
    Setelah melakukan feasibility study, kemudian dikembangkan ke arah yang lebih konkrit, bagaimana mengatasi semua problem yang muncul. Dari sini bisa dihitung antara keuntungan dengan impact yang harus ditanggung. Jika hal ini sudah bisa didapat nilainya maka, proses selanjutnya akan berada di pihak pengembang. Dalam hal ini kami sebagai pengembang memiliki sistem tahapan pengembangan dengan cara yang lebih trend saat ini, dan sangat efisien untuk mengembangan sebuah sistem yang besar.
    a. Perencanaan dan Penyusunan User Requirement
    Perencanaan merupakan tahapan yang berfungsi untuk mendafatkan fakta-fakta yang ada dilapangan, yang merupakan kumpulan permasalahan serta proses penanganannya yang sedang dilakukan saat itu. Hasil dari tahapan ini adalah draft kumpulan permasalahan yang harus dipecahkan serta batasan-batasan yang diberikan.
    Pada tahap ini kami sebagai pengembang melukan survey terhadap kebutuhan yang diinginkan oleh PT. Adhi Karya wilayah Jatim untuk kemudian kami bikin sebuah draft kumpulan masalah serta batasan yang ada.
    b. Analisis.
    Analisis merupakan tahapan awal dari pencarian solusi dan pemetaan terhadap permasalahan yang sesungguhnya harus diselesaikan lebih awal. Pada tahapan ini juga masih menyertakan tim dari PT. Adhi Karya wilayah Jatim sebagai bahan masukan bagi desain yang akan dibuat. Selain pengguna juga yang perlu diambil data-datanya juga beberapa pihak manajemen yang memiliki fungsi untuk mengambil keputusan, disisi lain dari pihak pengembang juga mengikutkan para praktisi IT di PT. Adhi Karya wilayah Jatim, dan bidang terkait untuk menjembatani semua keperluan yang diinginkan. Hasil dari proses ini berupa konfigurasi manajemen pengembangan, dan juga dilanjutkan dengan dokumen system requirement.
    c. Desain.
    Pada tahapan ini desain yang merujuk pada analisa yang telah dilakukan dibuat. Desain ini bukan sebuah keputusan final yang bisa langsung diekskusi, namun perlu dibicarakan dengan stakeholder dalam lingkup pekerjaan pengembangan Information System di PT. Adhi Karya wilayah Jatim. Hasil review akan menjadikan desain yang sudah ada lebih sempurna. Namun berdasarkan sistem pengembangan yang menggunakan konsep spiral, maka desain global hanyalah sebuah master plan, yang kemudian dipecah menjadi beberapa fase, setiap fasenya akan menghasilkan sebuah aplikasi/modul yang bisa diekskusi namun masih memerlukan review.
    d. Implementasi / Development.
    Tahapan ini akan melakukan proses pengembangan desain menjadi bentuk kode yang bisa diekskusi. Setiap kali dilakukan eksekusi akan dilakukan review intern antara programmer dengan sistem analis sehingga menghasilkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan PT. Adhi Karya wilayah Jatim.

    e. Testing.
    Pada tahapan ini dilakukan instalasi aplikasi dan melakukan pengujian terhadap sistem yang sesungguhny. Pada proses ini stakeholder akan dikumpulkan lagi untuk melakukan review terhadap aplikasi yang sedang diuji. Dari hasil review ini kemudian akan diteruskan kembali pada tahapan analisa, dan kemudian seterusnya sampai sistem benar-benar sesuai dengan yang dikehendaki.
    * BUSINESS PROBLEM
    Adanya monitoring terhadap seluruh proyek milik PT. Adhi Karya wilayah Jatim, baik itu laporan keuangan harian dan keadaan proyek melalui perangkat PC yang terkoneksi dengan internet..
    * GOAL
    Terbentuknya sebuah sistem komputerisasi dan aplikasi perangkat lunak pada proses pelaporan manajemen di proyek milik PT. Adhi Karya wilayah Jatim dengan menggunakan teknologi informasi yang sedang berkembang saat ini.

    * PAKET SISTEM DAN LINGKUP PEKERJAAN
    a. Software Development
    1. Aplikasi upload data memanfaatkan teknologi berbasis web (servlet jsp)
    2. Aplikasi web server
    3. Modul konversi database dari POSTGRES
    4. Aplikasi monitoring proyek
    5. Instalasi aplikasi
    6. Running test
    7. Training penggunaan aplikasi

    b. Pengembangan Infrastruktur
    1. Pembangunan sistem koneksi internet komputer yang ada di Perusahaan dan laptop pada proyek.
    2. Instalasi peralatan di lapangan.
    3. Training maintenance peralatan.
    * SPESIFIKASI TEKNIS
    a. Spesifikasi Teknis Software
    1. Aplikasi dibangun berbasis web menggunakan Java JSP SERVLET.
    2. Aplikasi menggunakan database POSTGRES.
    3. Terintegrasi dengan domain http://www.Adhikarya.com at au bila diperlukan dibuatkan subdomain baru sesuai kebutuhan.
    4. Aplikasi merupakan inputan dari seluruh unit termasuk Kantor Direksi dan menghasilkan output berupa informasi hasil pengolahan kompilasi dari input yang ada.
    5. Tresedia Aplikasi SMS GATEWAY sebagai layanan request SMS. Dimana informasi bias diakses via SMS baik by request atau secara periodic menampilkan informasi ke nomor HP tertentu.
    6. Input berasal dari kasbon yang telah dibayarkan.
    7. Tersedia tampilan versi cetak untuk seluruh output yang ada, sehingga laporan dapat dicetak sebagai hardcopy.
    8. Data-data yang dihasilkan tersimpan secara aman, dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tahun-tahun berikutnya.
    9. Terdapat manajemen user bagi pengguna dimana user yang menggunakan aplikasi menggunakan sistem levelisasi.
    10. Tersedia manual pengoperasian yang mudah dimengerti dan dibuat sebanyak 5 rangkap.
    11. Memberikan dokumentasi program yang meliputi design system, design tabel, DFD, ERD dan source program.
    12. Sistem dapat ditumbuh kembangkan.
    13. Dan Fitur lain yang akan disepakati bersama pada tahap pendefinisian user requirement.
    b. Minimum Requirement aplikasi pemasukan data ( PC )
    1. CPU PII 500MHz
    2. RAM 128 Mbyte
    3. Windows 98 O/S
    4. 500 Mbyte Harddisk free space
    5. Serial Port/USB Port
    6. Modem
    7. Card Reader

    c. Physical Architecture system
    Gambar 4. Arsitektur fisik sistem informasi arus kas PT Adhi Karya wilayah Jatim

    d. Logical architecture system

    Gambar 5. Arsitektur logika sistem manajemen dan analisa proyek PT.Adhi Karya wilayah Jatim

    * TEAM WORK DAN TENAGA AHLI
    Dalam proyek pengembangan sistem yang kecil dan sederhana, kemungkinan hanya ada seorang analis sistem yang merangkap sebagai pemrogram (analis/pemrogram) atau seorang programer yang merangkap sebagai analis sistem (pemrogram/analis). Akan tetapi untuk proyek pengembangan sistem yang relative besar atau komplek, pekerjaan ini dilakukan oleh sejumlah orang dalam bentuk tim.
    Giga Media,Co.Ltd membentuk Team Work, yang secara fungsional dapat langsung berhubungan dengan PT Adhi Karya wilayah Jatim dalam rangka penyelesaian pekerjaan tersebut. Adapun team work yang akan dibentuk oleh Giga Media,Co.Ltd, terdiri dari professional muda yang ahli di bidang IT. Dengan beberapa keahlian sbb :

    Project Manager.
    System Analyst & Design.
    Programmer.
    Network Designer.
    Technician (Hardware).
    Database Administrator.
    Web dan Graphic Designer.
    Technical Support.
    Administrasi dan Dokumentator

    * PERENCANAAN ANGGARAN
    Perencanaan anggaran biaya untuk rancang bangun General Ledger berbasis Web ini sebagai berikut :
    No

    Urain

    Man

    Hour

    Jumlah

    Harga Satuan

    Biaya
    1

    Survey dan studi kelayakan

    6

    8

    96

    Rp50,000.00

    Rp4,800,000.00
    2

    Web Desain

    2

    8

    80

    Rp100,000.00

    Rp8,000,000.00
    3

    Koding Program

    4

    8

    640

    Rp50,000.00

    Rp32,000,000.00
    4

    Evaluasi Program

    2

    8

    128

    Rp50,000.00

    Rp6,400,000.00
    5

    Migrasi Data Keuangan

    2

    8

    144

    Rp50,000.00

    Rp7,200,000.00
    6

    Pembuatan Buku Operasional GL

    2

    8

    32

    Rp50,000.00

    Rp1,600,000.00
    7

    Trainning SDM

    1

    Rp15,000,000.00

    Rp15,000,000.00

    Total Anggaran

    Rp75,000,000.00

    * TIME SCHEDULE
    Lama pengerjaan untuk pembangunan sistem ini selama 10 Minggu. Detail pekerjaan seperti tampak pada tabel berikut.
    No

    Kegiatan

    Minggu
    I

    II

    III

    IV

    V

    VI

    VII

    VIII

    IX

    X
    1

    Perencanan

    2

    Analisa Sistem

    3

    Design aplikasi

    4

    Implementasi

    5

    Pengujian

    6

    Update Sistem

    7

    Dokumentasi

    8

    Instalasi

    9

    Commisoning test

    10

    Training

    Daftar item pekerjaan
    No

    Item Pekerjaan

    Qty

    Unit

    Waktu (Hari)
    A

    Desain Dan Perencanaan

    1

    Survey lapangan

    3

    Hari

    3
    2

    Analisa kebutuhan sistem

    3

    Hari

    3
    2

    desain rencana user interface

    5

    Hari

    5
    3

    desain master data base

    2

    Hari

    2
    B

    Implementasi

    1

    Aplikasi Upload Data

    1

    Page

    5
    2

    Modul Database from Postgres ->java -> excel

    1

    Page

    5
    3

    List Perkembangan Proyek

    1

    Page

    2
    4

    List Kondisi Proyek

    1

    Page

    2
    5

    List Keuangan Proyek

    1

    Page

    2
    6

    List Penjadwalan Proyek

    1

    Page

    2
    7

    Laporan Perkembangan Proyek

    1

    Page

    2
    8

    Laporan Kondisi Proyek

    1

    Page

    2
    9

    Laporan Keuangan Proyek

    1

    Page

    2
    10

    Laporan Penjadwalan Proyek

    1

    Page

    2
    C

    Instalasi

    Instalasi perangkat lunak

    1

    Paket

    3
    D

    Pelatihan

    Pelatihan penggunaan perangkat lunak

    1

    Paket

    10

    Pelatihan perawatan dan perbaikan

    1

    Paket

    10

    Total Waktu Pengerjaan

    62

    * Penutup
    Proposal ini diajukan atas kebutuhan dari pihak manajemen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja. Kata-kata yang tercantum pada proposal ini mengikat kedua belah pihak (pengembang dan pemilik aplikasi) untuk dijalankan secara bersama-sama, dengan konsisten.
    Demikian proposal ini kami ajukan dengan harapan dapat menjadi masukan yang positif dalam rangka pembuatan dan pengembangan Sistem Manajemen dan Analisa PT. Adhi Karya wilayah Jatim. Besar Harapan Kami untuk dapat bekerjasama dengan PT. Adhi Karya wilayah Jatim.

    * Tentang GIGA MEDIA Co.Ltd,
    Perkembangan teknologi yang semakin cepat dewasa ini mau tidak mau harus diikuti, terutama dalam rangka bertujuan untuk meraih kemenangan persaingan bisnis kita dengan kompetitor-kompetitor lain. Karena itulah Giga Media,Co.Ltd, hadir kepada Anda untuk memberikan solusi terbaik dalam rangka mengembangkan ruang bisnis Anda, yakni dengan memanfaatkan penggunaan dunia Internet dan Teknologi Informasi.
    Beberapa alasan utama mengapa Anda perlu memberikan kesempatan kepada kami untuk meyakinkan Anda menggunakan jasa layanan kami, diantaranya:

    Giga Media,Co.Ltd, memiliki team yang muda, energik, sangat solid dan profesional. Terutama dengan didukung oleh pengalaman matang kami di beberapa portal berita dan portal komunitas terbesar di Indonesia.
    Giga Media,Co.Ltd, selalu berkomitmen untuk selalu memberikan ide, solusi, kualitas dan harga yang terbaik. Yang pasti akan benar-benar sesuai dengan kebutuhan Anda, BUKAN untuk kepentingan pemaksaan kehendak bisnis semata.

    Disamping menawarkan IT solutions, kami juga berpengalaman dalam memberikan solusi bagi berbagai kebutuhan integrasi system jaringan, aplikasi maupun database.
    Keahlian utama kami adalah spesialis di bidang integrasi jaringan, web dan Internet Technology Solution. Yang didalamnya meliputi :
    1. Networking dan Internetworking
    2. Web creative & design
    3. Web programming & development
    4. E-Business consulting
    5. Internet / Intranet / Extranet development
    Beberapa produk dan layanan kami seperti :

    Corporate Website

    · Company Profile.
    · Customer Relationship.
    · Product catalog.
    · Web programming dan Database administration.

    Consumer Website

    · e-Commerce portal (Online payment system).
    · News portal / community portal / one stop destination portal.

    Application Development

    · E-Procurement.
    · E-Government.
    · E-Hospital.
    · E-Clinic.

    Network System Integrator

    · Wireless Solution.
    · Multi-system Integration.
    · LAN and Internet/Intranet connectivity.
    · Hardware maintenance.

    IT Training

    · Linux
    · MS Office
    · Windows, etc.

    Perusahaan yang sudah mengimplementasikan aplikasi ini:
    1. PT. Sarana Remaja Mandiri
    Sebuah perusahaan kontruksi yang berkonsentrasi pada pembangunan tower. Merupakan pemegang hak dalam pembangunan Tower Trans Group wilayah Indonesia Timur. Perusahaan ini memiliki lebih dari 15 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia bagian timur, dengan kantor pusat di Jl. Tenggilis Mejoyo 24 B Surabaya.
    2. Gool Futsal
    Sebuah usaha yang dikelola oleh tenaga muda yang berbakat yang tidak hanya bergerak di bidang persewaan lapangan futsal tetapi juga sekolah sepak bola. Konsep dari usaha ini adalah muda dan modern, tentunya dengan dukungan sistem informasi yang canggih dan fasilitas yang bertaraf internasional, usaha ini mampu menjadi official partner dari KONI Jatim serta event-event besar milik perusahaan rokok ternama di Indonesia. Gool Futsal beralamat di ITC Mangga Dua Jagir Wonokromo.
    Kami juga berpengalaman dengan produk pemesanan khusus (tailor-made product) baik dengan skala besar maupun kecil, yang biasanya merupakan gabungan dari beberapa produk yang memang telah disesuaikan dengan kebutuhan Anda sesungguhnya. Sehingga akan benar-benar efektif dalam pengimplementasian dan efisien dalam pembiayaannya.

    DAFTAR PUSTAKA
    www. Wikipedia.com
    gigamedia-it.com/web_documents/gigamedida.doc

    0 Comment:

    Poskan Komentar

    Link ke posting ini

    Buat sebuah Link
    Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
    Langgan: Poskan Komentar (Atom)
    TechNews

    Pendiri Google Kucurkan Dana untuk Wikipedia –
    Setelah ‘Mama’, Giliran ‘Pacar’ Minta Pulsa –
    Esia Serius Sasar Pasar Android –
    Kodak akan Jual Situs Berbagi Foto –
    Samsung-Esia Serbu Pasar Android –

    Article

    ▼ 2011 (5)
    ▼ Januari (5)
    Nama : Billy R. Rompas NRI : 070213053 Minat : Inf…
    Normal 0 f…
    Nama : Ryanno MangewaNRI : 070213072Tugas …
    Normal 0 f…
    Studi Kelayakan Bisnis

    ► 2010 (50)

    About d’Admin

    ZidO
    ZidO adalah admin dari blog ini, jika terdapat masalah, kritik, maupun saran, PM saja ke jngwiemalmsteen@ymail.com

    Lihat profil lengkapku

  30. Studi Kelayakan Bisnis
    Nama : Sinthia Pangemanan
    Nri : 070 213 047
    TUGAS 6 Manajeman & Kewirausahaan

    BISNIS TIKET PESAWAT TERBANG
    Sebuah peluang usaha yang biasa, namun memiliki peluang penghasilan luar biasa.
    Anda tentu setuju bahwa bisnis tiket pesawat terbang adalah bisnis biasa. Namun
    anda juga pasti membenarkan bahwa selama ini anda hanya membeli tiket pesawat
    terbang dan membayar harganya namun tidak pernah menikmati se-sen-pun hasilnya.
    Padahal bisnis tiket pesawat terbang adalah bisnis yang bernilai Milyaran bahkan
    Trilyunan Rupiah.
    Namun sejak saat ini, detik ini juga, anda akan ikut menikmati manisnya bisnis
    tiket pesawat terbang. Tanpa anda harus memiliki sebuah perusahaan travel agent.
    Bahkan anda akan tetap menikmati hasilnya / komisi dari pembelian tiket yang
    dilakukan oleh orang lain, dan orang lain tersebut tidak pernah anda kenal sama
    sekali.
    Manfaat Media Bisnis Tiket Pesawat Untuk Anda
    Dengan menggunakan media ini, maka anda akan :
    1. Mendapatkan peluang bisnis riil untuk mendapatkan penghasilan hingga
    milyaran rupiah setiap bulan.
    2. Bisa melakukan pengecekan harga tiket pesawat, booking tiket pesawat
    bahkan cetak tiket pesawat langsung dari komputer anda, kapan saja dan
    dimana saja.
    3. Memiliki usaha riil yakni bisnis tiket pesawat terbang dengan pangsa
    pasar yang sangat luas, yakni seluruh Indonesia.
    4. Bisa menjual tiket pesawat tanpa harus memiliki travel agent.
    5. Mendapatkan informasi tentang jadwal penerbangan, harga tiket dan
    ketersediaan seat langsung dari sistem airline, tanpa tergantung dengan
    travel agent manapun.
    6. Bisa mendapatkan dan menjual produk yang eksklusif yaitu tiket pesawat
    terbang.
    7. Mendapatkan pasif income setiap bulan yang berasal dari komisi
    pembelian yang dilakukan orang lain, bahkan yang tidak anda kenal sama
    sekali.
    8. Bisa mendapatkan komisi walaupun tidak membeli tiket sendiri.
    9. Tidak harus berjualan, berpromosi, dll.
    10. Keanggotaan Bisnis Tiket Pesawat untuk selamanya.

    Dengan bergabung di Bisnis Tiket Pesawat kita memiliki peluang penghasilan yang
    sangat luar biasa. Potensi penghasilan yang bisa anda hasilkan bernilai milyaran
    rupiah setiap bulan untuk selamanya. Selama industri penerbangan masih tetap
    ada, dan ada orang yang membeli tiket, maka anda akan tetap mendapatkan
    komisinya.

    Keuntungan / Manfaat Bagi Anda
    Potensi Penghasilan Yang Luar Biasa
    Potensi penghasilan yang bisa anda dapatkan dengan bergabung di Bisnis Tiket
    Pesawat bernilai milyaran rupiah. Penghasilan tersebut anda dapatkan dari komisi
    network / jaringan, sponsorisasi dan komisi pembelian tiket pesawat. Sign-In Ke
    Sistem Airline
    Bagi para travel agent, untuk mendapatkan sign-in ke sistem airline membutuhkan
    biaya yang tidak sedikit. Minimal harus mengeluarkan biaya sebesar
    Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) untuk mendapatkan 1 sign-in.
    Dengan bergabung menjadi member Bisnis Tiket Pesawat, maka anda akan langsung
    mendapatkan 3 sign-in sekaligus, untuk masuk ke sistem Mandala Airline, Merpati
    Airline dan Citilink.
    Cek Seat, Cek Harga, Booking Tiket dan Cetak Tiket Sendiri
    Dengan kedua sign-in di atas, maka anda bisa melakukan cek jadwal penerbangan,
    cek ketersediaan kursi, cek harga, booking tiket dan cetak tiket sendiri.
    Langsung dari komputer anda. Langsung ke sistem airline. Transparan. Tanpa
    markup harga. Kapanpun dan dimanapun.
    Anda Bisa Mencarikan Tiket Pesawat Untuk Orang Lain
    Jika anda membeli tiket pesawat dengan menggunakan kartu kredit, maka pemegang /
    pemilik kartu kredit harus juga ikut memesan. Atau anda hanya bisa membeli tiket
    bagi diri sendiri.
    Dengan membeli tiket di sini, anda bisa membelikan untuk orang lain. Kolega
    anda, saudara anda atau siapapun. Anda tidak diharuskan untuk ikut terbang.
    Bahkan anda bisa tetap menikmati komisi saat ada orang lain dalam jaringan anda
    yang melakukan pembelian tiket.
    Mohon maaf, untuk sementara waktu kami belum bisa menerima pembayaran dengan
    menggunakan kartu kredit. Kami hanya menerima pembayaran dengan menggunakan
    transfer bank.
    Tidak Harus Punya Kartu Kredit Untuk Beli Tiket
    Kebanyakan website yang menjual tiket pesawat menerima pembayaran dengan
    menggunakan kartu kredit. Bagaimana jika anda tidak punya kartu kredit?? Anda
    bisa membeli tiket pesawat di sini.
    Dirikan Usaha Dengan Modal Minimal
    Dengan bergabung di Bisnis Tiket Pesawat, maka anda bisa menjual tiket kepada
    orang lain. Dengan demikian berarti anda telah memiliki suatu usaha layaknya
    sebuah travel agent.
    Sistem-sistem Yang Telah Teruji
    Kami memberikan sistem-sistem yang telah teruji dan terbukti berhasil memberikan
    keuntungan bagi para member. Sistem-sistem itu antara lain adalah :
    1. Randomizer, sebuah sistem sponsorisasi acak yang akan memilih salah
    satu member yang telah aktif secara acak sebagai sponsor jika ada
    pengunjung website http://www.bisnis-tiket-pesawat.com yang datang tanpa
    menyertakan kode sponsor. Dengan demikian walaupun anda tidak aktif
    berpromosi, masih ada kemungkinan untuk mendapatkan member dan mendapatkan
    komisi sponsor.
    2. Automatic Spill-Over, jumlah member yang ada di level 1 dibatasi maksimal
    sebanyak 10 orang saja. Jika ada member ke 11, maka member tersebut secara
    otomatis akan dilimpahkan ke level kedua. Hal ini berarti bahwa orang-orang
    yang bergabung sebelum anda akan tetap membantu anda untuk mendapatkan
    member bagi anda.
    3. Website Replika, begitu keanggotaan anda diaktifkan, maka anda juga
    mendapatkan website replika yang memiliki bentuk sama dengan website ini.
    Anda tidak perlu membuat website lagi. Alamat URL website replika anda
    adalah http://www.bisnis-tiket-pesawat.com?id=useridanda
    4. Full Report, anda akan mendapatkan laporan secara lengkap. Laporan
    tersebut meliputi member yang ada dalam jaringan anda, baik yang sudah
    aktif maupun yang belum aktif, komisi yang anda dapatkan setiap bulan, baik
    komisi dari anda sendiri maupun komisi dari member-member di bawah anda.
    5. Potensi Penghasilan
    6. Pertanyaan paling mendasar dari para member yang ingin bergabung pada
    suatu bisnis adalah Berapa Potensi Penghasilannya Jika Bergabung??
    7. Potensi penghasilan di bisnis tiket pesawat sangat luar biasa, hingga
    mencapai trilyunan rupiah. Penghasilan itu akan anda dapatkan dari :
    8. Komisi Jaringan
    9. Besarnya komisi jaringan yang bisa anda dapatkan ditunjukkan pada tabel
    di bawah ini.

    10.

    11. Anda akan mendapatkan komisi hingga kedalaman 10 Level, bahkan dari orang
    yang tidak anda kenal sama sekali. Total komisi yang bisa anda dapatkan dari
    komisi jaringan ini adalah Rp. 55,561,122,300,000.00 suatu nilai yang sangat
    luar biasa.
    12. Jika anda menyangkal bahwa itu hanyalah hitungan saja, ok…… mari kita
    berpikir agak pesimistis, jika seandainya usaha anda hanya berhasil 1% saja,
    maka anda masih memiliki peluang penghasilan sebesar Rp. 555,611,223,000.00 dan
    ini masih merupakan hasil yang sangat luar biasa.
    13. Komisi Penjualan Tiket Pesawat
    14. Disamping komisi tersebut di atas anda juga akan mendapatkan komisi dari
    penjualan tiket pesawat. Besarnya komisi ini ditunjukkan pada tabel di bawah
    ini.

    15.
    16. Asumsi : Masing-masing member hanya membeli 1 tiket setiap bulan dan profit
    per tiket adalah Rp. 10.000,-. Pada kenyataannya seringkali orang membeli tiket
    pesawat tidak hanya 1 buah, akan tetapi beberapa tiket sekaligus. Dengan
    demikian maka komisi untuk anda akan lebih besar lagi. Profit yang dibagikan
    kepada member sebesar 60%, sedangkan admin hanya 40% saja.
    17. Komisi Sponsorisasi
    18. Besarnya komisi sponsorisasi dari setiap member yang berhasil anda sponsori
    adalah Rp. 30.000,-. Sedangkan jumlah yang boleh anda sponsori jumlah tak
    terbatas tergantung keinginan dan semangat anda. Dengan demikian jumlah komisi
    sponsorisasi adalah tidak terbatas.
    19. Biaya Keanggotaan
    20. Untuk mendapatkan seluruh komisi di atas, sign-in mandala air, merpati air,
    citilink, website replika dan peluang bisnis ini memang anda diharuskan untuk
    membayar biaya keanggotaan. Biaya keanggotaan hanya anda bayar sekali saja untuk
    selamanya.
    21. Besarnya biaya keanggotaan untuk bergabung di bisnis tiket pesawat adalah
    Rp. 200.000,- saja. Tanpa ada iuran tahunan atau biaya yang lain.
    22. Dari total biaya keanggotaan sebesar Rp. 200.000,- yang 75% yakni sebesar
    Rp. 150.000,- akan dikembalikan lagi ke member (upline-upline dan sponsor anda)
    sebagai komisi jaringan dan komisi sponsor. Dengan demikian yang diperuntukan
    kepada admin bisnis tiket pesawat hanya Rp. 50.000,- saja.

  31. NAMA : RAMZIA
    N I M :PO.71.20.0.09.1953
    TGKT : 3b

    STUDI KELAYAKAN USAHA PERTAMBANGAN

    Studi kelayakan selain merupakan salah satu kewajiban normatif yang harus dipenuhi dan prasyarat untuk memperoleh IUP Operasi Produksi. Sesungguhnya apabila dipahami secara benar, studi kelayakan merupakan dokumen penting yang berguna bagi berbagai pihak, khususnya bagi pelaku usaha, pemerintah, dan investor atau perbankan.

    Dengan demikian, dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok tumpukan kertas yang di dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-angka dan gambar-gambar semata, tetapi merupakan dokumen yang sangat berguna bagi manajemen dalam mengambil keputusan strategik apakah rencana tambang tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak.

    Hal lain yang harus dipahami adalah, studi kelayakan bukan hanya mengkaji secara teknis, atau membuat prediksi/ proyeksi ekonomis, juga mengkaji aspek nonteknis lainnya, seperti aspek sosial, budaya, hukum, dan lingkungan. Studi kelayakan selain berguna dalam mengambil keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan, juga berguna pada saat kegiatan itu jadi dilaksanakan, yaitu:

    1. Dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, baik acuan kerja di lapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam kantor;
    2. Berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian berjalannya pekerjaan;
    3. Sebagai landasan evaluasi kegiatan dalam mengukur prestasi pekerjaan, sehingga apabila ditemukan kendala teknis ataupun nonteknis, dapat segera ditanggulangi atau dicarikan jalan keluarnya;
    4. Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan pedoman dalam melakukan pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi, kontrol keselamatan dan kesehatan kerja, kontrol pengendalian aspek lingkungan, dan lain-lain.

    Adapun aspek-aspek yang menjadi kajian dalam studi kelayakan adalah:

    1. Aspek kajian teknis, meliputi:

    1. Kajian hasil eksplorasi, berkaitan dengan aspek geologi, topografi, sumur uji, parit uji, pemboran, kualitas endapan, dan jumlah cadangan;
    2. Hasil kajian data-data eksplorasi tersebut, sebagai data teknis dalam menentukan pilihan sistem penambangan, apakah tambang terbuka, tambang bawah tanah, atau campuran. Dalam perencanaan sistem penambangan dilakukan juga kajian aspek teknis lainnya, meliputi:
    * Kajian geoteknik dan hidrologi;
    * Kajian pemilihan jenis dan kapasitas slat produksi;
    * Proyeksi produksi tambang dan umur tambang;
    * Jadwal penambangan, berkaitan dengan sistem shift kerja;
    * Tata letak sarana utama dan sarana penunjang;
    * Penyediaan infrastukturtambang, meliputi pembuatan kantor, perumahan, jalan, dan lain-lain,
    3. Kajian pemilihan sistem pengolahan bahan galian.

    2. Aspek kajian nonteknis, meliputi:

    1. Kajian peraturan perundang-undangan yang terkait aspek ketenagakerjaan, aturan K3, sistem perpajakan dan retribusi, aturan administrasi pelaporan kegiatan tambang, dan lain-lain;
    2. Kajian aspek sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat, meliputi kajian aspek hukum adat yang berlaku, pola perilaku dan kebiasaan masyarakat setempat.

    3. Kajian pasar
    Berkaitan dengan supply and demand, dapat dianalisis dari karakteristik pasar, potensi, dan pesaing pasar (melalui analisis terhadap kebutuhan pasar dan supply yang telah berjalan, maupun dari analisis substitusi produk). Selain itu hal yang paling penting adalah karakteristik dan standarisasi produk di pasaran.

    4. Kajian kelayakan ekonomis
    Adalah perhitungan tentang kelayakan ekonomis, berupa estimasi-estimasi dengan mempergunakan beberapa metode pendekatan. Secara umum, metode pendekatan dimaksud biasanya melalui analisis Net Present Value (NPV), Benefit Cos Ratio (BCR), Profitability Index (PI), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period.

    5. Kajian kelayakan lingkungan, berbentuk AMDAL dan UKL-UPL.
    Kajian lingkungan untuk industri pertambangan merupakan kegiatan yang wajib AMDAL, karena baik dari sisi intensitas, ruang lingkup kegiatan, maupun dari sisi operasional dan pengolahan bahan galian merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan.

    Mencermati uraian di atas, memberikan gambaran bahwa studi kelayakan pertambangan merupakan studi yang cukup kompleks, oleh karena itu harus dilakukan secara cermat dan integratif dari setiap aspek yang berhubungan langsung dengan kegiatan penambangan. Karena kegiatan penambangan adalah salah satu kegiatan yang mempunyai sensitivitas sangat tinggi, terutama yang berkaitan dengan masalah aspek sosial budaya masyarakat setempat. Walaupun pada umumnya kegiatan tambang berada di tengah hutan, tetapi untuk beberapa tahun terakhir ini, boleh dikatakan bahwa kegiatan usaha tambang relatif berdekatan dengan pemukiman penduduk, sehingga sering bersinggungan dengan kepentingan masyarakat setempat.

  32. Nama : Rahmat Hidayat
    NIM : 71.20.0.09.1951
    Tingkat : III B ( Semester V )

    CONTOH PROPOSAL USAHA MAKANAN

    A.Pendahuluan

    Latar belakang
    Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah kami mempunyai ide untuk membuat bisnis katering makanan.
    Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang kedua adalah kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan maupun kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai. Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara berkeinginan dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana resiko bisnis adalah untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin besar. Yang terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi gagal daripada gagal mencoba.
    A. Aspek manajemen
    Bisnis ini dimiliki bersama dengan sistem bagi modal
    Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing, misalkan dari 5 orang
    3 orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya
    2 orang bertugas mencari bahan masakan, mengantar pesanan dan melakukan perekrutan tenaga kerja apabila membutuhkan.

    B. Aspek Pemasaran
    a) Target Pasar
    yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan administrasi.
    Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga.
    Pesaing kita dari perusahaan katering lainnya
    b) Konsep pemasaran
    terdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). UNTUK PRODUK, Anda mesti mensurvai para pesaing-pesaing Anda. Misalnya saja, menentukan apa, 10 menu terpopuler untuk katering di tempat anda. Nah, khusus, ke 10 menu itu, Anda mutlak menguasainya. Langkah berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya, dengan melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru dengan 10 menu populer itu. Contoh, bagaimana caranya membuat nasi goreng kita beda dan terlihat lebih unik serta kalau bisa catering murah.
    c) Produk dan penetapan Harga
    Untuk menetapkan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan strategi harga Anda. Tidak jarang harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Anda perlu misalnya mencari suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan katering murah. Atau Anda menggunakan kompor yang boros. Bahkan bisa saja komponenen menu Anda yang salah. Di sini Anda perlu melakukan percobaan berkali-kali sampai menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan catering murah lainnya.

    C0NTOH DAFTAR MENU NASI KOTAK
    NASI KUNING
    Nasi kuning
    Mie
    Kering tempe
    Ayam goreng
    Perkedel
    Krupuk udang
    Rp. 7.500,-
    NASI PUTIH/URAP
    Nasi Putih
    Urap – urap
    Trancaman
    Ayam bumbu rujak
    Rempeyek
    Rp. 7.500,-
    Dan lain-lain tergantung makanan yang dipesan
    Berbagai masakan yang disesuaikan dengan pesanan
    d) Distribusi dan Promosi
    Bisnis katering adalah bisnis kepercayaan dan “rasa”. Untuk membuka pasar kita bisa memulai dari acara-acara hajatan keluarga sendiri yang kita kelola sendiri kateringnya dan di setiap meja penyajian kita tempelkan nama katering kita sebagai tanda pengenal dan promosi. Akan lebih baik jika kita sudah menyediakan brosur dan kartu nama. Jika kita bisa mengelola pelayanan katering di hajatan keluarga dengan baik maka semua kenalan dan relasi akan mengetahui kemampuan kita. Untuk mengetahui kualitas dan nikmatnya masakan kita bisa memulai dengan memasak dan menyajikan berbagai menu dalam setiap acara arisan keluarga, RT atau perkumpulan yang kita ikuti dan dengarkan dna minta komentar tamu kita. Dari sini kepercayaan kepada anda akan muncul dan akan tersebar dari mulut ke mulut ini terkadang lebih efektif dibandingkan kita menyebar brosur dan beriklan tanpa pernah kita menunjukkan kemampuan kita di sebuah acara. Dalam bisnis yang utama dalah kesinambungan order maka untuk memperoleh order konsep pemasaran yang lebih komprehensif perlu difikirkan. Penawaran door to door di instansi-instansi pemerintah juga bisa dilakukan. Di awal Anda membuka usaha, buatlah promosi. Salah satu caranya adalah dengan menawarkan harga miring untuk setiap pemesanan dan Jangan pelit/segan memberikan sample masakan/mengundang makan orang-orang yang memiliki kuasa untuk mengambil keputusan di sebuah perusahaan/intansi..

    C. Aspek Operasional
    Masalah-masalah teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu dipersiapkan rapi. Mulai menghitung kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu. Misalnya untuk usaha katering, paling tidak yang dibutuhkan adalah mengerti tentang masakan–syukur-syukur bila Anda pandai memasak, dan lebih baik lagi bila Anda adalah seorang ahli memasak. Untuk menjadi pengusaha katering tidak harus menjadi ahli masak dulu, tapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, sementara untuk tenaga ahli yang bisa memasak, Anda bisa melakukan prekrutan.
    Telah di jabarkan di atas bahwa katering ini dikelola bersama-sama dan tiap orang punya tugas masing-masing
    Cara penjaminan mutu dengan cara kita hanya akan berproduksi setelah mendapatkan pesanan jadi masakan dijamin masih segar.
    Lokasi bisnis ini di jalankan ditempat keramaian. Misalnya di kantor-kantor, dekat dengan lembaga pendidikan dan mudah dijangkau semua orang.

    D. Kiat-Kiat Pengelolaan Usaha Katering
    Apa yang menjadi kunci sukses bisnis katering ini?
    Punya Visi
    Sederhana sebenarnya. Setiap orang yang ingin menjadi pengusaha apa pun jenisnya, perlu memiliki visi. Tidak usah muluk-muluk. Tapi mutlak ada. Ingatlah, bisnis itu mirip dengan bayi. Sekali saja ia dilahirkan maka tanggung jawab kitalah untuk mendidik dan membesarkannya hingga dewasa. Tidak bisa asal saja. Dan kalau sudah tidak suka dan banyak problem lalu main ditinggal saja. Bayi perlu persiapan yang banyak. Harus ada cinta dan kasih misalnya. Bisnis juga demikian. Itu sebabnya bisnis yang langgeng seringkali datang dari hobi kita sehari-hari. Karena hobi, dan sesuatu yang kita sukai, semangat dan minat kita akan selalu besar. Ini faktor yang penting sekali.
    Rencana Matang
    Rencana usaha diperlukan untuk perlindungan bisnis kita. Kita perlu memiliki wawasan yang luas, dan tiap masalah minimal telah kita periksa. Misalnya dalam paket catering pernikahan atau katering ulang tahun masalahnya apa saja. Mulai dari masalah produksi, staf, produknya (menu), pemasaran, logistik ,dan promosi, semuanya harus masuk “check-list”. Hal ini untuk menghindarkan situasi yang “chaos”(tumpang-tindih, RED), dan manajemen tambal sulam di masa mendatang. Anda tidak perlu membuat rencana kerja setebal 100 halaman misalnya, tapi cukup 2 halaman saja. Namun segala aspek dari bisnis katering telah Anda pikirkan.
    E. Aspek Keuangan
    Pada aspek keuangan ini, bisnis kami mendapat modal dari bagi modal yang terdiri dari 5 orang, per orangnya mengeluarkan modal Rp 1.000.000,00. Jadi Modal awal kita sebesar Rp 5.000.000,00. Berikut ini kita tampilkan proyeksi keuangan kita dalam 1 bulan.
    Proyeksi Keuangan 1 bulan

    1. Kas Rp 5.000.000,00
    Modal Rp 5.000.000,00
    (Setoran untuk modal awal)
    2. Perlengkapan Rp 1.000.000,00
    Kas Rp 1.000.000,00
    (Pembelian Perlengkapan)
    3. Peralatan Rp 500.000,00
    Kas Rp 500.000,00
    (Pembelian Peralatan)
    Proyeksi Penjualan dalam 1 bulan

    Minimal mendapat 4 kali pesanan
    2 x Partai Besar (Minimal 200 Porsi @ Rp 7.500,00)
    2 x (200 Porsi x Rp 7.500,00) = Rp 3.000.000,00
    2 x Partai Kecil (Minimal 50 Porsi @ Rp 8.000,00)
    2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) = Rp 800.000,00 +
    Perkiraan Pendapatan minimal 1 bulan Rp 3.800.000,00

    Jurnal Transaksi dalam 1 bulan

    1. Biaya Angkut (4 @ Rp 50.000,00) Rp 200.000,00
    Kas Rp 200.000,00
    2. Biaya Tenaga Kerja (5 orang @ Rp 50.000,00 x 4 Pesanan)
    Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00
    Kas Rp 1.000.000 ,00
    3. Biaya Bahan Baku(@ Rp 4.000,00).
    Rp 4.000,00 x 500 Porsi = Rp 2.000.000,00
    Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00
    Kas Rp 2.000.000,00

    Laporan Laba /Rugi dalam 1 Bulan

    Pendapatan
    Porsi Besar 2 x(200 Porsi x Rp 7.500,00) =Rp 3.000.000,00
    Porsi Kecil 2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) =Rp 800.000,00 +
    Rp 3.800.000,00
    Biaya-biaya
    Biaya Angkut Rp 200.000,00
    Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00
    Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00 +
    Rp 3.200.000,00 +
    Laba Rp 600.000,00

  33. nama : eka purnamasari
    nim : po.71.20.0.09.1909

    “FEASIBILITY STUDY” SD ISLAM AL-AZHAR DEPOK

    ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
    2.1. Gambaran Umum Prospek Pasar Produk
    SD Islam Al-Azhar Depok memiliki pangsa pasar yang sangat baik untuk saat ini. Dimana, adanya kebutuhan masyarakat Kota Depok yang cukup besar akan hadirnya sekolah islam yang memiliki kualitas pendidikan yang baik dan sudah terbukti. Disamping itu, jumlah sekolah islam yang ada di Kota Depok saat ini terlihat masih belum mampu untuk melayani kebutuhan masyarakat Kota Depok yang semakin hari jumlahnya semakin bertambah. SD Islam Al-Azhar Depok diharapkan mampu menjawab kebutuhan masayrakat Kota Depok dalam hal tersedianya sekolah islam yang berkualitas pendidikan tinggi dan sudah memiliki kepercayaan yang baik dari masyarakat, terkait nama dan citra Al-Azhar yang sudah terbukti. Dengan begitu, SD Islam Al-Azhar Depok mampu bersaing dengan sekolah-sekolah islam lain di Kota Depok.
    ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS
    media yang digunakan untuk pembelajaran tidak hanya terpaku dari materi buku akan teteapi berinovasi sesuai dengan kompetensi yang diberikan, dengan memanfaatkan alam lingkungan baik disekolah maupun luar sekolah, media elektronik seperti TV, VCD, Infokus, OHP, Notebook. Bahan pelajaran yang digunakan berupa bahan cetak maupun digital sesuai dengan kompetensi, dan dan untuk setipa pelajaran setiap siswa tidak hanya menggunakan teks book saja melainkan dapat dibantu dengan fasilat-fasilitas yang telah disediakan
    Sedangkan untuk proses penilaian siswa adalah berbasis kurikulum 2004 (berbasis kompetensi) dilakukan sesuai kompetensi yang diberikan pada masing-masing mata pelajaran yaitu dengan cara pencil test, performance test tugas, portofolio dan sebagainya
    ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
    4.1. Analisis Stakeholder
    Stakeholdar adalah pihak-pihak yang terkait atau berhubungan langsung terhadap pengambangan atau pembangunan proyek ini.

    Equity Investor

    Lenders

    Asuransi

    Kontarktor

    Kompetitor

    Regulator

    Konsultan
     Customer
    ASPEK HUKUM DAN LEGALITAS
    Prosedur Perizinan
    Untuk mendapatkan legalitas usaha, maka organisasi harus mendapatkan perizinan dalam melakukan operasinya. Prosedur pendirian Yayasan adalah sebagai berikut:
    1. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris.
    2. Yayasan mempunyai status badan hukum setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atau pejabat yang ditunjuk.
    3. Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan.

    4. Yayasan yang telah memperoleh pengesahan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN
    Berdasarkan analisis aspek ekonomi dan keuangan, yang dilihat dari nilai IRR, NPV, dan Payback Period (BEP), maka dapat disimpulkan bahwa proyek ini “layak” untuk dilaksanakan. Hal ini dapat terlihat dari: 1. IRR > Suku Bunga Bank Rata-rata 26.76% > 15 % 2. NPV > 0 (Positif) 3. Payback Period = 11 Tahun

  34. Nama ; Lux Ridah Purnama
    NIM ; PO. 71. 20.0.09.1923

    Membangun Usaha Warnet yang Kompetitif

    Usaha warnet sebenarnya cukup mudah untuk didirikan dan dijalankan. Betapa tidak, dengan membeli komputer, misalnya 10 buah, kemudian menginstalnya dengan software, lalu membuat jaringan agar komputer satu dengan yang lainnya terhubung, dan akhirnya mengalirkan koneksi internet ke jaringan tersebut, maka jadilah usaha warnet.
    Untuk mengelolanya juga tidak diperlukan orang-orang yang mempunyai skill tinggi dengan gaji yang mahal. Cukup lulusan sma yang mengerti tentang komputer. Mungkin karena mudahnya, banyak orang yang berlomba-lomba mendirikan usaha warnet ini.

    Jika kita melewati jalan-jalan besar dan disekitar jalan tersebut terdapat universitas, kos-kosan mahasiswa, atau perumahan padat,maka hampir dipastikan ada usaha warnet yang berdiri disitu. Jumlah dari usaha warnet itu tidak hanya satu, bahkan bisa lebih dari 3 untuk lokasi yang berdekatan.
    Walaupun sudah ada tiga usaha atau lebih, tetap saja ada warnet baru yang bermunculan. Mereka bertarung untuk mendapatkan pelanggan yang sama. Selain dari pembuatannya mudah, trend teknologi sebenarnya juga mempunyai andil besar dalam pembentukan pasar dari usaha warnet. Komunikasi dan informasi tiada batas itulah yang ditawarkan internet.
    Menjamurnya usaha warnet membuat persaingan semakin keras. Mereka bertarung tidak hanya dari sisi kenyamanan, spesifikasi komputer, dan kecepatan koneksi internet, bahkan dari sisi harga. Harga diturunkan sampai merusak pasaran untuk memancing pelanggan. Jika kita ingin bertahan, sudah selayaknyalah kita mempunyai keuntungan kompetitif dari warnet yang lain.
    Daunnet
    Seperti warnet-warnet pada umumnya, daunnet juga menyediakan jasa internetan, chatting, browsing, printing maupun burning. Untuk menjaga pangsa pasarnya, daunnet memberikan keistimewaan bagi konsumennya, antara lain memberikan paketan. Sehingga Daunnet memiliki satu nilai plus di bandingkan dengan warnet yang lainnya.
    Satu paketnya terdiri dari 3 jam dengan harga Rp. 5000,00. Paket ini berlaku mulai pukul 18.00 hingga pukul 24.00. Fasilitas lainnya adalah menyediakan up date antivirus gratis yang selalu di up date setiap harinya. Tempatnya nyaman, bersih dan ber AC. Daunnet juga menyediakan berbagai snack dan soft drink bagi para konsumennya.
    Memiliki 10 komputer yang beroperasi, Daunnet buka setiap hari, buka mulai jam 08.00 hingga pukul 24.00, terdiri dari 2 shift. Setiap shiftnya berdurasi 8 jam, dikelola oleh 5 operator. Untuk access standar tarif yang dipatok Rp. 3000,- untuk setiap jamnya.
    Untuk harga, printing per lembarnya Rp. 600,00 Burning Rp. 2500,00 per 1 keping CD. Harga soft drink berkisar antara Rp. 2.000,- hingga Rp. 2.500,00.
    Semua warnet di jogjakarta pastilah menjadi pesaing bagi warnet ini. Akan tetapi jarang ada warnet yang memiliki paketan seperti yang di miliki oleh daunnet sehingga daunnet memiliki satu nilai plus di bandingkan dengan warnet yang lainnya.
    Langkah Awal Membangun Warnet
    Dalam membuat dan merencanakan usaha warnet, ada beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan utama.
    1. Pemilihan lokasi
    Lokasi yang umumnya sangat strategis untuk usaha warnet/internet café dekat lokasi sekolah /kampus, atau dekat dengan pusat keramaian (tempat nongkrong). Sebagian pihak menyebut bahwa berlokasi dekat dengan kegiatan mahasiswa menguntungkan bagi Warnet. Alternatif pengunjung lain adalah kelompok pekerja. Lokasi sangat penting karena bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan usaha warnet ini.

    2. Jumlah komputer
    Investasi komputer dalam jumlah banyak adalah faktor penting berikutnya. Selain tingkat utilisasi pemakaian koneksi Internet lebih tinggi, jumlah komputer yang memadai akan menghindarkan pengunjung dari menunggu terlalu lama atau meninggalkan Warnet. Konsekuensi jumlah komputer ini diikuti oleh investasi yang lebih besar untuk ongkos koneksi Internet.
    3. Komputer (Hardware & Software)
    Untuk komputer (khusus untuk warnet), carilah komputer yang layak namun tidak mahal. Carilah sesuai spesifikasi dan kebutuhan yang pas karena di warnet pasti user yang datang hanya untuk sekedar browsing atau chatting. Untuk software gunakan yang asli.
    4. Network / Jaringan
    Jaringan yang digunakan menggunakan topogfari jaringan type STAR. Untuk jenis networknya menggunakan jenis LAN (Local Area Network). Beberapa perlatan standar yang dibutuhkan antara lain : HUB atau SWITCH HUB, 1 PC untuk dijadikan router , dan cable network (sebaiknya dibeli 1 rol untuk persiapan/penggantian kabel nantinya) , ethernet card atau sering disebut LAN card dan juga connector (RG 45).

    5. Biaya listrik
    Biaya listrik per bulan ditentukan oleh kebutuhan listrik dari warnet tersebut. Untuk memperkirakan biaya listrik yang wajar tentu harus di analisa dulu seberapa besar kebutuhan daya listrik. Untuk 10 unit komputer, disarankan adalah minimal 6600 watt. Perkiraan biaya listrik untuk daya sebesar itu biasanya berada di kisaran Rp 900.000 s/d Rp 1.500.000 per bulan.
    6. Biaya koneksi per bulan
    Pilihan koneksi sangat beragam dan bergantung kepada lebar bandwidth, media koneksi, kualitas dll. Lebih baik untuk menentukan dulu kebutuhan bandwidth anda baru berbicara biaya koneksi. Untuk mengetahui berapa biaya koneksi per bulan dapat dilihat dari situs-situs ISP di Indonesia.
    Membangun Warnet yang Kompetitif
    Yang menentukan adalah kemampuan manajemen warnet tersebut apakah bisa bertahan menghadapi persaingan. Persaingan di sini harus dilihat secara general. Saingan warnet bukan cuma warnet tetangganya. ISP juga saingan warnet, sebab ada produk-produk layanan mereka yang bersaingan langsung dengan warnet. PC/Notebook murah juga saingan warnet.
    Kombinasi antara PC/Notebook murah dan Produk ISP yang murah atau akses Wifi gratis adalah ancaman yang nyata bagi keberadaan Warnet. Karena itu, warnet harus bisa menempatkan target pasar dan pelayanannya dengan tepat jika tidak ingin tersingkir dari persaingan.
    Kesuksesan usaha warnet bisa dilihat dari tingkat okupansinya. Yang umum adalah 7 – 9 jam. Di bawah 7 jam maka warnet itu terhitung sepi. Sementara di atas 9 jam warnet tersebut terhitung ramai (sekali).
    Jarang sekali ada warnet yang memiliki tingkat okupansi di atas 9 jam. Semakin dikenalnya teknologi internet oleh masyarakat umum, membuka peluang bagi warnet untuk terus berkembang.
    Simulasi Laba Usaha Warnet 1 Bulan :

    Pemasukan
    Sewa Internet : Rp. 9.000.000,00
    Softdrink & Snack : Rp. 300.000,00
    Total : Rp. 9.300.000,00

    Pengeluaran
    Bandwith : Rp. 1.700.000,00
    Listrik : Rp. 800.000,00
    Maintenance : Rp. 1.000.000,00
    Gaji Operator : Rp. 1.500.000,00
    Lain-lain : Rp. 200.000,00
    Total : Rp. 5.700.000,00

    Keuntungan
    Laba Bersih : Rp. 9.300.000,00 – Rp. 5.700.000,00
    : Rp. 4.100.000,00

    Selain itu bias juga membangun warnet sederhana. di sini saya akan sedikit menjelaskan mengenai membuat warnet yang sederhana dengan budget yang tidak begitu besar, apabila anda ingin memulai suatu usaha warnet dengan buget yang tidak terlalu besar, usaha ini lumayan dapat menghasilkan apalagi sekarang ini sudah banyak pilihan untuk koneksi ke ISP (Internet Service Provider) yang tidak begitu mahal, di bawah ini akan sedikit saya jelaskan mengenai membangun warnet sederhana dengan buget yang seminim mungkin.
    Dalam penjelasan di bawah ini saya akan menjelaskan membangun warnet dengan 10 Pc klient dengan 1 server, dengan menggunakan koneksi wireless dari provider XL.

    DANA YANG DIBUTUHKAN

    A. Biaya biaya untuk peralatan yang dibutuhkan:
    1. 10 Pc client (apabila buget anda sangat terbatas saya sarankan menggunakan PC dengan konfigurasi Intel PIII minimal 800 Mhz, Ram 256 Mb, VGA min 32 Mb, Hardisk 10 Gb, lan card 100 Mbps, monitor cukup 15” digital saja (second)) biaya yang dibutuhkan untuk 1 unit PC klient Rp. 1.000.000,00
    2. 1 Unit PC server, saya sarankan minimal Intel P4 2.4 Ghz, Ram 1 Gb, VGA 64 Mb, Hardisk 80 Gb, Monitor cukup 15” digital saja, dana yang diperlukan kira-kira Rp. 2.500.000,00
    3. Alat untuk koneksi wireless ke internet melalui provider XL, 1 buah PCI to PCMCIA card, 1 Buah Modem Wirreless PCMCIA, 1 buah cips dari provider XL, perkiraan dana yang dibutuhkan Rp. 1.500.000,00
    4. Peralatan untuk membangun jarigan LAN (local Area Network), dibutuhkan 1 buah Hub Switch cukup yang 16 port saja, Plug Conection RJ 45, Kabel Lan (belden) cecukupnya untuk mengkoneksikan antara PC server dengan PC klient, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp. 1.000.000,00
    5. Total biaya untuk peralatan yang dibutuhkan untuk peralatan adalah Rp. Rp. 15.000.000,00 (diluar penyetingan apabila anda akan di setingkan ke pelayanan service computer, atau kepada orang yang ahli)

    B. Perkiraan Biaya untuk tempat.

    1. Untuk 10 client dan 1 buah server biasanya dibutuhkan tempat sekitar 5m x 8m, dengan ukuran tempat 1 buah Client 1m x 1m, biasanya warnet yang nyaman tempat untuk client dibuat privasi dengan menggunakan sekat-sekat, cukup menggunakan triplek yang dibuat ruangan-ruangan kecil, dibuat lesehan saja dengan menggunakan karpet, serta di berikan bantal yang nyaman untuk duduk, beserta meja kecil untuk menyimpan PC dan monitor, dana yang dibutukan kira-kira Rp. 3.000.000,00.
    2. Apabila anda sudah mempunyai tempat yang memadai gunakanlah tempat tersebut sehingga anda tidak perlu mengeluarkan tambahan biaya untuk sewa tempat, apabila belum mempunyai perkirakan lah dana yang disediakan tidak memebihi Rp. 10.000.000,00 per tahunnya.

    Jadi anda bisa menyediakan dana tidak lebih dari Rp. 30.000.000,00 (sudah termasuk penyetingan LAN dan koneksi internetnya).
    PERKIRAAN UNTUNG RUGI DAN BEP (Break Event Point)
    Perkiraan pendapatan dari warnet dalam 1 bulan ;
    1. Dari 10 Client dengan biaya sewarata-rata di Indonesia adalah Rp. 4.000,00 perjam, kita asumsikan hanya 10 jamsaja rata-tata sewa per Clientnya (biasanya warnet buka 24 Jam), 10 client X 10Jam X Rp. 4.000,00 = Rp. 400,000,- / hari, total pendapatn 1 bulan kira-kiraRp. 12.000.000,00
    2. Jangan hanya melakukan kegiatan warnet saja, computer tersebut bisa dioptimalkan, misalkan cetak foto digital (dengan membeli printer foto), pengetikan, jualan makanan, minuman, dll.
    3. Biaya yang diperlukan untuk perawatan, listrik, biaya koneksi internet,
    a. Biaya koneksi 1 bulan dengan menggunakan koneksi XL Rp. 350.000,00
    b. Biaya listrik 1 bulan dengan 11 PCnyala terus 24 jam Rp. 1.500.000,00
    c. Untuk gaji karyawan (operator) 2 shift(12 jam Kerja) Rp. @ Rp. 750.000,00 = Rp. 1.500.000,00
    d. Total biaya rutin yang dikeluarkandalam 1 bulan rata-rata Rp. 4.000.000,00
    4. Jadi anda bisa mandapatkan keuntungan dalam satu bulan Rp. 12.000.000,00 dikurangi Rp. 4.000.000,00 = Rp.8.000.000,00 ( sisihkanlah untuk biaya perawatan kra-kira Rp. 1.000.000,00)
    5. Dengan perkiraan hanya 10 jam sewasaja per klient anda bias mendapatkan rata- rata Rp. 7.000.000,00 ( coba andahitung sendiri dengan jam sewa 20 jam per klient apabila warnet anda sudahramai pengunjung)
    6. jadi anda bisa kembali modal dalamwaktu 6 bulan
    Mungkin demikian penjelasan yang sederhana ini, apabila anda akan membangun bisnis warnet,semoga membantu anda yang membutuhkan informasi ini.

  35. NAMA : RENI NOVIANTI
    NIM : PO.71.20.0.09.1955

    STUDY KELAYAKAN BISNIS USAHA PEMBANGUNAN PERHOTELAN

    ASPEK PASAR

    1. Pasar dan Jenis Pasar (pasar konsumen, industri, reseller)
    2. Analisis penawaran dan permintaan produk
    Pengukuran Permintaan :

    a. Data impor produk yang bersangkutan
    b. Data impor, ekspor dan produksi DN
    PE = P + (I-E) + dC.
    Permintaan Industri
    3. Trend Perkembangan Permintaan Produk

    o Teknik Peramalan Penjualan
    ► Judgmental method
    ► Analisis trend (liner, non linier, regresi korelasi)
    ► Specific purpose method (analisis industri, product line, analisis
    Penggunaan produk akhir
    ASPEK PASAR
    1. Pasar dan Jenis Pasar (pasar konsumen, industri, reseller)
    2. Analisis penawaran dan permintaan produk

    Pengukuran Permintaan :
    a. Data impor produk yang bersangkutan
    b. Data impor, ekspor dan produksi DN
    PE = P + (I-E) + dC.
    c. Permintaan Industri
    3. Trend Perkembangan Permintaan Produk

    Teknik Peramalan Penjualan
    ► Judgmental method
    ► Analisis trend (liner, non linier, regresi korelasi)
    ► Specific purpose method (analisis industri, product line, analisis
    Penggunaan produk akhir
    ASPEK PASAR
    1. Pasar dan Jenis Pasar (pasar konsumen, industri, reseller)
    2. Analisis penawaran dan permintaan produk
    Pengukuran Permintaan :
    a. Data impor produk yang bersangkutan
    b. Data impor, ekspor dan produksi DN
    PE = P + (I-E) + dC.
    c. Permintaan Industri
    3. Trend Perkembangan Permintaan Produk
    Teknik Peramalan Penjualan
    ► Judgmental method
    ► Analisis trend (liner, non linier, regresi korelasi)
    ► Specific purpose method (analisis industri, product line, analisis
    Penggunaan produk akhir

    Lingkungan Internal
    ► Resources (Sumber Daya)
    1. Tangible : sumber daya keuangan dan sumber daya fisik dan organisasi.
    2. Intangible : teknologi, inovasi, dan reputasi.
    3. Sumber Daya Manusia
    ► Capability (Kapabilitas)
    1. Pendekatan fungsional : keuangan & akuntansi, pemasaran, penjualan &
    distribusi, SDM, operasi dll.
    2. Pendekatan Value Chain :
    ► Aktivitas utama berkaitan dengan penciptaan fisik produk, penjualan,
    pengiriman dan pelayanan purna jual.
    ► Aktivitas pendukung berkaitan dengan fungsi SDM, pengadaan,
    pengemb. teknologi, dan administratif.
    ► Core Competence (kompetensi inti)
    Kapabilitas = kompetensi jika :
    1. Valuable capabilities (memanfaatkan peluang minimalisasi ancaman)
    2. Rare capabilities
    3. Imperfectly imitable capabilities
    4. Nonsubstitutable capabilities
    SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
    BINANIAGA
    Aspek Teknis dan Teknologis
    Lokasi Pabrik
    a. Skala Operasi dan Luas
    Produksi
    b. Proses Produksi, dan lay out
    c. Teknologi, Fasilitas Produksi
    d. Skedul kegiatan

    Faktor Lokasi Pabrik
    ► Utama (bahan baku, pemasaran,
    listrik dan air, tenaga kerja,
    transportasi)
    ► Pendukung (rencana masa
    depan, perluasan, fasilitas
    layanan, keuangan, perumahan,
    harga tanah, peraturan daerah,
    sikap masyarakat, iklim
    lingkungan dll)

    Aspek Manajemen
    Manajemen Masa Konstruksi
    Teknik yang digunakan :
    Gantt Chart, Network Planning (PERT, CPM)
    Gantt Chart :
    􀂙 Tentukan rincian kegiatan
    􀂙 Identifikasi urutan logis
    􀂙 Tentukan waktu yang dibutuhkan,
    􀂙 Tentukan awal dan akhir kegiatan
    􀂙 Konsep penjawalan pada bagan
    􀂙 Diskusikan dengan orang yang akan terlibat
    􀂙 Membuat bagan yang disepakati
    􀂙 Koreksi apabila diperlukan

    Manajemen Masa Operasi
    Yang dibahas dalam masa operasi :
    ► Disain jabatan dan keahlian yang diperlukan (job deskripsi, job spesifikasi)
    ► Struktur organisasi
    (Lini, staf, fungsional, divisional, matriks)
    ► Sistem imbalan dan penggajian

    Aspek financial

    Biaya Investasi dan Modal Kerja
    B. Struktur Finansial dan Sumber Modal
    C. Jadwal Pembayaran Hutang
    D. Estimasi Penjualan
    E. Estimasi Biaya Produksi
    F. Cash-Flow & Cost of Capital
    G. Poyeksi Neraca dan Rugi Laba
    H. Kriteria Investasi
    I. Debt Service Coverage
    RISKO BINIS
    a. Analisis Sensitivitas
    b. Analisis Distribusi Probabilitas
    c. Analisis Statistik
    d. Analisis NPV=0dan Masyarakat Setempat

    Aspek Hukum
    a. Pelaku bisnis
    o Bentuk badan usaha
    o Identitas pengelolah bisnis
    b. Bisnis yang dijalankan

    c. Lokasi dan waktu pelaksanaan

    d. Perijinan usaha dan izin lain nya

    e. Dukungan pemerintah dan msyarakat setempat

  36. Nama : Mohamad Solihin
    Nim : PO.71.20.0.09.1933
    Tingkat : 3 B

    ANALISA KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA IKAN

    Dalam budidaya ikan air peran studi kelayakan memegang peranan penting apalagi dikaitkan dengan investasi yang begitu besar. Tanpa kajiandari studi kelayakan yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu tentu usaha yang didirikan tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan. Berdasarkan pengertiannya Studi kelayakan adalah suatu seni cara merangkai, menggabungkan dan menganalisa suatu rencana investasi secara keseluruhan atas faktor-faktor yang mempengaruhi antara multi disiplin ilmu, sehingga menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan yakni layak dan tidak layak investasi tersebut. Dengan demikian usaha budidaya ikan harus ada studi kelayakannnya baik itu pembenihan maupun pembesaran. Aspek Umum dan Legalitas Aspek umum meliputi hal hal yang berkaitan dengan latar belakang usaha itu dilakukan siapa pemrakarsa perusahaan,
    kepemilikan perusahaan serta yang menyangkut susunan pengurus perusahaan tersebut. Struktur permodalan adalah Modal dasar yang tercantum dalam akte notaris, sedangkan aspek legalitas menyangkut pendirian perusahaan.
    1. Pengertian Perencanaan Biaya
    Operasional Produksi Setiap proses produksi agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka sebelum melakukan proses produksi diperlukan perencanaan. Perencanaan tersebut menyangkut bagaimana produksi bisa berlangsung dengan biaya seoptimal mungkin dengan hasil yang optimal pula. Dengan demikian pengertian perencanaan biaya operasional produksi adalah perencanaan mengelola dari mulai input, proses sampai dengan output yang berupa produk tersebut dihasilkan dengan penekanan kepada penggunaan biaya seefisien mungkin dengan menghasilkan produk yang optimal.

    2. Identifikasi Dokumentasi
    Perencanaan Biaya Operasional Produksi yang diperlukan Dokumen-dokumen yang diperlukan
    dalam operasional produksi budidaya ikan air tawar adalah :

    * Dokumen tentang biaya investasi
    * Dokumen tentang biayaoperasional produksi
    * Dokumen tentang hasil produksi dan pendapatan
    * Dokumen tentang biaya perawatan dan pemeliharaan gedung serta peralatan
    * Dokumen tentang target dan realisasi yang hendak dicapai
    * Dokumen tentang gaji staf dan karyawan
    * Dokumen tentang data pasar
    * Buku tentang ekspedisi atau surat masuk dan keluar
    * Buku kas besar
    * Buku tentang utang piutang
    * Dokumen perjanjian kerjasama
    * Kuitansi dan catatan lain yang dianggap perlu
    Semua dokumen tersebut adalah untuk memudahkan dalam kaitannya dengan penyusunan perencanaan biaya operasional produksi sehingga dapat diketahui dengan mudah keuntungan optimal dari perusahaan tersebut.
    3. Penyusunan Cash Flow dan
    Proposal Dalam kaitannya dengan perencanaan biaya operasional produksi, cash flow dan proposal merupakan dua hal yang serat kaitannya dengan kelayakan suatu usaha/produksi yang akan dilakukan. Cash flow adalah tahapan dana yang dikeluarkan serta mengalir berdasarkan waktu yang ditentukan serta jumlahnya sesuai dengan tahapan waktu serta keperluanproduksi. Pada cash flow dapat dilihat pada bulan atau tahun berapa produksi mencapai titik impas (break even point) dan pada bulan atau tahun berapa keuntungan optimal bisa dicapai. Sedangkan proposal berguna untuk mendapatkan dana baik pinjaman dari perbankan, koperasi, maupun investor yang mau menanamkan modalnya dalam kegiatan produksi tersebut. Berikut ini dapat dilihat contoh format cash flow dan proposal yang dapat dilakukan dalam menyusun biaya operasional produksi.
    .

    Contoh Format Proposal
    1. Gambaran umum, yang meliputi
    antara lain :

    * Biodata pengusaha
    * Alamat usaha
    * Alamat pemilik
    * Data usaha, meliputi :
    * Sektor usaha
    * Jenis produksi
    * Tahun mulai produksi
    * Usaha lain

    2. Hubungan dengan perbankan

    * Sebagai pemilik rekening
    * Sebagai pemilik tabungan
    * Sebagai nasabah/peminjam
    * Data yang diperlukan, meliputi : Nama Bank, Nomor rekening, dan Fasilitas yang sedang dinikmati

    3. Aspek legalitas

    * Ijin domisili usaha
    * Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP)
    * Surat tanda pendaftaran industri kecil
    * Nomor Peserta Wajib Pajak (NPWP)
    * Kartu penduduk
    * Kartu keluarga

    4. Aspek manajemen

    * Riwayat pengelola perusahaan
    * Susunan organisasi perusahaan, yang meliputi susunan :

    1. Ketua
    2. Wakil ketua
    3. Sekretaris
    4. bendahara
    5. Sistem pengendalian
    6. Keuangan
    7. Produksi
    8. pemasaran

    5. Aspek teknis produksi

    * Gambaran tentang produk
    * Teknis produksi
    * Lokasi
    * Fasilitas yang sekaran digunakan
    * Tenaga kerja

    6. Aspek pemasaran

    * Segmen pasar
    * Target/sasaran produksi
    * Omset penjualan
    * Perkembangan pasar
    * System pemasaran dan cara pembayaran

    7. Aspek keuangan

    * Rincian biaya investasi, modal kerja, struktur biaya (biaya produksi dan operasional produksi, rincian investasi/penyusutan)
    * Penjualan
    * Cash flow dan kelayakan usaha
    * Analisa rugi laba

    8. Kelayakan usaha

    * Pemasaran
    * Penggunaan teknologi
    * Kelayakan bahan baku
    * Profitabilitas, yang meliputi :
    * Net Present Value (NPV)
    * Internal Rate Return (IRR) Return On Invesment (ROI)

    * Payback Period (PP)

    Catatan :
    NPV dan IRR dilakukan apabila kegiatan usaha dilakukan lebih dari satu tahun, namun kalau kurang dari satu tahun analisa usaha cukup menggunakan R/C atau B/C serta Break Event Point (BEP). Perencanaan studi kelayakan yang baik akan menentukan keberhasilan usaha selanjutnya. Pada perencanaan studi kelayakan yang dituangkan dalam usaha meliputi : Aspek Umum dan Legalilitas, Pemasaran, Teknik Perencanaan, Manajemen dan Organisasi, serta Keuangan. Studi kelayakan biasanya merupakan usaha jangka panjang yang memerlukan investasi yang cukup tinggi. Kajian yang meliputi aspek umum dan legalitas, pemasaran, teknik perencanaan, serta keuangan merupakan suatu rangkaian yang tertuang dalam bentuk proporsal. Di mana proporsal ini sebagai bahan untuk memberi gambaran tentang asset dari perusahaan yang akan dibuat guna mendapatkan modal dari lembaga perbankan atau pengusaha lain yang punya modal ingin menanam di perusahaan yang bersangkutan. Hal tersebut butuh perencanaan yang matang agar pelaksanaan berjalan lancar sesuai yang diinginkan.

    Untuk itu tentunya perlu ada perencanaan biaya. Perencanaan biaya operasional produksi adalah perumusan usaha yang dilakukan dalam kaitannya dengan menghitung biaya yang diperlukan selama produksi itu berlangsung. Investasi sifatnya tetap oleh sebab itu biaya investasi disebut juga biaya tetap (fixed cost) sedangkan biaya operasional sifatnya berubah ubah dan sering pula disebut biaya variabel (variabel Cost). Kedua biaya tersebut diperlukan untuk menghitung keuntungan yang diperoleh dalam kegiatan produksi, laporan keuangan yang menyangkut analisa rugi laba, serta analisa lain seperti :
    kapan usaha tersebut mengalami titik impas (BEP) serta menghitung RC dan B/C Ratio dan termasuk dalam perencanaan biaya operasional produksi.
    Hal-hal yang perlu di dimasukan dalam perencanaan biaya operasional untuk budidaya ikan antara lain adalah :
    1. Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam kegiatan produksi erat kaitannya dengan penggunaan metode perencanaan biaya operasional
    produksi
    2. Penyusunan perencanaan biaya operasional produksi

    * 3. Pengadministrasian perencanaan biaya operasional produksi

    Perencanaan Produksi
    Langkah awal dalam pelaksanaan proses produksi adalah merencanakan produk atau komoditi apa yang akan diusahakan, misalnya : komoditi ikan mas, ikan nila, ikan hias, dan lain-lain, dengan harapan produk tersebut dapat dipasarkan, serta hasilnya memberikan keuntungan, juga dapat berlangsung dalam jangka panjang. Perencanaan produk ini bukan hanya merencanakan fisik produk saja, tetapi juga proses-proses yang memungkinkan produk tersebut terwujud, yakni :

    * produk yang akan di hasilkan harus yang memungkinkan disenangi dan sesuai dengan selera konsumen, contohnya untuk ikan hias koki banyak

    pilihan yang bisa ditawarkan, misalnya : red head, slayer, black moli, dan lain-lain,

    * produk yang dihasilkan terdiri dari bagian yang mana, apakah berupa benih, ikan konsumsi atau yang lainnya,
    * persyaratan produk yang akan dihasilkan harus sesuai dengan mutu produk yang dinginkan konsumen
    * penentuan pengujian mutu yang dihasilkan, seperti : ukuran, kesehatan, dan lain-lain.
    Pelaksanaan Produksi
    Sebelum tahap pelaksanaan produksi dilakukan perlu diperhatikan apakah sarana (input) produksi yaitu 5 M (man, money, machine, material, and method) sudah tersedia, karena kegiatan produksi merupakan aliran yang dimulai dari input sampai dengan proses. Secara sederhana kegiatan produksi dapat digambarkan sebagai berikut : Masukan (input)→ Proses → Hasil (Output)
    Penentuan Bahan

    Setelah penentuan produk yang akan dihasilkan, langkah selanjutnya adalah penentuan atau pemilihan bahan baku yang akan digunakan, misalnya induk ikan yang harus disediakan dan jenis pakan yang akan digunakan, agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Dengan demikian diharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang diharapkan oleh konsumen, sehingga akhirnya dapat mendatangkan keuntungan yang memungkinkan usaha berkembang dengan baik.
    Beberapa persyaratan dalam memilih bahan baku seperti : ikan, induk ikan, pakan ikan dan lain-lain yaitu :

    1. Ikan yang dipilih sebaiknya ikan yang mudah dipelihara, atau bila usaha itu merupakan usaha pembenihan ikan maka sebaiknya ikan yang dipilih adalah ikan yang mudah dalam pemijahannya, serta diharapkan dalam pelaksanaannya cukup menggunakan peralatan yang tersedia, sehingga kemungkinan besar biaya produksi akan lebih ringan.
    2. Bahan baku yang disediakan harus yang berkualitas, karena untuk memperoleh suatu hasil produksi yang baik dibutuhkan bahan baku yang baik pula, misalnya untuk memperoleh benih yang baik diperlukan induk ikan yang baik pula.
    3. Bahan baku yang disediakan hendaknya yang mudah diperoleh, artinya bila sewaktuwaktu memerperlukan bahan baku tersebut secara mendadak maka dapat dengan mudah diperoleh atau tidak perlu menunggu lama, sehingga proses produksi tidak terhambat atau terganggu.
    4. Bahan baku yang tersedia hendaknya yang relatif murah, dengan demikian diharapkan usaha yang dijalankan dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar.

    Penyediaan Peralatan
    Setelah proses produksi ditentukan langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memilih peralatan yang akan digunakan untuk proses produksi. Dalam pemilihan peralatan perlu dipertimbangkan faktor ekonomi dan faktor teknis dari peralatan tersebut. Pertimbangan ekonomis, yaitu pertimbangan yang berhubungan dengan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk pengadaan, penggunaan dan perawatan tersebut. Sedangkan pertimbangan teknis, yaitu pertimbangan yang berhubungan dengan sifat teknis dari peralatan tersebut, antara lain : kapasitas peralatan, keserbagunaan peralatan, ketersediaan suku cadang, kemudahan untuk memperbaiki konstruksi sederhana). Berdasarkan proses produksi yang telah ditentukan, peralatan yang dipakai, dan cara kerja yang ditentukan, maka dapat ditentukan pula tata letak (lay out) peralatan. Dalam menentukan tata letak peralatan ada 7 (tujuh) prinsip dasar yang harus diperhatikan, yaitu :

    1. prinsip integrasi, artinya tata letak yang baik harus dapat diintegrasikan dengan seluruh faktor produksi seperti tenaga kerja, bahan, mesin, dan perlengkapan lainnya sehingga dapat menghasilkan kerja sama yang harmonis,
    2. prinsip memperpendek gerak,
    3. prinsip memperlancar arus pekerjaan yang dapat menjamin kelancaran arus bahan tanpa hambatan,

    4. prinsip penggunaan ruangan yang efektif dan efisien,
    5. prinsip keselamatan dan kepuasan pekerjaan,
    6. prinsip keluwesan, yaitu dapat disesuaikan dengan keadaan jika diperlukan adanya perubahanperubahan, dan
    7. prinsip proses produksi berkesinambungan dan intermitten.
    Tata letak peralatan yang baik adalah adalah bila peralatan dan tempat penyimpanan disusun urutannya sesuai dengan keterkaitannya. Tata letak yang baik adalah memungkinkannya mobilitas orang-orang yang bekerja di ruang tersebut tidak terganggu, sehingga tidak mengurangi efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Penentuan Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk menentukan apakah kita membutuhkan tenaga kerja atau tidak, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
    1. Apakah seluruh kegiatan dalam pelaksanaan usaha tersebut dapat kita lakukan sendiri
    2. Bila ”tidak” berarti kita harus merekrut tenaga kerja sesuai dengan tingkat kebutuhan
    3. Lalu apakah keuangan usaha kita mampu memberikan upah bagi tenaga kerja tersebut, ataukah kita menggunakan anggota keluarga kita sendiri.
    Apabila kita sudah memutuskan untuk menggunakan tenaga kerja, terlepas dari tenaga kerja tersebut merupakan tenaga kerja upahan atau keluarga (pekerja keluarga), maka pertimbangan berikut yang perlu dilakukan adalah :
    1. Jenis pekerjaan/jabatan apa yang akan mereka isi
    2. Apa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengisi pekerjaan/jabatan tersebut, dan
    3. Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
    Agar pelaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan serta hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan pengendalian terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan kelancaran usaha tersebut. Pengendalian tersebut terdiri dari pengendalian bahan, pengendalian peralatan, pengendalian tenaga kerja, pengendalian biaya dan pengendalian kualitas. Selanjutnya akan diuraikan secara detail tentang setiap aspek dalam pengendalian tersebut agar kegiatan usaha budidaya ikan dapat berjalan sesuai rencana dan menguntungkan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi para pembudidaya ikan yang menggantungkan hidupnya dari uasaha budidaya ikan ini.
    1. Pengendalian Bahan
    Pengendalian bahan yang biasa digunakan dalam proses produksi pada umumnya terdiri dari pengendalian penggunaan bahan dan pengendlian persediaan bahan. Pengendalian semacam ini merupakan suatu pengendalian yang dilakukan agar bahan dapat digunakan secara efektif dan efisien, sehingga dapat menekan kemungkinan risiko kerugian.

    Bahan perlu disediakan secukupnya, dengan kata lain bila persediaan bahan yang terlalu banyak akan mengakibatkan penggunaan modal yang tidak efisien, sebaliknya bila bahan yang disediakan terlalu sedikit akan mengganggu kelangsungan kegiatan produksi, kerena bisa terjadi kehabisan persediaan bahan sebelum waktunya. Kejadian ini dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi. Selain itu bila bahan yang diperlukan tersedia dalam jumlah yang cukup serta waktu yang tepat maka pengendaliannya akan lebih mudah, karena tidak memerlukan gudang penyimpanan yang yang besar dan waktu penyimpanan yang lama. Jadi halhal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian persediaan bahan, antara lain : jumlah, macam, syaratsyarat bahan yang diperlukan untuk proses produksi, tatalaksana penerimaan, tatalaksana penyimpanan, tatalaksana pengeluaran barang, menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan bahan, dan menentukan jumlah pesanan yang paling ekonomis.

    Untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis (economic ordering quality) dapat dilakukan seperti pada contoh kasus di bawah ini. Suatu usaha pembesaran ikan di jaring apung sebanyak 1 unit (4 kolam) memerlukan pakan untuk satu kali periode produksi sebanyak 8 ton. Bila biaya sekali pesan Rp. 5.000,- dan biaya penyimpanan Rp. 500 per kilogram, maka :
    Penjelasan :
    Jika jumlah yang dipesan 1x untuk memenuhi kebutuhan satu kali periode pemeliharaan, maka jumlah pakan yang harus dipesan sebanyak 8.000 kg. Jadi rata-rata jumlah barang yang harus disimpan di gudang sebanyak 8.000 kg : 2 = 4.000 kg, maka :

    Demikian pula dengan cara perhitungan untuk 2 kali pesan, 3 kali pesan, dan seterusnya.
    2. Pengendalian Peralatan

    Pengendalian peralatan juga termasuk hal penting, karena merupakan aset yang utama dalam suatu usaha. Manfaat dari pengendalian peralatan, antara lain adalah :

    * proses produksi akan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
    * peralatan yang diperlukan sudah tersedia dalam keadaan siap pakai
    * terjaganya peralatan dalam kondisi baik,
    * berjalannya proses produksi dengan baik sehingga dengan demikian dapat terhindar dari kemungkinan risiko kerugian.

    3. Pengendalian Tenaga Kerja
    Agar pelaksanaan proses produksi dapat berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditetapkan harus disiapkan, maka perlu disiapkan pula tenaga kerja sesuai dengan yang diperlukan. Hal-hal yang perlu disiapkan berkaitan dengan tenaga kerja ini, adalah : jumlah tenaga kerja yang diperlukan, syarat-syarat ketrampilan, rencana latihan yang diperlukan, menciptakan semangatdan gairah kerja dengan jalan penentuan gaji/ upah, serta kondisi kerja yang baik dalam rangka perawatan tenaga kerja yang baik.
    4. Pengendalian Biaya
    Kegiatan pengendalian biaya perlu dilakukan agar biaya untuk membuat barang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Seandainya ada penyimpangan biaya dari yang sudah direncanakan, maka hal itu sudah harus diperhitungkan sebelumnya. Pengendalian biaya dapat dilakukan melalui 4 (empat) langkah, yaitu :
    1. menetapkan standar untuk biayabiaya kegiatan produksi
    2. membandingkan biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya
    3. menetapkan bagian yang bertanggung jawab untuk menangani jika terjadi penyimpangan, dan
    4. melaksanakan tindakan untuk mengurangi atau mengakhiri penyimpangan
    Setiap tahapan produksi selalu ada biaya yang membuat biaya tersebut lebih tinggi dari yang seharusnya, penyebab tingginya biaya tersebut antara lain adalah pemakaian bahan yang berlebihan, pemakaian jam tenaga kerja yang berlebihan, dan pemakaian dana untuk investasi yang berlebihan. Pemakaian yang berlebihan tersebut dinamakan pemborosan (waste). Untuk mengatasi pemborosan tersebut dapat diatasi melalui beberapa langkah sebagai berikut :

    * Pembelian yang baik. Pembelian bahan yang berkualitas baik dengan harga yang lebih rendah berarti menekan biaya bahan. Harga yang murah

    memungkinkan pembelian bahan dalam jumlah yang banyak, sehingga dapat dihasilkan produk jadi lebih banyak pula. Menekan pemborosan

    bahan.

    * Usahakan agar bahan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan sehingga mengurangi bahan yang terbuang, misalnya cara memberi pakan ikan diusahakan jangan sampai ada pakan yang tidak termakan karena ikan sudah kenyang, tapi pakan tetap masih diberikan.

    * Menekan hasil produksi yang tidak baik atau cacat. Dari sekian banyak produksi mungkin ada yang tidak baik atau cacat akibat kesalahan manusia, oleh karena itu hindari dengan cara menerapkan disiplin kerja yang selalu mematuhi prosedur kerja yang sesuai dengan persyaratan teknis.
    * Menekan biaya tenaga kerja. Menekan biaya tenaga kerja artinya menekan jam kerja yang berlebihan karena jam kerja menentukan upah yang harus dibayarkan. Jam kerja yang berlebihan bisa terjadi karena tenaga kerja tersebut kurang efisien, misalnya mobilitas pekerja terganggu akibat dari tataletak peralatan yang kurang baik.
    * Menekan biaya sediaan. Biaya sediaan sebaiknya ditekan serendah mungkin, karena semakin besar biaya sediaan maka semakin besar kemungkinan biaya lain yang harus ditanggung olehperusahaan, misalnya : bunga pinjaman, asuransi, sewa gudang, risiko kerusakan barang, dan opportunity cost yang sebetulnya bila di simpan di bank akan menghasilkan bunga dengan risiko minimum. Meskipun demikian bahan sediaan harus tetap ada karena untuk menjamin kontinuitas produksi.

    5. Pengendalian Kualitas
    Pengendalian kualitas merupakan usaha memepertahankan dan memperbaiki kualitas produk. Pengendalian kualitas bertujuan agarhasil atau produk sesuai dengan spesifikasi yang telah direncanakan (memuaskan konsumen). Pengendalian kualitas dapat dilakukan dalam 4 (empat) langkah, yaitu :
    1. menentukan standar kualitas produk
    2. menilai kesesuaian produk dengan standar
    3. mengadakan tindakan koreksi
    4. merencanakan perbaikan secara terus menerus untuk meniali standar yang telah ditetapkan

    Pengendalian kualitas pada dasarnya adalah suatu kegiatan terpadu antar bagian perusahaan, yaitu :

    * bagian pemasaran, mengadakan penilaian-penilaian tingkat kualitas yang dikehendaki oleh para konsumen,
    * bagian perencanaan, merencanakan model produk sesuai dengan spesifikasi yang disampaikan oleh bagian pemasaran,
    * bagian pembelian bahan, memilih bahan sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh bagian perencanaan,
    * bagian produksi, memilih peralatan yang akan digunakan dan melakukan proses produksi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

    Kegiatan Budidaya Ikan saat ini merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan bagi masyarakat. Segmen usaha budidaya ikan berdasarkan proses produksinya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu usaha pembenihan ikan, usaha pendederan ikan dan usaha pembesaran ikan. Usaha pembenihan ikan merupakan suatu usaha perikanan yang keluarannya (output) adalah benih ikan. Usaha pembesaran ikan merupakan suatu usaha perikanan yang keluarannya (output) adalah ikan yang berukuran konsumsi. Usaha pendederan ikan merupakan suatu usaha perikanan yang keluarannya (output) adalah benih ikan tetapi ukurannya lebih besar dari output pembenihan. Komoditas yang dipilih dalam usaha budidaya ikan sangat bergantung pada permintaan pasar, lingkungan dan aspek teknis lainnya.
    Berdasarkan komoditas usaha perikanan budidaya dikelompokkan menjadi usaha budidaya ikan air tawar, usaha budidaya ikan air payau dan usaha budidaya ikan air laut. Suatu usaha secara umum dikatakan baik apabila usaha tersebut sehat, menguntungkan, dan mampu melakukan investasi-investasi secara jangka pendek dan jangka panjang. Dengan demikian suatu usaha harus layak ditinjau dari aspek finansial, aspek finansial ini terutama menyangkut perbandingan antara pengeluaran (biaya) dengan pendapatan (revenue earning) dari aktivitas usaha, serta waktu didapatkannya hasil (returns). Biaya adalah jumlah korbanan (input) yang diperlukan untuk suatu produk (output) dalam suatu kegiatan produksi.
    Berdasarkan pengelompokkannya biaya terdiri dari dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai kegiatan itu berlangsung sampai kegiatan tersebut mulai berjalan contohnya : pendirian bangunan, pembelian peralatannya, tenaga kerja yang berhubungan biaya investasi, survey. Sedangkan biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama produksi itu berlangsung : misalnya : pembelian induk, tenaga kerja, biaya listrik dan air, bahan bakar, over head cost dan lain-lain (Tabel 9.1 dan Tabel 9.2).
    Untuk mengetahui secara komprehensif tentang kriteria layak atau tidaknya suatu aktivitas usaha dapat digunakan lima kriteria investasi, yaitu : Payback Period, Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net BCR), dan Internal Rate of Return (IRR). Namun tiga
    kriteria terakhir yang umum dipakai dan dipertanggungjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu. Sebaliknya dua kriteria pertama didasarkan atas salah pengertian tentang sifat dasar biaya sehingga tidak menyebabkan kekeliruan dalam urutan peluang investasi. Kedua kriteria ini sering tidak dianjurkan untuk dipergunakan (Ernan R., S. Saefulhakim, dan D.R. Panuju, 2007). Unsur-unsur penting dalam analisis kelayakan finansial adalah harga, pajak, subsidi, dan bunga. Dalam analisis finansial, harga yang dipakai adalah harga pasar, pajak diperhitungkan sebagai biaya, subsidi dinilai mengurangi biaya (jadi merupakan benefit). Bunga dalam analisis finansial dibedakan atas bunga yang dibayarkan kepada orang-orang luar dan bunga atas modal sendiri (imputed atau paid to the entily). Bunga yang dibayarkan kepada orang-orang yang meminjamkan uangnya pada kegiatan usaha dianggap sebagai cost. Bunga atas modal sendiri tidak dianggap sebagai biaya karena bunga merupakan bagian dari finansial returns yang diterima.

    Selain kriteria investasi yang digunakan untuk melihat kelayakan finansial suatu usaha adalah jangka waktu pengembalian modal dengan cara menghitung titik impas (Break Event Point). Perhitungan titik impas ini dilakukan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal usaha atau untuki mengetahui volume produksi (nilai penjualan) minimal yang harus dicapai agar kegiatan usaha tidak mengalami kerugian atau penghasilan penjualan yang diterima dikurangi biaya yang dikeluarkan sama dengan nol. 10.2. Net Present Value (NPV) NPV merupakan nilai sekarang dari suatu usaha dikurangi dengan biaya sekarang pada tahun tertentu. Seleksi formal terhadap NPV adalah bila nilai NPV bernilai positif berarti usaha tersebut layak dan sudah melebihi Social Opportunity Cost of Capital sehingga usaha ini diprioritaskan pelaksanaannya, bila NPV bernilai 0 berarti usaha tersebut masih layak dan dapat mengembalikan persis sebesar Social Opportunity Cost of Capital, dan bila nilai NPV bernilai negatif maka sebaiknya usaha tersebut jangan diteruskan. NPV menghitung nilai sekarang dari aliran kas yaitu merupakan selisih antara Present Value (PV) manfaat dan Present Value (PV) biaya. Jadi jika nilai NPVnya positif (lebih dari 0) artinya nilai bersih sekarang menggambarkan keuntungan dan layak diaksanakan, namun bila nilai NPVnya sama dengan 0 artinya usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi (marginal), sehingga usaha diteruskan atau tidak terserah kepada pengambil keputusan, sedangkan bila nilai NPVnya negatif (kurang dari 0) artinya usahatersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan. Rumus kriteria investasi ini adalah sebagai berikut :
    Dimana : Bt = manfaat yang diperoleh sehubungan dengan suatu usaha pada time series (tahun, bulan, dan sebagainya) ke-t (Rp)
    Ct = Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan suatu usaha pada time series ke-t tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap bersifat modal

    (pembelian peralatan, tanah, konstruksi dan sebagainya (Rp)
    I = Merupakan tingkat suku bunga yang relevan
    T = Periode (1, 2, 3,……………, n)

    10.3. Net Benefit Cost Ratio (NBC ratio)
    BC ratio (BCR) merupakan cara evaluasi usaha dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil yang diperoleh suatu usaha dengan nilai sekarang seluruh biaya usaha. Seleksi formal BCR adalah bila BCR lebih besar dari 0 (BCR > 0) maka usaha tersebut menggambarkan keuntungan dan layak dilaksanakan, namun bila BCR sama dengan 0 (BCR = 0) maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi (marjinal) sehingga usaha tersebut dilanjutkan atau tidak terserah pengambil keputusan, sedangkan bila BCR kurang dari 0 (BCR 1) maka usaha tersebut menggambarkan keuntungan dan layak untuk dilaksanakan, namun bila Net BCR sama dengan 1 (Net BCR = 1) maka usaha tersebut tidak untuk dan tidak rugi (marjinal) sehingga dilaksanakan atau tidaknya usaha tersebut terserah pengambil keputusan, sedangkan bila Net BCR kurang dari 1 (Net BCR < 1) maka usaha tersebut merugikan sehingga tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus Net BCR dapat ditulis sebagai berikut :

    Dimana :
    B = nilai seluruh hasil bersih
    C = nilai seluruh biaya bersih

    10.4. Internal Rate of
    Return (IRR)
    Cara lain untuk menilai suatu usaha adalah dengan membandingkan nilai IRR dengan discount rate (suku bunga), yaitu bila IRR lebih besar dari suku bunga yang telah ditetapkan maka usaha tersebut diterima atau bisa dilaksanakan, namun bila IRR lebih kecil dari suku bunga maka maka usaha tersebut ditolak atau tidak bisa dilaksanakan, sedangkan bila IRR sama dengan suku bunga yang ditetapkan maka usaha tersebut dilaksanakan atau tidak terserah pengambil keputusan. Rumus IRR dapat ditulis sebagai berikut :
    Dimana :
    I’ = Tingkat discount rate (DR) pada saat NPV positif

    I” = Tingkat discount rate (DR) pada saat NPV negatif
    NPV’ = Nilai NPV positif
    NPV’ = Nilai NPV negatif

    10.5. Analisis Break Event Point (BEP)
    Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi suatu kegiatan usaha atau sebagai penentu batas pengembalian modal. Produksi minimal suatu kegiatan usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian, BEP adalah suatu keadaan dimana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. TB dan TP
    Dimana :
    TP = Total Penerimaan
    TB = Total Biaya
    TBT = Total Biaya Tetap
    TBV = Total Biaya Variabel
    Q = Volume penjualan
    BV = Biaya Variabel per unit

    Titik BEP adalah pada saat total penerimaan sama dengan total biaya, yaitu TP = TB, karena TP = TBT + (BC.Q). Analisa BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas yang artinya suatu usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini, dimana BEP produksi dan BE harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    Image:ima.jpg

    10.6. Aplikasi analisa usaha
    Dengan melakukan kegiatan budidaya ikan, diharapkan akan mendapatkan nilai tambah bagi para pembudidaya ikan. Nilai tambah tersebut dapat berupa keuntungan finansial/materi maupun ketrampilan. Untuk memperoleh keuntungan materi maka dslsm membudidayakan ikan harus dilakukan analisa usaha. Seperti telah dijelaskan sebelumnya dalam kegiatan budidaya ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga segmen usaha yaitu usaha pembenihan ikan, usaha pendederan ikan dan usaha pembesaran ikan. Dalam buku ini akan diuraikan secara singkat cara menghitung analisa usaha pada beberapa kegiatan budidaya ikan. Analisa usaha budidaya ikan dikatakan layak jika :
    Analisa Usaha Pembenihan Ikan Gurame
    Dalam membuat analisa usaha pembenihan ikan Gurame dibuat asumsi terlebih dahulu untuk
    memudahkan dalam melakukan perhitungan , antara lain adalah :

    * Jumlah induk yang dibutuhkan dengan luas kolam 100 m2 untuk satu kali pemijahan adalah 1 ekor induk jantan yang mempunyai berat 6 kg dan satu ekor induk betina yang beratnya 10 kg.
    * Jumlah benih yang dihasilkan dari satu ekor induk betina adalah 1500 ekor dengan ukuran benih perekor berkisar antara 2 – 3 cm
    * Kematian benih ikan selama pemeliharaan diprediksi 10%

    Selama satu tahun dapat dilakukan pemijahan sebanyak 3 kali sehingga semua kebutuhan dalam usaha pembenihan ikan dalam setahun dikalikan 3

    * Bunga bank pertahun adalah 16%
    * Panen dapat dilakukan setelah tiga bulan pemeliharaan

    Setelah membuat beberapa asumsiasumsi tersebut dapat dibuat suatu perhitungan analisa usaha selama pemeliharaan.

    Analisa usaha Pendederan Ikan Gurame Asumsi :

    * Padat penebaran benih : 10 ekor/m2
    * Kematian benih selama pemeliharaan : 10%
    * Bunga bank 20% pertahun
    * Panen benih dilakukan setelah tiga bulan pemeliharaan

    Setelah membuat beberapa asumsiasumsi tersebut dapat dibuat suatu perhitungan analisa usaha selama pemeliharaan

    Analisa usaha Pembesaran Ikan Gurame Asumsi :

    * Padat penebaran benih : 10 ekor/m2
    * Kematian benih selama pemeliharaan : 10%
    * Bunga bank 20% pertahun
    * Panen ikan dilakukan setelah delapan bulan pemeliharaan dengan ukuran ikan pada saat panen adalah 500 ekor/gram
    * Luas jaring yang digunakan jaring apung 7 X 7 X 3 m

    Setelah membuat beberapa asumsiasumsi tersebut dapat dibuat suatu perhitungan analisa usaha selama pemeliharaan.

    http://www.crayonpedia.org/mw/BAB._X._ANALISA_KELAYAKAN_USAHA_BUDIDAYA_IKAN

  37. NAMA ;BUDI SATRIA
    NIM PO;71.20.0.09.1901
    KLS; III B

    Analisis Kelayakan Usaha
    Pemanfaatan Limbah Kayu Menjadi Produk Kerajinan Taplak Meja.

    a.Judul Program
    Analisis Kelayakan Usaha Kecil Pemanfaatan Limbah Kayu Menjadi Produk Kerajinan Taplak Meja.

    b.Latar Belakang Masalah
    Menurut Kristoferon dan Bolkaders, (1991) limbah dibagi menjadi 2 jenis yaitu limbah organik dan non organik Limbah organik merupakan limbah yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air.
    Sampah organik berasal dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, kegiatan rumah tangga, industri atau kegiatan lainnya( sampah dapur, sisa sayuran, kulit buah, buah busuk, kertas, daun-daunan, jerami, dan sekam). Sampah organik ini dengan mudah dapat diuraikan dalam proses alami. Sumber Kristoferon dan Bolkaders, (1991).
    Sedangkan limbah non organik merupakan limbah yang tidak dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Sedangkan yang termasuk sampah anorganik adalah, plastik, kaleng, besi, plastik air kemasan, plastik sisa sampo, kaca, kain perca dsbnya.S dan NH3. Gas H2S dan NH3 yang dihasilkan, walaupun jumlahnya sedikit, namun dapat menyebabkan bau yang tidak enak. Sumber Kristoferon dan Bolkaders, (1991). Di Indonesia limbah organik mencapai 70%, sedangkan limbah non organik mencapai 30 % Salah satu limbah organik yang ada di Indonesia adalah limbah kayu. Limbah kayu termasuk salah satu jenis limbah organik yang biasa dihasilkan dari sisa pemotongan kayu yang berasal dari industri pengolahan kayu dan nonkayu yang diperkirakan mencapai 60 juta m3/tahun. (www.pengolahan limbah kayu.com).
    Potensi sampah di Bekasi sangat besar, khusus untuk sampah rumah
    tangga, jumlah sampah yang diproduksi warga Jakarta mencapai 5.000 ton dan
    600 ton di antaranya sampah rumah tangga. Dengan rincian, 70 persen sampah
    organik, dan 30 persennya sampah anorganik.
    Di Indonesia terdapat tiga macam industri pengolahan kayu yang menggunakan kayu dalam jumlah relatif besar, yaitu: penggergajian, vinir/kayu lapis, dan pulp/kertas. Hingga saat ini limbah biomassa dari industri tersebut hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Limbah kayu yang banyak dijumpai di tempat pengolahan kayu biasanya dibiarkan dimakan rayap, dibakar, atau terkadang dibuang begitu saja. Hal ini mengakibatkan berbagai kerugian, seperti pencemaran sungai akibat limbah kayu yang dibuang ke sungai, pencemaran udara yang disebabkan oleh pembakaran limbah kayu, dan kotornya lingkungan akibat pembuangan serbuk kayu di sembarang tempat. Produksi total kayu gergajian Indonesia mencapai 2.6 juta m3 per tahun (Forestry Statistics of Indonesia 1997/1998). Dengan asumsi bahwa jumlah limbah yang terbentuk 54.24 persen dari produksi total (Martawijaya dan Sutigno 1990), maka dihasilkan limbah penggergajian sebanyak 1.4 juta m3 per tahun; angka ini cukup besar karena mencapai sekitar separuh dari produksi kayu gergajian.
    Pemanfaatan limbah kayu yang lebih memberikan nilai tambah dan nilai ekonomis antara lain adalah menjadi alternatif bahan baku aneka produk kerajinan. Misalnya produk dalam bentuk souvenir, pewadahan, dan bentuk karya seni lainnya seperti patung, mainan anak-anak, alat olah raga, alat terapi kesehatan dan sebagainya (www.pemanfaatan limbah kayu.com). Salah satu pemanfaatan limbah kayu dalam usaha kerajinan adalah sebagai bahan baku pembuatan taplak meja. Kelebihan yang ada pada produk ini adalah terletak nilai estetika dan keunikan yang mampu ditampilkan oleh sifat dan struktur bahan baku limbah kayu. Selain itu pemanfaatan limbah kayu sebagai bahan baku produk taplak meja diharapkan mampu mengembangkan usaha kecil baru yang memberikan nilai tambah dan nilai ekonomis bagi masyarakat, karena pembuatan kerajinan taplak meja dengan menggunakan limbah kayu ini dapat dilakukan dengan teknologi yang cukup sederhana, tenaga kerja yang relatif sedikit, dan modal investasi yang relatif kecil.Untuk menciptakan usaha kecil pengolahan taplak meja berbahan baku limbah kayu yang berhasil, dibutuhkan suatu analisis usaha yang komprehensif. Analisis usaha dibutuhkan untuk mengetahui kelayakan usaha kecil pengolahan taplak meja berbahan baku limbah kayu, meliputi kelayakan pasar, teknis dan teknologi, serta finansial. Analisis kelayakan pasar perlu dilakukan untuk mengetahui pasar sasaran dan bagaimana minat masyarakat terhadap rencana desain taplak meja. Analisis kelayakan teknis dan teknologi dilakukan untuk mengetahui jenis limbah kayu yang sesuai dengan kebutuhan bahan baku taplak meja, alternatif desain produk taplak meja berbahan baku limbah kayu, prosedur atau cara pembuatan taplak meja, dan menentukan kapasitas produksi.
    Analisis kelayakan finansial meliputi penentuan jumlah investasi, struktur finansial, estimasi biaya produksi, estimasi penerimaan, cash flow, dan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas kelayakan investasi perlu dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa besar (dalam persen) perubahan dari pengeluaran dan atau pendapatan, sehingga usaha kecil pengolahan taplak meja berbahan baku limbah kayu tidak layak dilaksanakan.

    c.Perumusan Masalah
    Limbah kayu yang banyak dijumpai di tempat penggergajian, usaha pembuatan kusen, dan usaha furnitur biasanya dibiarkan dimakan rayap, dibakar, atau dibuang di sembarang tempat. Berdasarkan sifat dan struktur bahannya, limbah kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan produk taplak meja. Permasalahan yang ingin dipecahkan adalah:
    (1)Siapa pasar sasaran dan bagaimana minat masyarakat terhadap rencana desain taplak meja.
    (2)Jenis limbah kayu apa yang sesuai dengan kebutuhan bahan baku produk taplak meja berbahan baku limbah kayu?
    (3) Bagaimana alternatif desain produk taplak meja berbahan baku limbah kayu?
    (4) Bagaimana proses cara pembuatan taplak meja berbahan baku limbah kayu?
    (5) berapa target penjualan produk taplak meja berbahan baku limbah kayu?
    (6) Bagaimana kelayakan finansial untuk pembuatan produk taplak meja berbahan baku limbah kayu?

    d.Tujuan Program
    Tujuan program ini adalah menganalisis kelayakan usaha pengolahan limbah kayu menjadi bahan produk kerajinan taplak meja.
    e.Luaran yang Diharapkan
    Luaran yang diharapkan dari hasil program ini adalah dihasilkannya analisis kelayakan usaha pemanfaatan limbah kayu sebagai bahan baku produk taplak meja. Tahapan yang diperlukan untuk menghasilkan luaran tersebut adalah:

    1) Melakukan analisis kelayakan pasar
    Kelayakan pasar meliputi penentuan pasar sasaran dan menjaring minat masyarakat terhadap rencana desain taplak meja.
    (2) Melakukan analisis kelayakan teknis dan teknologi
    Kelayakan teknis dan teknologi meliputi pemilihan jenis limbah kayu yang sesuai dengan kebutuhan bahan baku taplak meja, perencanaan produk dengan membuat alternatif desain produk taplak meja berbahan baku limbah kayu, perencanaan proses untuk menentukan cara pembuatan taplak meja, dan perencanaan produksi untuk menentukan kapasitas produksi.
    (3) Melakukan analisis kelayakan finansial
    Kelayakan finansial meliputi penentuan jumlah investasi, struktur finansial, estimasi biaya produksi, estimasi penerimaan, cash flow, dan analisis sensitivitas.
    f.Kegunaan Program
    Kegunaan dari program ini adalah memberikan alternatif usaha kecil berbahan baku murah bagi masyarakat, dan sekaligus mengurangi dampak negatif dari limbah kayu.

  38. nama : rudi maryanto
    tingkat : III.b

    ASPEK-ASPEK KELAYAKAN BISNIS

    1. Aspek Pasar

    Pemahaman terhadap konsep utama dalam aspek pasar dari studi kelayakan

    Metode Pengukuran dan Peramalan Permintaan
    Pemahaman terhadap konsep pengukuran dan peramalan permintaan serta dapat melakukan pemilihan dari beberapa metode pengukuran dan peramalan permintaan beserta pengawasannya

    Strategi Bersaing Perusahaan Dominan

    Menjelaskan konsep strategi bersaing bagi perusahan dominan dalam melakukan perluasan usaha

    Strategi Optimasi Marketing Mix
    Pemahaman terhadap konsep marketing instrumens dalam hubungannya dengan masa kehidupan produk , menentukan skala prioritas dan kombinasi optimal marketing mix yang dimiliki

    2. Aspek Teknis

    Pemahaman terhadap beberapa pertanyaan utama aspek teknis dan mengenali variabel-variabel yang berpengaruh dalam melakukan analisis kualitatif untuk memberikan jawaban

    Pengenala. Aspek Teknis Proyek ;
    Lokasi Proyek
    Luas Produksi
    Layout
    Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment

    Alat Analisis Aspek Teknis
    Penentuan Lokasi Pabrik
    Penentuan Luas Produksi
    Layout Pabrik
    Kasus aspek Teknis (Lokasi dan Spesifikasi Produk) terhadap alat analisis kuantitatif dari aspek teknis.

    3. Aspek Hukum
    Pemahaman tentang legalitas usulan proyek

    4. Aspek Manajemen

    Pemahaman tentang perencanaan pembangunan proyek dan penyelesaiannya
    .

    5. Aspek Keuangan

    Pemahaman terhadap Kebutuhan dan Sumber Dana, Aliran Kas Proyek, Kriteria Penilaian Investasi, Resiko Dalam Investasi,
    Biaya Modal,
    Penaksiran aliran Kas dan Biaya Modal, Pendekatan Praktis dalam Keputusan Investasi dan Pemilihan Sumber Pembalanjaan, Keterbatasan Dana dan Hubungan Antar Proyek.

    6. Aspek Ekonomi & Sosial

    Pemahaman terhadap aspek ekonomi secara nasional dan dampak sosialnya

  39. Nama : RUSTAM
    NIM : PO.71.20.09.1959

    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    USAHA TOKO BUAH IMPOR “MyFruits”
    BAB I
    PENDAHULUAN
    Studi kelayakan bisnis merupakan langkah awal memulai bisnis Studi kelayakan bisnis adalah sebuah penelitian mendalam tentang bisnis yang akan dijalani menyagkut banyak aspek hukum ,sosbud, manajemen keuangan, teknis operasional dan teknologi sampai pada pemasaran. dengan pertimbangan semua hal tersebut maka hasil Studi kelayakan bisnis akan digunakan sebagi acuan apakah bisnis tersebut layak dilanjutkan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.
    Aspek yang terdapat pada studi kelayakan bisnis yang terdiri dari berbagai aspek yang sudah disebutkan di atas antara lain :
    1. Aspek hukum dan adminstrasi
    terkait aspek legal yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
    a. Perijinan :
    i. Izin lokasi :
    ii. Izin usaha :
    · Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya.
    · NPWP (nomor pokok wajib pajak)
    · Surat tanda daftar perusahaan
    · Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
    · Surat tanda rekanan dari pemda setempat
    · SIUP setempat
    · Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan

    2. Aspek sosial ekonomi dan budaya
    Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut :
    a) Dari sisi budaya
    Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.
    b) Dari sudut ekonomi
    Apakah proyek dapat merubah atau justru mengurangi income per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.
    c) Dan dari segi sosial
    Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalulintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat.
    Untuk mendapatkan itu semua dengan cara wawancara, kuesioner, dokumen, dll. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.
    3. Aspek pasar dan pemasaran
    Berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek tersebut :
    · Potensi pasar
    · Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli.
    Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk :
    · Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
    · Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.

    4. Aspek teknis dan teknologi
    Berkaitan dengan pemilihan lokasi peroyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.

    5. Aspek manajemen
    Berkaitan dengan manajemen pembangunan proyek dan operasionalnya.

    6. Aspek keuangan
    Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
    Analisis Kelayakan Bisnis
    Analisis aspek pemasaran
    Dalam analisis pasara ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, di antaranya :
    Kebutuhan dan keinginan konsumen;
    Segmentasi pasar
    Target;
    Nilai tambah;
    Masa hidup produk;
    Struktur pasar
    Persaingan dan strategi pesaing
    Analisis aspek produksi
    Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis di antaranya :
    Lokasi operasi
    Volume operasi;
    Mesin dan peralatan;
    Bahan baku dan bahan penolong;
    Tenaga kerja;
    LAY-OUT
    Analisis aspek manajemen
    Beberapa unsure yang harus dianalisis di antaranya
    Kepemilikan
    Organisasi
    TIM Manajemen
    Karyawan;
    Analisis aspek keuangan
    Meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
    Kebutuhan dana;
    Sumber dana;
    Proyeksi neraca;
    Proyeksi laba rugi;
    Proyeksi aliran kas (cash flow)

    A. Latar Belakang
    Dewasa ini, perekonomian negara Indonesia menunjukkan kondisi yang kurang menggembirakan bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Tingginya angka inflasi nasional pada bulan April 2008 yang mencapai 4,01% dan di DIY yang mencapai 3,07 % dan isu kenaikan maupun kelangkaan harga BBM menjadi bukti adanya kurang kondusifnya kondisi perekonomian negara. Dalam kondisi yang seperti ini, masyarakat semakin terpuruk ketika harga kebutuhan beberapa bahan pokok mengalami peningkatan dan tidak lagi terjangkau yang juga tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.
    Di sektor pertanian, kondisi tersebut juga sangat dirasakan oleh para petani. Biaya operasional yang tidak sebanding dengan harga jual hasil pertanian membuat lesu sektor ini. Terlebih ketika pemerintah menetapkan kebijakan impor untuk beberapa komoditas pertanian yang kualitas dan harganya jauh lebih murah dari hasil pertanian masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dengan mengacu pada kondisi perekonomian yang kurang kondusif dan tidak berpihak pada perekonomian rakyat, menuntut masyarakat untuk mempunyai daya saing dan keahlian tertentu untuk meningkatkan derajat hidupnya sebagai bekal dalam kehidupan sehari – hari.
    Bagi para pelaku usaha, kondisi yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimana daya beli masyarakat di sekitar sehingga bisa memunculkan permintaan dari beberapa penawaran yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila permintaan meningkat memungkinkan pasar menjadi potensial dan ketika kondisi permintaan menurun menyebabkan kondisi
    pasar berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaiman tingkat persaingan, daya beli masyarakat, dan hukum permintaan maupun penawaran itu terjadi pada kondisi yang demikian.
    B. Gambaran Umum Potensi Usaha
    Kalau kita mencermati secara lebih mendetail mengenai kondisi perekonomian negara yang kurang stabil, maka apabila kita memposisikan diri sebagai pelaku usaha, maka yang akan telintas pertama kali di benak kita adalah mengenai bagaiman menciptakan sebuah unit usaha bisnis yang prospektif dan menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran yang kedua adalah dengan modal yang pas – pasan, produk apa yang akan kita produksi sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan keuntungan bagi kita. Kiranya pemikiran tersebut pantas muncul ketika kita semua terhimpit pada kondisi ekonomi yang sulit.
    Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan analisis mengenai hal – hal yang potensial untuk melakukan usaha agar mampu memberikan manfaat ekonomi bagi kita. Dengan berbekal pada kebijakan pemerintah tentang kegiatan impor komoditas pertanian hal ini memungkinkan untuk terbukannya peluang dalam menjalankan usaha yang berkaitan dengan hal tersebut. Salah satu bentuk usaha bisnis yang bisa dijalankan adalah dengan mendirikan toko buah impor. Selain mengacu pada kebijakan pemerintah tentang impor, mungkin juga sebagai alasan mengapa usaha tersebut punya peluang karena banyak dari masyarakat kita yang cenderung bangga membeli produk – produk dari luar negeri.

    C. Gambaran Umum Industri
    Dengan mengacu terhadap kebijakan pemerintah yang mengarah pada arus impor beberapa komuditas hasil pertanian, tentunya akan memberikan peluang bagi pemilik modal untuk membidik pasar yang berkaitan dengan hal tersebut. Salah satu unit usaha yang mungkin layak untuk dijalankan adalah unit usaha penjualan buah impor. Unit usaha ini bukan berarti tidak memberikan dukungan terhadap sektor pertanian buah di dalam negeri, melaikan sebagai pelaku usaha kita harus pandai memanfaatkan peluang. Terlebih ketika harga buah lokal mahal dan tidak sebanding dengan kualitasnya, maka pelaku usaha akan cenderung memilih buah impor yang mampu memberikan manfaat lebih.
    Persaingan dalan usaha penjualan buah memang sudah kompetitif. Banyak sekali kita jumpai beberapa took buah, baik sekala besar ataupun skala kecil, baik itu dilakukan di toko, kios, outlet, atau tempat berjualan lain seperti di pasar, swalayan, maupun pusat perbelanjaan modern. Untuk dapat bersaing dalam usaha yang bersangkutan, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan pemilihan segmen yang tepat, potensial dan belum banyak digarap oleh pihak lain, kemudian menawarkan beberapa keunggulan dan nilai lebih bagi konsumen yang menjadi segmen usaha kita.

    BAB II
    ASPEK UMUM DAN ORGANISASI
    A. Nama Unit Usaha
    Unit usaha ini diberi nama MyFuits dikarenakan bergerak dalam usaha dagang penjualan buah segar dengan kualitas yang baik yang berasal dari Impor maupun penyortiran terhadap buah lokal yang memiliki kualitas yang baik.
    Nama organisasi : Toko Buah “MyFruits”
    Jenis Organisasi : PT yang melakukan Penjualan buah Impor
    Pemilik : Amalia Charitsah
    Yulita Erlina Lantha
    Nuraini
    Danang Ronggo Sasmito
    Riyani
    Alamat : Jalan Laksda Adisucipto Km 15, Maguwoharjo, Depok
    Sleman, Yogyakarta
    No Telp : 0274 544321
    B. Legalitas Usaha
    Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di kemudian hari karena unit usaha ini skalanya adalah impor. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum adalah :
    a) Badan hukum
    Untuk usaha ini yaitu berupa PT. Karena usaha yang kami lakukan sifatnya merupakan usaha bersama dengan modal bersama dan keuntungan dibagi bersama berdasarkan besarnya Inbreng dari masing masing pemodal, dimana seluruh aktivitas yang timbul dalam pengelolaan menjadi tanggung jawab PT. Selain itu, badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, badan hukumnya merupakan subyek hukum dan kekayaan yang terpisah (modal ).
    b) Tanda daftar perusahaan dan Surat ijin usaha
    Usaha toko buah impor memiliki ujin usaha dari dinas perindustrian dan perdagangan dan sudah terdaftar sebagai pelaku usaha penjualan komoditas buah impor. Sesuai dengan UUno. 3/1982 ttg Wajib Daftar Perusahaan, Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.
    c) NPWP
    Sebagai unit bisnis, kami juga mendaftarkan NPWP atas aktiva usaha kami ke Departemen Perpajakan setempat. NPWP merupakan nomer yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas bagi wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
    d) Ijin Domisili dan IMB
    Karena unit usaha toko buah impor ini akan didirikan di atas sebidang tanah demi kelancaran usaha maka kami selaku pengusaha juga melakukan perijian untuk pengeringan tanah. Artinya bahwa kami melakukan pengalihfungsian lahan yang semula untuk pertanian menjadi bangunan untuk tempat usaha. Selain itu juga kami melakukan perijinan kepada pemerintah daerah setempat untuk ijin domisili, karena nantinya selaha berlangsung beberapa karyawan kami akan ada yang tinggal dan menetap di tempat tersebut.
    e) Bukti Diri
    Unit usaha kami juga mempunyai bukti diri mengenai kepemilikan usaha dan keterangan lain yang berhubungan dengan toko buah impor.
    C.Organisasi
    a) Bagan organisasi

    Bagan organisasi tersebut di buat agar memudahkan mengenai kepemimpinan organisasi dan dalam pembagian pekerjaan sesuai dengan divisi masing – masing.
    b) Tingkat jabatan
    · Pimpinan, Manajer, Kepala Bagian, Karyawan, Security
    D. Personalia
    a) Kebutuhan tenaga kerja
    Kami dalam menjalankan usaha toko buah membutuhkan kurang lebih 30 tenaga kerja dengan rincian sebagai berikut ;
    · Pimpinan 1 orang, Manajer 4 orang, 1 Kabag. Pelayanan, Pelayan toko 10 orang, 1 Kabag. Pergudangan, Karyawan bagian pergudangan 2 orang, Driver 3 orang, Clining Service 2 orang, Satpam 2 orang, Petugas parkir 2 orang, Tenaga srabutan 2 orang.
    b) Tingkat balas jasa
    Tingkat balas jasa berupa Gaji, jenjang karir, Training, Bonus prestasi dan bingkisan THR,

    BAB III
    ASPEK PEMASARAN
    A. Segmentasi, Targeting dan Positioning
    a) Segmentasi
    Yang menjadi segmen dari usaha toko buah adalah segmen menengah ke atas
    b) Targeting
    Yang menjadi target market adalah Ibu rumah tangga, eksekutif muda, dan retail buah.
    c) Positioning
    Kami ingin meenciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen sebagai Toko buah impor terlengkap, nyaman, menjual buah berkualitas dengan harga yang pas.
    B. Permintaan
    a) Perkembangan permintaan saat ini
    Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan akan buah – buah segar semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya buah – buahan sebagai penunjang kebutuhan vitamin bagi tubuh. Terlebih dengan ditunjang oleh beragam cara yang mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan buah – buah segar.
    b) Prospek permintaan di masa yang akan dating
    Dengan membanjirnya berbagai macam produk makanan dan minuman yang serba instan dimasyarakat akan menyebabkan kondisi persaingan produk – produk yang berbahan kimia tersebut akan mengalami kejenuhan seiring dengan tingginya persaingan pada industri teresebut. Kondisi tersebut akan memunculkan titik balik dimana akan ditandai dengan berkurngnya permintaan akan produk produk tersebut, dan komsumen beralih ke produk lain yang sejenis yang nonkimia. Terlebih ketika sekarang sedang ada trend dari masyarakat yang lebih menyukai produk – produk makananmaupun minuman herbal dan natural, maka kondisi tersebut jelas akan memunculkan peluang bagi kegiatan bisnis disektor herbal, tentunya bagi sektor pertaian seperti buah-buahan juga akan meningkat seiring dengan tingginya kesadarn masyarakat akan kesehatan mereka.
    C. Penawaran
    a) Perkembangan penawaran saat ini
    Perkembangan penawaran disektor usaha buah pada saat ini memang relative masih biasa-biasa saja. Hal tersebut disebabkan karena sektor usaha ini belum dibidik dan dikelola secara serius. Oleh karena itu, agar usaha buah menjadi lebih baik maka perlu peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih bagi konsumen.
    b) Prospek penawaran di masa yang akan datang
    Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha penjualan buah pada masa yang akan datang, maka perlu adanya penawaran produk yang memberikan nilai lebih dan manfaat bagi konsumen. Penawaran tersebut akan semakin variatif maupun lebih kompetitif karena sudah ditunjang dengan perangkat teknologi informasi yang memberikan kemudahan bagi bagi penjual maupun pembeli dalam melakukan transaksi atau sebatas bertukar informasi. Oleh karena itu, bagi pelaku usaha di sektor ini harus mampu melakukan penawaran yang inovatif untuk menarik pasar.
    D. Analisis Kelayakan Pemasaran
    Dalam melakukan analisis Permintaan, kami menggunakan model matrik pembobotan berskala 1 – 5.
    Keterangan :
    Sangat lemah : 1
    Lemah : 2
    Sedang : 3
    Kuat : 4
    Sangat kuat : 5

    Interval = Nilai tertinggi dari interval – Nilai terendah dari interval
    Jumlah Kelas
    = 5 – 1
    5
    = 0,8
    1,00 – 1,80 = Sangat tidak layak
    1,81 – 2,60 = Tidak layak
    2,61 – 3,40 = Sedang
    3,41 – 4,20 = Layak
    4,21 – 5,00 = Sangat layak
    Untuk mengetahui layak atau tidaknya dari segi pemasaran maka dapat dicari dengan rumus ;
    Kelayakan usaha = Tatal bobot
    Jumlah item yang dinilai
    = 75/20
    = 3,75
    Berdasarkan hasil yang diperoleh sebesar 3,75 maka usaha toko buah impor dari sisi pemasaran dikatakan layak karena masuk pada range 3,41 – 4,20.

    E. Analisis Persaingan
    Untuk melakukan analisis terhadap kondisi persaingan pada usaha toko buah impor, maka kami menggunakan analisis Matrik Persaingan, yaitu dengan cara :
    a) Membandingkan usaha satu dengan usaha lain yang sejenis pada factor persaingannya, semakin bagus maka semakin tinggi skornya. Skala penilaian yang digunakan adalah skala 1 – 5 .
    b) Dengan membandingkan tingkat kepentingan dari masing – masing factor. Semakin penting, maka skornya semakin tinggi. Skala penilaian yang digunakan adalah skala 1 – 5 .

    Berdasarkan pada table matrik analisis tingkat persaingan, maka dapat disimpulkan bahwa usaha MyFruits menduduki pada perigkat teratas untuk kekuatan kompetitifnya, sedangkan pesaing yang paling besar adalah swalayan. Kelemahan dari MyFruits terletak pada Lokasi Toko yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan lokasi dari swalayan. Oleh karena itu harus ada pembenahan dan evaluasi terhadap lokasi MyFruits agar nantinya mudah dijangkau oleh konsumen.

    F. Program Pemasaran
    a) Tingkat pelayanan Dalam memasarkan buah impor kami memberikan layanan yang memuaskan melalui layanan pemesanan, delivery, memilih sendiri buah di rak buah, garansi.
    b) Penetapan harga
    Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha, dimana kami mencari keuntungan yang relative sehingga dapat menjalankan usaha secara kontinyu untuk meningkatkan pangsa pasar.
    c) Kegiatan promosi
    Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan melalui promosi di media masa cetak, leaflet dan spanduk, serta siaran di beberapa stasiun rasio lokal, maupun sebagai sponsor kegiatan masyarakat ataupun instansi pemerintah/swasta.
    d) Kegiatan Distribusi
    Untuk kegiatan distribusi, kami menggunakan armada distribusi sendiri.

    BAB IV
    ASPEK TEKNIS DAN OPERASI
    A. Rencana Pengembangan
    a) Evaluasi lokasi
    Lokasi yang akan kami pilih untuk mendirikan bangunan sebagai tempat usaha Toko Buah Impor adalah di Jalan Laksda Adisucipto Km 15 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.
    b) Sarana dan prasarana
    · Sarana yang akan kami gunakan untuk menunjang kegiatan usaha kami adalah dengan menmanfatkan : Machine Teller, AC, Troli, Toilet, Meja Kursi, Ruang Tunggu, Tempat parkir, kendaraan,dll
    · Sedangkan untuk prasarananya kami menggunakan gedung seluas 1500 m2 untuk toko.
    c) Tenaga ahli dan tenaga biasa
    Tenaga ahli yang kami pekerjakan untuk menunjang kelancaran usaha toko kami adalah tenaga ahli pemasaran, keuangn, produksi dan sdm serta teknisi sarana dan prasarana pendukung usaha. Sedangkan untuk tenaga biasa yang kami gunakan adalah wiraniaga, tenaga srabutan / kurir dan bagian cleaning service.
    d) Bahan – bahan utama
    Bahan utama yang digunakan dalam menjalankan usaha toko buah antara lain : berbagai macam buah segar impor dengan kualitas yang baik dan beberapa buah segar produksi lokal yang berkualitas.
    e) Bangunan dan tata letak bangunan
    Berkaitan dengan bangunan dan tata letak bangunan, toko buah impor akan didirikan di atas tanah seluah 1500 m2 dimana luas tanah untuk mendirikan bangunan toko 500 m2, dan 1000m2 untuk tempat parkir. Untuk luas bangunan toko adalah 700 dengan dua lantai. Bentuk bangunan berupa ruangan berlantai 2. Tata letak bangunan antara lain bangunan utama sebagai tempat berjualan, tempat parkir, kafe buah, loby, ruang informasi dan penitipan, toilet.

    f) Jadwal pelaksanaan
    Usaha toko buah impor akan mulai didirikan pada tanggal 1 Juni 2008 sampai tanggal 10 Desember 2008 untuk kegiatanpembangunan gedung, dan kegiatan operasional penjualan mulai lounching dan diperkenalkan ke masyarakat mulai tanggal 01 Januari 2009.
    g) Perkiraan biaya teknis dan operasi
    Biaya teknis dan operasional diperkirakan mencapai Rp750.000.000,-
    B. Rencana Pengoperasian Usaha
    a) Proses operasi usaha
    Proses operasi perusahaan meliputi rencana penjualan, rencana persediaan produk, penjadwalan pegawai dan penggajian, pengawasan kualitas, dan pengawasan biaya penjualan dan pemesanan.
    b) Kebutuhan bahan operasi
    Kebutuhan bahan operasi Toko Buah MyFruits dikelola oleh masing masing departemen dan nantinya dikoordinasikan dengan pimpinan mengenai kebutuhn bahab operasi yang meliputi pendanaan, jumlah produk dan kegiatan kemasaran.
    c) Kegiatan perawatan mesin
    Kegiatan perawatan mesin kami menggunakan tenaga ahli mesin sesuai dengan mesin – mesin yang kami gunakan. Misalnya perawatan kendaraan, perawatan AC, Rak pendingin, troli. Perawatan dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dengan menggunakan tenaga ahli dari mitra kerja kami.

    BAB V
    ASPEK KEUANGAN
    A. Kebutuhan Dana Investasi
    a) Investasi harga tetap
    Investasi ini mencapai Rp 10.400.000,-
    b) Biaya pra operasi
    Biaya pra operasi mencapai Rp 884.600.000,- yang digunakan untuk proses pembelian tanah dan mendirikan bangunan.
    c) Modal kerja
    Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar yang mencapai Rp 305.000.000,-
    Total kebutuhan dana Investasi = Rp 1,2M
    B. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana
    a) Modal sendiri
    Modal sendiri Rp 1.900.600.000,-
    b) Pinjaman bank
    Pinjaman dari bank Rp 489.000.000,-
    C. Rencana Kebutuhan Dana
    a) Aktiva Tetap
    · Tanah 1000m2 Rp 250.000.000
    · Bangunan, 700 m2 Rp 400.000.000
    · Rak pendingin, 100 buah Rp 120.000.000
    · Sofa, 5 set Rp 7.000.000
    · Troli, 20 buah Rp 10.000.000
    · Kranjang tas buah, 50 buah Rp 600.000
    · Timbangan, 4 buah Rp 1.000.000
    · Komputer dan Machin Teller, 4 buah Rp 12.000.000
    · Mobil operasional 1 buah Rp 60.000.000
    · Motor 2 buah Rp 24.000.000 +
    Jumlah Aktiva Tetap Rp 884.600.000
    b) Aktiva Lancar
    · Kas Rp 150.000.000
    · Buah impor Rp 150.000.000
    · Buah lokal Rp 5.000.000 +
    Jumlah Aktiva Lancar Rp 305.000.000
    Total Aktiva Rp 1.189.600.000
    D. Proyeksi Keuangan
    a) Proyeksi pendapatan

    · Pendapatan per hari Rp 15.000.000
    · Pendapatan per bulan Rp 420.000.000
    · Pendapatan per tahun RP 5.040.000.000
    b) Proyeksi biaya per tahun
    · Pengadaan buah Rp 1.860.000.000
    · Gaji karyawan
    – 1 Pimpinan Rp 24.000.000
    – 4 Manajer Rp 86.000.000
    – 1 Kabag. Pelayanan Rp 13.200.000
    – 10 Pelayan toko Rp 108.000.000
    – 1 Kabag. Pergudangan Rp 12.000.000
    – 2 Karyawan gudang Rp 21.600.000
    – 3 Driver Rp 25.200.000
    – 2 Clining Service Rp 14.000.000
    – 2 Satpam Rp 24.000.000
    – 2 Petugas parkir Rp 13.200.000
    – 2 Tenaga srabutan Rp 12.000.000
    Jumlah gaji karyawan Rp 353.200.000
    · Biaya listrik Rp 12.000.000
    · PBB Rp 2.400.000
    · PPn Rp 504.000.000
    · Biaya Telp. Rp 4.000.000
    · Perlengkapan kebersihan Rp 1.000.000
    · Dep bangunan gedung 20th RP 32.000.000
    · Dep Komp/Machin Teller 2th RP 1.000.000
    · Dep kendaraan 5th Rp 16.000.000
    · Dep sofa 2th Rp 3.500.000
    · Dep rak pendingin 3th Rp 40.000.000
    · Dep troli 5th Rp 2.000.000
    · Dep timbangan 2th Rp 500.000
    · Dep keranjang 1th Rp 1.000.000
    Jumlah Biaya Rp 3.185.800.000
    c) Proyeksi rugi / laba
    Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan pengeluaran.
    Laba/Rugi = Pendapatan – Pengeluarn
    = Rp 5.040.000.000 – Rp 3.185.800.000
    = Rp1.854.200.000
    Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan buah adalah sebesar Rp 1.854.200.000
    d) Proyeksi kemampuan pelunasan hutang
    Hutang dilunasi dalam jangka waktu 10 tahun dengan bungan 12 % per tahun.
    c) Perhitungan kelayakan usaha
    1) Dengan metode Payback Periode
    Payback Period = Investasi x 1 tahun
    Arus Cash Inflow
    · Arus Cash Flow = EAT + Depresiasi
    · Aktiva tetap Rp 884.600.000
    · Depresiasi = Rp 96.000.000 per tahn
    = diperoleh dari total depresi
    Beban Depresiasi
    · Keuntungan bersih per tahun = Omset per tahun – biaya operasional
    = Rp 5.040.000.000 – Rp 3.185.800.000 = Rp 1.854.200.000
    · Hari kerja per tahun diasumsikan 336 hari
    · Misalkan usaha tersebut setelah dikurangi pajak 15 % adalah
    EAT= 30 %xRp1.854.200.000
    EAT= Rp 1.297.940.000
    2) Dengan Rate of Return
    Yaitu dengan membandingkan Rata – rata EAT dengan Rata- rata Investasi
    Misalkan pendapatan per tahun adalah sebagai berikut ;

    Rata – rata EAT = Rp 1.150.094.000
    Rata – rata Investasi Rp 1.189.600.000/2 =Rp 594.800.000
    ARR = 1.150.094.000
    594.800.000
    =193,3581%

    3) Dengan Net Present Value ( NPV )

    Jika NPV > 0 Usulan proyek diterima ( Positif )
    Jika NPV < 0 Usulan proyek ditolak ( Negatif )
    Jika NPV = 0 Nilai perusahaan tetap dan perlu pertimbangan lagi
    NPV =
    = Rp 5.437.610.202 – Rp 1.189.600.000
    = RP 4.248.010.202

    Dengan demikian investasi yang dilakukan dalam pembuatan usaha Toko Buah Impor dapat dikatakan layak karena hasil dari NPV positif yaitu sebesar Rp 4.248.010.202

    BAB VI
    ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
    A. Penambahan Devisa
    Adanya investasi di dalam usaha Toko Buah impor membawa dampak terhadap devisa negara Indonesia melalui bea cukai pajak barang impor. Pendapatan pemerintah meningkat melalui pajak penghasilan yang harus dibawayarakan oleh Toko Buah MyFruits.
    B. Penyerapan tenaga kerja
    Usaha Buah Impor memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja sebanyak 27 orang dan memperkecil angka pengangguran di masyarakat.
    C. Dampak terhadap lingkungan masyarakat
    a. Adanya peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para karyawan.
    b. Adanya lowongan lapangan pekerjaan baru
    c. Peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi buah berkualitas
    D. Dampak terhadap industri lain
    a. Bagi usaha yang sejenis tentunya akan berdampak pada meningkatnya persaingan.
    b. Bagi petani buah lokal akan berupaya untuk meningkatkan kualitas produksinya.

    BAB VII
    KESIMPULAN
    A. Kesimpulan
    Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha toko buah mampu memberikan hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih ketika ada dukungan dari beberapa kebijakan pemerintah yang mengarah pada pemanfaatansektor impor, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi buah – buahan segar sebagai makanan penambah vitamin guna menjaga kesehatan, serta tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif, maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.
    B. Saran
    Dalam menjalankan usaha penjualan buah impor, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga stabilitas pasokan buah impor yang berkualitas dan mencari segmen yang tepat. Penentuan lokasi juga menentukan dalam memasarkan buah impor.

  40. Nama ; CHANDRA GUNAWAN
    NIM ; PO 71.20.0.9.1903
    3B
    sumber : http://lodging2010.com/contoh-makalah-studi-kelayakan-bisnis/

    STUDI KELAYAKAN ARFI-NET

    Mengenal Arfi-Net
    Arfi-net adalah jenis usaha warung internet yang menyediakan layanan jasa internet seperti browsing, chatting, dan gamming, dan jasa print/cetak dokumen. Berlokasi di kawasan pertokoan perempatan jalan raya kota Stabat yang dekat dengan sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, perkantoran, pasar dan pemukiman penduduk.
    Fasilitas dan peralatan yang dimiliki warnet ini adalah 16 unit computer layar datar Pentium IV senilai Rp 64 jt, 10 webcam, sebuah gedung tingkat dua dengan sebuah papan nama yang bertuliskan Arfi_Net, sebuah mesin genset dan sebuah kamar mandi.
    Adapun bentuk organisasi usaha ini adalah organisasi garis/lini yakni terdiri dari seorang pemilik usaha dan 3 orang operator.

    1. Aspek Hukum
    Berdasarkan tanya jawab yang kami lakukan usaha ini merupakan usaha Firma (Fa) dan memliki izin kepemilikan yang sah dan ada tanda daftar usaha. Sehingga jika dinilai dari aspek ini, usaha ini dinyatakan layak untuk didirikan.

    2. Aspek Pemasaran
    Masih berdasarkan data wawancara, bahwa usaha-usaha yang dilakukan untuk pemasaran atas usaha ini hanyalah dengan spanduk atau papan nama di depan gedung, tidak ada penambahan usaha promosi lain. Sedangkan untuk tarif dan pelayanan, usaha ini mengenakan tariff standar artinya sama dengan tariff yang dikenakan oleh pesaing, dan pelayanan juga sama, artinya tidak memiliki suatu keistimewaan.
    Namun jika diperhatikan dari peluang pasarnya, usaha ini cukup ramai dengan kunjungan pelanggan dengan data omzet 500.000 rupiah per hari, dengan rata-rata pelanggan pelajar dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan lokasi usaha yang stategis dan sedikitnya pesaing yang menyediakan jenis usaha yang sama dan lokasi benar-benar dekat dengan sasaran pelanggan yang cukup banyak jumlahnya.

    3. Aspek Keuangan
    Modal untuk usaha warnet ini plus biaya operasional selama 1 bulan pertama adalah Rp 55 jt dengan laba bersih rata-rata Rp 6 jt per bulannya. Sehingga usaha akan BEP (break event point) pada bulan kesepuluh (6 jt x 10 = 60 jt).
    Kurun waktu untuk pulang pokok adalah sekitar 10 bulan atau biasa dikatakan bahwa PP (Payback Period)-nya adalah kurang dari 1 tahun, sedangkan nilai ekonomis dari peralatan adalah 3 tahun. Dapat disimpulkan bahwa PP lebih kecil dari umur investasi sehingga usaha ini dinilai dari PP-nya adalah baik.
    – Prehitungan Keuntungan Bersih per bulan = omzet- biaya operasional
    = 15.000.000 – 9.000.000
    = 6.000.000
    Dan keuntungan bersih per tahun adalah 6000.000 x 12 = 72.000.000
    – Membandingkan dengan rate onReturn
    Rata-rata EAT = Rp 60.000.000

    Rata-rata investasi = Rp 50.000.000
    2
    = 25.000.0000

    ARR = 60.000.000
    25.000.000

    =24%

    – Diketahui bahwa total PV = Rp 250.000.000
    Sehingga dapat dihitun NPV = total PV – Investasi
    = 250.000.000 – 50.000.000
    = 200.000.000
    Dngan demikian investasi yang dilakukan dapat dikatakan layak karena hasil NPV adalah positif yaitu Rp 200.000.000,-.

    4. Aspek Operasional
    Letak usaha ini cukup baik karena terdapat pada pusat keramaian dan dekat dengan sekolah, pasar dan pusat perkantoran sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi sangat dekat dengan target pelanggan yaitu pelajar dan masyarakat umum.
    Gedung warnet ini memiliki halaman atau parkir yang tidak cukup luas untuk menampung kendaraan pelanggan, sehingga mengurangi kepuasan para pelanggan. Dan 15 bilik yang tersedia ternyata tidak cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan atas jasa internet ini terutama ketika sore hari dan masa-masa ujian sekolah.
    Untuk itu dapat dinilai bahwa gedung dan jumlah penyediaan bilik kurang memuaskan pelanggan, sedangkan bagi letak lokasi usaha ini sendiri cukup memuaskan.

    5. Aspek Sosial Ekonomi
    Secara ekonomi, usaha ini tidak cukup banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar karena hanya menyerap 3 orang tenaga kerja. Sedang dari segi social, usaha ini sangat membantu untuk berkembangnya daera kecamatan Stabat ini dengan penyediaan akses informasi yang mudah dan cepat. Para pelajar jadi lebih mudah untuk menemukan bahan pembelajaran yang mungkin tidak ditemukan didalam buku pelajaran sekolah.

    6. Aspek Manajemen
    Struktur organisasi usaha ini sangat sederhana yaitu terdiri dari pemilik usaha/pemodal, manajer dan 3 orang pekerja/pengelola. Sehingga bentuk organisasi yang diilih pun adalah organisasi garis atau lini. Dan pemilihan bentuk organisasi ini sesuai dengan usaha warnet ini yang berskala kecil dan tidak memiliki banyak karyawan.

    7. Aspek Amdal
    Usaha ini tidak memiliki dampak negative secara fisik terhadap lingkungan sekitar. Tidak ada polusi udara yang ditimbulkan ataupun polusi suara (kebisikan), hanya saja ketika listrik padam suara genset mungkin agak sedikit bising. Namun suara ini tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar bahkan jarang terjadi.
    Akses segala informasi yang mudah dan cepat, dapat juga berdampak negative terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengawasan moral pribadi. Secara nonfisik, informasi yang tidak senonoh seperti maraknya situs porno yang sangat mudah diakses dari internet merupakan ancaman bagi etika moral generasi kita karna bisa dikatakan sebagian besar pengguna internet ini adalah kalangan pelajar. Untuk itu, terlihat di dinding setiap bilik Arfi-net ini tulisan larangan keras bagi yang membuka situs tersebut.

  41. NAMA : CANDRA ARIANTO
    TINGKAT : 3A
    NIM : PO.71.20.0.09.1902

    STUDI KELAYAKAN BISNIS

    PADA “BLUE HILLS CAFÉ”

    A. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

    Analisis Permintaan dan Pemasaran
    Dari data yang kami dapat dari Survey pada pasar yang sama, Oriental Food adalah persentase terbesar yang menjadi favorit para penjajah makanan Jakarta. Ada banyak alasan yang menjadi Key Factor why they like it (oriental food ), misalnya taste mereka bilang tastenya tidak jauh beda dengan makanan Indonesia, berasal dari tumbuhan yang segar – segar dan ada yang bilang iseng saja mencoba dan akhirnya malah addict. Oleh karena itu kami juga mempunyai menu oriental food yang nantinya akan ditemani oleh western Food dan pasti banget sang tuan rumah ( Indonesia Food ). 3 Menu diatas, kami satukan at one cafe Hal ini mengingat pasar potensial adalah para profesional, eksekutif, family, remaja, dan client saat office hours dan after office hours.
    Suasana makanan juga akan berganti dengan pertunjukan yang live dari our stage yang pastinya akan berganti setiap harinya dan special pada moment tertentu. Dekorasi ruangan yang terpusat pada kenyamanan customer menjadi salah satu Prioritas kami. Semua ini bertujuan demi kemudahan customer dalam mendapatkan apa saja yang ia inginkansaat berada di kafe kami.
    Dekorasi ruangan yang Glamour dan bernuansakan oriental yang menjadi pilihan kami untuk ruangan utama yang dapat langsung menikmati live performance dengan pengisian acaranya yang meriah. Dekorasi yang simple and nature tapi tetap menghadirkan nuansa oriental dengan sedikit kesan out door dikhususkan bagi ruang Privat. Kami menempatkan minimal 1 waiterss untuk 1 meja dan Privat Room yang akan menjamu setiap customer. Pelayanan yang ramah dan tulus akan anda dapatkan dari pertama kali anda menginjakkan kaki di kafe kami. Pelayanan kami menggunakan teknologi komunikasi dan informasi yang handal dan pastinya up to date. Ini semua demi tercapainya customer comfortable.

    Proyeksi
    Setelah dipaparkan dalam latar belakang bahwa manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas rutinnya. Kami yakin bahwa bisnis makanan yang akan kami jalankan ini akan tetap hidup dan menjadi one stop place untuk para penjajah makanan dan juga pecinta makanan Indonesia, oriental and western food dapat menyatu di kafe kami dipadukan dengan atmosfere nature yang kami terapkan sebagai dekorasi ruangan kami.
    Restaurant kami buka mulai jam 10.00 WIB until 23.000 WIB untuk Week day, dan The Week end dari jam 10.00 WIB until 02.00 WIB In the morning. Range harga yang kami tawarkan per pack start dari Rp.10.000,- until Rp.85.00,- Each pack for food and drink. Untuk cemilan hidangan penutup dari Rp.10.000,- until Rp.12.500,- .

    Promosi
    Melalui Media Elektronik :
    1. Televisi : – O’ Channel
    – Jak TV
    • Radio : – Chinese Radio
    1. Pass FM : 1 X 1 Minggu = Rp 750.000 / 60 Detik
    Profesional
    Smart FM : 1 X 1 Minggu = Rp 650.000 / 60 Detik
    – Family
    Cakrawala FM : 1 X 1 Minggu = Rp 600.000 / 60 Detik
    – Remaja
    Prambors FM : 1 X 1 Minggu = Rp 700.000 / 60 Detik
    Internet : – Yahoo. Com

    Melalui Media Cetak :
    Spanduk
    – Lebar 90 cm X 3 m = Rp 120.000,-
    – Harga Per Meter = Rp 40.000,-
    Umbul – Umbul
    – Panjang 3 m X 60 cm = Rp 120.000,-
    Brosur
    – 1 Rim ( 500 Lembar ) = Rp 115.000,-
    – 4 Rim ( 2000 Lembar ) = Rp 460.000,-

    Saluran Distribusi
    Bagi para costumer yang tidak sempat datang ke kafe ini, kafe ini menyediakan pelayanan Delivery. Sehingga para costumer masih bisa menikmati hidangan makanan tanpa harus datang ke kafe langsung.
    Dalam pelayanan Delivery ini, kafe menyediakan alat Transportasinya berupa Motor bila costumer memesan menu hidangan dalam partai kecil, dan Mobil bila costumer memesan menu hidangan dalam partai besar.
    Alat Transportasi yang digunakan didesign secara khusus, agar makanan yang akan diantar tidak mengurangi rasa sehingga tetap fresh sampai ketempatketempat costumer. Dengan begitu costumer tidak merasa dikecewakan. kafe ini menjamin apabila hidangan / makanan saat sampai ke tempat costumer tidak fresh, maka pihak Restaurant akan memberikan potongan harga / discount dari setiap menu yang tidak fresh. Tetapi bila costumer meminta untuk ditukarkan dengan menu yang sama maka pihak Restaurant akan menukarkanya dengan menu yang sama.
    Untuk menghindari kemungkinan seperti ini terjadi, pihak kami selalu mengecek akan kondisi kendaraan yang akan digunakan apabila tetap terjadi kesalahan dalam hal ini yang harus bertanggung jawab, yaitu orang yang bertugas dalam pengecekkan kondisi kendaraan tersebut. Tetapi apabila kesalahan dilakukan oleh orang yang bertugas mengantarkan makanan akibat kesalahannya sendiri, maka petugas / orang yang mengantar makanan tersebut yang harus bertanggung jawab akan kesalahan ini, untuk itu kedisiplinana dan kecermatan disini sangat diutamakan.
    Dengan demikian saluran distribusi yang digunakan oleh kafe kami yaitu direct selling, dimana penjualan dilakukan secara langsung kepada customernya, tanpa menggunakan atau bekerja sama dengan pihak jasa lainnya.

    Strategy Marketing
    Konsep Restaurant yang dirancang memiliki dekorasi yang bernuansakan oriental. Sehingga para customer bisa merasakan suasana asia tanpa harus pergi jauh – jauh. Untuk itu agar para customer mengetahui apa saja yang Restaurant ini hadirkan, maka pihak kafe melakukan Strategi marketingnya seperti melalui media elektronik dan media cetak seperti televisi, radio, internet, dan spanduk. Untuk media televisi kami merekomendasikan Restaurant ini melalui televisi swasta, misalnya saja seperti distasiun televisi O’ Channel yang menghadirkan acara rekomendasi mengenai Restaurant – Restaurant. Untuk media radio kami bekerja sama dengan stasiun radio swasta, untuk menyiarkannya kepada publik. Media radio kami gunakan karena bagi yang tidak sempat menyaksikannya ditelevisi. Selain itu kami menggunakan spanduk dan brosur – brosur. Konsep Restaurant yang dirancang memiliki dekorasi yang bernuansakan oriental. Sehingga para customer bisa merasakan suasana asia tanpa harus pergi jauh – jauh. Untuk itu agar para customer mengetahui apa saja yang Restaurant ini hadirkan, maka pihak Restaurant melakukan Strategi marketingnya seperti melalui media elektronik dan media cetak seperti televisi, radio, internet, dan spanduk. Untuk media televisi kami merekomendasikan Restaurant ini melalui televisi swasta, misalnya saja seperti distasiun televisi O’ Channel yang menghadirkan acara rekomendasi mengenai kafe. Untuk media radio kami bekerja sama dengan stasiun radio swasta, untuk menyiarkannya kepada publik.

    B. ASPEK MANAJEMEN

    Keputusan Strategi
    Langkah – langkah yang akan diambil dalam keputusan strategi yaitu :
    – Memberikan harga promosi saat launching
    – Memberikan costumer satisfaction good
    – Menghadirkan suasana yang diharapkan para costumer
    – Menghadiakan menu – menu yang variatif, agar costumer tidak bosan
    – Mempromosikan product melalui media elektronik dan media cetak

    Penilaian Kelayakan
    Setelah diteliti dan diamati berdasarkan aspek pasar dan pemasaran, maka dapat dinilai layak. Karena menurut penelitian akan permintaan dan penawaran akan product makanan, tidak akan pernah turun. Sebab makanan merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dihilangkan, dan sampai kapan pun jenis usaha ini akan menjadi sasaran utama dari setiap zamannya.

    Daftar menu
    Indonesia Specialties
    1. Ayam Panggang : Rp 36.000,-
    ( Half Srilled Chicken with Soya Sauce Served with Rice, Sambal, dan kerupuk )
    2. Ayam Goreng Mentega : Rp 36.000,-
    ( Fried Chicken butter Sauce, buttered Fried Chicken Served with Rice, Sambal, dan Kerupuk )
    3. Gurame Goreng : Rp 36.000,-
    ( Served with Rice, Lalapan, Sambal, dan Kerupuk,
    Ayam Spicy Santed Chicken Wing Served With Rice ).
    4. Ikan Mas goring : Rp 36.000,-
    ( Fried Golden Fish Served with Rice, Lalapan, Sambal dan Kerupuk).
    5. Aneka Sate : Ayam, Sapi, Kambing, : Rp 31.000,-
    Campur ( Served with Rice, Sambal, dan Kerupuk ).
    6. Bakmi atau Bihun Goreng : Rp 30.000,-
    ( Served with Acar, Sambal ).
    7. Soto Madura: Rp 15.000,-
    ( The Indonesia Clear Chicken Soup ).
    8. Nasi Goreng Special : Rp. 27.000,-
    ( Served with Fried Chicken, Egg, and Seafood ).

    Supper Favorites
    1. Sup Buntut Goreng : Rp. 40.000,-
    ( Clear Fried Oxtail Soup Served with Rice ).
    2. Grilled Spring Chicken : Rp. 43.000,-
    ( Ayam Muda Bakar dihidangkan dengan Kentang Goreng dan Sayuran ).
    3. Mie Dhog – Dhog : Rp. 27.500,-
    ( Village Style Soup Noodle ).
    4. Mie Goreng : Rp. 27.500,-
    ( Stir Fried Noodle Served with Acar dan Sambal ).

    Chinese Food
    1. Fu Young Hay : Rp. 25.000,-
    ( Three egg, Omellete, with Sweet Sour Sauce )
    2. Chop Sue : Rp. 25.000,-
    ( Cap Cay Ca, Stir Fried Combination of Vegetable ).
    3. Udang Kristal : Rp. 21.000,-
    4. Pangsit Udang Mayonaise : Rp. 19.000,-
    5. Spicy Chicken & Hot Noodle : Rp. 25.000,-
    ( Disajikan dengan Nasi dan Sayuran ).
    6. Ayam Sauce Mentega : Rp. 25.000,-
    ( Disajikan dengan Nasi, Sayuran dan Tahu Jepang ).
    7. Sirloin Steak: Rp. 30.000,-
    ( Disajikan dengan French Fries & Mix Vegetable ).
    Cocktails Dan Wines
    1. Martini Coktail : Rp. 35.000,-
    2. Manhhattan : Rp. 35.000,-
    3. Daiquiri : Rp. 35.000,-
    4. Whisky Sour : Rp. 35.000,-
    5. Monalisa : Rp. 35.000,-
    6. Old Fashioned : Rp. 35.000,-
    7. Brandy Alexander : Rp. 35.000,-
    8. Glass Of Red Or White Wine : Rp. 35.000,-
    Cognag Dan Liquers
    1. Hennessy Martell : Rp. 42.000,-
    2. Hennessy Martell V.S.O.P. : Rp. 60.000,-
    3. Remy Martin V.S.O.P. : Rp. 60.000,-
    4. Crème ( De Menthe ) : Rp. 60.000,-
    5. Tia Maria : Rp. 35.000,-
    6. Drambuie : Rp. 35.000,-
    7. Benedictine ( DOM ) : Rp. 35.000,-
    Soft Drink Dan Water
    1. Green Sand : Rp. 12.500,-
    2. Soda, Coke, 7-Up, Tonic : Rp. 12.500,-
    3. Fanta, Sprite : Rp. 12.500,-
    4. Aqua : Rp. 9.000,-
    5. Krating Daeng : Rp. 12.500,-
    Special Offer
    1. Bir Pletok : Rp. 40.000,-
    2. Jampang Special : Rp. 35.000,-
    3. Irish Coffee, Royal Coffee : Rp. 30.000,-
    4. Spanish Coffee, Mexicam Coffee : Rp. 30.000

    C. ASPEK SUMBER DAYA ALAM
    Keseimbangan lingkungan hidup (sosial, buatan dan alam) menjadi syarat utama bagi suatu wadah atau ruang (suatu kota misalkan) agar menjadi berkelanjutan dan manusiawi. Secara konkrit (nyata) ketiga aspek kelayakan inilah yang menjadi parameter yang menentukan kelangsungan hidup suatu wilayah. Aspek ekonomi, dimana kajian ekonomi yang memperhatikan kelangsungan siklus-siklus ekonomi. Kajian ekonomi dilakukan agar pembiayan terhadap pembangunan terus terjadi (kontinu). Aspek teknis, aspek yang mengkaji tentang kekuatan dan keberlangsungan bangunan itu tegak berdiri. Kajian terhadap keamanan bangunan itu bagi pemakainya. Aspek lingkungan, kajian yang mengulas apakah kegiatan atau usaha ini layak terhadap lingkungan dimana akan diletakkannya. Apakah sumberdaya alam tidak terganggu akibat kegiatan-kegiatan ini, apakah kegiatan-kegiatan akan menghasilkan dampak negatif penting dan besar terhadap lingkungan sosial dimana lokasi ini berada. Itu makanya semua aspek dikaji agar tidak membuat kekeliruan dalam membangun kota tercinta kita ini. Jangan lupa, masih ada dokumen satu lagi yang mestinya dilampirkan bersama dengan FS tersebut, itulah dokumen kelayakan lingkungan atau dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

    D. ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

    Pemilihan Peralatan Dan Teknologi
    Pemilihan Peralatan setiap restaurant pasti menggunakan peralatan untuk memasak serta peralatan pada waktu makan, secara mendetail mungkin peralatan itu tidak dapat disebutkan satu per satu tetapi pada intinya peralatan yang digunakan untuk peralatan didapur adalah kitchen set dan peralatan yang digunakan pada waktu makan salh satunya table set.
    Untuk Teknologi yang digunakan yaitu :
    – Untuk menganalisa keuangan restaurant, baik yang keluar maupun yang masuk restaurant kami menggunakan MYOB => akuntansi, dimana akuntansi ini sangat mudah digunakan dan sangat diperlukan, karena pekerjaannya tidak perlu waktu lama dan tidak perlu khawatir kalau kurang memahami mengenai akuntansi.
    – Untuk marketingnya restaurant kami menggunakan sistem CRM (Customer Relantionship Management), dimana para customer bila memberikan keluhan-keluhan dan pesanan akan secara langsung tercatat dikomputer.

    Proses Produksi
    Proses produksi yang restaurant kami lakukan, yaitu mengenal bahan baku makanannya. Untuk jenis bahan baku masakan Indonesia restaurant kami mendatangkan langsung dari hasil-hasil perkebunan yang berkualitas tinggi, sehingga para costumer bisa menikmati makanan dengan kualitas yang baik. Untuk jenis bahan baku yang berkualitas ini restaurant kami bekerjasama dengan pengusaha-pengusaha/ supplier perkebunan sayur-mayur. Untuk jenis bahan baku makanan Chinese restaurant kami bekerjasama dengan pengusaha-pengusaha dari Negara Cina, Jepang, dan lain-lainnya. Untuk bahan bakunya juga didatangkan langsung dari negara-negara tersebut. Begitu juga untuk western foodnya restaurant kami mendatangkan langsung dari negara-negara barat, misalnya saja untuk bahan baku daging-daginnya, kami memilih yang berkualitas tinggi/ terbaik. Jadi, para customer tidak perlu khawatir akan kualitas makanannya yang terbuat dari daging import.

    Lokasi
    Sering kita dengar salah satu faktor kegagalan suatu badan usaha dikarenakan salah penempatatan /salah memilih lokasi badan usaha tersebut . untuk industri yang bergerak dalam bidang jasa, hal ini harus benar – benar dipertimbangakn dengan baik karena badan usaha ini termasuk kedalam badan usaha yang letaknya dipengaruhi oleh factor – factor ekonomi. Dalam hal ini kafe kami dipengaruhi oleh pasar (konsumen).
    Berdasarkan hasil pengamatan kami dan juga tidak mau mengulang kesalahan dari para pendahulu, kami memutuskan untuk memilih lokasi kediaman restaurant kami di DKI Jakarta,yakni di daerah Jakarta selatan,tepatnya di kawasan kemang raya.
    Adapun beberapa alasan mengapa kami memilih kemang raya. Seperti yang kita ketahui kawasan kemang sekarang ini dapat di katakan sebagai one stop place (like the supermarket) disini kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan mulai dari restauran, hotel, gallery, mall, health center and office tower. Melihat berbagai macam mobilitas yang terjadi di kawasan ini kami merasa telah menjatuhkan pilihan di tempat yang benar, meskipun harus bersing dengan para competitor di kawasan yang sama pada khushusnya dan competitor yang akan bermunculan pada umumnya. Kami sangat yakin bahwa usaha yang telah kami pilih ini dapat menghadapi masalah – masalah yang ada di bisnis restaurant itu sendiri, lagipula siapa bilang pesaing adalah musuh abadimu,mereka adalah kreativitas yang tersimpan di alam bawah sadarmu mereka yag dapat menilai apakah bisnis yang kami jalankan ini layak atau tidak.

    E. ASPEK FINANSIAL DAN EKONOMIS
    1]. Data
    Untuk melengkapi kelayakan dari badan usaha yang menjadi obyek feasibility study ini kami juga melakukan beberapa riset yang menghasilkan data-data yang diolah menjadi informasi yang sangat membantu dalam penyusunan paper feasibility study itu sendiri. Data–data tersebut sebagian diambil dari internet dan sebagian lagi dari data riset yang kami lakukan.
    Untuk menentukan berapa jumlah pembeli potensial kami baik dalam keadaan sepi, sedang ataupun ramai kami mengambil datanya dari internet tepatnya dari Badan Pengkajian Statistik, sumber informasi kami yang lainya dapat dilihat di halaman daftar pustaka.

    2]. Jumlah calon pelanggan potensial
    Penduduk kota Jakarta (2006) sebanyak 8.389.443 juta jiwa.
    Estimasi calon pembeli potensial dari ;
    1. Executive di estimasikan sebanyak 40%x 8.389.443 = 3.355.777
    2. Keluarga di estimasikan sebanyak 30%x 8.389.443 = 2.516.832
    3. Pasangan di estimasikan sebanyak 15%x 8.389.443 = 1.257.967
    4. Event di estimasikan sebanyak 10%x 8.389.443 = 8.389.44
    5. Remaja di estimasikan sebanyak 5%x 8.389.443 = 4.194.72

    Perkiraan rata-rata calon pembeli :
    Keadaan ramai 80% x 8.388.992 = 6.711.193
    Keadaan sedang 55% x 8.388.992 = 4.613.945

    3]. Perkiraan modal :

    Estimasi Modal
    1. Gedung dan Tanah : Rp 200.000.000
    2. Peralatan dan Administrasi : Rp 37.900.000
    Peralatan Masak : Rp 3.500.000
    Peralatan Makan : Rp 2.400.000
    Komputer : Rp 12.000.000
    Meja Kursi : Rp 18.000.000
    Panggung permanen : Rp 2.000.000

    3. Operasional : Rp 384.000.000
    Gaji dan Upah : Rp 144.000.000
    Bahan makanan : Rp 240.000.000
    Lain-lain 10 % : Rp 62.100.000

    Total Modal : Rp 683.100.000

    Sumber Modal
    1. Sendiri : Rp 300.000.000
    2. Pinjaman : Rp 383.100.000
    Estimasi Modal Kembali
    Estimasi laba per menu dalam keadaan sedang : Rp 5.000,-
    Laba per tahun : Rp 5.000 x (75 orang x 30 hari x 12 bulan)
    : Rp 135.000.000

    Kembali Modal : Rp 683.100.000 : 5,6 tahun
    Rp 135.000.000

    SUMBER : http://masgan.blogspot.com/2008/03/studi-kelayakan-bisnis-restoran.html

  42. NAMA : ADMI RACHMAN
    NIM : PO.71.20.0.091891

    STUDY KELAYAKAN USAHA TOKOH PERCETAKAN

    Usaha Kecil Menengah dalam pengembangannya diperlukan Studi Kelayakan Proyek Walau dalam skala kecil dan sederhana, hal ini dilakukan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang ternyata tidak menguntungkan. Disamping studi kelayakan juga tak kalah penting adalah riset pemasaran hal ini dilakukan agar UKM tersebut dapat terbantu untuk mengetahui Keinginan, Kebutuhan sekaligus Kepuasan konsumen.

    Beberapa Aspek dalam Riset Pamasaran antara lain adalah riset harus mamperhatikan masalah budaya setempat, Sosial Ekonomi, Pribadi dan juga Aspek Psikologi dari konsumen. Dengan memperhatikan studi kelayakan proyek dan riset pemasarannya maka kita dapat menentukan jenis usaha apa atau produk apa yang akan kita kerjakan, dengan demikian resiko kegagalan dapat di tekan seminimal mungkin.

    Penyusun

    PROPOSAL USAHA

    1. Strategi bisnis:

    1.
    * Belum adanya usaha serupa yang dijual di sekitar komplek tersebut
    * Adanya produk-produk atau jasa yang saling menguatkan dan saling menutupi tersedia di daerah tersebut
    * Tidak mengenal adanya musim
    * Iklan di internet, majalah, e-mail dan melalui milist, maupun direct marketing berupa penyebaran brosur.
    * Timing tepat : Anak masuk sekolah
    * Tempat yang tepat dekat dengan pasar swalayan aneka buana dan dekat dengan kampus-kampus Islam dan kampus umum (UIN, Universitas Muhammadiyyah membuka kelas computer)
    * Pembelian produk dari supplier bisa atas permintaan dan bayar mundur.
    * Target market tidak hanya terhadap local
    * Target market tidak hanya terhadap individu (buku, obat-obatan, baju muslim/koko) akan tetapi juga terhadap pemilik usaha (web, hosting, printing, designing) dengan below the line:

    – printing

    – publishing

    – shopping : tas anak sekolah, buku (note book), buku paket siswa (pegangan siswa), buku-buku computer/umum, buku-buku manhaj salaf, kitab-kitab berbahasa Arab, majalah Islam.

    – designing meliputi : cover buku, cover vcd, internet, dan berbagai aplikasi lain yang bisa diterapkan di rumah tangga maupun industri/perusahaan

    1.
    * Penjualan: sistim bagi hasil laba bersih, penjual: 30%, pemilik: 70%. Berupa kios, di lokasi yang banyak dilewati orang-orang dan strategis baik yang akan pergi berangkat kerja maupun berbelanja di pasar swalayan aneka buana atau hanya sekedar jalan. Dan dibantu dengan letak strategis di lingkungan kampus.
    * Estimasi modal Barang (buku, obat-obatan dan lain sebagiannya/barang yang akan dijual Rp. 10.000.000
    * Estimasi laba per bulan : (pemasukan – pengeluaran) =
    (laba kotor – ongkos) =
    ( 14.500.000 – 4.200.000) = Rp 10.300.000
    2. Kebutuhan modal awal:
    * Rak buku : @ Rp. 400.000 (sudah plittur) = 4 x 400.000 = 1.600.000 + 200.000 (ongkos kirim)
    * Meja kasir + Kursi : Rp. 250.000 (Perkiraan)
    * Line Telp. Rp. 500.000
    * Sambungan Internet
    * Kendaraan
    * Scanner = Rp. 900.000
    * Pesawat telp./fax
    * Printer
    * Kipas Angin Rp. 250.000 (perkiraan)
    * 1 buah kios Rp 20.000.000/thn = 1.777.777/bulan
    * Promosi : spanduk, pamflet, kartu nama, flyer, X-Banner, Nota : Rp 1.000.000

    1.
    * Beli Barang (buku, obat-obatan dan lain sebagiannya/barang yang akan dijual Rp. 10.000.000
    * Total : Rp 16.400.000
    2. Ongkos rutin bulanan:
    * Listrik + Telp. = Rp. 1.000.000 (perkiraan)
    * Internet provider Rp. 2.000.000
    * Sewa etalase @ Rp. 200.000 x 6 = 1.200.000
    * BBM = 200.000
    * Total : Rp 4.400.000,-

    1. Estimasi pemasukan:

    Diperkirakan bisa menjual:
    – Buku 200 (sehari dianggap laku 7 buah) @ 30.000 dengan harga penerbit diskon 40 prosen/buku = 2.400.000

    – VCD 50 (sehari dianggap laku 2 buah) @ 25.000 dengan harga publisher diskon 40 prosen/buah = 500.000

    – Obat-obatan 350 (sehari dianggap laku 12) @ 45.000 dengan harga

    diskon 40 prosen/buah = 6.300.000.

    – Design & cetakan Rp. 1.000.000 (satu bulan dianggap dapat satu cetakan)

    – Design Internet Rp. 2.000.000 (satu bulan dianggap dapat satu design)

    – Design Multimedia interaktif dan videografi Rp. 1.000.000 (satu bulan dianggap satu design)

    – Webhosting Rp. 300.000/URL/bulan (satu bulan dianggap dapat satu URL)

    – Lain-lain sekitar Rp. 2.000.000 (Jual Diskete/CD/ATK/Lain2 ATK dll)

    TOTAL = Rp. 15.500.000

    Misalkan ada 2000 orang yang lalu lalang dan melihat brosur/iklan kita, maka kemudian kita ambil persentase konservatif bahwa akan ada 1% yang tertarik dengan iklan kita. Maka, didapatlah estimasi omset 20 buah atau pelanggan per hari.

    1. Design

    – Flyer (menyusul)

    – Nota (menyusul)

    – X-Banner (menyusul)

    – Banners (menyusul)

    Persyarat yang harus diikuti sebelum design

    – tidak membuat, mengambil gambar bern9awa kecuali bagian yang dibenarkan oleh syara’

    – tidak mengandung unsur musik atau nyanyian atau kata yang tidak diperbolehkan syara’.

    1. Waktu buka

    – Waktu buka adalah jam 09.00 – 20.00 (setiap sholat akan tutup selama +/- 15 menit),

    – Waktu sebelum buka toko akan dipergunakan untuk memproses orderan, belanja dan

    sebagainya.

    – Ketika ada pengajian toko tutup

    Catatan :

    1. Karena ruangan besar, maka bisa dikontrakan kepada yang lain separuh dari ruangan sekitar 400.000-Rp. 1.500.000/bln
    2. Harga sewa ruangan di kon6ersi ke bulanan sehingga ongkos perbulan seharusnya ditambah 1,7 juta, yaitu 4,2 juta + 1,7 juta = 5,9 juta
    3. Scanner sangat diperlukan untuk upload foto produk/jasa di website, walau begitu usaha bisa berjalan tanpa adanya scanner
    4. Printer masih dirasa belum perlu
    5. Kendaraan berguna untuk memperlancar mobilitas kegiatan jual-beli produk atau jasa, dan kami telah mempunyai motor akan tetapi baru satu kali bayar (lagi nunggu STNK)
    6. Mengenai sambungan internet dan telp/fax, saya tidak mengetahui pasti untuk lingk5ngan bisnis. Akan tetapi, jika di warnet yang sudah berjalan Rp. 5.000.000 untuk paket warnet (unlimited) untuk itu dimohon bapak untuk mempertimbangkan/mengkonfirmasi kembali ke pihak yang bersangkutan.
    7. Pada dasarnya computer yang sudah ada tidak memiliki spesifikasi yang bagus untuk videografi & Multimedia design sehingga diperlukan penambahan sebagai berikut:
    1. i. RAM yang ada 256 MB dan yang terbaca 192 MB, minimum requirement 1Ghz
    2. ii. Processor Intel M Inside requirement dual core dengan harga upgradeRp. 800.000

    Untuk itu baru dapat ditargetkan masing-masing design satu design, dan juga dikarenakan

    kita belum mempunyai mesin cetaknya. Untuk penambahan/upgrade diperlukan jika sudah terlihat kebutuhannya saja.

    1. Software scripting belum dimasukan omsetnya karena bergantung kepada perusahaan apa, dan biasanya memerlukan waktu bulanan (3 bulan) dengan harga kisaran Rp. 3.000.000-20.000.000
    2. Tidak dicantumkan pengurusan izin yang konon katanya hanya menghabiskan 1.000.000, benarkan harus ada?

    10. Jika omset berada pada kisaran 30.000.000 (dengan pembuatan software atau memang mencapai angka tersebut) mohon diberikan kebijaksanaan untuk mengubah system penggajian kepada system bagi hasil sesuai dengan kesepakatan misal 20 : 80

    11. Modal beli barang saya pakai 10.000.000 walaupun sebenarnya itu akan hanya sedikit sekali untuk ukuran 6 x15 m

    Lampiran

    Tabel Perhitungan secara riil (tidak dibagi perbulan untuk bangunan/sewa toko)
    No. Nama/Deskripsi Harga
    Modal Awal

    1.

    Rak Buku Rp. 1.800.000

    1.

    Meja kasir + Kursi : (Perkiraan) Rp. 250.000

    1.

    Line Telp Rp. 500.000

    1.

    Scanner Rp. 900.000

    1.

    Kipas Angin Rp. 250.000 (perkiraan)

    1.

    Ruko Rp. 20.000.000

    1.

    Promosi Rp. 1.000.000

    1.

    Beli Produk Rp. 10.000.000

    1.

    Printer

    1.

    Internet

    1.

    Pesawat telp./fax

    1.

    Kendaraan

    Total
    Rp. 26.700.000

    Ongkos Rutin Bulanan
    1. Listrik + Telp. Rp. 1.000.000 (perkiraan)
    2. Internet provider Rp. 2.000.000 (perkiraan)
    3. Sewa etalase @ Rp. 200.000 x 6 = 1.200.000
    4. BBM = Rp. 200.000

    Total :
    Rp. 4.400.000,-

    Estimasi pemasukan

    1.

    Buku 200 (sehari dianggap laku 7 buah) @ 30.000 dengan harga penerbit diskon 40 prosen/buku = 2.400.000

    1.

    VCD 50 (sehari dianggap laku 2 buah) @ 25.000 dengan harga publisher diskon 40 prosen/buah = 500.000

    1.

    Obat-obatan 350 (sehari dianggap laku 12) @ 45.000 dengan harga diskon 40 prosen/buah = 6.300.000

    1.

    Design & cetakan Rp. 1.000.000 (satu bulan dianggap dapat satu cetakan)

    1.

    Design Internet Rp. 2.000.000 (satu bulan dianggap dapat satu design)

    1.

    Design Multimedia interaktif dan videografi Rp. 1.000.000 (satu bulan dianggap satu design)

    1.

    Webhosting Rp. 300.000/URL/bulan (satu bulan dianggap dapat satu URL)

    1.

    Lain-lain sekitar Rp. 2.000.000 (Jual Diskete/CD/ATK/Lain2 ATK dll)

    TOTAL =
    Rp. 15.500.000

    Modal beli barang diperbesar Rp. 20.000.000 karena toko terlihat begitu besar
    No.

    Nama/Deskripsi
    Harga
    1. Rak Buku Rp. 1.800.000
    2. Meja kasir + Kursi : (Perkiraan) Rp. 250.000
    3. Line Telp Rp. 500.000
    4. Scanner Rp. 900.000
    5. Kipas Angin Rp. 250.000 (perkiraan)
    6. Ruko Rp. 20.000.000
    7. Promosi Rp. 1.000.000
    8. Beli Produk Rp. 20.000.000
    9. Printer
    10. Internet
    11. Pesawat telp./fax
    12. Kendaraan

    Total
    Rp. 36.700.000

    Beli produk diperbesar lagi jadi Rp. 30.000.000
    No.

    Nama/Deskripsi
    Harga
    1. Rak Buku Rp. 1.800.000
    2. Meja kasir + Kursi : (Perkiraan) Rp. 250.000
    3. Line Telp Rp. 500.000
    4. Scanner Rp. 900.000
    5. Kipas Angin Rp. 250.000 (perkiraan)
    6. Ruko Rp. 20.000.000
    7. Promosi Rp. 1.000.000
    8. Beli Produk Rp. 30.000.000
    9. Printer
    10. Internet
    11. Pesawat telp./fax
    12. Kendaraan

    Total
    Rp. 46.700.000

    Penutup

    Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan focus, kita tidak bias dalam memulai bisnis itu setengah-setengah. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri, dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.

    Perhitungan-perhitungan yang matang selayaknya dilakukan diawal-awal mulaiusaha, karena sekali kita salah dalam perhitungan di awal maka yang terjadi adalah efek berantai.dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal lama-kelamaan tersedot habis. Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang. Dengan Demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.

  43. Nama: M.YUATRA
    NIM : 71.20.0.09.1929

    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    “Usaha Counter Handphone”

    Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan mendapatkan manfaat financial. Atau dengan pengertian yang lain studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang berhasil tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara mengungkan (penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan ekses sumber daya, penghematan devisa, dan peluang usaha).

    Dalam tugas kali ini saya akan membahas tentang studi kelayakan bisnis terhadap usaha counter handphone dan pulsa. Disini intisari yang akan dibahas yakni tentang kajian teknis, kajian financial dan kajian ekonominya.

    1. Aspek Pasar

    Membaca pasar secara akurat merupakan langkah yang sangat penting sebelum memulai usaha. Produk pesaing yang banyak bukan alasan kita untuk mengurungkan niat memulai usaha. Justru sebaliknya dengan banyak nya pesaing memperlihatkan bahwa pasar yang kita masuki sangat terbuka. Sebaliknya kalau jumlah pesaing sedikit atau tidak ada, jangan lantas kita terjun ke ceruk pasar tersebut, jangan-jangan memang tidak ada pangsa pasarnya. Bila kita memasuki pasar yang ketat kuncinya adalah produk yang unik, yang berbeda dengan yang lain, yang ada keunggulannya dengan yang lain.

    2. Aspek Pemasaran
    Berdasarkan analisis pasar yang ada, aspek pemasaran harus disesuaikan dengan target market yang akan kita bidik. Perlu diperhatikan empat aspek pemasaran yaitu 4 P :

    A. Product
    Produk / Jasa mencakup mutu, kemasan, layanan, rasa, purna jual yang disesuaikan dengan konsumen.

    B. Price atau Harga
    Harga harus disesuaikan dengan target konsumen yang akan kita bidik. Harga untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi, menengan, atau bawah. Sesuaikan harga, produk dengan target konsumen.

    C. Place = Tempat Menjual
    Lokasi adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Setiap usaha mempunyai kharakteristik tempat yang disesuaikan dengan jenis usaha dan target konsumennya. Lakukan survey untuk mencari tempat yang sesuai. Amati potensi pasarnya, potensi permintaanya, dan prospek pengembangan wilayahnya.

    D. Promosi
    Promosi tidak harus mahal, brosur, iklan baris adalah salah satu bentuk promosi. Produk yang bagus pun bisa menjadi bentuk promosi mouth to mouth jika produk kta kita memang disukai konsumen. Lakukan promosi yang kontinyu supaya memberikan effek kontinuitas produk kita.
    3. Aspek SDM

    SDM adalah salah satu asset usaha yang berharga, sebelum memilih pegawai perhatikan masalah kepribadian, kesetiaan dan kemampuanya. Kalau usaha kita masih kecil pilihlah pegawai yang serba bisa atau multitasking Job Desk, sehingga kita bisa menghemat anggaran.

    4. Aspek Teknis
    Aspek teknis berkaitan erat dengan teknis produksi dan operasional. Kita harus merencanakan dengan baik bagaimama produksi berjalan, dimana kita mencari bahan baku, bagaimana proses produksinya, bagaimana cara pengemasannya. Kita sebaiknya memiliki keterampilan yang baku dalam aspek ini supaya menghasilkan produksi yang efisien dan effektif.

    5. Aspek Keuangan
    Aspek yang paling penting dalam studi kelayakan usaha adalah perhitungan matematis untung rugi. Berapa modal yang dibutuhkan. Berapa biaya produksi, biaya promosi sehingga kita bisa menentukan harga jual yang kompetitif dengan memperjuangkan keungtungan yang kita harapkan. Kita juga harus memperhitungkan return of investment (ROI) atau tingkat pengembalian modalnya. Perhatikan juga arus kas (Cashflow). Selama arus kas masuk lebih besar dari arus keluar berarti usaha kita tetap bisa jalan. Arus kas diibaratkan darah dalam tubuh kita.Perlu diketahui studi kelayakan ini untuk usaaha dalam skala kecil atau rumahan yang tidak memerlukan perhitungan yang rumit.

    1. Kajian Teknis
    Disini yang perlu kita pertimbangkan yaitu bagaimana kita mencari lokasi pemasaran yang strategis, tenaga ahli dibidang terkait, bahan-bahan utama yang diperlukan, dan desain bangunan (tata bangunan).
    a. Lokasi Pemsaran
    Disini lokasi yang dipilih adalah lokasi yang berada diseputaran mall atau tempat yang banyak dikunjungi orang seperti pusat perbelanjaan atau lainnya. Lokasi yang strategis sangat berpengaruh bagi lancarnya usaha yang akan dijalankan.
    b. Tenaga ahli
    Tenaga ahli disini yang akan dipekerjakan adalah tenaga yang mampu dan mengrti dibidang handphone (penyervisan) dan sales untuk memasarkan pulsa maupun handphone yang ada. Untuk sales disini tidak bergantung dari latarbelakang pendidikannya. Karena disini yang dibutuhkan sales, jadi saya berpikir sebaiknya mencari tenaga kerja perempuan.
    c. Bahan-bahan yang diperlukan
    Bahan-bahan utama yang akan dibutuhkan pada usaha dagang ini antara lain, handphone (dari berbagai merek), sparepart handphone (baterai dan sebagainya), dan asesoris handphone.
    d. Desain Bangunan
    Berkaitan dengan usaha yang akan dijalankan dibituhkan paling kurang memiliki panjang 5 meter dan lebar 4 meter. Desain dini adalah ruko dengn 2 lantai. Mengapa dirancang demikian, kerena tempat usaha akan berada dilantai dasar sedangkan dilantai dua akan digunakan sebagai gudang sekaligus tempat untuk service handphone.

    Penilaian kelayakan terhadap aspek tenknis penting untuk dilakukan sebelum suatu usaha dijalankan. Penentuan kelayakan teknis akan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan proses operasi perusahaan. Oleh karena itu jika aspek teknis ini tidak dianalisis secara mendalam akan berdampak fatal terhadap proses produksi perusahaan di kemudian hari. Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan lay-out serta kesiapan mesin yang akan digunakan.

    2. Kajian Ekonomi
    Setiap kegiatan usaha yang dijalankan tentunya akan memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dampak ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun masyarakan secara luas. Bagi masyarakat adanya investasi dapat memberikan peluang dalam peningkatan kesejahteraan. Sementara itu, bagi pemerintah adanya investasi dapat meningkatkan pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

    Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah adalah adakah manfaat yang akan diperoleh baik secara ekonomi maupun sosial bagi berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu di pertimbangkan karena dampak yang ditimbulkan nantinya akan sangat luas apabila perusahaan/investor salah dalam melakukan penilaian terahdap kelayakan suatu proyek. Disini yang akan dibahas mengenai penyerapan tenaga kerja, dampak bagi usaha sejenis dan dampak bagi lingkungan masyarakat.
    a. Penyerapan Tenaga Kerja
    Dari usaha yang direncanakan dapat ditaksir diperlukan tenaga kerja sebanyak 8 orang dengan 6 orang sebagai sales dan 2 orang sebagai teknisi handphone. Dengan begini dapat mengurangi akngka pengangguran yang ada.
    b. Dampak tehadap usaha sejenis
    Dengan adanya usaha ini dampak bagi usaha sejenis adalah lebih meningkatnya persaingan. Maka dari itu kita harus memikirkan terobosan-terobosan yang baru agar kita tidak kalah bersaing didalam usaha yang akan kita geluti ini.
    c. Dampak bagi lingkunag masyarakat
    Dengan adanya usaha ini berdampak meningkatnya ekonomi masyarakat khususnya para karyawan, selain itu adanya lowongan pekerjaan baru. Dari usaha ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui teknoligi yang terbaru dalam hal ini dibidang handphone.

    3. Kajian Finansial
    Yang akan dibahas dalam hal ini berapa banyak dana yang akan kita butuhkan untuk menjalankan usaha ini, keuntungan serta kerugian yang mungkin akan kita dapatkan nantinya. Kajian disini meliputi:
    a. Kebutuhan dana investasi
     Biaya Pembangunan
    Pembelian tanah/lahan Rp. 50.000.000
    Pembangunan (pengecatan dll) Rp. 100.000.000
    Gaji buruh Rp. 5.000.000
     Pembelian bahan baku
    Handphone (dari berbagai merek) Rp. 200.000.000
    Sparepart (handphone) Rp. 20.000.000
    Asesoris dll Rp. 5.000.000
    TOTAL Rp. 380.000.000
    b. Rencana pembelanjaan dan sumber dana
    Modal sendiri Rp. 250.000.000
    Pinjaman di Bank Rp. 750.000.000
    TOTAL RP 1.000.000.000
    c. Proyeksi Keuangan
     Proyeksi Pendapatan
    Pendapatan per hari Rp. 10.000.000
    Pendpatan per bulan Rp. 300.000.000
    TOTAL Pendapatan per tahun Rp. 3.600.000.000
     Proyeksi biaya per bulan
    Pengadaan handphone Rp. 150.000.000
    Gaji karyawan 1 karyawan Rp. 1.000.000 X 8 Rp. 8.000.000
    Biaya listrik Rp. 1.500.000
    PBB Rp. 1.000.000
    PPn Rp. 30.000.000
    Lain-lain (cetak nota dll) Rp. 1.000.000
    TOTAL Rp. 191.500.000

     Proyeksi rugi/laba
    Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan pengeluaran.
    Laba/Rugi = Pendapatan – Pengeluaran
    = 300.000.000 – 191.500.000
    = 108.500.000 per bulan
     Proyeksi kemampuan pelunasan hutang
    Diperkirakan hutang dapat dilunasi dalam jangka waktu 5 tahun dengan bunga 10% per tahunnya. Jadi hutang yang akan dibayarkan perbulannya adalah Rp.18.750.000.
     Keuntungan Bersih per Bulan
    Keuntungan bersih per bulan = Omset per bulan – biaya operasional
    = 300.000.000 – 210.250.000
    = 89.750.000 per bulan

    KESIMPULAN
    Dari kajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa usaha counter handphone bisa dibilang sangat menguntungkan. Karena dari hasil perhitungan keuntungan perbulan digambarkan hamper mencapai Rp. 90 juta yakni Rp. 89.750.000. Coba bayangkan bila dihitung dalam setahun, maka keuntungan yang akan kita capai apa bila usaha yang kita jalankan tersebut berhasil mencapai Rp. 1.077.000.000. Namun hal ini masih dalam perencanaan, dan itu bias saja terwujud melalui usaha dan kerja keras srta kemuan untuk menjalankan sesuatu dengan hati yang ikhlas dan sunguh-sungguh.

  44. Nama: M.YUATRA
    NIM : 71.20.0.09.1929

    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    “Usaha Counter Handphone”

    Sumber : http://manajemen-kewirausahaan-789.blogspot.com/2011/01/studi-kelayakan-bisnis.html

    Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan mendapatkan manfaat financial. Atau dengan pengertian yang lain studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang berhasil tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara mengungkan (penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan ekses sumber daya, penghematan devisa, dan peluang usaha).

    Dalam tugas kali ini saya akan membahas tentang studi kelayakan bisnis terhadap usaha counter handphone dan pulsa. Disini intisari yang akan dibahas yakni tentang kajian teknis, kajian financial dan kajian ekonominya.

    1. Aspek Pasar

    Membaca pasar secara akurat merupakan langkah yang sangat penting sebelum memulai usaha. Produk pesaing yang banyak bukan alasan kita untuk mengurungkan niat memulai usaha. Justru sebaliknya dengan banyak nya pesaing memperlihatkan bahwa pasar yang kita masuki sangat terbuka. Sebaliknya kalau jumlah pesaing sedikit atau tidak ada, jangan lantas kita terjun ke ceruk pasar tersebut, jangan-jangan memang tidak ada pangsa pasarnya. Bila kita memasuki pasar yang ketat kuncinya adalah produk yang unik, yang berbeda dengan yang lain, yang ada keunggulannya dengan yang lain.

    2. Aspek Pemasaran
    Berdasarkan analisis pasar yang ada, aspek pemasaran harus disesuaikan dengan target market yang akan kita bidik. Perlu diperhatikan empat aspek pemasaran yaitu 4 P :

    A. Product
    Produk / Jasa mencakup mutu, kemasan, layanan, rasa, purna jual yang disesuaikan dengan konsumen.

    B. Price atau Harga
    Harga harus disesuaikan dengan target konsumen yang akan kita bidik. Harga untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi, menengan, atau bawah. Sesuaikan harga, produk dengan target konsumen.

    C. Place = Tempat Menjual
    Lokasi adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Setiap usaha mempunyai kharakteristik tempat yang disesuaikan dengan jenis usaha dan target konsumennya. Lakukan survey untuk mencari tempat yang sesuai. Amati potensi pasarnya, potensi permintaanya, dan prospek pengembangan wilayahnya.

    D. Promosi
    Promosi tidak harus mahal, brosur, iklan baris adalah salah satu bentuk promosi. Produk yang bagus pun bisa menjadi bentuk promosi mouth to mouth jika produk kta kita memang disukai konsumen. Lakukan promosi yang kontinyu supaya memberikan effek kontinuitas produk kita.
    3. Aspek SDM

    SDM adalah salah satu asset usaha yang berharga, sebelum memilih pegawai perhatikan masalah kepribadian, kesetiaan dan kemampuanya. Kalau usaha kita masih kecil pilihlah pegawai yang serba bisa atau multitasking Job Desk, sehingga kita bisa menghemat anggaran.

    4. Aspek Teknis
    Aspek teknis berkaitan erat dengan teknis produksi dan operasional. Kita harus merencanakan dengan baik bagaimama produksi berjalan, dimana kita mencari bahan baku, bagaimana proses produksinya, bagaimana cara pengemasannya. Kita sebaiknya memiliki keterampilan yang baku dalam aspek ini supaya menghasilkan produksi yang efisien dan effektif.

    5. Aspek Keuangan
    Aspek yang paling penting dalam studi kelayakan usaha adalah perhitungan matematis untung rugi. Berapa modal yang dibutuhkan. Berapa biaya produksi, biaya promosi sehingga kita bisa menentukan harga jual yang kompetitif dengan memperjuangkan keungtungan yang kita harapkan. Kita juga harus memperhitungkan return of investment (ROI) atau tingkat pengembalian modalnya. Perhatikan juga arus kas (Cashflow). Selama arus kas masuk lebih besar dari arus keluar berarti usaha kita tetap bisa jalan. Arus kas diibaratkan darah dalam tubuh kita.Perlu diketahui studi kelayakan ini untuk usaaha dalam skala kecil atau rumahan yang tidak memerlukan perhitungan yang rumit.

    1. Kajian Teknis
    Disini yang perlu kita pertimbangkan yaitu bagaimana kita mencari lokasi pemasaran yang strategis, tenaga ahli dibidang terkait, bahan-bahan utama yang diperlukan, dan desain bangunan (tata bangunan).
    a. Lokasi Pemsaran
    Disini lokasi yang dipilih adalah lokasi yang berada diseputaran mall atau tempat yang banyak dikunjungi orang seperti pusat perbelanjaan atau lainnya. Lokasi yang strategis sangat berpengaruh bagi lancarnya usaha yang akan dijalankan.
    b. Tenaga ahli
    Tenaga ahli disini yang akan dipekerjakan adalah tenaga yang mampu dan mengrti dibidang handphone (penyervisan) dan sales untuk memasarkan pulsa maupun handphone yang ada. Untuk sales disini tidak bergantung dari latarbelakang pendidikannya. Karena disini yang dibutuhkan sales, jadi saya berpikir sebaiknya mencari tenaga kerja perempuan.
    c. Bahan-bahan yang diperlukan
    Bahan-bahan utama yang akan dibutuhkan pada usaha dagang ini antara lain, handphone (dari berbagai merek), sparepart handphone (baterai dan sebagainya), dan asesoris handphone.
    d. Desain Bangunan
    Berkaitan dengan usaha yang akan dijalankan dibituhkan paling kurang memiliki panjang 5 meter dan lebar 4 meter. Desain dini adalah ruko dengn 2 lantai. Mengapa dirancang demikian, kerena tempat usaha akan berada dilantai dasar sedangkan dilantai dua akan digunakan sebagai gudang sekaligus tempat untuk service handphone.

    Penilaian kelayakan terhadap aspek tenknis penting untuk dilakukan sebelum suatu usaha dijalankan. Penentuan kelayakan teknis akan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan proses operasi perusahaan. Oleh karena itu jika aspek teknis ini tidak dianalisis secara mendalam akan berdampak fatal terhadap proses produksi perusahaan di kemudian hari. Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan lay-out serta kesiapan mesin yang akan digunakan.

    2. Kajian Ekonomi
    Setiap kegiatan usaha yang dijalankan tentunya akan memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dampak ini akan dirasakan oleh berbagai pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun masyarakan secara luas. Bagi masyarakat adanya investasi dapat memberikan peluang dalam peningkatan kesejahteraan. Sementara itu, bagi pemerintah adanya investasi dapat meningkatkan pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

    Dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah adalah adakah manfaat yang akan diperoleh baik secara ekonomi maupun sosial bagi berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu di pertimbangkan karena dampak yang ditimbulkan nantinya akan sangat luas apabila perusahaan/investor salah dalam melakukan penilaian terahdap kelayakan suatu proyek. Disini yang akan dibahas mengenai penyerapan tenaga kerja, dampak bagi usaha sejenis dan dampak bagi lingkungan masyarakat.
    a. Penyerapan Tenaga Kerja
    Dari usaha yang direncanakan dapat ditaksir diperlukan tenaga kerja sebanyak 8 orang dengan 6 orang sebagai sales dan 2 orang sebagai teknisi handphone. Dengan begini dapat mengurangi akngka pengangguran yang ada.
    b. Dampak tehadap usaha sejenis
    Dengan adanya usaha ini dampak bagi usaha sejenis adalah lebih meningkatnya persaingan. Maka dari itu kita harus memikirkan terobosan-terobosan yang baru agar kita tidak kalah bersaing didalam usaha yang akan kita geluti ini.
    c. Dampak bagi lingkunag masyarakat
    Dengan adanya usaha ini berdampak meningkatnya ekonomi masyarakat khususnya para karyawan, selain itu adanya lowongan pekerjaan baru. Dari usaha ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui teknoligi yang terbaru dalam hal ini dibidang handphone.

    3. Kajian Finansial
    Yang akan dibahas dalam hal ini berapa banyak dana yang akan kita butuhkan untuk menjalankan usaha ini, keuntungan serta kerugian yang mungkin akan kita dapatkan nantinya. Kajian disini meliputi:
    a. Kebutuhan dana investasi
     Biaya Pembangunan
    Pembelian tanah/lahan Rp. 50.000.000
    Pembangunan (pengecatan dll) Rp. 100.000.000
    Gaji buruh Rp. 5.000.000
     Pembelian bahan baku
    Handphone (dari berbagai merek) Rp. 200.000.000
    Sparepart (handphone) Rp. 20.000.000
    Asesoris dll Rp. 5.000.000
    TOTAL Rp. 380.000.000
    b. Rencana pembelanjaan dan sumber dana
    Modal sendiri Rp. 250.000.000
    Pinjaman di Bank Rp. 750.000.000
    TOTAL RP 1.000.000.000
    c. Proyeksi Keuangan
     Proyeksi Pendapatan
    Pendapatan per hari Rp. 10.000.000
    Pendpatan per bulan Rp. 300.000.000
    TOTAL Pendapatan per tahun Rp. 3.600.000.000
     Proyeksi biaya per bulan
    Pengadaan handphone Rp. 150.000.000
    Gaji karyawan 1 karyawan Rp. 1.000.000 X 8 Rp. 8.000.000
    Biaya listrik Rp. 1.500.000
    PBB Rp. 1.000.000
    PPn Rp. 30.000.000
    Lain-lain (cetak nota dll) Rp. 1.000.000
    TOTAL Rp. 191.500.000

     Proyeksi rugi/laba
    Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan pengeluaran.
    Laba/Rugi = Pendapatan – Pengeluaran
    = 300.000.000 – 191.500.000
    = 108.500.000 per bulan
     Proyeksi kemampuan pelunasan hutang
    Diperkirakan hutang dapat dilunasi dalam jangka waktu 5 tahun dengan bunga 10% per tahunnya. Jadi hutang yang akan dibayarkan perbulannya adalah Rp.18.750.000.
     Keuntungan Bersih per Bulan
    Keuntungan bersih per bulan = Omset per bulan – biaya operasional
    = 300.000.000 – 210.250.000
    = 89.750.000 per bulan

    KESIMPULAN
    Dari kajian yang telah dilakukan didapatkan bahwa usaha counter handphone bisa dibilang sangat menguntungkan. Karena dari hasil perhitungan keuntungan perbulan digambarkan hamper mencapai Rp. 90 juta yakni Rp. 89.750.000. Coba bayangkan bila dihitung dalam setahun, maka keuntungan yang akan kita capai apa bila usaha yang kita jalankan tersebut berhasil mencapai Rp. 1.077.000.000. Namun hal ini masih dalam perencanaan, dan itu bias saja terwujud melalui usaha dan kerja keras srta kemuan untuk menjalankan sesuatu dengan hati yang ikhlas dan sunguh-sungguh.

  45. NAMA :MURNI ERIKA
    NIM :71.20.0.09.1937
    STUDY KELAYAKAN BISNIS
    “USAHA JILBAB”

    Anda Ingin memulai bisnis? Menjalankan bisnis tentunya didasari oleh gagasan / ide bisnis. Gagasan bisnis inilah yang akan kita tuangkan dalam suatu perhitungan bisnis yang biasa kita sebut Studi Kelayakan Usaha
    Membuat suatu studi kelayakan bisnis sederhana dapat dimuai dari :
    1.

    Aspek Pasar

    Membaca pasar secara akurat merupakan langkah yang sangat penting sebelum memulai usaha. Produk pesaing yang banyak bukan alasan kita untuk mengurungkan niat memulai usaha. Justru sebaliknya dengan banyak nya pesaing memperlihatkan bahwa pasar yang kita masuki sangat terbuka. Sebaliknya kalau jumlah pesaing sedikit atau tidak ada, jangan lantas kita terjun ke ceruk pasar tersebut, jangan-jangan memang tidak ada pangsa pasarnya. Bila kita memasuki pasar yang ketat kuncinya adalah produk yang unik, yang berbeda dengan yang lain, yang ada keunggulannya dengan yang lain.
    2.

    Aspek Pemasaran

    Berdasarkan analisis pasar yang ada, aspek pemasaran harus disesuaikan dengan target market yang akan kita bidik. Perlu diperhatikan empat aspek pemasaran yaitu 4 P :

    A. Product
    Produk / Jasa mencakup mutu, kemasan, layanan, rasa, purna jual yang disesuaikan dengan konsumen.

    B. Price atau Harga
    Harga harus disesuaikan dengan target konsumen yang akan kita bidik. Harga untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi, menengan, atau bawah. Sesuaikan harga, produk dengan target konsumen.

    C. Place = Tempat Menjual
    Lokasi adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Setiap usaha mempunyai kharakteristik tempat yang disesuaikan dengan jenis usaha dan target konsumennya. Lakukan survey untuk mencari tempat yang sesuai. Amati potensi pasarnya, potensi permintaanya, dan prospek pengembangan wilayahnya.

    D. Promosi
    Promosi tidak harus mahal, brosur, iklan baris adalah salah satu bentuk promosi. Produk yang bagus pun bisa menjadi bentuk promosi mouth to mouth jika produk kta kita memang disukai konsumen. Lakukan promosi yang kontinyu supaya memberikan effek kontinuitas produk kita.
    3.

    Aspek SDM

    SDM adalah salah satu asset usaha yang berharga, sebelum memilih pegawai perhatikan masalah kepribadian, kesetiaan dan kemampuanya. Kalau usaha kita masih kecil pilihlah pegawai yang serba bisa atau multitasking Job Desk, sehingga kita bisa menghemat anggaran.
    4.

    Aspek Teknis

    Aspek teknis berkaitan erat dengan teknis produksi dan operasional. Kita harus merencanakan dengan baik bagaimama produksi berjalan, dimana kita mencari bahan baku, bagaimana proses produksinya, bagaimana cara pengemasannya. Kita sebaiknya memiliki keterampilan yang baku dalam aspek ini supaya menghasilkan produksi yang efisien dan effektif.
    5.

    Aspek Keuangan

    Aspek yang paling penting dalam studi kelayakan usaha adalah perhitungan matematis untung rugi. Berapa modal yang dibutuhkan. Berapa biaya produksi, biaya promosi sehingga kita bisa menentukan harga jual yang kompetitif dengan memperjuangkan keungtungan yang kita harapkan. Kita juga harus memperhitungkan return of investment (ROI) atau tingkat pengembalian modalnya. Perhatikan juga arus kas (Cashflow). Selama arus kas masuk lebih besar dari arus keluar berarti usaha kita tetap bisa jalan. Arus kas diibaratkan darah dalam tubuh kita.Perlu diketahui studi kelayakan ini untuk usaaha dalam skala kecil atau rumahan yang tidak memerlukan perhitungan yang rumit.

  46. NAMA : MAYA SARI
    TINGKAT : 3B

    Kajian Bisnis “Show Room Motor”

    Di bagian di atas telah di jelaskan tentang apa itu studi kelayakan bisnis dan parameter apa saja yang di gunakan untuk mengkaji setiap bisnis. Pada bagian ini akan memberikan contoh bagaimana mengkaji salah satu bisnis. seperti yang kita ketahui, Setiap kegiatan wirausaha harus di uji dengan 3 parameter utama, yaitu :
    1. Layak secara teknis
    2. Layak secara ekonomis, dan
    3. Layak secara financial
    Berikut ini saya akan memberikan contoh bisnis yang akan di kaji dengan 3 parameter penting studi kalayakan bisnis. Contoh yang di ambil yaitu : “Studi Kelayakan Bisnis Untuk Bisnis Jual – Beli (Show Room ) Motor “.
    1. Layak secara teknis
    Bagian yang perlu di kaji secara teknis , antara lain : Teknis pembelian dan penjualan motor. Dalam bisnis jual-beli motor ini, kepada siapa kita membeli motor harus pada sumber yang dapat di percaya kerena yang akan di jual/beli bukan hanya motor yang baru, tapi juga motor bekas. Karena setiap motor yang di perjual-belikan harus mendatangkan keuntungan bagi pembeli maupun penjual. Selain itu kualitas motor yang akan di perjual belikan juga harus menjadi perhatian. Kita harus memberikan batasan-batasan keadaan motor seperti apa yang akan di perjual belikan. Batasannya seperti :
    a. Keadaan /kondisi mesin motor, apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak seperti busi motor, knalpot, stir mototr, rem, dan lain sebagainya juga harus di perhatikan. Sebaiknya membawa teknisi khusus untuk menguju motor.
    b. Kondisi fisik motor. Fisik dari motor juga harus di perhatikan , karena fisik yang baik juga mendorong pembeli untuk membeli motor tersebut. Yang perlu di perhatikan seperti cover motor apakah masih bersih atau tidak, adakah yang perlu di perbaiki dengan fisik motor tersebut atau tidak. Jika keadaan fisik motor kurang baik, kita juga harus melihat apa saja yang perlu di perbaiki sebelum di jual, seberapa besar kekurangannya dan lain sebagainya.
    c. Kondisi kelengkapan surat- surat motor. Surat kepemilikan dan STNK sangat penting dalam bisnis ini, sebab jika surat –surat yang dimiliki tidak lengakap akan sangat sulit untuk bertransaksi.
    Selain itu , penentuan lokasi proyek juga merupakan hal yang perlu di kaji. Karena bisnis show room merupakan bisnis skala menengah yang juga merupakan kebutuhan masyarakat, karena itu harus di lokasi yang ramai dan mudah di jangkau. Lebih baik jika di lokasi area pertokoan.

    2. Layak secara Ekonomi
    Beberapa hal yang perlu dikaji secara Ekonomi yaitu :
    Perkiraan modal investasi yang di perlukan untuk membangun bisnis
    Rincian Modal yang di perlukan :
    – Sewa tempat (Ruko) kontrak per tahun = Rp. 40.000.000,-
    – Perenovasian tempat (Show Room) = Rp. 5.000.000,-
    – Pengurusan ijin usaha pembukaan show room = Rp. 600.000,-
    – Pembelian motor @ Rp.6.000.000 X 3 unit = Rp. 18.000.000,-
    – Pembelian peralatan dan keperluan Show Room
    (computer, printer, AC) = Rp. 10.000.000,-
    – Biaya perbaikan motor rusak = Rp.1.000.000,-
    – Biaya tak terduga = Rp. 2.000.000,-
    – Gaji karyawan per bulan = Rp. 700.000,-
    +
    – TOTAL = Rp. 77.300.000,-

    3. Layak secara Finansial
    Beberapa hal yang perlu di kaji secara financial , yaitu :
    a. Sumber modal
    Pada bagian di atas telah kita melihat rincian modal yang di perlukan . Modal tersebut bukanlah harga yang murah. Untuk itu kita harus menentukan sumber modal yang kita butuhkan. Apakah modal yang kita miliki cukup untuk memenuhi selueruh keperluan yang ada untuk membangun bisnis ini atau tidak. Jika tidak cukup dimana kita dapat meminjam modal. Orang tua, teman , sanak keluarga , atau dengan pinjaman bank. Hal seperti ini harus kita pikirkan. Pertama, jika dengan pinjaman bank , kita harus memperhatikan bunga yang akan di berikan bank tiap tahunnya. Rata-rata bunga bank yang di brikan untuk kredit usaha sekitar 9 – 13% . Jika bunga bank sebesar itu apakah kita dapat memenuhi pembayaran kepada bank tersebut. Jika kita meminjam pada sanak keluarga taupun rekan kemungkinan yang sama juga dapat terjadi sekalipun bunganya tidak terlalu besar sama seperti bunga bank, tapi tetap kita harus mengganti/ mengembalikan modal yang kita pinjam dengan cara mencicil perbulan/ pertahun. Sebaliknya, Jika dengan modal pribadi kita tidak perlu membayar bunga dan mencicil pada bank, sebaliknya keutungan yang kita peroleh dapat di depositokan pada bank.
    Salah satu cara untuk menentukan jenis modal yang akan kita gunakan, adalah dengan melihat jenis usaha seperti apa yang akan kita tekuni. Apakah bisnis berskala besar dengan untung lebih dari 13 % ( lebih besar dari bunga bank) , bisnis skala menengah yang di perkirakan hanya sekitar 9 – 13 % (sama dengan bunga bank), atau usaha skala kecil hanya di perkirakan keuntungannya hanya sekitar 7 – 8% ( lebih kecil dari bunga bank). Jika keuntungan yang kita peroleh di perkirakan hanya sekitar 10% tiap bulannya untuk apa kita mengambil resiko untuk kredit bank , yang perlu membayar bunga hingga 13%. Karena jenis usaha yang di ambil kali ini jenis usaha skala menengah maka alangkah lebih baiiknya jika tidak meminjam pinjaman memalui kredit usaha pada bank.
    Karena itu, saya mengambil contoh sumber modal yang di peroleh adalah modal pribadi.

    b. Keuntungan yang di peroleh
    Keuntungan yang di peroleh dapat di kalkulasikan sebgai berikut :
    – Pembelian motor = Rp. 6.000.000
    – Perbaikan Motor = Rp. 1.000.000
    Dengan perhitungan ini maka harga modal pokok untuk 1 motor adalah = Rp. 7.000.000,- . harga jual untuk motor adalah Rp. 7.500.000,-. Jadi keuntungan yang di peoleh untuk 1 jenis motor sekitar Rp.500.000,-. Jika motor yang di beli lebih murah dan biaya perbaikan motor juga menurun ( motor tidak perlu di perbaiki ), maka kita bias mendapat keuntungan hingga Rp.2.000.000 – Rp.3.000.000,- / motor. Jika kita mengambil rata- rata keuntungan sekitar Rp.500.000,- per motor dan tiap hari motor yang terjual 1 buah maka dalam sehari kita bisa mendapat keuntungan Rp. 500.000,-
    Sehingga, dapat di hitung untuk :
    – keuntungan dalam seminggu Rp. 500.000 X 6 hari = Rp. 3.000.000,-
    – keuntungan dalam 1 bulan Rp. 3.000.000 X 30 Hari = Rp. 90.000.000,-
    keuntungan tersebut adalah keuntungan murni yang di terima tiap bulan.

    c. Membandingkan antara keuntungan yang di peroleh dengan bunga bank.
    Dari keuntungan yang di peroleh maka dapa di lihat bahwa ternyata dalam 1 bulan jika menjual sekurang- kurangnya 1 motor tiap hari maka, dalam 1 bulan kerjapun modal sudah tertutupi dengan keuntungan. Sehingga dapat di lihat bahwa lebih untung jika kita tidak meminjam kredit usaha pada bank. Berikut akan di contohkan bila kita mengambil kredit pada bank .
    Jika mengambil pinjaman pada bank Rp. 80.000.000,-
    Bunga 12 % Rp. 10.400.000,-
    Total yang harus di bayar pada bank Rp.90.400.000,-
    Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa jika meminjam dengan kredit bank, maka keuntungan yang di peroleh hanya di gunakan untuk mebayar bunga bank. Sebaliknya jika dengan modal sendiri dari pada membayar bunga bank, lebih baik keuntungan yang di peroleh di depositokan ke bank. Bukankah itu lebih menguntungkan.

  47. NAMA : AHMAD SUHRI
    TINGKAT : 3 A
    NIM : PO.71.20.0.09.1894

    USAHA KERUPUK IKAN DI DAERAH KUIN KECAMATAN BANJARMASIN UTARA KOTA BANJARMASIN

    ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

    Aspek pasar menyangkut hal permintaan dan penawaran kerupuk ikan sedangkan aspek pemasaran meliputi masalah harga, rantai pemasaran, peluang pasar dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemasaran kerupuk ikan.

    3.1. Aspek Pasar 3.1.1 Permintaan

    Permintaan kerupuk ikan berasal dari usaha penggorengan, agen/toko dan pedagang. Secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah konsumsi kerupuk ikan. Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah konsumsi kerupuk relatif tinggi, karena makanan olahan ini banyak digemari oleh masyarakat luas. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), penduduk wilayah perkotaan (urban) lebih banyak mengkonsumsi kerupuk dibanding penduduk wilayah pedesaan (rural). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengeluaran untuk konsumsi kerupuk wilayah perkotaan lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi kerupuk penduduk wilayah pedesaan.

    Jumlah konsumsi kerupuk di wilayah perkotaan yang lebih tinggi dibanding pedesaan dikarenakan pendapatan penduduk di kota yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pedesaan. Urbanisasi dan mobilitas penduduk yang sehari-harinya bekerja di kota telah menumbuhkan usaha penjualan makanan. Selain itu sifat kerupuk sebagai makanan pelengkap ini sering diabaikan oleh penduduk desa karena lebih fokus pad a pemenuhan kebutuhan yang lebih pokok.

    Tabel. 3.1 Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata perKapita untuk Kerupuk (wilayah)

    Wilayah

    Banyaknya (ons)

    Nilai (Rp.)

    Perkotaan (Urban)

    0.193

    154

    Pedesaan (Rural)

    0.147

    99

    Perkotaan + Pedesaan

    0.166

    122

    Sumber : Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003

    Dikatakan bahwa kerupuk merupakan makanan yang sangat digemari. oleh masyarakat luas wik penduduk miskin, pendapatan menengah maupun pendapatan tinggi. Dari tabel 3.2. berikut dapat diketahui bahwa semakin tlnggi pendapatan yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar jumlah konsumsi kerupuk per bulannya.

    Tabel 3.2 Konsumsi Kerupuk Rata-rata per Kapita Menurut Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan

    Golongan Pengeluaran (Rp.)

    Konsumsi (Ons)

    Kurang dari 40.000

    40.000-59.999

    0.075

    60.000-79.999

    0.087

    80.000-99.999

    0.085

    100.000-149.999

    0.128

    150.000-199.999

    0.140

    200.000-299.99

    0.196

    300.000-499.999

    0.250

    500.000 dan lebih

    0.305

    Rata-rata konsumsi per Kapita

    0.166

    Sumber : Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003

    Selain dikonsumsi masyarakat dalam negeri, kerupuk ikan juga telah dlekspor ke luar negeri antara lain ke Belanda, Arab Saudi, Malaysia, Korea Selatan, Inggris, Singapura dan Belgia. Adapun jumlah ekspor untuk komoditi kerupuk (kerupuk udang dll) disajikan dalam tabel berikut:

    Tabel 3.3. Volume Ekspor Kerupuk Indonesia Menurut Jenisnya (Kg)

    Tahun

    Kerupuk Udang

    Kerupuk Lainnya

    1993

    5.484

    2.268

    1994

    4.436

    2.184

    1995

    4.798

    1.499

    1996

    6.056

    2.293

    1997

    3.719

    1.169

    1998

    1.532

    1.113

    Sumber : http://www.investasi.belitungisland.com

    3.1.2. Penawaran

    Usaha kerupuk ikan banyak diusahakan di daerah-daerah yang banyak menghasilkan Ikan terutama daerah-daerah pantai dan sungai-sungai besar seperti di Kalimantan. Meskipun beberapa daerah telah memproduksi kerupuk Ikan, data mengenai jumlah produksi kerupuk ikan baik di tingkat nasional maupun daerah belum bisa diperoleh. Sampai saat ini belum ada survey yang mengidentifikasi jumlah usaha kerupuk ikan baik di tingkat lokal maupun nasional.

    Kerupuk ikan dapat diproduksi sehari-hari dan tidak tergantung pada musim. Hanya saja kemungkinan terjadi penurunan pasokan kerupuk pada musim hujan karena produksinya menurun. Tetapi dengan berkembangnya teknologi, hambatan proses pengeringan pada musim hujan dapat teratasi sehingga pada musim hujan proses produksi masih bisa dilakukan meskipun tidak sebanyak pada musim kemarau. Selain itu pasokan ikan yang bisa diperoleh tiap hari dapat menjamin keberlangsungan usaha sekaligus pasokan kerupuk.

    3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

    Persaingan untuk usaha ini cukup tinggi karena jumlah usaha pembuatan kerupuk relatif banyak dan jenis kerupuk yang sangat bervariasi. Peluang pasar untuk produk kerupuk ini dapat diperoleh dengan menghasilkan produk inovasi baru dengan kualitas rasa yang lebih enak dan warna ataupun bentuk yang lebih menarik. Berbagai jenis kerupuk yang ada di pasaran membuat konsumen semakin mempunyai banyak pilihan.

    Selain produk inovasi baru peluang pasar untuk kerupuk ikan adalah segmen pasar yang sangat luas. Produk ini dikonsumsi secara luas dari masyarakat berpenghasilan rendah sampai masyarakat penghasilan tinggi. Kerupuk ikan harganya relatif murah sehingga bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Diperkirakan jumlah konsumsi kerupuk ikan akan meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadikan kerupuk ikan sebagai makanan pelengkap sehari-hari.

    3.2. Aspek Pemasaran

    3.2.1. Harga

    Harga kerupuk ikan mengikuti hukum penawaran dan permintaan. Jika penawaran menurun maka harga kerupuk cenderung naik. Banyaknya jumlah usaha dengan berbagai jenis kerupuk yang dihasilkan menyebabkan jumlah penawaran yang cukup besar. Dalam masalah harga, produsen tidak biisa menentukan harga seperti pada pasar persaingan sempurna. Pihak yang dapat mempengaruhi harga adalah pedagang. Banyaknya jenis kerupuk di pasar m.mbuat konsumen bebas memilih produk sesuai selera, sehingga produk van; laku tersebut akan naik harganya dan dapat menurunkan harga kerupuk jlnls lain.

    Harga rata-rata kerupuk ikan kualitas medium di tingkat produsen pada tahun 2004 di 5idoarjo mencapai Rp.30.000,- sampai Rp.32.500,- per bal isi I) kg kerupuk siap goreng atau Rp.6.000,- sampai Rp.6.500,- tiap kg. Harga kelrupuk ikan ini cukup fluktuatif. Perubahan harga tersebut bervariasi tetapi biasanya masih berada pada kisaran 10%. Kenaikan harga terjadi pada saat inilah produksi menurun yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku dan penurunan produksi terutama pada musim penghujan.

    3.2.2. Rantai Pemasaran

    Rantai pemasaran menggambarkan bagaimana kerupuk ikan sampai krpada konsumen. Pengusaha kerupuk ikan sebagian besar hanya menghasilkan produk sampai pada kerupuk mentah siap goreng. Hasil produksi berupa kerupuk siap goreng dipasarkan ke konsumen akhir (rumah tangga) melalui 3 cara yaitu:

    1. Usaha penggorengan

    Usaha penggorengan merupakan usaha yang timbul sebagai usaha pengolahan lanjutan dari kerupuk ikan. Produk dari usaha ini berupa kerupuk goreng siap konsumsi yang dikemas kemudian dijual ke konsumen melalui toko, pedagang, pasar ataupun langsung ke konsumen akhir.

    2. Agen/toko

    Agen/toko ini berfungsi sebagai pengepul yang akan menjual produk kerupuk siap goreng pada penjual eceran atau langsung kepada konsumen akhir.

    3. Pengecer

    Pedagang yang menjual langsung kepada konsumen

    Dari pola pemasaran produk di atas, dapat diketahui bahwa produk akan sampai pada konsumen akhir dalam dua bentuk yaitu kerupuk mentah siap goreng dan kerupuk goreng siap konsumsi.

    Dalam hal pengiriman produk dari produsen ke konsumen ada dua cara :

    1. Diambil langsung ke produsen

    2. Dikirim oleh produsen kepada agen atau toko pemesan

    Foto 1. Kerupuk Ikan Siap Dikirim ke Pedagang

    Sumber: Sri Giyanti, Pusat Studl Ekonomi dan Kebijakan Pubilk (PSE-KP) UGM

    Gambar 1. Diagram Air Rantai Pemasarn Kerupuk Ikan

    3.2.3. Kendala Pemasaran

    Kendala dalam pemasaran kerupuk ikan adalah masalah harga: Harga kerupuk ikan per kilogramnya relatif lebih mahal dibandingkan jenis kerupuk lain yang tidak memakai ikan sebagai campuran.

    Mahalnya harga kerupuk ikan udang ini menyebabkan pembeli untuk produk ini masih terbatas. Masyarakat dengan pendapatan menengah ke atas mungkin akan membeli kerupuk ikan sebagai kebutuhan sehari-hari, tetapi untuk masyarakat dengan pendapatan yang masih rendah konsumsi untuk kerupuk ikan ini masih terbatas pada acara-acara tertentu yang dianggap istimewa dan untuk konsumsi sehari-hari lebih memilih kerupuk jenis lainnya yang lebih murah. Berikut perbandingan harga beberapa jenis kerupuk di tingkat produsen di Banjarmasin untuk jenis kerupuk dengan kualitas medium dapat dilihat pada Tabel 3.4.

    Tabel 3.4 Jenis Krupuk dan Harganya di Banjarmasin

    Jenis Kerupuk

    Harga per kg

    Kerupuk Ikan

    6.000,-

    Kerupuk Udang

    8.000,-

    Kerupuk Puli

    3.000,-

    Kerupuk Kasandra

    2.900,-

    Kerupuk Impala

    3.000,-

    Sumber : Data Primer

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tingkat produsen, harga kerupuk ikan dan udang mencapai dua kali lipat dari harga jenis kerupuk dari tepung saja (tanpa ikan dan udang). Terlihat harga kerupuk udang mempunyai harga yang paling tinggi, sebab bahan baku berupa udang harganya lebih mahal diantara bahan baku jenis kerupuk lain. Dengan komposisi harga yang demikian tidak mengherankan jika permintaan kerupuk ikan relatif masih rendah terutama pada masyarakat berpenghasilan rendah.

    BAB IV

    ASPEK TEKNIS PRODUKSI

    Dalam bab ini akan dibahas mengenai teknis pembuatan kerupuk ikan. Secara teknis pembuatan kerupuk ikan relatif mudah dilakukan karena bahan-bahan yang mudah didapat dan alat-alat yang digunakan cukup sederhana.

    4.1. Lokasi Usaha

    Lokasi usaha pengolahan produk ikan sebaiknya dilakukan di daerah-daerah yang dekat dengan wilayah perairan baik wilayah dekat pantai ataupun sungai-sungai besar agar dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang lebih murah. Untuk pembuatan kerupuk ikan tidak memerlukan lokasi usaha yang spesifik. Rumah tangga pada umumnya dapat melakukan usaha ini sepanjang memiliki tanah lapang yang cukup untuk proses penjemuran. Pada lokasi usaha yang hanya memiliki tanah sempit dapat melakukan penyesuaian dengan membuat tempat penjemuran pada bagian atas bangunan yang dibuat bertingkat.

    4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan

    4.2.1. Fasilitas Produksi

    a. Bangunan untuk proses produksi

    Bangunan digunakan untuk aktivitas proses produksi yang meliputi penyiapan bahan baku, pembuatan adonan, pencetakan, pengukusan, pendinginan, pemotongan, pengeringan penjemuran dan penyimpanan. Luas lahan yang digunakan tergantung pada jenis dan banyaknya fasilitas yang dimiliki atau dengan kata lain skala usaha yang dimiliki. Layout pabrik diatur sesuai dengan urutan tahap-tahap produksi. Hal ini memudahkan untuk proses pemindahan barang dari masing-masing tahap. Ruangan untuk tempat pemotongan misalnya merupakan ruangan yang langsung tembus ke lahan penjemuran untuk memudahkan proses pengangkutan kerupuk setelah dipotong untuk selanjutnya dijemur. Gudang penyimpanan output disesuaikan dengan jumlah produksi.

    b. Lahan penjemuran

    Lahan penjemuran untuk pengeringan kerupuk ini relatif lebih luas dibandingkan bangunan tempat produksi yang lain. Tanah yang digunakan untuk penjemuran disemen agar kerupuk basah yang dijemur tidak kotor oleh tanah. Di pinggir-pinggir lahan penjemuran diberi atap untuk penyimpanan sementara kerupuk yang belum kering pada waktu malam hari atau saat hujan.

    4.2.2. Peralatan

    Kerupuk ikan dapat diproduksi dengan alat yang sederhana atau dengan peralatan dengan teknologi modern. Untuk industri rumah tangga yang memproduksi kerupuk ikan baik untuk dikonsumsi sendiri ataupun dijual dengan likala yang masih kecil dapat menggunakan alat-alat yang sederhana. Adapun alat-alat sederhana yang digunakan untuk pembuatan kerupuk ikan yaitu:

    1. Baskom

    2. Dandang

    3. Alat penghancur bumbu (cobek)

    4. Pisau

    5. Tampah (Nyiru)

    6. Kompor

    7. Loyang

    8. Sendok

    Usaha pembuatan kerupuk ikan dengan skala yang besar menggunakan alat-alat dengan teknologi yang lebih modern. Penggunaan teknologi modern ini dapat mengurangi jumlah pekerja sekaligus menghasilkan produk dengan jumlah yang lebih banyak dalam waktu yang singkat. Adapun peralatan modern yang digunakan dalam proses pembuatan kerupuk ikan antara lain:

    1. Alat penghancur ikan

    Digunakan untuk melumatkan ikan yang telah dibersihkan kepala dan sisiknya sehingga diperoleh daging ikan yang telah ditumbuk halus dan siap dicampur dengan bahan lain.

    2. Alat pelembut bahan (mulen)

    Mesin ini digunakan untuk melembutkan campuran ikan yang telah dihaluskan dan adonan tepung dan bumbu. Mesin ini berkapasitas hingga 10 kg dan dapat dijalankan oleh 1 (satu) orang tenaga kerja.

    3. Bak pencampur bahan

    Bak ini berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang rata-rata 2 meter dan lebar 1 meter yang terbuat dari kayu. Ukuran bak ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas muatan yang diinginkan.

    4. Pencetak

    Mesin pencetak ini digunakan untuk mencetak adonan, berbentuk silinder sebelum dimasukkan ke cetakan sesuai ukuran yang diinginkan. Terdapat juga meja press agar adonan yang tercetak menjadi lebih padat dan kenyal. Mesin cetak ini membutuhkan 1 orang tenaga kerja untuk menjalankannya.

    5. Alat pengukus (dandang)

    Alat pengukus (dandang) berbentuk tabung panjang yang terbuat dari aluminium.

    6. Mesin pemotong

    Mesin pemotong ini digunakan untuk memotong kerupuk yang telah diidinginkan selama 1 hari (24 jam). Mesin ini dijalankan oleh 2 (dua) orang tenaga kerja.

    7. Oven

    Oven digunakan untuk mengeringkan kerupuk terutama pada saat sinar matahari kurang atau pada saat musim hujan. Oven berbentuk persegi panjang yang terbuat dari eor-coran semen dan pasir yang terbagi dalam dua bagian. Bagian atas merupakan tempat kerupuk yang akan dikeringkan sedangkan bagian bawah berupa kolong untuk mengalirkan panas. Oven terdiri dari dryer dan mesin diesel.

    4.3. Bahan Baku

    Terdapat bermaaam-macam jenis kerupuk yang pembuatannya menggunakan bahan baku yang berbeda-beda. Seperti namanya, kerupuk ikan merupakan kerupuk yang berbahan baku ikan. Berbagai jenis ikan dapat dlgunakan untuk pembuatan kerupuk ikan, namun tidak semua jenis ikan dapat dibuat kerupuk ikan. Adapun jenis ikan yang sering dibuat kerupuk antara lain Ikan tenggiri dan ikan pipih, serta ikan-ikan lainnya. Selain ikan, usaha ini menggunakan bahan baku lain yaitu tepung tapioka, tepung terigu, tepung sagu dan telur.

    Bumbu juga digunakan dalam pembuatan kerupuk ikan untuk mennmbal1 rasa lezat dan gurih. Adapun bumbu-bumbu yang digunakan adalah garam, gula dan penyedap rasa. Zat pewarna sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk memberikan warna agar lebih menarik.

    4.4. Tenaga Kerja

    Tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk tidak memerlukan keahlian khusus. Dalam hal ini tenaga kerja pria dan wanita dapat dipekerjakan pada semua tahap pembuatan. Akan tetapi tenaga kerja laki-laki sebagian besar ditempatkan pada proses penyiapan bahan, peneetakan, pengukusan, dan pemotongan sedangkan tenaga kerja wanita banyak digunakan pada tahap pemotongan, penjemuran dan pengepakan. Selain tenaga kerja tetap, terkadang diperlukan tenaga kerja borongan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan pesanan atau pada musim kemarau dimana proses produksi meningkat.

    4.5. Teknologi

    Dalam usaha pembuatan kerupuk ikan dapat menggunakan teknologi tradisional ataupun teknologi modern. Perbedaan teknologi ini berkaitan dengan jenis peralatan yang digunakan selama proses produksi.

    a. Teknologi tradisional

    Peralatan yang digunakan pada teknologi ini mudah diperoleh sebab merupakan peralatan yang sering dipakai dalam rumah tangga pada umumnya. Selain alat, tenaga kerja merupakan faktor utama dalam hasil produksi kerupuk, sebab beberapa proses produksi mengandalkan tenaga manusia. Penggunaan peralatan sederhana ini sangat mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan dan mutu. Dengan hanya menggunakan teknologi tradisional ini terkadang hanya dapat menghasilkan 1 (satu) kali adonan. Kapasitas produksi dengan alat sederhana ini sangat keeil dengan mutu yang kurang baik.

    b. Teknologi modern

    Pembuatan kerupuk dengan teknologi modern menggunakan peralatan seperti mesin cetak otomatis yang menghasilkan bentuk yang lebih variatif, mesin pemotong yang lebih eepat dan penggunaan oven, Penggunaan teknologi ini dapat menghasilkan jumlah produksi yang berlipat-lipat jika dibandingkan dengan teknologi sederhana. Dalam satu hari dapat dilakukan 3-4 kali adonan kerupuk. Selain itu dengan teknologi ini akan menghemat jumlah tenaga kerja yang digunakan yang akan menurunkan biaya operasional.

    c. Teknologi menengah

    Pada pembuatan kerupuk dengan teknologi menengah menggunakan peralatan yang terdiri dari mesin-mesin dengan kapasitas yang relatif masih rendah.

    4.6. Proses Produksi

    Pengolahan kerupuk ikan hanya dari pengolahan bahan mentah sampai pada proses kerupuk siap goreng. Adapun proses pengolahannya adalah sebagai berikut:

    1. Proses penyiapan bahan baku

    Proses penyiapan bahan baku adalah persiapan daging ikan, tepung serta bumbu-bumbu sesuai dengan perhitungan komposisi masing-masing bahan untuk setiap adonan. Dalam proses ini Bahan baku ikan perlu mendapat perhatian utama. Mutu ikan yang digunakan akan mempengaruhi mutu produksi kerupuk ikan, oleh karena itu perlu dipilih ikan yang masih segar. bengan demikian diperlukan pengetahuan untuk mengetahui tanda-tanda ikan dengan mutu yang baik (masih segar).

    Sebelum dihaluskan, ikan dibersihkan dahulu dengan eara menghilangkan sisik, insang, maupun isi perutnya kemudian dieuci sampai bersih. Bagian tubuh yang keras, seperti duri maupun tulang dibuang karena dapat menurunkan mutu kerupuk yang dihasilkan. Selanjutnya ikan tersebut digiling sampai halus. Di samping itu bahan baku berupa tepung dan telur serta bumbu disiapkan untuk proses adonan.

    2. Proses pembentukan adonan

    Adonan dibuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan bumbu-bumbu yang digunakan. Tepung diberi air dingin hingga menjadi adonan yang kenta!. Bumbu dan ikan yang telah digiling halus dimasukkan ke dalam adonan dan diaduk/diremas hingga lumat dan rata. Adonan ini kemudian dimasukkan ke dalam mulen untuk pelembutan, dan akan diperoleh adonan yang kenyal dengan campuran bahan merata.

    3. Pencetakan

    Pencetakan adonan dapat dilakukan dengan tangan ataupun dengan mesin. Dengan menggunakan tangan adonan dibentuk silinder dengan panjang kurang lebih 30 cm dan diameter 5 cm. Dengan bantuan alat cetak adonan ini dapat dibuat dalam bentuk serupa. Kemudian adonan berbentuk silinder ini di “press” untuk mendapatkan adonan yang lebih padat. Selanjutnya adonan ini dimasukkan ke dalam cetakan yang berbentuk silinder yang terbuat dari aluminium,

    Ikan Segar

    Ikan yang Mulai Membusuk

    Kulit

    – Warna kulit terang dan jernih – Kulit berwarna suram, pueat dan

    – Kulit masih kuat membungkus berlendir

    tubuh, tidak mudah sobek,terutama – Kulit mulai terlihat mengendur di

    pada bagian perut beberapa tempat tertentu

    – Warna-warna khusus yang ada – Kulit mudah robek dan warna- warna masih terlihat jelas khusus sudah hilang

    Kulit

    – Kulit berwarna suram, pueat dan – Kulit berwarna suram, pueat dan

    berlendir

    – Kulit mulai terlihat mengendur di

    beberapa tempat tertentu

    – Kulit mudah robek dan warna-warna khusus sudah hilang. khusus sudah hilang

    Sisik

    – Sisik menempel kuat pada tubuh – Sisik mudah terlepas dari tubuh

    sehingga sulit dilepas

    – Sisik mudah terlepas dari tubuh

    Mata

    – Mata tampak terang, jernih, – Mata tampak suram, tenggelam dan menonjol dan cembung berkerut

    an menonjol dan cembung

    – Mata tampak suram, tenggelam

    an menonjol dan cembung

    Insang

    – Insang berwarna merah sampai

    merah tua, terang dan lamella insang terpisah

    – Insang tertutup oleh lendir berwarna terang dan berbau segar seperti bau ikan

    – Insang berwarna coklat suram atau abu-abu dan lamella insang berdempetan

    – Lendir insang keruh dan berbau asam, menusuk hidung

    Daging

    – Daging kenyal, menandakan rigor mortis

    – Daging dan bagian tubuh lain berbau segar

    – Bila daging ditekan dengan jari

    tidak tampak bekas lekukan

    – Daging melekat kuat pada tulang

    – Daging perut utuh dan kenyal

    – Warna daging putih

    – Daging lunak, menandakan rigor mortis telah selesai

    – Daging dan bagian tubuh lain mulai berbau busuk

    – Bila ditekan dengan jari tampak bekas lekukan

    – Daging mudah lepas dari tulang

    – Daging lembek dan isi perut sering

    keluar

    – Daging berwarna kuning Kemerah – merahan terutama disekitar tulang punggung

    Bila ditaruh dalam air

    Bila ditaruh dalam air

    – Ikan segar akan tenggelam

    – Ikan yang sudah membusuk akan terapung di permukan air.

    Sumber: Eddy Afrianto dan Evi Liviawaty, Pengawetan dan pengolahan Ikan, Kanisius, Yogyakarta, 1989.

    4. Pengukusan

    Adonan berbentuk silinder kemudian dikukus dalam dandang selama kurang lebih 2 jam sampai masak. Untuk mengetahui apakah adonan kerupuk telah masak atau belum adalah dengan cara menusukkan lidi ke dalamnya. Bila adonan tioak melekat pada lidi berarti adonan telah masak. Cara lain untuk menentukan masak atau tidaknya adonan kerupuk dapat dilakukan dengan menekan adonan tersebut. Bila permukaan silinder kembali seperti semula, artinya adonan telah masak.

    5. Pendinginan

    Adonan kerupuk yang telah masak segera diangkat dan didinginkan. Untuk melepaskan dari cetakan, biasanya adonan diguyur dengan air. Adonan kemudian didinginkan di udara terbuka kurang lebih 1 (satu) hari atau kurang lebih 24 jam hingga adonan menjadi keras dan mudah diiris.

    6. Pemotongan

    Tahap selanjutnya adalah pernotongan adonan kerupuk yang telah dingin.

    Sebuah mesin pemotong dijalankan oleh 2 (dua) orang. Proses ini juga dapat dilakukan secara sederhana yaitu mengiris adonan dengan pisau yang tajam. Pengirisan dilakukan setipis mungkin dengan tebal kira-kira 2 mm, agar hasilnya baik ketika digoreng. Untuk memudahkan pengirisan, pisau dilumuri dahulu dengan minyak goreng.

    7. Penjemuran/pengeringan

    Adonan yang telah diiris-iris kemudian dijemur sampai kering. Penjemuran dilakukan di bawah sinar matahari kurang lebih 4 jam. Pada saat musim hujan untuk pengeringan kerupuk yang masih basah dapat dilakukan dengan oven (dryer) selama kurang lebih 2 jam. Tetapi kerupuk yang dikenngkan dengan sinar matahari hasilnya akan lebih bagus dibandingkan jika menggunakan oven. Kerupuk yang dikeringkan dengan sinar matahari jika digoreng akan lebih mengembang. Hal ini akan lebih menguntungkan para pengusaha penggorengan kerupuk dan akan mempengaruhi harga kerupuk. Karena itulah pengeringan menggunakan sinar matahari lebih disukai dibandingkan dengan menggunakan oven.

    8. Pengepakan

    Setelah kering, kerupuk segera diangkat dari jemuran. Kerupuk yang telah kering dapat segera dibungkus dan dijual. Biasanya kerupuk ikan siap goreng dikemas dalam plastik sejumlah berat tertentu. Kemasan kerupuk dalam plastik tersebut disebut bal, dimana per bal dapat berisi 5 kg atau 10 kg kerupuk.

    Jika digambarkan dalam bentuk diagram alir, proses pembuatan kerupuk llean adalah sebagai berikut:

    Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Kerupuk Ikan

    4.7. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi

    Dengan menggunakan teknologi sederhana, jumlah produksi kerupuk per hari yang dihasilkan sedikit. Dengan peralatan yang masih sederhana dan kapasitas produksi yang masih rendah, serta mengandalkan jumlah tenaga kerja manusia, pembuatan kerupuk ikan memerlukan waktu yang lebih lama sehingga dalam sehari terkadang hanya dapat melakukan 1 (satu) kali adonan dengan jumlah produksi rata-rata 3 kuintal. Dibandingkan dengan proses teknologi modern dalam satu hari dapat dilakukan 2-3 kali adonan dengan jumlah produksi per adonan bisa lebih dari 1 ton.

    Usaha pengolahan kerupuk ikan biasanya tidak hanya menghasilkan satu jenis kerupuk ikan. Usaha ini juga menghasilkan jenis kerupuk lain seperti kerupuk udang atau kerupuk tepung sebagai diversifikasi usaha. untuk mengantisipasi bila bahan baku ikan sulit didapat sehingga usaha tidak macet. Terdapat berbagai jenis kerupuk ikan tergantung pada jenis ikan dan komposisi ikan yang digunakan.

    Dari berbagai jenis kerupuk ikan dan komposisinya, produk tersebut harus memenuhi standar mutu produk kerupuk ikan yang ditetapkan. Selain itu kerupuk ikan harus bebas dari bahan-bahan pengawet yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Adapun standar mutu kerupuk disajikan dalam Tabel berikut:

    Tabel 4.2. Standar Mutu Kerupuk

    Karakteristik

    Standar Mutu

    I

    II

    Udang

    Ikan

    Udang

    Ikan

    Kadar air (%) maksimum

    120 I

    12,0

    12,0

    120

    Kadar protein (%) minimum

    4,0 i

    5 0

    20

    5,0

    Kadar abu tidak larut dalam asam (%) maksimum

    1,0

    1,0

    1 0

    1,0

    Benda asing (%) maksimum

    1/0

    1 0

    1 0

    1,0

    Bau

    Khas I

    Khas

    Khas

    Khas

    Sumber : http://www.ristek.go.id

    4.8. Produksi Optimum

    Berdasarkan informasi yang diperoleh dari studi lapangan, komposisi tdonan memiliki perbandingan sebagai berikut: Ikan 50 kg, tepung tapioka 300 kg, garam 10 kg, gula 12,5 kg, telur 10 kg serta penyedap dan pewarna secukupnya. Komposisi ini dapat menghasilkan kerupuk dengan kualitas yang baik yaitu jika digoreng akan mengembang dengan baik. Apabila proses pembuatan kerupllk ikan berjalan optimal maka dari komposisi adonan tersebut dapat dihasilkan 300 – 330 kg kerupuk (rendemen 76-85 %)

    4.9. Kendala Produksi

    Dilihat dari sisi tenaga kerja, usaha kerupuk ikan ini tidak menemui kesulitan. Setiap proses produksi dapat dikerjakan oleh tenaga kerja tanpa memerlukan keahlian khusus. Kesulitan yang sering dijumpai dalam usaha ini adalah ketika terjadi kelangkaan bahan baku ikan dan penurunan produksi pada saat musim hujan.

    Kesulitan bahan baku terjadi ketika pasokan ikan menurun sehingga menyebabkan harga ikan naik. Pada kondisi ini pengusaha kerupuk mengalami penurunan pasokan ikan karena jumlah produksi ikan yang menurun tersebut lebih banyak diarahkan untuk konsumsi sehari-hari secara langsung. Di pihak lain pengusaha tidak dapat menaikkan harga sesuai dengan kenaikan harga bahan bakunya karena tidak dapat mempengaruhi harga kerupuk ikan di pasar. Hal inilah yang menyebabkan pengusaha mengurangi jumlah produksinya. Pada musim hujan terjadi penurunan jumlah produksi dan penurunan mutu produk. Penurunan jumlah produksi dikarenakan kurangnya sinar matahari yang menghambat proses penjemuran. Meskipun pengeringan kerupuk dapat dilakukan dengan oven (dryer), tetapi jumlah produk yang dihasilkan juga sedikit sebab mutunya tidak sebagus jika pengeringan dengan sinar matahari.

    Sedikitnya sinar matahari pada musim hujan juga menurunkan mutu kerupuk karena harus dijemur berhari-hari. Kendala produksi di atas biasanya diantisipasi oleh pengusaha dengan memproduksi dalam jumlah yang besar pada musim kemarau untuk stok musim hujan, karena pada musim hjjan terjadi kenaikan harga kerupuk yang diakibatkan oleh jumlah permintaan yang tldak bisa diperrmhi oleh produsen seperti hari-hari biasanya.

    BAB V

    ASPEK KEUANGAN

    5.1. Pemilihan Pola Usaha

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang pengusaha kerupuk tidak hanya memproduksi satu jenis kerupuk saja, tetapi juga memproduksi kerupuk jenis yang lain. Pada dasarnya ini merupakan salah satu strategi untuk memperkecil resiko sekaligus pengembangan usaha yang lebih luas. Untuk menganalisis aspek keuangan dari usaha kerupuk ikan sebenarnya dipengaruhi juga oleh jenis kerupuk lain yang diproduksi, akan tetapi dalam analisis ini hanya akan menganalisis aspek keuangan dari usaha yang hanya memproduksi jenis kerupuk ikan saja. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi adalah teknologi menengah dengan kapasitas produksi optimal 310 kg kerupuk setiap satu kali adonan.

    5.2. Asumsi dan Parameter Untuk Analisis Keuangan

    Analisis keuangan, proyeksi penerimaan dan biaya didasarkan pada asumsi yang terangkum dalam Tabel 5.1. Periode proyek adalah 5 tahun. Tahun ke nol sebagai dasar perhitungan nilai sekarang (present value) adalah tahun ketika biaya investasi awal dikeluarkan. Dengan menggunakan mesinjperalatan dan jumlah tenaga kerja seperti yang tercantum dalam tabel asumsi, seorang pengusaha mampu memproduksi 310 kg kerupuk. Angka rendemen sebesar 79%. Harga kerupuk di pasar lokal sebesar Rp.6.000,-, Hari kerja selama setahun sebanyak 285 hari. Tenaga kerja borongan bekerja selama 200 hari.

    Tabel 5.1. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan

    No

    Asumsi

    Satuan

    Jurnlah/

    Keterangan

    Nilai

    1.

    Periode proyek

    tahun

    5

    Periode 5 tahun

    2.

    Luas tanah

    m2

    2.000

    – Luas baangunan

    m2

    500

    – Luas tanah penjemuran

    m2

    1.500

    3.

    Sarana Transportasi

    unit

    1

    Mobil box

    4.

    Hari kerja selamal tahun

    – tenaga kerja tetap

    hari

    285

    – tenaga borongan

    hari

    200

    5

    Produksi dan Harga

    Produksi per hari

    kg

    620

    2 adonan per hari.

    produksi @310 kg

    kerupuk

    Harga kerupuk ikan

    kg

    6.000

    6.

    Penggunaan tenaga Kerja

    Tenaga Manajerial

    orang

    2

    – Tenaga kerja tetap

    orang

    14

    Tenaga kerja borongan

    orang

    4

    7.

    Upah tenaga kerja

    Tenaga Manajerial

    Rp/hr

    36.000

    Tenaga kerja tetap

    Rp/hr

    18.000

    Tenaga kerja borongan

    Rp/hr

    22.000

    8.

    Penggunaan bahan baku

    untuk satu kali adonan

    Tepung tapioka

    kg

    300

    Ikan

    kg

    50

    Garam

    kg

    10

    Gula

    kg

    12,5

    Telur

    kg

    10

    Penyedap

    kg

    2

    Pewarna

    kg

    0,25

    9.

    Discount Factor/suku bunga

    %

    17%

    Sumber : Lampiran 1

    5.3.Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional

    a. Biaya Investasi

    Biaya investasi merupakan biaya tetap yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Biaya investasi untuk usaha kerupuk ikan terdiri dari beberapa komponen diantaranya biaya perijinan, sewa tanah, pembelian mesin atau peralatan produksi, peralatan pendukung dan sarana transportasi.

    Biaya perijinan meliputi ijin usaha dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan Departemen Kesehatan dengan jumlah biaya Rp.600.000,- dan masa berlaku selama 3 tahun. Sewa tanah dibayarkan tiap tahun, sehingga setiap tahun harus dikeluarkan biaya untuk komponen sewa tanah ini. Pada tahun-tahun tertentu dilakukan reinvestasi untuk pembelian mesin atau peralatan produksi yang umur ekonomisnya kurang dari 5 tahun. Jumlah biaya investasi keseluruhan pada tahun 0 adalah Rp.299.339.000,-.

    Tabel 5.2 Biaya investasi

    No

    Jenis Biaya

    Nilai

    Penyusutan

    1

    Perizinan

    600.000

    0

    2

    Sewa Tanah dan Bangunan

    150.000.000

    0

    I

    3

    Mesin/Peralatan Produksi

    107.030.000

    43.994.750

    4

    Peralatan lain

    1.709.000

    221.800

    5

    Mobil box

    40.000.000

    4.000.000

    Jumlah Biaya Investasi

    299.399.000

    48.216.550

    Komponen terbesar untuk biaya investasi ini adalah sewa tanah yang mencapai 50,11% dari total biaya investasi pada awal usaha. Komponen terbesar kedua adalah biaya pembelian mesin/peralatan produksi yaitu sebesar 35,74% dari total biaya investasi. Sedangkan 14,15% sisa biaya untuk investasi merupakan biaya investasi untuk pembelian peralatan lainnya, mobil angkutan dan perijinan.

    b. Biaya Operasional

    Biaya operasional merupakan biaya varia bel yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah produksi. Komponen dari biaya operasional adalah pengadaan bahan baku dan pembantu, peralatan operasional, biaya transportasi, listrik dan telepon, serta upah tenaga kerja. Biaya operasional selama satu tahun dihitung berdasarkan jumlah hari produksi . Jumlah hari produksi dalam setahun 285 hari (asumsi yang digunakan adalah 1 tahun, t=365 hari, dikurangi hari Iibur minggu dan Iibur nasional 64 hari dan jumlah hari tidak berproduksi selama 16 hari).

    Biaya operasional yang diperlukan selama satu tahun mencapai Rp.711.298.900,-Biaya bahan baku menyerap sebesar 73,12% dari total biaya operasional per tahun. Komponen biaya terbesar kedua adalah biaya penggunaan tenaga kerja yang mencapai 15,45% dari total biaya operasional tiap tahunnya.

    Tenaga kerja yang digunakan terdiri dari tenaga kerja tetap dan borongan ditambah 2 orang tenaga kerja manajerial yang berasaldari anggota keluarga dengan upah/gaji tenaga manajerial diasumsikan dua kali Iipat upah tenaga kerja tetap. Tenaga kerja borongan hanya digunakan dengan jumlah hari kerja yang lebih sedikit, karena hanya dibutuhkan pada saat terjadi kenaikan permintaan.

    No

    Jenis Biaya

    Nilai (Rp.)

    1

    Bahan Baku

    520.125.000

    2

    Bahan Pembantu

    16.200.000

    3

    Peralatan Operasional

    11.700.000

    4

    Biava transportasi

    14.400.000

    5

    Biaya Ustrik

    7.200.000

    6

    Biaya telepon

    1.800.000

    7

    Tenaga Kerja

    109.940.000

    8

    Biaya Pemeliharaan

    29.933.900

    Jumlah Biaya Operasional Per Tahun

    711.298.900

    5.4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja

    Kebutuhan investasi maupun modal kerja tidak harus dipenuhi sendiri. Jumlah modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha kerupuk ikan sebesar Rp.374.212.568,-. Jumlah kredit investasi yang dibiayai oleh bank sebesar 70% dari total kebutuhan investasi. Dengan kata lain pengusaha harus menyediakan dana sendiri sebesar 30% dari total dana investasi. Dalam analisis Inl jumlah dana kredit investasi sebesar Rp.209.537.300,-.

    Besarnya kredit modal kerja ditentukan berdasarkan kebutuhan dana awal u.ntuk satu kali siklus produksi. Usaha pembuatan kerupuk ikan mempunyai slklus Produksi (dan pembua.tan sampai memperoleh penerimaan dari penjualan) kurang leblh selama 30 hari atau 1 bulan. Sehingga jumlah kredit modal kerja yang dibutuhkan adalah:

    Kebutuhan modal kerja = (siklus produksi/hari kerja dalam setahun) x biaya operasional selama 1 tahun

    = (30/285) x Rp.711.298.900

    = Rp.74.873.568,-

    Jumlah kredit modal kerja dari bank dipersyaratkan sebesar 70% dari kebutuhan dana modal kerja. Dengan demikian jumlah kredit modal kerja sebesar 70% x Rp.74.873.568 = Rp.52.41l.498,-.

    Jumlah dan sumber dana untuk usaha kerupuk ikan disajikan dalam Tabel 5.4. berikut:

    Tabel 5.4. Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja

    No

    Rincian Biaya Proyek

    Total Biaya

    !

    1

    Dana investasi vanq bersumber dari

    a, Kredit

    209.537.300

    b. Dana sendiri

    89.801.700

    Jumlah dana investasi

    299.339.000

    2

    Dana modal keria vaQ9. bersumber dari

    a. Kredit

    52.411.498

    b. Dana sendiri

    22.462.071 !

    Jumlah dana modal keria

    74.873.568 I

    3

    Total dana proyek yanq bersumber dari

    a. Kredit

    261.948.798 i

    b. Dana sendiri

    112.263.771

    Jumlah dana proyek

    374.212.568

    Jangka waktu kredit untuk investasi selama 5 tahun tanpa grace period sedangkan kredit modal kerja yang digunakan dalam analisis ini berjangka waktu 1 tahun. Kredit modal kerja pada kenyataannya dapat diperpanjang lagi masa jatuh temponya disesuaikan dengan kemampuan pengusaha membayarnya. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah sebesar 17% per tahun menurun. Dengan demikian jumlah angsuran pokok berikut btJnga yang harus dibayar setiap bulan untuk masing-masing jenis kredit dapat dihitung. Tabel 5.7. menunjukkan kumulatif angsuran (angsuran pokok dan bunga) untuk kredit investasi dan modal kerja yang harus dibayar setiap tahunnya.

    Tabel 5.5. Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Investasi dan Modal Kerja

    Tahun

    Kredit

    Angsuran

    Angsuran

    Total

    Saldo

    Saldo

    ke-

    Pokok

    Bunga

    Angsuran

    Awal

    Akhir

    0

    261.1948.798

    261.948.798

    261.948.798

    1

    94.318.958

    37.182.277

    131.501.235

    261.948.798

    167.629.840

    2

    41.907.460

    25.231.783

    67.139.243

    167.629.840

    125.722.380

    3

    41.907.460

    18.107.515

    60.014.975

    125.722.380

    83.814.920

    4

    41.907.460

    10.983.247

    52.890.707

    83.814.920

    41.907.460

    5

    41.907.460

    3.858.979

    45.766.439

    41.907.460

    0

    5.5. Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor

    Jumlah produksi selama satu tahun sebesar 176.700 kg. Jumlah ini diperoleh dari jumlah adonan per tahun dikalikan dengan jumlah produksi per adonan. Dalam satu tahun dilakukan adonan 570 kali dengan jumlah produksi per adonan sebesar 310 kg kerupuk. Harga kerupuk ikan diasumsikan sebesar Rp.6.000,- tiap kg, sehingga pendapatan produksi kerupuk per tahun sebesar Rp.l.060.200.000,-. Pendapatan sampingan diperoleh dari penjualan kantong bekas tepung tapioka (sak) per tahun rata-rata Rp.1.368.000,-. Penerimaan kotor dalam setahun disajikan dalam Tabel 5.6.

    Tabel 5.6. Produksi dan Pendapatan Kotor per Tahun

    No

    Uraian

    Satuan

    Jumlah

    Harga

    Nilai (Rp.)

    Satuan

    1

    Produksiper tahun

    Kg

    176.700

    2

    Penjualan per tahun

    Kg

    176.700

    6.000

    1.060.200.000

    3

    Penjualan sak per tahun

    Sak

    3.420

    400

    1.368.000

    4

    Pendapatan kotor

    1.061.568.000

    Dari label 5.6. di atas diketahui bahwa aliran penerimaan usaha pembuatan kerupuk ikan adalah Rp.1.061.568.000 per tahun. Sedangkan untuk aliran biaya terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya.

    5.6. Proyeksi Rugi Laba dan Break Even Point

    Tingkat keuntungan atau profitabilitas dari usaha yang dilakukan merupakan baglan pentlng dalam analisis keuangan dari rencana kegiatan investasi. Keuntungan dihitung dan selisih antara penerimaan dan pengeluaran tiap tahunnya. Tabel 5.7. menunjukkan keuntungan (surplus) selama periode proyek.

    Hasil perhitungan proyeksi laba rugi menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha ini telah untung sebesar Rp.144.968.618-. Laba ini akan meningkat untuk tahun-tahun berikutnya karena komponen biaya angsuran kredit yang semakin berkurang. Laba rata-rata selama periode proyek adalah Rp.196.001.526,- per tahun. Profit margin rata-rata per tahon sebesar 18,46%.

    Den?an mempertimbangkan biaya tetap, biaya variabel dan hasil penjualan kerupuk Ikan, dan hasil analisis diperoleh BEP rata-rata selama 5 tahun untuk usaha ini adalah sebesar Rp.362.713.898,- atau dengan jumlah produksi sebesar 60.452 kg per tahunnya dengan harga kerupuk ikan per kg sebesar Rp.6.000,-

    Tabel 5.8 Kelayakan Usaha

    No

    Kriteria Kelayakan

    Nilai

    1

    Net SIC ratio pada DF 17%

    1,60

    2

    NPV pada DF 17% (Rp)

    223.409.530

    3

    IRR (%)

    46,37

    4

    PSP (usaha)

    3 tahun 11 bulan

    5

    PSP (kredit)

    2 tahun 6 bulan

    Sumber : Lampiran 9

    Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jangka waktu pengembalian seluruh biaya investasi adalah 3 tahun 11 bulan. Dengan demikian usaha ini layak dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian investasi lebih kecil dari periode proyek. Dilihat dari segi kelayakan kredit, usaha ini layak dibiayai karena jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan kredit hanyc 2 tahun 6 bulan.

    5.8. Analisis Sensitivitas

    Dalam analisis proyek investasi kerupuk ikan terdapat ketidakpastian yaig akan mempengaruhi hasil perhitungan. Analisis sensitivitas akan dilakukan untuk menguji seberapa jauh proyek yang dilaksanakan sensitif terhadap perubahan harga-harga input dan output. Dalam analisis sensitivitas ini digunakan 3 skenario yaitu :

    1. Skenario I

    Pendapatan proyek mengalami penurunan sedangkan biaya investasi can biaya operasional dianggap tetap. Penurunan pendapatan bisa diakibatkan oleh penurunan harga kerupuk, jumlah permintaan yang menurun ataupun jumlah produksi yang menurun.

    2. Skenario II

    Siaya operasional mengalami kenaikan sedangkan biaya investasi den penerimaan proyek investasi tetap. Kenaikan biaya operasional bisa terjadi karena kenaikan harga input untuk operasional seperti bahan

    baku, peralatan operasional, dll.

    3. Skenario III

    Skenario ini merupakan gabungan dari skenario I dan skenario II ya:u diasumsikan penerimaan proyek mengalami penurunan dan biaya operasioral mengalami kenaikan, sedangkan biaya investasi tetap.

    Hasil analisis sensitivitas disajikan dalam .Tabel berikut:

    Pada skenario I, dengan penurunan pendapatan proyek sebesar 2,5%, proyek ini masih layak dibiayai karena pada tingkat suku bunga 17%, net B/C sebesar 1,37, NPV sebesar Rp.138.501.442,- nilai IRR 35,94%, periode pengembalian baik kredit investasi dan kredit modal kerja kurang dari 5 tahun sehingga proyek ini layak diusahakan dan dibiayai oleh bank.

    Pada penurunan pendapatan sebesar 3%, diperoleh Net B/C ratio sebesar 1,32, NPV yang diperoleh sebesar Rp.21.519.824,- dan IRR 33,76. Jangka waktu pengembalian kredit selama 4 tahun 5 bulan tetapi jika dilihat dari jangka waktu pengembalian investasi, usaha ini tidak layak dilakukan karena payback periodnya ·melebihi periode proyek yang hanya 5 tahun (tabel 5.9).

    Tabel 5.9. Hasil Analisis Sensitivitas Skenario I

    No

    Kriteria Kelayakan

    Penerimaan Turun

    2,5%

    3%

    1

    Net B/C ratio pada DF 17%

    137

    1,32

    2

    NPV pada DF 17% (Rp)

    I

    138.501.442

    121.519.824

    3

    IRR

    %)

    3594

    3376

    4

    PBP

    usaha)

    4 tahun 9 bulan

    6 tahun

    5

    PSP

    kredit)

    3 tahun 9 bulan

    4 tahun 5 bulan

    Pada skenario II, dengan kenaikan biaya operasional sebesar 4%, proyek Inl masih layak dilakukan dengan net B/C sebesar 1,35, NPV Rp,132.381.873,­IRR sebesar 35,16% dan jangka waktu pengembalian kredit investasi dan kredit modal kerja kurang dari 5 tahun. Dengan demikian pad a tingkat kenaikan biaya operasional sebesar 4%, usaha ini masih layak untuk dibiayai oleh bank. Jika kenaikan biaya 5%, proyek ini tidak layak diusahakan dilihat dari payback period usahanya, karena jangka waktu pengembalian investasi melebihi periode proyek. Tetapi jika dilihat dari kriteria investasi lainnya proyek ini masih layak dlusahakan dengan net SIC sebesar 1,29, NPV Rp.109.624.959 dan IRR sebesar 32,22%. Sedangkan pay back period kredit selama 4 tahun 8 bulan (tabel 5.10)

    Pada skenario III pada saat terjadi penurunan pendapatan sekaligus kenaikan, biaya operasional maslng-masing sebesar 1,5%, proyek ini masih layak dibayar dengan net SIC sebesar 1,37, NPV sebesar Rp.138.329.306,­IR~ ~5,91 % dan lama pengembalian kredit selama 4 tahun 7 bulan. Dilihat dan jangka waktu pengembalian kredit, usaha ini layak dibiayai oleh bank karena pay back period untuk kredit selama 3 tahun 8 bulan.

    Pada penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional masing­-masing se.besar 2%, proyek ini masih layak dilaksanakan Hal tersebut bisa dilihat dan Net SIC yang diperoleh 1,29, NPV sebesar Rp.109.969.231. IRR yang dlperoleh masih jauh dari tingkat suku bunga yaitu 32,26%. Tetapi jika dilihat jangka waktu pengembalian investasi proyek ini menjadi tidak layak karena memerlukan 6 tahun 1 bulan dimana jangka waktu ini melebihi periode proyek (tabel 5.11)

    No

    Kriteria Kelayakan

    Penerlmaan Turun dan Biaya

    Operasional Naik

    1,5%

    2%

    1

    Net SIC ratio pada DF 17%

    1,37

    1,29

    2

    NPV pada DF F% (Rp)

    138.329.306

    109.969.231

    3

    IRR (%)

    35,91

    32,26

    4

    PSP (usaha)

    4 tahun 7 bulan

    6 tahun 1 bulan

    5

    PSP (kredit)

    3 tahun 8 bulan

    5 tahun 7 bulan

    Hasil analisis sensitivitas di atas menunjukkan bahwa proyek ini lebih sensitif dengan penurunan pendapatan dibandingkan kenaikan biaya operasional. Dengan memperhatikan kriteria jangka waktu pengembalian investasi (pay back period usaha), proyek ini sensitif pada penurunan pendapatan sebesar 3%, artinya jika penurunan pendapatan lebih besar dari. 3% tiap tahunnya proyek ini menjadi tidak layak/merugi. Sedangkan Jika dllihat dari perubahan biaya operasional, proyek ini sensitif pada kenaikan biaya operasional sebesar 5% dengan asumsi biaya investasi dan pendapatan tetap. Analisis sensititivitas gabungan menunjukkan bahwa proyek ini sensitive pada kenaikan biaya operasional

    BAB VI

    ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN

    Dalam bab ini akan dibahas aspek ekonomis, sosial dan dampak lingkungan dari usaha kerupuk ikan. Aspek ekonomis berkaitan dengan dampak usaha ini terhadap perekonomian baik bagi pengusaha maupun bagi perekonomian secara umum di wilayah sekitarnya. Aspek ekonomis sangat terkait erat dengan aspek sosial karena dampak yang ditimbulkan bersifat sosial yaitu menyangkut kebutuhan orang lain terutama di sekitar wilayah usaha. Sedangkan aspek lingkungan menyangkut dampak dari usaha kerupuk ikan terhadap lingkungan sekitarnya. Dampak terhadap lingkungan terutama timbul karena setiap usaha menghasilkan limbah yang mungkin dapat mengganggu ekosistem lain.

    6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial

    Usaha pembuatan kerupuk ikan mempunyai dampak yang positif baik bagi pengusaha maupun penduduk wilayah setempat. Bagi pengusaha dampak ekonomis dari usaha ini adalah peningkatan pendapatan. Usaha kerupuk ikan merupakan bisnis yang sangat menguntungkan karena mempunyai peluang pasar yang sangat luas. Banyaknya industri rumah tangga untuk usaha ini dapat memacu kenaikan pendapatan rumah tangga sehingga kesejahteraan rumah tangga meningkat. Secara makro produksi kerupuk ikan yang tinggi dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah setempat. Meskipun bisa dikatakan harga per unit kerupuk ikan relatif murah, tetapi perlu diingat bahwa komoditi ini dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Kesempatan untuk ekspor ke luar negeri masih terbuka lebar sehingga dapat menjadi peluang untuk menambah devisa.

    Selain merupakan bisnis yang menguntungkan, usaha ini akan memberi dampak sosial yang positif melalui penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja yang ada biasanya berasal dari saudara, tetangga sekitar atau penduduk wilayah setempat. Dengan menciptakan pekerjaan yang dapat menyerap pekerja dari wilayah sekitar usaha, secara tidak langsung usaha ini telah membantu mengurangi jumlah pengangguran khususnya di daerah tersebut. Dengan berkurangnya pengangguran di daerah tersebut akan meningkatkan pendapatan sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

    6.2 Aspek Dampak lingkungan

    Aspek dampak lingkungan berkaitan dengan dampak limbah yang dlhasilkan dari usaha ini adalah tidak menghasilkan Iimbah yang membahayakan bagi manusia maupun lingkungan tempat tinggalnya. Hasil limbah sebagian besar merupakan air kotor sisa pembersihan. Biasanya air ini dibuang melalui saluran air dan dapat langsung meresap ke tanah. Air limbah ini tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan organisme tanah, dan tanaman. Selain air, usaha ini juga menimbulkan bau amis dari ikan yang diolah. Akan tetapi bau ini tidak sampai mengganggu udara secara luas karena jangkauannya tidak jauh. Dapat dikatakan bahwa usaha kerupuk ikan relatif aman bagi Iingkungan karena tidak menghasilkan limbah yang membahayakan bagl kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya.

    SUMBER : http://buabuazone88.blogspot.com/2010/01/studi-kelayakan-usaha-kerupuk-ikan-di.html

  48. NAMA : DINI MAULIDA YUSRA
    PO.71.20.0.09.1908
    TINGKAT : 3A
    SUMBER : http://masgan.blogspot.com/2008/03/studi-kelayakan-bisnis-restoran.html

    A. LATAR BELAKANG
    Dalam kehidupan sehari – hari pada umumnya orang sangat membutuhkan yang namanya energi untuk bisa melakukan segala macam aktivitas. Untuk itu agar tubuh kita memperoleh energi untuk beraktivitas, maka tubuh kita memerlukan zat karbohidrat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan karbohidrat salah satunya dengan mengkonsumsi makanan – makanan yang bergizi. Untuk mendapatkan makanan – makanan yang bergizi, kita bisa memasaknya sendiri. Oleh karena itu, kebanyakkan orang mencari makanan- makanan instant atau yang tersedia di kafe-kafe.
    Biasanya kafe yang ada di Jakarta kebanyakkan dijumpai oleh kaum penjajah makanan yaitu menyatu dengan hotel –hotel. Alasan menyatu dengan hotel – hotel, dikarenakan market potensialnya kebanyakkan dari pengunjung hotel tersebut. Namun dengan berjalannya waktu, kafe bermunculan dengan tidak menyatu atau join dengan hotel – hotel.
    Dalam persaingan tersebut para Owner saling menonjolkan keunikkan dari kafenya. Keunikkan yang ditonjolkan, misalnya saja dari dekorasi ruangan, menu – menu yang disajikan, pelayanan / service, dan lain – lain. Namun kebanyakkan dari kafe-kafe yang ada hanya menonjolkan satu keunikkan dari salah satunya saja. Sehingga para customer / pengunjung kurang merasakan kapuasannya. Bahkan para pengunjung harus membayar mahal untuk menikmatinya.
    Untuk itu demi memenuhi tuntutan para customer kami menawarkan solusinya.
    Konsep kafe yang ingin kami rancang yaitu kafe yang bernama Blue Hills Café, yaitu terbagi 2 bagian.
    Bagian 1 yaitu kafe utama, dimana kafe ini berada dalam satu Ruangan besar. Di dalam ruangan ini terdapat meja makan berbentuk lingkaran yang dapat diisi oleh 5 – 6 orang, dan dalam kafe utama ini terdapat 40 – 50 Meja. Masih dalam satu ruangan tepat didepan meja – meja makan terdapat panggung besar. Di panggung ini bisa digunakan untuk menampilkan nyanyian, dan lain – lain. Di dalam ruangan ini terdapat meja makan berbentuk lingkaran yang dapat diisi oleh 5 – 6 orang, dan dalam Restaurant utama ini terdapat 40 – 50 Meja. Masih dalam satu ruangan tepat didepan meja – meja makan terdapat panggung besar. Di panggung ini bisa digunakan untuk menampilkan tarian – tarian, nyanyian, dan lain – lain. Jadi pada saat para pengunjung menikmati hidangan, bisa sambil menikmati hiburan yang tersedia.
    Untuk bagian 2 yaitu Privat Room Cafe,dimana ruangan ini berada diluar dari Café utama.
    Suasana yang ditonjolkan yaitu suasana alam, dimana para pengunjung bisa menikmati taman buatan yang indah dan sejuk. Diruangan Privat Room ini para pengunjung berada diruangan yang tertutup, tetapi masih bisa menikmati pemandangan dari dalam ruangan tersebut. Ruangan ini sangat cocok bagi kawula muda yang membutuhkan suasana Romantis. Untuk lokasi yang akan digunakan yaitu daerah kawasan Kemang Raya. Alasan pengambilan lokasi ini, dikarenakan lokasi ini sangat berpotensial. Selain itu pula dikawasan ini sangat Strategis untuk didirikan Restaurant semacam ini, dan kawasan ini pula ajang dimana para pengunjung nongkrong – nongkrong dan berkumpulnya para penjajah makanan. Di tempat ini lokasi yang sangat menantang, karena harus siap bersaing untuk mendapatkan para customer / pengunjung .

    Sebuah studi kelayakan bisnis diperlukan untuk merencanakan sebuah usaha baru, memperlebar pangsa pasar, atau membuka kantor cabang baru. Tapi pada prinsipnya, detail item yang terkandung di dalamnya sama. Pada intinya anda harus menguraikan aspek managemen, aspek pemasaran, aspek operasional, aspek SDM, dan keuangan dari suatu rencana bisnis.

    B. TUJUAN
    Tujuan dibuatnya studi kelayakan bisnis café ini adalah :
    1. Untuk menarik para investor
    2. Untuk memenuhi tuntutan pasar consumen.
    3. Untuk memberikan kepuasan yang lebih baik kepda consumen.
    4. Untuk menghadirkan suasana yang beda
    5. Untuk mengetahui ekonomi consumen.
    6. Untuk mengetahui selera para consumen.
    7. Untuk mengukur kecenderungan akan kebutuhan para consumen.

    PEMBAHASAN

    A. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

    Analisis Permintaan dan Pemasaran
    Dari data yang kami dapat dari Survey pada pasar yang sama, Oriental Food adalah persentase terbesar yang menjadi favorit para penjajah makanan Jakarta. Ada banyak alasan yang menjadi Key Factor why they like it (oriental food ), misalnya taste mereka bilang tastenya tidak jauh beda dengan makanan Indonesia, berasal dari tumbuhan yang segar – segar dan ada yang bilang iseng saja mencoba dan akhirnya malah addict. Oleh karena itu kami juga mempunyai menu oriental food yang nantinya akan ditemani oleh western Food dan pasti banget sang tuan rumah ( Indonesia Food ). 3 Menu diatas, kami satukan at one cafe Hal ini mengingat pasar potensial adalah para profesional, eksekutif, family, remaja, dan client saat office hours dan after office hours.
    Suasana makanan juga akan berganti dengan pertunjukan yang live dari our stage yang pastinya akan berganti setiap harinya dan special pada moment tertentu. Dekorasi ruangan yang terpusat pada kenyamanan customer menjadi salah satu Prioritas kami. Semua ini bertujuan demi kemudahan customer dalam mendapatkan apa saja yang ia inginkansaat berada di kafe kami.
    Dekorasi ruangan yang Glamour dan bernuansakan oriental yang menjadi pilihan kami untuk ruangan utama yang dapat langsung menikmati live performance dengan pengisian acaranya yang meriah. Dekorasi yang simple and nature tapi tetap menghadirkan nuansa oriental dengan sedikit kesan out door dikhususkan bagi ruang Privat. Kami menempatkan minimal 1 waiterss untuk 1 meja dan Privat Room yang akan menjamu setiap customer. Pelayanan yang ramah dan tulus akan anda dapatkan dari pertama kali anda menginjakkan kaki di kafe kami. Pelayanan kami menggunakan teknologi komunikasi dan informasi yang handal dan pastinya up to date. Ini semua demi tercapainya customer comfortable.

    Proyeksi
    Setelah dipaparkan dalam latar belakang bahwa manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas rutinnya. Kami yakin bahwa bisnis makanan yang akan kami jalankan ini akan tetap hidup dan menjadi one stop place untuk para penjajah makanan dan juga pecinta makanan Indonesia, oriental and western food dapat menyatu di kafe kami dipadukan dengan atmosfere nature yang kami terapkan sebagai dekorasi ruangan kami.
    Restaurant kami buka mulai jam 10.00 WIB until 23.000 WIB untuk Week day, dan The Week end dari jam 10.00 WIB until 02.00 WIB In the morning. Range harga yang kami tawarkan per pack start dari Rp.10.000,- until Rp.85.00,- Each pack for food and drink. Untuk cemilan hidangan penutup dari Rp.10.000,- until Rp.12.500,- .

    Promosi
    Melalui Media Elektronik :
    1. Televisi : – O’ Channel
    – Jak TV
    • Radio : – Chinese Radio
    1. Pass FM : 1 X 1 Minggu = Rp 750.000 / 60 Detik
    Profesional
    Smart FM : 1 X 1 Minggu = Rp 650.000 / 60 Detik
    – Family
    Cakrawala FM : 1 X 1 Minggu = Rp 600.000 / 60 Detik
    – Remaja
    Prambors FM : 1 X 1 Minggu = Rp 700.000 / 60 Detik
    Internet : – Yahoo. Com

    Melalui Media Cetak :
    Spanduk
    – Lebar 90 cm X 3 m = Rp 120.000,-
    – Harga Per Meter = Rp 40.000,-
    Umbul – Umbul
    – Panjang 3 m X 60 cm = Rp 120.000,-
    Brosur
    – 1 Rim ( 500 Lembar ) = Rp 115.000,-
    – 4 Rim ( 2000 Lembar ) = Rp 460.000,-

    Saluran Distribusi
    Bagi para costumer yang tidak sempat datang ke kafe ini, kafe ini menyediakan pelayanan Delivery. Sehingga para costumer masih bisa menikmati hidangan makanan tanpa harus datang ke kafe langsung.
    Dalam pelayanan Delivery ini, kafe menyediakan alat Transportasinya berupa Motor bila costumer memesan menu hidangan dalam partai kecil, dan Mobil bila costumer memesan menu hidangan dalam partai besar.
    Alat Transportasi yang digunakan didesign secara khusus, agar makanan yang akan diantar tidak mengurangi rasa sehingga tetap fresh sampai ketempatketempat costumer. Dengan begitu costumer tidak merasa dikecewakan. kafe ini menjamin apabila hidangan / makanan saat sampai ke tempat costumer tidak fresh, maka pihak Restaurant akan memberikan potongan harga / discount dari setiap menu yang tidak fresh. Tetapi bila costumer meminta untuk ditukarkan dengan menu yang sama maka pihak Restaurant akan menukarkanya dengan menu yang sama.
    Untuk menghindari kemungkinan seperti ini terjadi, pihak kami selalu mengecek akan kondisi kendaraan yang akan digunakan apabila tetap terjadi kesalahan dalam hal ini yang harus bertanggung jawab, yaitu orang yang bertugas dalam pengecekkan kondisi kendaraan tersebut. Tetapi apabila kesalahan dilakukan oleh orang yang bertugas mengantarkan makanan akibat kesalahannya sendiri, maka petugas / orang yang mengantar makanan tersebut yang harus bertanggung jawab akan kesalahan ini, untuk itu kedisiplinana dan kecermatan disini sangat diutamakan.
    Dengan demikian saluran distribusi yang digunakan oleh kafe kami yaitu direct selling, dimana penjualan dilakukan secara langsung kepada customernya, tanpa menggunakan atau bekerja sama dengan pihak jasa lainnya.

    Strategy Marketing
    Konsep Restaurant yang dirancang memiliki dekorasi yang bernuansakan oriental. Sehingga para customer bisa merasakan suasana asia tanpa harus pergi jauh – jauh. Untuk itu agar para customer mengetahui apa saja yang Restaurant ini hadirkan, maka pihak kafe melakukan Strategi marketingnya seperti melalui media elektronik dan media cetak seperti televisi, radio, internet, dan spanduk. Untuk media televisi kami merekomendasikan Restaurant ini melalui televisi swasta, misalnya saja seperti distasiun televisi O’ Channel yang menghadirkan acara rekomendasi mengenai Restaurant – Restaurant. Untuk media radio kami bekerja sama dengan stasiun radio swasta, untuk menyiarkannya kepada publik. Media radio kami gunakan karena bagi yang tidak sempat menyaksikannya ditelevisi. Selain itu kami menggunakan spanduk dan brosur – brosur. Konsep Restaurant yang dirancang memiliki dekorasi yang bernuansakan oriental. Sehingga para customer bisa merasakan suasana asia tanpa harus pergi jauh – jauh. Untuk itu agar para customer mengetahui apa saja yang Restaurant ini hadirkan, maka pihak Restaurant melakukan Strategi marketingnya seperti melalui media elektronik dan media cetak seperti televisi, radio, internet, dan spanduk. Untuk media televisi kami merekomendasikan Restaurant ini melalui televisi swasta, misalnya saja seperti distasiun televisi O’ Channel yang menghadirkan acara rekomendasi mengenai kafe. Untuk media radio kami bekerja sama dengan stasiun radio swasta, untuk menyiarkannya kepada publik.

    B. ASPEK MANAJEMEN

    Keputusan Strategi
    Langkah – langkah yang akan diambil dalam keputusan strategi yaitu :
    – Memberikan harga promosi saat launching
    – Memberikan costumer satisfaction good
    – Menghadirkan suasana yang diharapkan para costumer
    – Menghadiakan menu – menu yang variatif, agar costumer tidak bosan
    – Mempromosikan product melalui media elektronik dan media cetak

    Penilaian Kelayakan
    Setelah diteliti dan diamati berdasarkan aspek pasar dan pemasaran, maka dapat dinilai layak. Karena menurut penelitian akan permintaan dan penawaran akan product makanan, tidak akan pernah turun. Sebab makanan merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dihilangkan, dan sampai kapan pun jenis usaha ini akan menjadi sasaran utama dari setiap zamannya.

    Daftar menu
    Indonesia Specialties
    1. Ayam Panggang : Rp 36.000,-
    ( Half Srilled Chicken with Soya Sauce Served with Rice, Sambal, dan kerupuk )
    2. Ayam Goreng Mentega : Rp 36.000,-
    ( Fried Chicken butter Sauce, buttered Fried Chicken Served with Rice, Sambal, dan Kerupuk )
    3. Gurame Goreng : Rp 36.000,-
    ( Served with Rice, Lalapan, Sambal, dan Kerupuk,
    Ayam Spicy Santed Chicken Wing Served With Rice ).
    4. Ikan Mas goring : Rp 36.000,-
    ( Fried Golden Fish Served with Rice, Lalapan, Sambal dan Kerupuk).
    5. Aneka Sate : Ayam, Sapi, Kambing, : Rp 31.000,-
    Campur ( Served with Rice, Sambal, dan Kerupuk ).
    6. Bakmi atau Bihun Goreng : Rp 30.000,-
    ( Served with Acar, Sambal ).
    7. Soto Madura: Rp 15.000,-
    ( The Indonesia Clear Chicken Soup ).
    8. Nasi Goreng Special : Rp. 27.000,-
    ( Served with Fried Chicken, Egg, and Seafood ).

    Supper Favorites
    1. Sup Buntut Goreng : Rp. 40.000,-
    ( Clear Fried Oxtail Soup Served with Rice ).
    2. Grilled Spring Chicken : Rp. 43.000,-
    ( Ayam Muda Bakar dihidangkan dengan Kentang Goreng dan Sayuran ).
    3. Mie Dhog – Dhog : Rp. 27.500,-
    ( Village Style Soup Noodle ).
    4. Mie Goreng : Rp. 27.500,-
    ( Stir Fried Noodle Served with Acar dan Sambal ).

    Chinese Food
    1. Fu Young Hay : Rp. 25.000,-
    ( Three egg, Omellete, with Sweet Sour Sauce )
    2. Chop Sue : Rp. 25.000,-
    ( Cap Cay Ca, Stir Fried Combination of Vegetable ).
    3. Udang Kristal : Rp. 21.000,-
    4. Pangsit Udang Mayonaise : Rp. 19.000,-
    5. Spicy Chicken & Hot Noodle : Rp. 25.000,-
    ( Disajikan dengan Nasi dan Sayuran ).
    6. Ayam Sauce Mentega : Rp. 25.000,-
    ( Disajikan dengan Nasi, Sayuran dan Tahu Jepang ).
    7. Sirloin Steak: Rp. 30.000,-
    ( Disajikan dengan French Fries & Mix Vegetable ).
    Cocktails Dan Wines
    1. Martini Coktail : Rp. 35.000,-
    2. Manhhattan : Rp. 35.000,-
    3. Daiquiri : Rp. 35.000,-
    4. Whisky Sour : Rp. 35.000,-
    5. Monalisa : Rp. 35.000,-
    6. Old Fashioned : Rp. 35.000,-
    7. Brandy Alexander : Rp. 35.000,-
    8. Glass Of Red Or White Wine : Rp. 35.000,-
    Cognag Dan Liquers
    1. Hennessy Martell : Rp. 42.000,-
    2. Hennessy Martell V.S.O.P. : Rp. 60.000,-
    3. Remy Martin V.S.O.P. : Rp. 60.000,-
    4. Crème ( De Menthe ) : Rp. 60.000,-
    5. Tia Maria : Rp. 35.000,-
    6. Drambuie : Rp. 35.000,-
    7. Benedictine ( DOM ) : Rp. 35.000,-
    Soft Drink Dan Water
    1. Green Sand : Rp. 12.500,-
    2. Soda, Coke, 7-Up, Tonic : Rp. 12.500,-
    3. Fanta, Sprite : Rp. 12.500,-
    4. Aqua : Rp. 9.000,-
    5. Krating Daeng : Rp. 12.500,-
    Special Offer
    1. Bir Pletok : Rp. 40.000,-
    2. Jampang Special : Rp. 35.000,-
    3. Irish Coffee, Royal Coffee : Rp. 30.000,-
    4. Spanish Coffee, Mexicam Coffee : Rp. 30.000

    C. ASPEK SUMBER DAYA ALAM
    Keseimbangan lingkungan hidup (sosial, buatan dan alam) menjadi syarat utama bagi suatu wadah atau ruang (suatu kota misalkan) agar menjadi berkelanjutan dan manusiawi. Secara konkrit (nyata) ketiga aspek kelayakan inilah yang menjadi parameter yang menentukan kelangsungan hidup suatu wilayah. Aspek ekonomi, dimana kajian ekonomi yang memperhatikan kelangsungan siklus-siklus ekonomi. Kajian ekonomi dilakukan agar pembiayan terhadap pembangunan terus terjadi (kontinu). Aspek teknis, aspek yang mengkaji tentang kekuatan dan keberlangsungan bangunan itu tegak berdiri. Kajian terhadap keamanan bangunan itu bagi pemakainya. Aspek lingkungan, kajian yang mengulas apakah kegiatan atau usaha ini layak terhadap lingkungan dimana akan diletakkannya. Apakah sumberdaya alam tidak terganggu akibat kegiatan-kegiatan ini, apakah kegiatan-kegiatan akan menghasilkan dampak negatif penting dan besar terhadap lingkungan sosial dimana lokasi ini berada. Itu makanya semua aspek dikaji agar tidak membuat kekeliruan dalam membangun kota tercinta kita ini. Jangan lupa, masih ada dokumen satu lagi yang mestinya dilampirkan bersama dengan FS tersebut, itulah dokumen kelayakan lingkungan atau dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

    D. ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

    Pemilihan Peralatan Dan Teknologi
    Pemilihan Peralatan setiap restaurant pasti menggunakan peralatan untuk memasak serta peralatan pada waktu makan, secara mendetail mungkin peralatan itu tidak dapat disebutkan satu per satu tetapi pada intinya peralatan yang digunakan untuk peralatan didapur adalah kitchen set dan peralatan yang digunakan pada waktu makan salh satunya table set.
    Untuk Teknologi yang digunakan yaitu :
    – Untuk menganalisa keuangan restaurant, baik yang keluar maupun yang masuk restaurant kami menggunakan MYOB => akuntansi, dimana akuntansi ini sangat mudah digunakan dan sangat diperlukan, karena pekerjaannya tidak perlu waktu lama dan tidak perlu khawatir kalau kurang memahami mengenai akuntansi.
    – Untuk marketingnya restaurant kami menggunakan sistem CRM (Customer Relantionship Management), dimana para customer bila memberikan keluhan-keluhan dan pesanan akan secara langsung tercatat dikomputer.

    Proses Produksi
    Proses produksi yang restaurant kami lakukan, yaitu mengenal bahan baku makanannya. Untuk jenis bahan baku masakan Indonesia restaurant kami mendatangkan langsung dari hasil-hasil perkebunan yang berkualitas tinggi, sehingga para costumer bisa menikmati makanan dengan kualitas yang baik. Untuk jenis bahan baku yang berkualitas ini restaurant kami bekerjasama dengan pengusaha-pengusaha/ supplier perkebunan sayur-mayur. Untuk jenis bahan baku makanan Chinese restaurant kami bekerjasama dengan pengusaha-pengusaha dari Negara Cina, Jepang, dan lain-lainnya. Untuk bahan bakunya juga didatangkan langsung dari negara-negara tersebut. Begitu juga untuk western foodnya restaurant kami mendatangkan langsung dari negara-negara barat, misalnya saja untuk bahan baku daging-daginnya, kami memilih yang berkualitas tinggi/ terbaik. Jadi, para customer tidak perlu khawatir akan kualitas makanannya yang terbuat dari daging import.

    Lokasi
    Sering kita dengar salah satu faktor kegagalan suatu badan usaha dikarenakan salah penempatatan /salah memilih lokasi badan usaha tersebut . untuk industri yang bergerak dalam bidang jasa, hal ini harus benar – benar dipertimbangakn dengan baik karena badan usaha ini termasuk kedalam badan usaha yang letaknya dipengaruhi oleh factor – factor ekonomi. Dalam hal ini kafe kami dipengaruhi oleh pasar (konsumen).
    Berdasarkan hasil pengamatan kami dan juga tidak mau mengulang kesalahan dari para pendahulu, kami memutuskan untuk memilih lokasi kediaman restaurant kami di DKI Jakarta,yakni di daerah Jakarta selatan,tepatnya di kawasan kemang raya.
    Adapun beberapa alasan mengapa kami memilih kemang raya. Seperti yang kita ketahui kawasan kemang sekarang ini dapat di katakan sebagai one stop place (like the supermarket) disini kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan mulai dari restauran, hotel, gallery, mall, health center and office tower. Melihat berbagai macam mobilitas yang terjadi di kawasan ini kami merasa telah menjatuhkan pilihan di tempat yang benar, meskipun harus bersing dengan para competitor di kawasan yang sama pada khushusnya dan competitor yang akan bermunculan pada umumnya. Kami sangat yakin bahwa usaha yang telah kami pilih ini dapat menghadapi masalah – masalah yang ada di bisnis restaurant itu sendiri, lagipula siapa bilang pesaing adalah musuh abadimu,mereka adalah kreativitas yang tersimpan di alam bawah sadarmu mereka yag dapat menilai apakah bisnis yang kami jalankan ini layak atau tidak.

    E. ASPEK FINANSIAL DAN EKONOMIS
    1]. Data
    Untuk melengkapi kelayakan dari badan usaha yang menjadi obyek feasibility study ini kami juga melakukan beberapa riset yang menghasilkan data-data yang diolah menjadi informasi yang sangat membantu dalam penyusunan paper feasibility study itu sendiri. Data–data tersebut sebagian diambil dari internet dan sebagian lagi dari data riset yang kami lakukan.
    Untuk menentukan berapa jumlah pembeli potensial kami baik dalam keadaan sepi, sedang ataupun ramai kami mengambil datanya dari internet tepatnya dari Badan Pengkajian Statistik, sumber informasi kami yang lainya dapat dilihat di halaman daftar pustaka.

    2]. Jumlah calon pelanggan potensial
    Penduduk kota Jakarta (2006) sebanyak 8.389.443 juta jiwa.
    Estimasi calon pembeli potensial dari ;
    1. Executive di estimasikan sebanyak 40%x 8.389.443 = 3.355.777
    2. Keluarga di estimasikan sebanyak 30%x 8.389.443 = 2.516.832
    3. Pasangan di estimasikan sebanyak 15%x 8.389.443 = 1.257.967
    4. Event di estimasikan sebanyak 10%x 8.389.443 = 8.389.44
    5. Remaja di estimasikan sebanyak 5%x 8.389.443 = 4.194.72

    Perkiraan rata-rata calon pembeli :
    Keadaan ramai 80% x 8.388.992 = 6.711.193
    Keadaan sedang 55% x 8.388.992 = 4.613.945

    3]. Perkiraan modal :

    Estimasi Modal
    1. Gedung dan Tanah : Rp 200.000.000
    2. Peralatan dan Administrasi : Rp 37.900.000
    Peralatan Masak : Rp 3.500.000
    Peralatan Makan : Rp 2.400.000
    Komputer : Rp 12.000.000
    Meja Kursi : Rp 18.000.000
    Panggung permanen : Rp 2.000.000

    3. Operasional : Rp 384.000.000
    Gaji dan Upah : Rp 144.000.000
    Bahan makanan : Rp 240.000.000
    Lain-lain 10 % : Rp 62.100.000

    Total Modal : Rp 683.100.000

    Sumber Modal
    1. Sendiri : Rp 300.000.000
    2. Pinjaman : Rp 383.100.000
    Estimasi Modal Kembali
    Estimasi laba per menu dalam keadaan sedang : Rp 5.000,-
    Laba per tahun : Rp 5.000 x (75 orang x 30 hari x 12 bulan)
    : Rp 135.000.000

    Kembali Modal : Rp 683.100.000 : 5,6 tahun
    Rp 135.000.000

    KESIMPULAN

    Studi Kelayakan Bisnis sangat diperlukan untuk bisa menilai dan mengaplikasikan segala rencana yang telah tersusun. Akan tetapi perlu beberapa hal yang cukup urgen diperhatikan agar Studi Kelayakan Bisnis tersebut dapat berbobot dan mencakup banyak aspek, terutama dalam bidang bisnis kafe, yaitu :

    1. Aspek Pemasaran
    Membahas dari segi promosi di berbagai media cetak dan elektronik, segi marketing strategy yang memusatkan pada nuansa restaurant yang orienatal, segi saluran distribusi, serta pada segi proyeksi data pelanggan dan consumen.

    2. Aspek Manajemen
    Bisa dengan menerapkan manajemen melalui cara :
    – Memberikan harga promosi saat launching
    – Memberikan costumer satisfaction good
    – Menghadirkan suasana yang diharapkan para costumer
    – Menghadiakan menu – menu yang variatif, agar costumer tidak bosan
    – Mempromosikan product melalui media elektronik dan media cetak

    3. Aspek Teknik dan Teknologi
    Yaitu menyangkut :
    – Peralatan masak yang kami gunakan harus berkualitas dan higienis
    – Sistem administrasi computer dengan program MYOB Accounting
    – Sistem computer yang selalu mencatat setiap keluhan pelanggan

    4. Aspek Sumber Daya Alam
    Hal ini berkaitan dengan keselamatan lingkungan sekitar dari limbah dan segi AMDAL.

    5. Aspek Finansial dan ekonomis
    Menjelaskan tentang sumber dana dan bagaimana pengunaannya serta perkiraan modal kembali.

  49. nama : BENNY BUDIYANTO
    P.O :71.20.0.09.1900
    TINGKAT : 3A
    studi kelayakan bisnis foto copy

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Dewasa ini, perekonomian negara Indonesia menunjukkan kondisi yang kurang menggembirakan bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Tingginya angka inflasi nasional pada bulan April 2008 yang mencapai 4,01% dan di Surabaya yang mencapai 3,07 % dan isu kenaikan maupun kelangkaan harga BBM menjadi bukti adanya kurang kondusifnya kondisi perekonomian negara. Dalam kondisi yang seperti ini, masyarakat semakin terpuruk ketika harga kebutuhan beberapa bahan pokok mengalami peningkatan dan tidak lagi terjangkau yang juga tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.
    Bagi para pelaku usaha, kondisi yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimana daya beli masyarakat di sekitar sehingga bisa memunculkan permintaan dari beberapa penawaran yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila permintaan meningkat memungkinkan pasar menjadi potensial dan ketika kondisi permintaan menurun menyebabkan kondisi
    Pasar berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimana tingkat persaingan, daya beli masyarakat, dan hukum permintaan maupun penawaran itu terjadi pada kondisi yang demikian.

    Jenis Usaha
    Unit usaha ini diberi nama ANDA dikarenakan bergerak dalam usaha
    Nama organisasi : foto copy “ANDA”
    Jenis Organisasi : yang melakukan percetakan
    Pemilik : BAMBANG NURYANTO
    Alamat : Simo gunung 12
    Tlp : ( 031 ) 71444328

    BAB II
    TINJAUAN ASPEK
    2.1 ASPEK PEMASARAN
    A. Segmentasi, Targeting dan Positioning
    a. Segmentasi
    Yang menjadi segmen dari usaha foto copy adalah semua segmen pasar (umum)
    b. Targeting
    Yang menjadi target market adalah siswas-siswi smp kawung Surabaya pada khususnya dan masyarakat disekitarnya
    c. Positioning
    Kami ingin menciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen sebagai tempat foto copy yang berkualitas dengan harga yang pas.
    B. Permintaan
    Perkembangan permintaan saat ini
    Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan akan foto copy semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kepentingan masyarakat dan meminimalisasi biaya.
    C. Penawaran
    a. Perkembangan penawaran saat ini
    Perkembangan penawaran disektor usaha foto copy pada saat ini memang umum di lingkungan kampus. Hal tersebut disebabkan karena sektor usaha ini sudah dibidik secara serius. Oleh karena itu, agar usaha foto copy menjadi lebih baik maka perlu peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih bagi konsumen dengan cara mendiskon harga dengan ketentuan yang berlaku
    b. Prospek penawaran di masa yang akan datang
    Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha foto copy pada masa yang akan datang, maka perlu adanya penawaran produk yang memberikan nilai lebih dan manfaat bagi konsumen. Penawaran tersebut akan semakin variatif (lebih banyak produk yang ditawarkan dalam hal ini tidak dimiliki oleh pesaing) maupun lebih kompetitif (dilihat dari kualitas kertas dan hasil copy  harga dalam hal ini tidak terlalu diperhitungkan dikarenakan para pesaing juga melakukan banting harga) maka karena sudah ditunjang dengan perangkat teknologi informasi yang memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi atau sebatas bertukar informasi.
    D. Program Pemasaran
    a. Tingkat pelayanan
    Dalam usaha ini kami memberikan layanan yang memuaskan melalui layanan langsung,pemesanan dan tepat waktu pekerjaan .
    b. Penetapan harga
    Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha, dimana kami mencari keuntungan yang relative sehingga dapat menjalankan usaha secara kontinyu untuk meningkatkan pangsa pasar.

    2.2 ASPEK OPERASI
    A. Rencana Pengembangan
    a. Evaluasi lokasi
    Lokasi yang akan kami pilih untuk mendirikan bangunan sebagai tempat usaha foto copy adalah Dukuh kupang X Surabaya
    b. Sarana dan prasarana
    • Sarana yang akan kami gunakan untuk menunjang kegiatan usaha kami adalah dengan memanfatkan : Meja Kursi, Ruang Tunggu, Tempat parkir,
    • Sedangkan untuk prasarananya kami menggunakan bangunan seluas
    5 X 6 m2
    c. Bahan – bahan utama
    Bahan utama yang digunakan dalam menjalankan usaha foto copy antara lain :
    1. 3 buah mesin foto copy
    2. 2 buah mesin potong kertas
    3. berbagai jenis dan ukuran kertas
    4. Stapeles besar dan kecil berserta isi
    5. Isolasi berbagai ukuran
    6. berbagai warna mika
    e. Bangunan dan tata letak bangunan
    bangunan berdiri diatas tanah seluas 5 X 6 m2 dimana tempat parkir disediakan tanah seluas 5 X 2 m2
    f. Jadwal pelaksanaan
    Usaha foto copy akan mulai didirikan pada tanggal 1 Mei 2009 sampai tanggal 15 Juli 2008 untuk kegiatan pembangunan gedung, dan kegiatan operasional penjualan mulai lounching dan diperkenalkan ke masyarakat mulai tanggal 01 Agustus 2009.

    B. Rencana Pengoperasian Usaha
    a. Proses operasi usaha
    Proses operasi perusahaan meliputi rencana penjualan, rencana persediaan produk, penjadwalan pegawai dan penggajian, pengawasan kualitas, dan pengawasan biaya penjualan dan pemesanan.
    b. Kebutuhan bahan operasi
    Kebutuhan bahan operasi foto copy dikelola oleh pimpinan mengenai kebutuhan bahan operasi yang meliputi pendanaan, jumlah produk dan kegiatan pemasaran.
    c. Kegiatan perawatan mesin
    mesin foto copy yang digunakan mempunyai umur ekonomis selama 4 th.Kegiatan perawatan mesin kami menggunakan tenaga ahli mesin sesuai dengan mesin – mesin yang kami gunakan. Misalnya perawatan mesin copy,perawatan dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dengan menggunakan tenaga ahli dari mitra kerja kami.

    2.3 ASPEK SDM
    A. Struktur Organisasi

    Bagan organisasi tersebut di buat agar memudahkan mengenai kepemimpinan organisasi dan dalam pembagian pekerjaan sesuai dengan divisi masing – masing
    B. Jabatan dan uraian tugas
    Pemilik
    Berperan sebagai kasir dan sekaligus sebagai penaggung jawab opersional
    Karyawan
    Berperan sebagai pelaksana pengoperasian mesin foto copy sekaligus melayani konsumen
    C. JAM KERJA
    Toko foto copy “ ANDA “ menggunakan jam kerja hari senin s/d minggu dari jam 06:00 s/d 19:00

    C. Jumlah karyawan dan system penggajian
    Periode I = tahun 1 s/d tahun 3
    No Jabatan Jumlah Gaji/bulan Total gaji/th
    1 Pemilik
    Penanggung jawab 1 Rp 1.200.000 Rp 14,400,000

    2 Karyawan 3 Rp 750.000 Rp 27.000.000
    Total gaji Rp 3.450.000 Rp 41.400.000

    Total gaji selama 3 tahun untuk periode I :
    • total gaji per bulan = Rp 3.450.000,-
    • total gaji per tahun = Rp 3.450.000,- x 12 = Rp 41.400.000,-
    • total gaji selama 3 tahun = Rp 41.400.000,- x 3 = Rp 124.200.000,
    pada bulan pertama tahun ke 4 terdapat kenaikan gaji sebesar Rp 100.000.-
    Periode II = tahun 4 s/d 5
    No Jabatan Jumlah Gaji/bulan Total gaji/th
    1 Pemilik
    Penanggung jawab 1 Rp 1.300.000 Rp15.600.000
    2 Karyawan 3 Rp 850.000 Rp30.600.000
    Total gaji Rp 3.850.000 Rp 46.200.000

    • total gaji per bulan = Rp3.850.000,-
    • total gaji per tahun = Rp 3.850.000,- x 12 = Rp 46.200.000,-
    • total gaji tahun 4 = Rp 46.200.000,-
    jadi selama empat tahun pengeluaran gaji sebesar
    Rp 124.200.000, + Rp 46.200.000, = Rp 170.400.000,-

    BAB III
    ANALISA

    MARGIN LABA 20%
    Penerimaan ( cash in flow ) = Rp 450.000 X 30 = 13.500.000 X 12 th
    = Rp 162.000.000
    Rp 162.000.000 X 4 th = Rp 648.000.000

    Pengeluaran ( cash out flow )
    Seluruh pengeluaran selama periode 1 dan 2 th
    Kertas HVS A4 70 Gr (Rp. 23.000 X 50 rim) : Rp 1.150.000
    Kertas HVS Folio 60 Gr (Rp. 18.000 X 150 rim) : Rp 2.700.000
    Isolasi Jilid @ Rp. 8.000 X 10 : Rp. 80.000
    Tunner : Rp. 7.200.000
    Biaya Perawatan : Rp. 72.000.000
    1 Pimpinan Rp. 1.200.000 X 12 : Rp. 14 400.000
    3 Karyawan Rp. 750.000 X 3 X 12 : Rp. 27.000.000
    Biaya Listrik : Rp. 7.200.000
    Biaya telepon : Rp. 1.200.000
    PBB : Rp. 1.400.000
    TOTAL Rp. 134.330.000 x 2
    Rp 268.660.000
    Seluruh pengeluaran selama periode 3 dan 4 th
    Kertas HVS A4 70 Gr (Rp. 24.000 X 50 rim) : Rp. 1.200.000
    Kertas HVS Folio 60 Gr (Rp. 20.000 X 150 rim) : Rp 3.000.000
    Isolasi Jilid @ Rp. 8.500 X 10 : Rp. 85.000
    Tunner : Rp. 8.000.000
    Biaya Perawatan : Rp. 72.000.000
    1 Pimpinan Rp. 1.300.000 X 12 : Rp. 15.600.000
    3 Karyawan Rp. 850.000 X 3 X 12 : Rp. 30.600.000
    Biaya Listrik : Rp. 7.200.000
    Biaya telepon : Rp. 1.200.000
    PBB : Rp. 1.400.000
    TOTAL Rp. 140.285.000 x 2
    Rp 280.570.000

    Proyeksi Laba Rugi ( EAT )
    – Penjualan per tahun (Rp 450.000 x 30 hari x 12 bulan ) : Rp 162.000.000
    – Biaya Operasi : Rp (134.330.000)

    Laba/ Rugi : Rp.27.670.000
    – PPN 10% ( 10.975.000 x 10% ) : ( Rp. 2.767.000 )
    – PBB : ( Rp. 1.400.000 )
    Laba setelah pajak : Rp 23.503.000

    • PBP :
    Investasi
    PBP = arus kas in flow X 1 th

    400.000.000 x 1 th = 2,4 th
    162.000.000

    • NPV :
    NPV = Cash In Flow + Discon Factor ( 20 % )
    1
    CIF + ( 1 + i ) n

    162.000.000 + 1
    ( 1 + i ) 4

    • IRR :
    • ROI :

    No Pendapatan df PV
    1.
    2.
    3.
    4.
    Rp 134.330.000
    Rp 134.330.000
    Rp 140.285.000
    Rp 140.285.000 0,8333
    0,6944
    0,5787
    0,4822 Rp 111.937.189
    Rp 93.278.752
    Rp 81.182.929,5
    Rp 67.645.427

    TOTAL PV Rp 354.044.297,5

    NPV = total PV – Inv. Awal
    = Rp 354.044.297,5 -Rp 347,730,000

    = Rp 6.314.297,5

    Jika NPV > 0 Usulan proyek diterima ( Positif )

    BAB VII
    KESIMPULAN

    A. Kesimpulan
    Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha fotocopy mampu memberikan hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha foto copy pada masa yang akan datang Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan akan foto copy semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kepentingan masyarakat dan meminimalisasi biaya

    B. Saran
    Dalam menjalankan usaha fotocopy, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga kualitas hasil fotocopy yang baik.dan menjaga stabilitas stock kertas serta mencari segmen yang tepat.juga menentukan dalam harga pasar.

  50. NAMA : ULIANA
    NIM : PO.71.20.0.09.1967
    TINGKAT : III A
    M.K : KEWIRAUSAHAAN

    A. Latar Belakang

    Dewasa ini, perekonomian negara Indonesia menunjukkan kondisi yang kurangmenggembirakan bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Isu kenaikan maupun kelangkaanharga BBM menjadi bukti adanya kurang kondusifnya kondisi perekonomian negara. Dalamkondisi yang seperti ini, masyarakat semakin terpuruk ketika harga kebutuhan beberapabahan pokok mengalami peningkatan dan tidak lagi terjangkau yang juga tidak diimbangidengan meningkatnya pendapatan masyarakat.Di sektor pertanian, kondisi tersebut juga sangat dirasakan oleh para petani. Biayaoperasional yang tidak sebanding dengan harga jual hasil pertanian membuat lesu sektorini. Oleh karena itu, dengan mengacu pada kondisi perekonomian yang kurang kondusif dantidak berpihak pada perekonomian rakyat, menuntut masyarakat untuk mempunyai dayasaing dan keahlian tertentu untuk meningkatkan derajat hidupnya sebagai bekal dalamkehidupan sehari – hari.Bagi para pelaku usaha, kondisi yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimanadaya beli masyarakat di sekitar sehingga bisa memunculkan permintaan dari beberapapenawaran yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila permintaan meningkat memungkinkanpasar menjadi potensial dan ketika kondisi permintaan menurun menyebabkan kondisipasar berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Yang perlu diperhatikan adalahmengenai bagaiman tingkat persaingan, daya beli masyarakat, dan hukum permintaanmaupun penawaran itu terjadi pada kondisi yang demikian.

    B.Gambaran Umum Potensi Usaha
    Kalau kita mencermati secara lebih mendetail mengenai kondisi perekonomian negarayang kurang stabil, maka apabila kita memposisikan diri sebagai pelaku usaha, maka yangakan telintas pertama kali di benak kita adalah mengenai bagaiman menciptakan sebuahunit usaha bisnis yang prospektif dan menguntungkan dalam jangka pendek dan jangkapanjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran yang kedua adalah denganmodal yang pas – pasan, produk apa yang akan kita produksi sehingga memunculkanpermintaan pasar dan dapat memberikan keuntungan bagi kita. Kiranya pemikiran tersebutpantas muncul ketika kita semua terhimpit pada kondisi ekonomi yang sulit.Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan analisis mengenai hal – hal yang potensialuntuk melakukan usaha agar mampu memberikan manfaat ekonomi bagi kita.. Salah satubentuk usaha bisnis yang bisa dijalankan adalah dengan mendirikan toko sayuran.

    C. Gambaran Umum Industri
    Persaingan dalan usaha penjualan ini memang sudah kompetitif. Banyak sekali kitajumpai beberapa toko sayur, baik sekala besar ataupun skala kecil, baik itu dilakukan ditoko, kios, outlet, atau tempat berjualan lain seperti di pasar, swalayan, maupun pusatperbelanjaan modern. Untuk dapat bersaing dalam usaha yang bersangkutan, salah satucara yang dilakukan adalah dengan melakukan pemilihan segmen yang tepat, potensial danbelum banyak digarap oleh pihak lain, kemudian menawarkan beberapa keunggulan dannilai lebih bagi konsumen yang menjadi segmen usaha kita

    PROFIL PERUSAHAAN:
    1.Nama Perusahaan : VEGAN SHOP
    2.Bidang Usaha : perdagangan
    3.Jenis Produk : sayur-sayuran
    4.Alamat Perusahaan : jalan Kalimantan, jember

    VEGAN SHOP
    merupakan suatu usaha kecil di bidang perdagangan. Usaha ini mejual berbagaivariasi sayur-sayuran dan pelengkap bumbu dapur, dan berbagai kebutuhan masak lainnya.Agar dapat mempromosikan sayuran dan perlindungan lingkungan lebih lanjut, serta untuklebih memudahkan bagi orang-orang untuk memperoleh bahan vegetarian.Bisnis ini layakdikembangan dengan pertimbangan analisis dari berbagai aspek:

    1. ASPEK PASAR
    Pengakajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yangberhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan proyektersebut. Pada dasarnya analisis aspek pasar bertujuan untuk mengetahui berapabesar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market share dari produk yangbersangkutan. Agar dapat mempromosikan sayuran dan perlindungan lingkungan lebihlanjut, serta untuk lebih memudahkan bagi orang-orang untuk memperoleh bahan vegetarian.
    Dalam hal ini, memang sudah umum sekali dilakukan bagi mereka yangpandai memasak dan mengembangkannya dalam dunia kuliner. Produk yang dijualmemiliki kisaran harga yang relatif murah, sehingga dapat dijangkau oleh semuakalangan masyarakat baik kalangan bawah maupun kalangan menengah ke atas.

    Analisis SWOT:
    a. Kekuatan (Stregth)
    – Pertama, bidang usaha ini tidak membutuhkan modal yang besar. Hal inidikarenakan tidak menggunakan atau tidak membutuhkan peralatan dan mesinuntuk proses produksi.
    – Kedua, bahan baku di peroleh langsung dari disrtibutor pasar, dalam keadaansegar dan baru.
    – Ketiga, sayuran yang djual dengan harga yang terjangkau dan dapat dijangkauoleh masyarakat luas.
    b. Kelemahan (Weakness)
    – Pertama, membuka usaha dibidang yang baru tidaklah mudah. Memerlukanstrategi yang baik dalam memperkenalkan produk yang akan dipasarkan.
    – Kedua, biasanya perusahaannya berbentuk perusahaan perseorangan, sehinggapengelolaan manajemennya masih bersifat tradisional dan sederhana.
    – Ketiga, sarana dan prasarana yang digunakan relatif sederhana, karena lebihbanyak menggunakan tenaga manusia. Sehingga tidak bisa memproduksi barangdengan jumlah banyak dalam waktu yang singkat.
    – Keempat, kualitas sumber daya manusia relatif rendah, sehingga sulit untukmengembangkan kreatifitas individu.
    – Kelima, stok sayuran yang tidak tahan lama, sehingga persediaan harus segerahabis.
    c. Kesempatan (Opportunity)
    – Pertama, adanya kesempatan berusaha tanpa persaingan dalam hal membuatbisnis seperti ini dikarenakan pesaing kami adalah mlijo pada pagi hari dan kamimembuka bisnis ini hingga malam hari.
    – Disamping itu harga yang kami tawarkan relatif murah dibanding toko yanglain,seperti hypermart ataupun carrefur. Sehingga kesempatan bisnis ini cukupmenguntungkan.
    d. Ancaman (Threaths)
    – Pertama, munculnya pesaing-pesaing baru. Banyak dari program kami akandirancang untuk membangun loyalitas pelanggan, dan kami berharap bahwa kualitas layanan kami dan atas skala Suasana tidak akan dengan mudahdigandakan.
    – Kedua, menurunnya daya beli masyarakat akibat krisis global.menyadari ancamanini dan akan terus memantau harga untuk tetap memberikan sesuatu yangmenarik untuk pelanggan.
    – Ketiga, konsumen yang tidak dapat menerima produk kami dari segi hargamaupun tempat yang mungkin jauh dari jangkauan

    Segmentasi, Target, dan Posisi Produk
    a.Segmentasi
    Yang menjadi segmen dari usaha Vegan adalah segmen menengah dan menegahkebawah
    b.TargetYang menjadi target market adalah mahasiswa, Ibu rumah tangga, eksekutif muda.
    c.PosisiKami ingin menciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen sebagaiToko yang menyediakan berbagai sayuran terlengkap, nyaman, menjual sayurdengan kualitas yang baik dan harga yang pas untuk masyarakat banyak.

    2. ASPEK PEMASARAN
    Pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan menjual barang ataujasa yang diproduksi perusahaan kepasar. Oleh karena itu aspek ini bertanggung jawabmenentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih.
     Perilaku Konsumen
    Konsumen mengunjungi tempat usaha kami setelah memperolehinformasi dari brosur-brosur yang kami sebarkan di tempat umum danmemasang spanduk diberbagai tempat keramaian. Pada umumnya setelahkonsumen mengunjungi tempat kami, mereka akan menganjak teman dankerabatnya untuk mengunjungi tempat usaha kami.

     Kepuasan Konsumen
    Untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, kami akanmemberikan layanan yang terbaik kepada konsumen berupa keramahtamahan pelayan, diskon selama masa promosi, dan penggantian produk apabila produkyang kita jual tidak layak konsumsi.
     Analisis Persaingan
    Sejauh ini, kami memiliki pesaing yaitu mlijo yang biasa menjualdagangannya keliling pada pagi hari dan warung – warung sayur yang harganyajuga terjangkau bagi masyarakat sekitarnya, serta supermarket yangmenyediakan sayuran. Tapi kelebihan dari Vegan adalah kami membuka tokodari pagi hari hingga malam, dan kebanyakan mlijo hanya berjualan hinggasiang hari. Sehingga para customer dapat berbelanja kapan saja sesuaikebutuhan mereka.Sasaran para pesaing kami pada umumnya ditujukan pada masyarakatmenengah. Sedangkan produk kami ditujukan pada konsumen semuagolongan, terutama mahasiswa. Sehingga konsumen menengah ke bawahdapat menjangkau produk yang kami dagangkan.

     Faktor Produk (product)
    Uraikan ciri-ciri produk : menjual sayur dan kelengkapannya dalamkemasan, dapat diperoleh secara eceran atau per biji, atau kuantitas per kilogram

    Spesifikasi produk:
    Tomat , Daun prei , Labu, Bawang merah , Wortel , Kentang, Bawang putih , Bayam , Kecambah, Bawang Bombay , Kacang panjang , Genjer, Daun bawang , Buncis , Kangkung , Cabe merah , Kembang kol , Terong , Cabe rawit , Cabe hijau Tahu , Rempah-rempah , Sawi , Tempe , Jamur, Terong dll.

     Faktor Harga (Price)
    Harga yang ditawarkan relatif terjangkau. Penentuan harga berdasarkanpermintaan penawaran yang ada di pasar.

     Faktor Distribusi (Place)
    Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan tempat usaha:
    – Letak strategis : lokasi yang dipilih berada di dekat pusat keramaian. Dekatdengan perkantoran, sekolah dan kampus. Sehingga konsumen potensialcukup tinggi.
    – Mobilitas lancar : lokasi dapat diakses dengan cepat karena transportasicepat dan lancar.
    – Kondisi lingkungan kondusif
    – Bahan baku dan tenaga kerja mudah didapat.

     Faktor Promosi (Promotion)
    Langkah- langkah promosi yang akan kami lakukan diantaranya adalahsebagai berikut:
    – Pembagian selebaran dikawasan kampus, sekolah-sekolah danperkantoran
    – Pemberian diskon selama seminggu pada saat pertama kali dibuka
    – Potongan khusus untuk pembelian sejumlah Rp 100.000,00 sebesar 5%
    Promosi produk melalui internet
    – Bekerja sama dengan percetakan untuk pemasangan spanduk promosi
    3. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

    1. Pemilihan Strategi Poduksi
    Berhubung Usaha yang kami jalankan bergerak dibidang pengolahanmakanan dan minuman, strategi yang kami gunakan adalah menggunakan sistem prosescosting dalam memproduksi makanan dan minuman yang kami tawarkan. Alasan kami memilih proses costing adalah dikarenakan usaha ini terus berproduksi tanpa harusmenunggu adanya pesanan dari pelanggan. Disamping itu usaha ini direncanakan akanberoperasi setiap hari, sehingga proses produksinya dilakukan secara rutin..
    Produk yang dipasarkan atau dijual hendaknya produk yang sesuai dengankebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dengan demikian maka konsumenmerasa puas. Hanya dengan kepuasan konsumen itulah perusahaan akan mendapatkeuntungan. Sebaliknya, apabila konsumen tidak merasa puas dengan produk yangdibelinya maka mereka akan meninggalkan perusahaan kita dan kita akan kehilanganpelanggan serta akhirnya kita akan menderita kerugian. Jadi kepuasan konsumenmenjadi dasar utama perencanaan strategi produksi.

    2. Pemilihan dan Perencanaan Produk yang akan Diproduksi
    Produk yang akan kami pilih berupa sayur mayur yang fresh dan bersih,selainitu kami akan menjual sayuran organik. Disamping itu,produk yang akan kami pasarkantidak hanyalah sayuran saja,tetapi adapula bumbu dapur serta berbagai macam produksebagai bahan pelengkap masakan. Sehingga para customer dapat membeli apa sajayang mereka butuhkan.

    3. Pemilihan Teknologi
    Kemajuan teknologi hendaknya membawa efisiensi yang tinggi sekaligusmenghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Akan tetapi selain keuntungan-keuntunganjuga terdapat kelemahan-kelemahan atas perkembangan teknologi, misalnya, teknologitersebut belum tentu cocok dengan lingkungan internal perusahaan maupun lingkunganeksternalnya.
    Saat customer datang,kita haruslah memberikan keramahan dalam sambutannya.Kemudian customer bisa langsung mengambil produk yang mereka pilih. Setelah itubelanjaan akan dibawa ke kasir kemudian harga produk tersebut akan diestimasi, kemudian ditentukan harganya. Terkadangakan mengalami antrian customer yang inginmembayar belanjaan yang sudah diambilnya. Maka digunakanlah mesin Kasir/ Cashregister adalah suatu peralatan mekanik maupun elektronik untuk menghitung danmencatat transaksi penjualan yang biasanya terintegrasi secara modul dengan laci (cashdrawer) untuk menyimpan sejumlah mata uang.Cash register umumnya jugamengeluarkan hasil cetak (print) dari struk penjualan (receipt) untuk pelanggan. Ini adakesamaan dengan ink barcode machine maupun barcode machine product lain yangtentunya membantu kerja pegawai yang menggunakannya. Kita juga menggunaka mediakomputer sebagai pengganti mesin kasir dengan fungsi yang sama.

    4. Rencana Kapasitas penjualan
    Dalam bisnis ini kapasitas produk yang kan kami pasarkan tidaklah menentu,karenakami melihat dari permintaan pasar tiap harinya.

    5. Rencana kualitas
    Bungkus Atau Kemasan Produk :
    Pengemasan design paperbag ataupaper bags custom pembelian barang carry baguntuk pelanggan. Kemasan kantong belanja terbuat dari kertas yang lebih ramahlingkungan karena dapat membaur dengan sampah lainya. Maka kami memilih kertaskraft untuk harga murah dengan kekuatan yang bagus, tetapi penampilan bisa tetapbagus, bahkan menimbulkan kesan ramah lingkungan karena ketas kraft adalah kertashasil daur ulang. Kertas kraft cukup dicetak satu warna saja, hasilnya sudah bagus dan kuat.

    6. Manajemen persediaan
    Untuk memperoleh persediaan, kita membeli langung dari pasar besar di kotajember dan dalam keadaan segar. Kami memilih sayur yang bagus serta melakukantawar menawar harga, sehingga harga yang dibeli lebih murah dan laba yang diperolehakan semakin besar pula. Selain itu, persediaan dapat diperoleh dari distributorlangsung. Penyimpanan bahan tersebut, kami letakkan ditempat yang tidak terkenacahaya matahari secara langsung agar bahan-bahan tersebut tetap dalam kondisi yangbaik.

    7. Jenis teknilogi
    Kami mulai dengan menerapkan teknologi yang paling mendasar yang dapatmembuat proses operasional lebih efisien dan efektif secara bertahap:
    – Tahap komunikasi:Memiliki jaringan telepon sudah menjadi suatu keharusanbagi suatu unit usaha, baik itu telepon biasa maupun telepon seluler agarkonsumen mudah menghubungi kita dan sebaliknya kita mudah menghubungikonsumen, pemasok dan distributor.
    -Tahap Teknologi Informasi:Komputer dengan perangkat lunak sederhana akanmemudahkan tugas tugas kantor seperti menulis surat, mencetak surat,menyiapkan proposal, menyimpan data perusahaan seperti data penjualan,akunting dan keuangan, mengelola data karyawan dan lain-lain.
    Menerapkan teknologi di dalam perusahaan memerlukan biaya yang tidak sedikitdan belum tentu memberikan manfaat yang kita inginkan jika kita tidak mengerti apadan untuk apa jenis teknologi yang kita perlukan. Jika kita mengerti jenis teknologi yang kita perlukan maka teknologi dapat menjadi sarana percepatan usaha Anda danmembuka banyak peluang.

    8. Pengawasan kualitas produk
    Pengawasan dalam produksi produk kami lakukan secara langsung. Hal inidikarenakan kami memproduksi dalam jumlah kecil sehingga pengwasan mudahdilakukan dan dengan adanya pengawasan secara langsung diharapkan dapat menjagakualitas produk yang dihasilkan.

    9. Peralatan dan mesin
    Faktor-faktor teknis toko kami dari mulai mengurus perijinan hingga operasionaltidak terlalu rumit. Begitu juga peralatan pendukung usaha perdagangan cukupsederhana, mulai dari kalkulator, mesin hitung atau mesin registred hingga perangkatkomputer yang bisa memantau stok dan arus keluar masuk barang, serta memonitorcash flow toko bahan bangunan tersebut setiap saat, telepon hingga AC untukkenyamanan ruangan

    4. ASPEK MANAJEMEN DAN SDM
    Dalam menjalankan bisnisnya, maka VEGAN SHOP membutuhkan beberapa tenaga kerja agar dapat beroperasi. Oleh karena itu manajemen atau pemilik VEGAN HOUSE Telah menyusun suatu struktur organisasi yang diharapkan dapat menunjang bisnis yang sedangyang terlibat dalam bisnis kreatif ini dibagi atas dua bagian:
    a.Manajemen pembangunan proyek
    Pembangunan usaha ini membutuhkan seseorang yang bertanggung jawab untukmelaksanakan pengawasan terhadap pembangunan. Tanggung jawab manajemenproyek adalah :
    – Mengkoordinasi proses renovasi dan penataan VEGAN HOUSE Pemasangansaluran telepon
    – Waktu penyelesaian penataan adalah 1 minggu
    – Perekrutan tenaga kerja untuk operasional yang terdiri dari : 2 orang tenaga administrasi yang berperan sebagai kasir secara bergantiansesuai jadwal kerja mereka., 1 orang yang berperan sebagai driver pada saat pembelanjaan produk.

    Jabatan JumlahPersonil PendidikanTerakhir

    Pemilik
    3 S1

    Tenaga administrasi/kasir 2 Min SMA
    Driver
    1 Min SMA

    b. Manajemen operasional bisnis
    Dibagian ini manajemen bertugas sebagai pengawas dan pelaksana jalannyaoperasional perusahaan. Tugas dari manajemen yaitu:
    Membuat perencanaan, strategi, dan kebijakan yang menyangkut operasionalperusahaan
    Menyusun anggaran perusahaan dan program kerja
    Memegang kendali atas keputusan penting yang bersifat umum atau berkaitandengan masalah regulasi dan finansial
    Bertanggung jawab dalam memajukan usaha
    Menangani hubungan eksternal dengan pihak lain
    Meningkatkan penjualan, mengatur persediaan barang serta mengontrol biayaproduksi dan tenaga kerja
    Memanage laporan keuangan harian, mingguan dan per periode akuntansi
    Memastikan bahan-bahan untuk produksi sesuai dengan yang sudah dipesandan tidak mengalami kekurangan persediaan
    Meneliti dan mengembangkan produk-produk yang memiliki peluang besaruntuk dapat diterima di pasar
    Secara efektif mengkomunikasikan informasi produk baru kepada pelanggan

    5. ASPEK LINGKUNGAN
    1. AMDAL
    Apabila ada beberapa sayuran yang tidak terjual, makan sayuran tersebut akanmembusuk. Kemudian sayur yang hampir membusuk tersebut dapat di olah kembalimenjai pupuk kompos. Dan dapat di gunakan oleh petani lokal

    2. Aspek sosial
    – Mengurangi angka pengangguran , dengan adanya bisnis ini akan membuka peluang lapangan pekerjaan yang akan mengurangi angka pengangguran.
    – Adanya peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para karyawan.
    – Menambah pendapatan untuk petani dan distributorAdanya bisnis ini mampu menambah pendapatan mereka melalui penjualan panenkepada pasar.
    – Menambah pemasukan untuk pemerintah dalam hal pajakBerdirinya suatu bidang usaha secara otomatis akan menambah pendapatan bagi Pemerintah Daerah dalam hal perpajakan.
    – Peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi sayuran yang berkualitas

    3.Aspek politik
    Aspek politik jelaslah sangat berpengaruh terutamadalam suasana pestademokrasi, Pergantian kepemerintahan jelaslah berganti pula kebijakannya.Harapan kami adalah semakin besarnya perhatiaan pemerintah jika terjadipergantiaan kepemerintahaan karena usaha kecil dan menengah ini sangat butuhsekali bantuan dari pemerintah. Selain pada kebijakan pemerintah hambatan yangmungkin kami hadapi adalah adanya situasi yang kurang kondusif saat kampanyesehingga jelas akan mempengaruhi harga dan proses penjualan kami.Selain itu, Menambah pemasukan untuk pemerintah dalam hal pajak.Berdirinya suatu bidang usaha secara otomatis akan menambah pendapatan bagiPemerintah Daerah Jember dalam hal perpajakan.

    Dampak terhadap industri lain :
    -Bagi usaha yang sejenis tentunya akan berdampak pada meningkatnyapersaingan.
    -Bagi petani lokal akan berupaya untuk meningkatkan kualitas produksinya.

    4.Hambatan
    -Faktor kritis usaha ini adalah ketersediaan dan kontinuitas bahanbaku, dimana bila terjadi kegagalan panen pasokan persediaan bahan bakukhususnya sayur tidak akan cukup. Oleh karena itu pengusaha harus mendatangkanpersediaan berbagai distributor daerah lain.
    -Kualitas dari sayuran petani lokal dinilai kurang baik bagi para customer yangmenginginkan sayuran bagus dengan harga yang murah pula.
    -Faktor cuaca buruk yang menggangu produksi petani dan dan menghambat jalurdistribusi pada usaha kami.
    -Harga beli dikuasai oleh pemasok.Bila pasokan berhenti maka perusahaan dalam masalah karena tidak ada alternatif dari pemasok lain.
    -Kurangnya modal perusahaan untuk kontinuitas usaha, karena modal merupakanfaktor utama dalam usaha dagang kami.

    6. ASPEK KEUANGAN
    SUMBER DANA
    Sumber dana untuk mendirikan usaha ini berasal dari pinjaman Bank sebesar Rp 20.000.000 dengan bunga 6% setahun dan Rp 10.000.000 modal sendiri.

    ANALISIS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN VEGAN SHOP

    Investasi:
    Peralatan
    1.Komputer 1 unit Rp. 4.000.000
    2.Telepon 1 buah Rp. 150.000
    3.Kursi dan meja 5 buah meja, 2 kursi Rp.2.000.000
    4.Rak Pendingin 1 buah Rp. 1.200.000
    5.AC 1 buah Rp.2.000.000
    6.Keranjang belanjaan 10 buah Rp. 120.000
    7.Timbangan 1 buah Rp.250.000
    8.Kendaraan 1 unit Rp. 5.000.000
    Jumlah total Rp. 15.220.000

    Perlengkapan
    1.Keset 1 buah Rp. 50.000
    2.Nampan 20 buah @ Rp. 10.000 Rp.200.000
    3.Sapu 1 buah Rp. 13.000
    4.Serbet 3 buah @Rp. 5.000 Rp. 15.000
    5 Pel 1 buah Rp. 50.000
    6.Vas bunga 2 buah @ Rp. 100.000 Rp.200.000
    7.Tempat sampah 1 buah Rp. 50.000
    Jumlah.. Rp. 578.000
    Total investasi Rp. 15.798.000

    Biaya Produksi 1 bulan pertama:
    1. Sewa Bangunan Rp. 850.000
    2.Biaya transport/bensin Rp. 150.000
    3.Biaya Listrik dan Telpon Rp.200.000
    4.Biaya Tenaga Kerja:
    – 2 orang tenaga administrasi @400.000 Rp. 800.000
    – 1 orang driver Rp. 300.000
    5.Biaya Bahan Produksi Rp. 7.200.000
    6.Paperbag @500 x20 x30 Rp. 300.000
    7.Dana Cadangan Rp.200.000
    8.Biaya promosi Rp. 400.000
    Jumlah Rp. 10.400.000

    Harga jual barang dagang
    Pendapatan per hari Rp.20.000 X20 X30 =Rp. 3.000.000
    Omset pendapatan perbulanRp 12.000.000  Rp 10.400.000=Rp. 1.600.000

    7. ASPEK HUKUM
    1.Bentuk badan usaha
    Usaha toko Vegan berbentuk usaha perorangan dan usaha dagangdengan skala usaha mikro dan kecil. Di dalam operasionalnya sebuah perusahaaan perorangan melibatkan banyak orang. Orang-orang tersebut merupakan pekerja atau buruh,sedangkan pengusaha atau pemilik perusahaan tetap jumlahnya tunggal. Artinya, yangbertanggung jawab, menanggung risiko, dan menikmati keuntungan hanya satu orangsaja, sedangkan yang lainnya adalah orang yang bekerja di bawah pimpinan pengusahadengan menerima upah.
    Karena belum diatur dalam undang-undang, maka tata cara pendirian usahadagang ini cukup sederhana. Tidak ada keharusan untuk membuat dalam bentuktertulis dengan akta notaris. Dalam hal ini diserahkan kepada pengusaha itu untukmenentukannya sendiri apakah cukup didirikan secara lisan, dengan akta di bawahtangan, atau dengan akta notaris (akta otentik). Walaupun demikian, dalam praktekusaha dagang seringkali didirikan dengan membuat akta notaris. Pendirian denganakta notaris ini memang lebih baik untuk kepentingan pembuktian.

    2.Lokasi bisnis
    Evaluasi lokasi
    Lokasi yang akan kami pilih untuk mendirikan bangunan sebagai tempat usaha Toko Vegan adalah di Jalan Kalimnatan, Jember
    Waktu pelaksanaan bisnis
    Usaha toko Vegan akan mulai didirikan pada tanggal 1 November dan kegiatan operasional penjualan mulai lounching dan diperkenalkan kemasyarakat mulai tanggal 01 Desember 2010.

    3.Cara pelaksanaan bisnisa. Proses operasi usaha
    Proses operasi perusahaan meliputi rencana penjualan, rencanapersediaan produk, penjadwalan pegawai dan penggajian, pengawasankualitas, dan pengawasan biaya penjualan dan pemesanan. b. Kebutuhan bahan operasiKebutuhan bahan operasi Toko Vegan dikelola oleh masing masingdepartemen dan nantinya dikoordinasikan dengan pimpinan mengenaikebutuhn bahan operasi yang meliputi pendanaan, jumlah produk dankegiatan kemasaran.

  51. Nama : Nurul Hidayati
    Nim : PO.71.20.0.09.1942
    Kelas : III A

    ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN RUMAH POTONG HEWAN
    (RPH) DI SANGATTA, KABUPATEN KUTAI TIMUR

    1. Analisis Fisik dan Lingkungan Lokasi RPH
    Lokasi pembangunan RPH di wilayah Kota Sangatta, Kabupaten Kutai
    Timur belum dapat ditentukan secara pasti oleh pemerintah daerah setempat.
    Namun, pemilihan lokasi tetap melibatkan pertimbangan tentang potensi sarana
    dan prasarana pendukung serta kedekatan dengan pusat Kota Sangatta sebagai
    ibukota Kabupaten Kutai Timur. Berdasarkan pertimbangan tersebut alternatif
    lokasi RPH berada di wilayah Kecamatan Muara Wahau dan Kecamatan
    Bengalon. Kedua kecamatan tersebut dipilih karena kesediaan lahan yang cukup
    luas, jarak dengan pusat Kota Sangatta relatif dekat. Di samping itu, kedua
    kecamatan tersebut merupakan sentra peternakan sapi.
    Sesuai hasil pengamatan, lokasi RPH direncanakan berada di Kecamatan
    Muara Wahau yang berada di ketinggian antara 22 sampai dengan 1.295 dpl,
    dengan kemiringan lereng bervariasi mulai sedang (kemiringan 10 hingga 30
    persen) hingga curam (kemiringan > 30 persen). Pada lereng yang datar sampai
    berombak, proses pengolahan tanah relatif mudah jika dibandingkan dengan
    pengolahan tanah pada lereng yang terjal atau berbukit. Sedangkan pilihan
    lokasi di Kecamatan Bengalon berada pada ketinggian 2 hingga 471 dpl. Seperti
    halnya kondisi di Kecamatan Muara Wahau kemiringan tanah bervariasi dari
    pola lereng sedang hingga yang curam. Berdasarkan standar yang ada (Maberry,
    1972) untuk bangunan berstruktur masih dapat dibangun pada lahan dengan
    kemiringan maksimal 30 persen. Dalam mengukur kemampuan lahan berkenaan
    dengan rencana pembangunan sarana RPH, unsur topografi adalah faktor
    penting, sebab kondisinya menunjukkan kestabilan lereng, bentuk morfologi
    daratan, menentukan arah drainase dan sebagai indikator daerah rawan erosi.
    Memperhatikan bentuk topografi demikian, pemanfaatan dan pengolahan
    tanah untuk pembangunan RPH di Kecamatan Muara Wahau atau di Kecamatan
    Bengalon dapat menggunakan sistem/metoda terasering. Tujuannya adalah
    memanfaatkan kondisi topografi yang ada dengan prioritas bangunan
    induk/utama RPH berada pada lahan yang memiliki kemiringan lahan 10 hingga
    30 persen. Untuk kondisi topografi yang berbukit atau bertangga sangat ideal
    untuk pengembangan utilitas seperti pengaliran air bersih, pengaliran air hujan,
    pengaliran air kotor/limbah pemotongan dan hal-hal lainnya yang
    memanfaatkan gravitasi bumi untuk melancarkan aliran air karena tidak akan
    membutuhkan biaya yang relatif besar. Aspek geologi merupakan salah satu
    faktor penentu lainnya dalam mengukur kemampuan fisik lahan untuk
    mendukung bangunan di atasnya, berdasarkan kriteria kondisi geologi yang
    berlaku umum.
    Lahan di Kecamatan Muara Wahau dan Kecamatan Bengalon memiliki
    struktur geologis berupa endapan batuan gunung berapi muda. Jenis batuan ini
    memiliki daya dukung yang cukup baik untuk mendukung bangunan-bangunan
    13
    permanen secara horizontal. Jenis tanah yang ada di sebagian besar wilayah
    Kabupaten Kutai Timur termasuk di Kecamatan Muara Wahau dan Kecamatan
    Bengalon adalah alluvial. Ditinjau dari segi daya dukung tanah terhadap
    bangunan, jenis tanah ini cukup baik dipakai untuk wilayah terbangun, karena
    tidak memerlukan pondasi yang khusus. Berdasarkan hal tersebut, maka lahan
    yang di wilayah Kabupaten Kutai Timur khususnya Kecamatan Muara Wahau
    dan Kecamatan Bengalon ditinjau dari aspek geologi dan jenis tanahnya
    memenuhi persyaratan dan mendukung kegiatan pembangunan fisik RPH.
    Kondisi hidrologi lokasi RPH di Kecamatan Muara Wahau ataupun di
    Kecamatan Bengalon dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu air permukaan dan
    air tanah. Untuk air tanah, analisis hidrologi dilakukan untuk mengetahui
    besarnya kandungan air tanah yang ada dan kekuatan tanah yang akan
    digunakan sebagai dasar pendirian berbagai jenis bangunan. Permukaan debit air
    tanah di lokasi RPH sebaiknya adalah 1 hingga 3 liter/detik dengan kedalaman
    kurang lebih 100 meter dan memiliki kualitas cukup baik (tidak terasa dan tidak
    berbau). Berdasarkan hal tersebut, maka dari ketersediaan air tanah untuk
    keperluan operasional RPH tidak terdapat hambatan.
    Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Kutai Timur dapat dikategorikan
    relatif kering, ini disebabkan karena curah hujan rata-rata di Kutai Timur sedang
    yaitu dalam setahun antara 2.000 mm sampai 4.000 mm, temparatur rata-rata per
    tahun antara 27 – 30°C dengan kelembaban udara relatif tinggi. Kondisi seperti
    ini mengharuskan komposisi bangunan pada landasan ketinggian yang cukup
    agar terdapat sirkulasi udara yang baik untuk kenyamanan ruangan tempat
    bekerja.
    Vegetasi yang tumbuh di lokasi RPH, dimaksudkan dalam kaitannya
    dengan upaya pengendalian erosi dan peredam bau yang berasal dari lokasi
    RPH. Lebih lanjut, keberadaan vegetasi juga berguna sebagai makanan bagi
    ternak sapi apabila RPH dipadukan dengan areal penggemukan ternak. Jenis
    tanaman yang diharapkan dapat mendukung lingkungan di lokasi RPH adalah
    tanaman penutup yang dapat mencegah terlepasnya agregat tanah dan tanaman
    keras untuk mencegah terjadinya longsor serta berfungsi juga sebagai barrier
    pencemaran udara dari RPH ke lingkungan sekitarnya. Jenis vegetasi tertentu
    juga berfungi sebagai buffer zone kegiatan RPH adalah jenis tanaman perdu dan
    pembatas, termasuk tanaman keras, semak belukar dan kebun campuran.
    Status tanah di wilayah Kecamatan Muara Wahau dan Kecamatan
    Bengalon khususnya dan Sangatta pada umumnya adalah tanah adat/ulayat,
    milik masyarakat, tanah konsensi dengan perusahaan pertambangan, maupun
    tanah konservasi. Agar dikemudian hari masalah status tanah tidak menjadi
    hambatan bagi perkembangan RPH maka perlu adanya kejelasan masalah status
    tanah tersebut. Di samping itu pula Pemerintah Kabupaten Kutai Timur perlu
    mencermati secara jelas peruntukan tanah tersebut.
    14
    Kebutuhan air bersih untuk keperluan operasional RPH maupun untuk
    kepentingan lainnya pada saat ini belum dapat dilayani melalui jaringan pipa
    PDAM. Untuk jangka waktu kedepan, pemerintah daerah perlu mencari sumber
    air alternatif untuk menggulangi ketergantungan kepada pasokan air PDAM.
    Kapasitas terpasang tenaga listrik milik PLN di Kota Sangatta saat ini
    hanya bisa memproduksi listrik sekitar 40.000.000 kwh dan hanya cukup untuk
    memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk mengantisipasi kondisi ini maka
    pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan pihak swasta harus membangun
    sumber enerji baru untuk operasional RPH. Jaringan telepon di wilayah
    Kabupaten Kutai Timur sudah cukup luas, sehingga ketersediaan jaringan
    telepon tidak menjadi masalah, termasuk di Kecamatan Muara Wahau dan
    Kecamatan Bengalon. Akses jalan menuju lokasi pembangunan RPH relatif
    dalam kondisi baik, tetapi harus ada perbaikan karena kondisi jalan saat ini
    sudah mulai rusak dan berlubang.
    Aspek lingkungan hidup sangat diperlukan pula untuk dianalisis
    kelayakannya, dalam hal ini mengacu pada analisis AMDAL (Analisis
    Mengenai Dampak Lingkungan). AMDAL perlu dilakukan dengan alasan antara
    lain :
    1). UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
    2). Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 555/kpts/TN/240/1986 tentang
    Syarat-syarat RPH dan Usaha Pemotongan Hewan
    3). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1983 tentang
    Kesehatan Masyarakat Veteriner.
    Berdasarkan ketiga ketentuan hukum tersebut dan tipe RPH yang akan
    dikembangkan, maka pendirian RPH wajib memenuhi AMDAL. Hal ini
    bertujuan agar para pemilik proyek memperhatikan kualitas lingkungan dan
    tidak hanya mengkalkulasi keuntungan ekonomis proyek saja tetapi
    mengabaikan dampak samping yang ditimbulkan kepada semua sumber daya.
    Lokasi RPH yang idealnya harus berjarak sekurang-kurangnya dua hingga
    tiga km dari rumah penduduk. Pencemaran harus ditekan/dikurangi agar limbah
    yang dihasilkan berada pada baku mutu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
    pada lokasi RPH yang direncanakan harus dibangun sistem pengelolaan limbah
    baik untuk limbah padat maupun limbah cair (IPAL). Untuk mengantisipasi
    perubahan lingkungan dalam jangka panjang, pemerintah harus menerapkan
    AMDAL dengan menggunakan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan
    (RKL). Dokumen RKL ini memuat prosedur pencegahan, pengendalian dan
    penanggulangan dampak penting lingkungan yang bersifat negatif dan
    meningkatkan dampak positif sebagi akibat adanya kegiatan usaha. Tolok ukur
    yang digunakan untuk mengukur komponen lingkungan yang akan terkena
    dampak akibat adanya kegiatan usaha ditetapkan berdasarkan baku mutu standar
    (sesuai peraturan perundang-undangan), keputusan para ahli yang dapat diterima
    secara ilmiah, lazim digunakan, dan atau ditetapkan oleh instansi yang
    bersangkutan.
    15

    2. Analisis Teknik Operasional
    2.a). Persyaratan Teknis Lokasi RPH
    Sesuai dengan rencana dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai
    Timur untuk membangun RPH terpadu yaitu RPH yang diintegrasikan
    dengan usaha pembibitan dengan segala fasilitasnya maka RPH yang akan
    dibangun tergolong dalam RPH tipe A. Adapun persyaratan-persyaratan
    yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
    (1). Jaraknya kurang lebih 2 – 3 km dari pemukiman penduduk
    (2). Mudah dicapai kendaraan untuk pengangkutan hewan, daging,
    produksi lain dan orang.
    (3). Tersedia sumber/pasokan air segar yang memadai dengan tekanan
    cukup tinggi, 200 galon/hari/ekor sapi dewasa, air harus dapat
    diminum (potable) dan memenuhi standar baku internasional untuk air
    minum WHO 1977 (untuk air berkaporit tidak mengandung bakteri
    coliform atau E-coli dalam 100 ml).
    (4). Tersedia fasilitas pengolahan/penimbunan/pembuangan limbah padat
    seperti isi perut, kulit, tulang dan darah serta limbah cair.
    (5). Tersedia fasilitas listrik untuk penerangan, alat penggerak dan alat
    pendingin.
    (6). Lokasi RPH harus tidak membahayakan kesehatan atau keselamatan
    masyarakat, tidak mengganggu ketenangan atau menumbuhkan
    kebisingan lokal.
    (7). Pagar atau dinding tembok keliling harus kuat, tidak mudah rusak oleh
    ternak/sapi (stock proof).
    2.b). Profil RPH Tipe A
    Secara umum kondisi RPH yang direncanakan adalah sebagai berikut:
    (1). Memiliki kapasitas sekitar 20.000 ekor sapi/tahun atau 1.650 ekor
    sapi/bulan; atau sekitar 85 ekor sapi/hari.
    (2). Areal lahan bangunan RPH yang dibutuhkan seluas tiga hektar.
    (3). Waktu tempuh untuk transportasi daging segar maksimum pada radius
    tiga jam pengangkutan.
    (4). Sistem pemanfaatan RPH, para jagal dapat langsung mengoperasikan
    RPH atau dengan sistem sewa dengan memanfaatkan tenaga/petugas
    yang ada di RPH.
    Manfaat umum RPH tipe A dalam kaitannya dengan pemasaran daging
    hewan ternak :
    (1). Kualitas daging semakin baik untuk memenuhi konsumsi lokal,
    maupun regional, termasuk konsumen hotel, restoran, maupun
    perusahaan katering.
    16
    (2). Mendorong peningkatan permintaan sapi dan daging sapi dengan harga
    pasar yang kondusif sehingga pendapatan peternak membaik dan
    peternakan rakyat kecil turut berkembang.
    2.c). Bangunan Induk RPH
    Bangunan induk RPH harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia
    (SNI) mengenai RPH yaitu SNI 01-6159-1999 yang sesuai dengan standar
    internasional dan meliputi :
    (1). Bangunan Utama terdiri atas,
    · Rumah Pemotongan (slaughter house)
    · Kandang Penampungan Sementara (lairage)
    · Karantina (quarantine)
    · Tempat Penurunan Sapi (cattle ramp)
    · Ruang Pembakaran (incenerator)
    · Rumah Diesel (power house)
    · Pengolaha Limbah Cair (waste water treatment)
    · Perkantoran (office)
    · Laboratorium (laboratory)
    · Gang-gang disekitar RPH (gangway)
    (2). Bangunan Pendukung terdiri atas,
    · Gudang (workshop)
    · Garasi (garage)
    · Pos Jaga (guard house)
    · Perumahan (housing)
    · Kantin (canteen)
    · Ruang Istirahat (rest room)
    · Tempat Ibadah (prayer place)
    (3). Infrastruktur terdiri atas,
    · Jalan-jalan dan Areal Parkir (roads and parking)
    · Tower Tempat Air (water plant)
    · Pagar/Tembok Pembatas (yard fencing)
    2.d). Persyaratan Bangunan RPH
    (1). Bangunan harus berventilasi cukup, tahan terhadap serangga lalat dan
    binatang kecil serangga pengganggu seperti rayap, semut dan lain-lain.
    (2). Lantai beton atau bahan lain kedap air, tidak licin, tahan arus dan karat
    (untuk logam) dengan kemiringan lantai satu inchi (2,5 cm) untuk
    drainase.
    (3). Permukaan dinding bagian dalam ruang RPH harus dilapisi bahan
    licin/halus dan keras, kedap air (1,8 mm), mudah dibersihkan dan
    17
    berwarna terang. Semua sudut dan pojok antara lantai, tembok yang
    satu dengan lainnya harus membulat.
    (4). Permukaan langit-langit (plafon) dilapisi bahan kedap air, tahan debu,
    mudah dicuci, tinggi minimal 30 cm di atas peralatan permanen dan
    dari lantai kurang lebih lima meter.
    (5). Penerangan, minimal 20 fc (foot candle) untuk ruang pemotongan dan
    50 fc untuk ruang pemeriksaan daging. Jendela cukup besar untuk
    penyinaran dan ventilasi memadai, berbingkai metal dan tahan karat,
    jika terbuat dari kaca ambang jendela bagian dalam harus miring.
    (6). Panggung (platform), tangga, bangunan miring untuk peluncur (chute),
    meja dan semua peralatan terbuat dari logam tahan karat (stainless
    steel).
    (7). Semua bagian luar pintu keluar masuk harus dilapisi dengan bahan
    yang halus, bahan tahan karat (stainless steel), dan kedap air bukan
    dari kayu.
    (8). Rel untuk menggantung karkas harus berjarak satu meter dari dinding
    terdekat.
    (9). Semua ruangan tempat penanganan karkas, daging dan produk hewan,
    tempat cuci harus dilengkapi dengan sabun dan tissue. Strerilisasi pisau
    dan gergaji harus ditentukan pada posisi yang tepat. Air panas (suhu
    minimal 82° C), untuk sterilisasi harus selalu tersedia selama jam
    kerja.
    (10). Tidak boleh ada pintu dari fasilitas toilet (wc) yang menghadap atau
    membuka ke dalam ruang pemotongan atau ke tempat penanganan
    karkas atau daging.
    (11). Tempat pemisahan sapi (stunning box) harus dibuat dari bahan yang
    mudah disterilisasi, jika terbuat dari logam maka bahannya harus tahan
    karat.
    (12). Terdapat areal terpisah untuk penyembelihan (bleeding), pengerjaan
    karkas (carcass dressing), pembersihan hasil ikutan karkas (offals),
    dan penempatannya.
    (13). Terdapat ruang afkiran (condemen meat) dengan luas proporsional
    dengan jumlah karkas yang diproses/dihasilkan (turn over) tiap hari.
    (14). Kapasitas ruang pendingin (chilling room) untuk pelayuan (ageing)
    sesuai dengan besarnya pasokan daging selama tiga hari sebagai
    tambahan untuk cold storage.
    (15). Persyaratan ruang pendinginan karkas dan daging :
    · Suhu ruangan untuk pendinginan awal karkas segar adalah 1°C –
    2°C.
    · Suhu ruang chilling carcass 1°C – 5°C
    · Suhu ruang pembekuan daging (blast freezer) – 25°C (24 jam).
    (16). Ruangan untuk penanganan dan penyimpanan kulit baru yang masih
    berbulu (hide) dan kulit yang sudah bersih/tanpa bulu (skin) harus jauh
    18
    dari ruang pemotongan utama dan ruang pendingin/penyimpanan
    daging. Bagian dalam kulit yang disimpan ditaburi garam.
    (17). Ruangan penanganan jeroan (isi perut), darah, hasil sampingan karkas
    (offalls) harus terpisah dari ruang pemotongan utama.
    (18). Diperlukan sebuah ruangan isolasi tersendiri untuk pemotongan
    darurat akibat kecelakaan.

    3. Analisis Pasar dan Pemasaran
    Selama ini kebutuhan hewan ternak (sapi) dipasok dari wilayah Kabupaten
    Kutai Timur dan kabupaten lain di Propinsi Kalimantan Timur, termasuk dari
    Propinsi Sulawesi Selatan. RPH berstandar internasional belum tersedia di
    wilayah Propinsi Kalimantan Timur, sehingga keberadaan RPH yang akan
    didirikan akan menarik daerah lain untuk memotong ternaknya di Kabupaten
    Kutai Timur. Daerah pemasaran daging potong selain wilayah Kabupaten Kutai
    Timur (konsumen perseorangan maupun perusahaan), juga dapat dipasarkan ke
    daerah lain seperti ke Kota Samarinda, Balikpapan, Bulungan, Tenggarong dan
    daerah lainnya di Propinsi Kalimantan Timur.
    Dalam hal pemasaran produk RPH, sebenarnya akan menjadi pekerjaan
    yang cukup berat bagi manajemen RPH, karena permintaan untuk konsumsi
    lokal masih sangat kecil. Sedangkan kapasitas produksi RPH yang akan
    dibangun relatif besar. Untuk memperluas pemasaran, pihak manajemen RPH
    harus menembus perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Kutai Timur,
    yang memang konsumsi daging sapinya cukup besar. Perusahaan multinasional
    tersebut (MNC) sementara ini memenuhi kebutuhan daging dengan mengimpor
    dari manca negara.

    4. Analisis Manajemen
    1). Bentuk Kerjasama Pembangunan/Investasi
    Model kelembagaan untuk investasi pembangunan RPH di Sangatta,
    sebenarnya masih merupakan masalah tersendiri. Alternatif sistem BOT
    (Built Operate Transfer) dapat menjadi salah satu pilihan/solusi apabila
    terdapat kesulitan pendanaan oleh pihak pemerintah daerah. Dalam pola
    tersebut, pihak swasta diundang untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek
    pemerintah/publik. Kontribusi pemerintah dapat berbentuk non tunai
    misalnya dalam bentuk aset lahan. Alternatif bentuk kelembagaan BOT
    antara lain adalah :
    (1). Konsorsium perusahaan swasta saja.
    (2). Konsorsium perusahaan swasta dengan perusahaan BUMN/BUMD.
    (3). Konsorsium perusahaan swasta dan pemerintah daerah.
    Berkaitan dengan rencana pendirian RPH ini nampaknya alternatif
    ketiga dapat merupakan pilihan terbaik.
    19

    5. Analisis Sosial Ekonomi
    Pendirian RPH ditinjau dari aspek kemanfaatan sosial ekonomi (social and
    economic benefit) mengamati dampak keberadaan RPH terhadap kesempatan
    kerja, peningkatan pendapatan per kapita, PDRB, penghematan devisa,
    bertambahnya sarana dan prasarana produksi, atau bahkan terbukanya daerah
    dari kondisi keterbelakangan. Keberadaan RPH dapat mendorong berdirinya
    industri baru, hulu dan hilir (backward and forward linkage), seperti munculnya
    industri yang memanfaatkan produk pemotongan atau hasil sampingan dari RPH
    misalnya, industri makanan (daging kaleng, sosis, bakso, dll), industri
    pengolahan kulit sapi, industri pengolahan tulang, industri pakan ternak, industri
    pupuk dan lain sebagainya. Kehadiran RPH diprediksi akan memperbesar
    kesempatan kerja dan peluang usaha pada bidang-bidang yang terkait dengan
    produk RPH sehingga pada gilirannya diharapkan berpengaruh kepada
    kesejahteraan masyarakat termasuk usaha kecil dan menengah (UKM). Populasi
    UKM di wilayah ini cukup besar sejalan dengan pertumbuhan perusahaan MNC
    di wilayah Kabupaten Kutai Timur.
    Sejalan dengan era perdagangan bebas yang segera akan diberlakukan baik
    di kawasan ASEAN (AFTA) maupun kawasan Asia Pasifik (ANEC), maka
    terbuka peluang bagi perdagangan daging sapi dan produk ikutannya di pasar
    internasional. Hal ini terutama disebabkan segala bentuk subsidi, tarif impor,
    kuota maupun lisensi impor terhadap daging sapi khususnya sudah dihapus,
    sehingga terbuka peluang bagi pelaku bisnis baru sebagai eksportir daging sapi.
    Terbukanya pasar antar bangsa tentu saja diharapkan berpengaruh positif kepada
    kondisi perekonomian di dalam negeri.

    6. Analisis Finansial
    Cakupan studi pada aspek finansial dimaksudkan untuk mengetahui
    perkiraan kebutuhan dana dan aliran kas sehingga dapat diketahui tingkat
    kelayakan pendirian dan pengembangan RPH. Dalam hal ini, yang perlu
    dipersiapkan adalah kebutuhan dana serta sumber pendanaannya, penentuan
    kebijakan aliran kas serta biaya modal.
    Analisis ini akan menentukan prosepek investasi melalui perhitungan
    biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran
    pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk
    membiayai kembali dana tersebut dalam kurun waktu yang telah ditentukan
    sehingga proyek tersebut relevan untuk dilaksanakan.
    Untuk merealisasi rencana pendirian RPH dibutuhkan sejumlah dana
    tertentu untuk investasi yang meliputi keperluan dana untuk pembelian aktiva
    tetap berwujud (tangible asset), seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesinmesin
    serta aktiva tak berwujud (intangible asset) berupa hak paten, lisensi,
    biaya-biaya pendahuluan dan biaya-biaya sebelum operasional (sunk cost). Di
    samping untuk aktiva, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja berupa semua
    20
    investasi untuk membiayai aktiva lancar (current asset). Seluruh dana yang
    dibutuhkan itu harus dalam bentuk pendanaan dengan biaya paling rendah dan
    tidak menimbulkan masalah bagi RPH dan lembaga yang mensponsorinya.
    Berdasarkan hasil perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB), jumlah
    dana investasi yang dibutuhkan untuk pendirian RPH tipe A sebesar Rp.
    19.207.100.000,- Biaya investasi tersebut telah termasuk biaya untuk aktiva
    tetap berupa pembebasan tanah, biaya bangunan dan peralatan RPH.
    Sumber dan rencana pembangunan RPH tipe A ini dapat berasal dari
    anggaran APBD Kabupaten Kutai Timur, tanpa menutup peluang pihak swasta
    untuk berpartisipasi. Dalam hal ini, terdapat dua skenario dalam pembiayaan
    yaitu pemerintah daerah membiayai seluruh kegiatan pembangunan RPH ini
    atau pemerintah daerah menjalin kerjasama dengan swasta. Pemerintah
    membiayai sekitar 25 persen dari seluruh biaya yang dikeluarkan yaitu
    Rp.4.801.775.000,-. Adapun selebihnya sebesar 75 persen (Rp. 14.405.325.000,-
    ) dibiayai oleh pihak swasta yang sumber pembiayaannya investasi dari kredit
    perbankan dengan tingkat bunga 15 persen per tahun untuk jangka waktu selama
    20 tahun.
    Komponen biaya operasional dan pemeliharaan terdiri dari biaya
    upah/gaji, listrik, telepon, air dan biaya pemeliharaan terhadap asset-aset yang
    dimiliki. Beban biaya dalam pendirian RPH bertaraf internasional ini terdiri dari
    biaya investasi, biaya operasional, biaya pembelian sapi dan biaya angsuran
    pinjaman. Biaya operasional meliputi biaya upah/gaji, biaya pemeliharaan dan
    biaya rutin seperti biaya telepon, listrik dan air. Total biaya operasional dan
    pemeliharaan per tahun diperkirakan sekitar Rp.193.250.000.000,- dengan
    asumsi tingkat inflasi sebesar 10 persen per tahun. Di samping itu juga
    dikeluarkan biaya-biaya lainnya seperti biaya investasi (Rp. 19.207.100.000,-),
    dan biaya angsuran pinjaman (Rp. 828.306.188,- dengan tingkat bunga pinjaman
    15 persen per tahun. Dalam kegiatannya di samping melayani jasa potong,
    perusahaan juga melakukan pembibitan sapi potong, sehingga diperlukan
    sejumlah dana untuk pembelian bibit sapi potong.
    Perkiraan penerimaan dari operasionalisasi RPH dibagi menjadi dua
    sumber : (1) penerimaan RPH yang hanya berasal dari jasa potong; dan (2)
    penerimaan RPH berasal dari jasa potong dan penjualan produk daging sapi
    (termasuk produk ikutannya yaitu karkas dan non karkas) di pasaran baik pada
    konsumen akhir maupun konsumen antara. Berdasarkan hasil perhitungan
    penerimaan dari jasa potong diperkirakan sebesar Rp. 175.000.000,- per tahun,
    pada tingkat inflasi 10 persen (asumsi) per tahunnya. Penerimaan dari sumber
    kedua diperkirakan sebesar Rp.198.767.000.000,- per tahun, pada tingkat inflasi
    sebesar 10 persen per

  52. Nama : Masayu yuri hadria
    Nim : Po. 71.20.0.09.1930
    Tk : 3A

    Studi Kelayakan Perusahaan Roti Di Kebumen
    PERUSAHAAN MELATY KURNIA AJI

    A. Profil Singkat Perusahaan
    Perusahaan Melaty Kurnia Aji didirikan dan mulai beroperasi pada bulan Maret tahun 1998 dengan bentuk usaha Perseorangan. Haji Wakidi, pemilik usaha ini mempergunakan rumah kontrakan yang beralamat di Desa Salam Rejo, Sentolo, Kulon Progo, sebagai kantor sekaligus pabrik. Setelah dua tahun beroperasi dan merasa lingkungan tidak mendukung terutama air yang tidak bersih Bapak Haji Wakidi pindah ke kediamannya di daerah Klumutan, Srikayangan, Sentolo, Kulon progo.
    Perusahaan ini beroperasi dalam bidang makanan khususnya roti. Roti yang dihasilkan terdiri dari tiga jenis yaitu roti manis, roti tawar, dan bolu atau cake. Produknya diberi nama dan dipasarkan dengan nama Melaty Bakery.
    Seiring berjalannya waktu perusahaan ini mulai mengembangkan sayapnya dengan membuka cabang di dua tempat yaitu cabang Sukoreno, Sentolo dan cabang Tayuban, Panjatan, Kulon Progo. Lokasi pemasaran saat ini mencakup Sleman, Klaten, Purworejo, Wates, Magelang, Wonosari, dan Yogyakarta.

    B. Penelitian terhadap berbagai aspek-aspek yang berhubungan dengan
    perusahaan
    1. Aspek Hukum
    Melaty Kurnia Aji telah memperoleh izin usaha dari wilayah dimana perusahaan berdiri, meliputi jenis usaha dan lokasi usahanya. Adapun produknya juga telah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, yaitu produk yang aman dan boleh beredar di pasar. Berkaitan dengan kewajiban terhadap Negara, perusahaan juga telah memiliki NPWP.
    Izin-izin yang telah dimiliki meliputi:
    a. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
    b. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
    c. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
    d. Tanda Daftar Industri (TDI)
    e. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
    f. SP (sertifikat yang diberikan pada individu)
    g. PIRT
    h. Izin Gangguan (HO) diperbarui 4 tahun sekali
    i. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP)
    j. LP POM dari MUI diperiksa setiap 2 tahun sekali
    k. Sertifikat Piagam Bintang Keamanan Pangan

    2. Aspek Pemasaran
    a. Produk
    Produk yang dihasilkan oleh Melaty Kurnia Aji yaitu :
    •Roti manis, roti dengan berbagai varian rasa yaitu rasa coklat pisang, kelapa,
    coklat kacang, mocca, vanilla, semir meisess dan selai nanas
    •Roti tawar, berbentuk open cup
    •Bolu atau cake, bentuk dan varian tergantung pesanan dari pelanggan, tetapi sesuai dengan standar yang ada dalam perusahaan.

    b. Harga
    Harga produk yang digunakan oleh Melaty Kurnia Aji adalah Strategi Harga
    Eceran Terakhir (HET). Harga juga diperhitungkan dari operasional perusahaan.
    Adapun harga produk untuk:
    •Roti Manis dengan HET Rp 500,- dan Rp 1.000,-
    •Roti Tawar dengan HET Rp 2.500,-
    •Bolu atau Cake dengan harga sesuai pesanan yang berkisar antara Rp 10.000,-
    sampai dengan Rp 20.000,-
    Kebijakan harga untuk produk pesanan dalam partai besar, dan harga khusus untuk pelanggan tetap.

    c. Lokasi
    Lokasi perusahaan Melaty Kurnia Aji dinilai cukup memadai dalam aspek
    pemasaran, dimana lokasi yang strategis, bisa diakses dengan mudah, dan bisa
    dijangkau dengan kendaraan roda empat. Selain itu, usaha ini juga berdiri di
    daerah yang merupakan kawasan industri. Perusahaan ini telah memiliki cabang
    yaitu berlokasi di Sukoreno, Sentolo dan cabang Tayuban, Panjatan, Kulon
    Progo.

    d. Promosi
    Promosi yang dilakukan oleh Melaty Kurnia Aji dengan cara promosi dari mulut ke mulut. Strategi pemasaran menggunakan dua cara dalam penyaluran produk yaitu langsung mendistribusikan produk ke pengecer dan menggunakan sales atau agen sebagai distributor dengan kesepakatan sebagai berikut :
    1) Sales menanggung barang sisa maka harga dari perusahaan rendah.
    2) Sales tidak menanggung barang sisa tetapi perusahaan yang menanggung
    barang sisa maka harga lebih tinggi.

    e. Pesaing
    Awal berdirinya usaha ini belum banyak pesaing, lambat laun pesaingpun bermunculan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi agar mampu bersaing dan mempertahankan usahanya.

    3. Aspek Keuangan
    Berdasarkan hasil pengamatan kami dan keterangan dari pemilik, untuk aspek keuangan yang kami sajikan sebagai berikut :
    1) Kebutuhan Modal untuk Investasi
     Modal tetap:
    Tanah Rp 68.000.000,-
    Gedung Rp 190.000.000,-
    Peralatan Rp 7.500.000,-
    Mesin Rp 15.500.000,-
    Kendaraan Rp 15.000.000,-
     Modal kerja: biaya-biaya yang terkait dengan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead
    Bahan baku berupa:
    Keterangan Harga
    Terigu Rp 60.400/sack
    Telur Rp 7.400/kg
    Gula pasir Rp 116.250/sack
    Margarin Rp 47.000/dus
    Ragi basah Rp 66.000/kg
    Assen mocca Rp 90.000/kg
    Calsium Rp13.750/kg
    Improver Rp 19.000/kg
    LPG Rp 18.000/kg
    Messes Rp 85.000/kg
    Coklat tepung Rp 23.700/kg
    Selai nanas Rp 27.000/kg
    Minyak tanah Rp 400/L
    Biaya tenaga kerja = @Rp 170.000,- / bulan
    Biaya overhead terdiri dari :
    a. Biaya listrik Rp 106.000/bulan
    b. Biaya telepon Rp 80.000/bulan

    2) Perolehan Modal
     Modal sendiri
     Modal pinjaman: dari Bank dan dari modal pinjaman Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dari pemerintah setempat.

    4. Aspek Teknis/Operasi
    1) Letak Perusahaan
    Melaty Kurnia Aji berada di lokasi strategis untuk memperoleh bahan baku. Daerah Srikayangan merupakan kawasan industri yang mendukung usaha ini. Letak perusahaan juga mudah diakses dengan kendaraan roda empat, sehingga memudahkan untuk saluran distrubusi, baik pemasaran maupun pemasok bahan baku, mudah mendapatkan konsumen.
    2) Tata Letak Perusahaan(belum)
    Perusahaan merupakan rumah pribadi yang didesain sedemikian rupa sehingga bias difungsikan sebagai pabrik dan kantor perusahaan. Adapun ruang-ruang yang ada di Melaty Kurnia Aji:
     Rumah depan digunakan sebagai rumah pribadi
     Gudang bahan baku digunakan untuk menyimpan bahan baku yang akan diolah
     Dapur umum digunakan sebagai dapur pabrik dan dapur pribadi
     Gudang bahan baku setengah jadi digunakan untuk menyimpan bahan baku
    setengah jadi, seperti pisang, coklat, kelapa dan lain- lain
     Ruang pembentukan roti digunakan untuk pembentukan roti
     Ruang proving atau fermentasi digunakan untuk ruang pengembangan roti
     Ruang oven digunakan untuk pengovenan roti
     Ruang finishing digunakan untuk pembelahan, pendinginan dan pembungkusan atau packing roti
     Ruang genset digunakan untuk menggerakkan mesin pembungkus atau packing
     Showroom sebagai tempat memamerkan produk yang dihasilkan dan menjual produk
     Ruang stock produk jadi digunakan sebagai tempat penyimpanan roti yang akan didistribusikan
     Mushola digunakan untuk tempat beribadah
    3) Peralatan yang Digunakan
    Melaty Kurnia Aji menggunakan mesin dan peralatan yang modern. Mesin yang digunakan merupakan hasil kombinasi yang dilakukan oleh pemiliknya karena kreatifitasannya. Peralatan yang ada meliputi mesin pengaduk, mesin packing, oven, dan sebagainya.

    5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
    Selain misi yang bernada profitable, Melaty Kurnia Aji juga memiliki misi sosial. Perusahaan memberikan masukan-masukan dan memberikan motivasi dengan menjelaskan profil perusahaan kepada para pengunjung yang melakukan survey.
    Dengan berdirinya perusahaan ini dapat menstimulan sektor ekonomi, yaitu tenaga kerja dan produksi bagi penduduk sekitar. Karyawan yang bekerja di perusahaan adalah penduduk sekitar. Lingkungan sekitar pabrik merupakan kawasan industri yang mendorong masyarakatnya berwirausaha.

    6. AMDAL
    Produk yang dihasilkan oleh Melaty Kurnia Aji adalah produk makanan dan jauh dari unsur kimia berbahaya, sehingga limbah yang dihasilkan pun sangat ramah lingkungan. Oleh karena itu, tidak ada permasalahan serius terkait dengan limbah.

    Kesimpulan (Penutup)
    Dari hasil penilaian kami, Melaty Kurnia Aji berpotensi memiliki prospektif usaha yang cerah, sehingga menjadi inspirator kami untuk penyusunan Laporan Studi Kelayakan Bisnis Sweet Bakery Di Melaty Kurnia Aji pengelolaan keuangan masih sederhana. Padahal menurut kami, perusahaan yang mempunyai level setingkat Melaty Kurnia Aji (harusnya) telah memiliki catatan akuntansi yang memadai untuk mengikuti laju perkembangan bisnisnya. Disamping itu, pemanfaatan pasar potensial belum begitu dioptimalkan.
    Kami menggaris bawahi untuk Melaty Bakery untuk obyek pengamatan kami, karena produk tersebut merupakan produk unggulan, dibanding produk-produk lain. Pertimbangan lain, Melaty Bakery mempunyai potensi pasar yang luas, bahkan bias menembus pasar nasional.

  53. Studi Kelayakan Bisnis Itik
    KERANGKA FORMAT PROPOSAL
    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    USAHA BUDIDAYA ITIK MOJOSARI
    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang
    Pengembangan usaha ternak itik di Indonesia cukup terbuka, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Apalagi itik merupakan jenis unggas yang tidak asing bagi masyarakat. Ternak ini cukup potensial dan tidak bisa dipandang sebelah mata.
    Indonesia memiliki keanekaragaman itik lokal yang mempunyai keunggulan adaptasi dan produksi tinggi. Bahkan kini telah dihasilkan jenis itik Hibrida yang dilakukan di BPTU Pelaihari Kalimantan Selatan yang bekerjasama dengan Balitnak Ciawi dan diberi nama itik Raja. Itik Raja mempunyai keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat, dagingnya lebih tebal, dan aromanya tidak terlalu amis serta telurnya yang berprotein tinggi.Kekayaan ragam itik di Indonesia didukung dengan potensi besar dalam menyediakan aneka sumber bahan pakan dengan harga yang relatif murah berupa sisa atau hasil sampingan produk pertanian maupun perikanan. Dengan demikian, pemeliharaan itik dapat terintegrasi dengan sektor pertanian dan perikanan.Maraknya warung-warung tenda dan restoran yang menyajikan hidangan itik, membuat permintaan unggas air ini meningkat tajam. Seorang konsultan teknis dari sebuah perusahaan peternakan menunjukkan data kenaikan populasi itik pada tahun 2006 yang semula 32 juta ekor menjadi 42 juta ekor pada tahun 2009. Harga jual itik juga turut melonjak. Harga itik afkir di pasar berada pada kisaran Rp. 30.000 – Rp. 35.000 atau naik sekitar Rp. 5.000 – Rp. 10.000 per ekor (PoultryIndonesia, Mei 2010).

    Namun demikian, tingginya permintaan tidak diantisipasi dan dipenuhi dengan baik oleh sistem produksi yang ada sekarang ini. Hal ini disebabkan pemeliharaan itik lokal sebagai itik potong masih dilakukan dalam jumlah relatif sedikit dengan cara pemeliharaan yang cenderung masih tradisional sehingga produkisi masih sedikit .

    Di pedesaan pemeliharaan ternak itik umumnya sebagai hewan ternak maupun hanya sekedar hobi. Sistem pemeliharaan yang tradisional lebih berfungsi sebagai tabungan dan pelengkap kualitas gizi yang murah dan mudah.

    Itik memiliki beberapa keunggulan dibanding unggas lain. Oleh karena itu, beternak itik bagi sebagian orang dianggap lebih mudah dan menghasilkan. Pemeliharaan dan perawatan itik relatif mudah, itik lebih tahan terhadap penyakit dan permintaan daging konsumsi yang terus naik.

    B. GAMBARAN UMUM PROYEK

    Dengan analisis di atas kami bermaksud akan mendirikan sebuah usaha yang bergerak dibidang peternakan yaitu ternak Itik (Bebek). Usaha ini akan diberi nama “Usaha Ternak itik BaDiri” yang lokasinya akan direncanakan di daerah, Jalan selalu merdeka no 007,kecamatan Pejuang sari,kabupaten Grobogan. Dimana kondisi alam di daerah tersebut sangat strategis untuk memelihara dan mengembangkan itik ini.

    Nama usaha ini dinamakan “Usaha Ternak itik BaDiri” karena sesuai dengan jenis itik yang akan kami budidayakan yaitu Itik Tegal dan Itik Mojosari. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa itik Tegal merupakan itik pedaging yang cepat dalam pertumbuhannya sehingga cepat untuk di konsumsi sedangkan Itik mojo memiliki kelebihan dalam produksi telurnya yaitu 230-250 butir/tahun lebih banyak dibanding dengan itik lokal yaitu 180 butir/tahun.

    BAB II

    ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

    Berikut ini adalah hasil analisis untuk menentukan kelayakan usaha ini :

    A. Aspek Pasar

    Melihat peluang yang besar dalam bisnis budidaya itik kami perlu mengelompokkan pasar untuk mengetahui secara jelas kelompok masyarakat mana yang merupakan pasar potensial bisnis ini.Selain itu dilihat dari segi target pemasaran, kita mengetahui bahwa warung-warung makan sudah banyak menyediakan daging itik dan telur asin. Disamping itu dari segi persaingan, peternak unggas lebih memilih ayam dari pada itik sehingga sehingga menguntungkan usaha ini untuk cepat berkembang.
    Berikut ini adalah beberapa analisis terhadap Aspek Pasar ini :
    Analisis SWOT
    A. Faktor Kekuatan (Strength)
    a. Bahwa itik yang kami ternakan adalah jenis itik petelur yang unggul yaitu :
    b. Itik Mojosari
    Keunggulan :
    – itik mojosari bertelur lebih banyak dibanding itik lokal lainnya yaitu rata-rata 230-250 butir/tahun dibanding dengan itik biasa yaitu 180 butir/tahun
    – Berat telur rata-rata 65 gram lebih berat dari telur biasa yaitu 60 gram

    1. Bahwa itik merupakan jenis unggas yang perawatannya relatif mudah dan murah. Mudah disini artinya bahwa itik tidak membutuhkan perawatan yang rumit dan model kandang yang sederhana. Perawatan meliputi pemberian pakan dan menjaga kebersihan kandang karena kita tahu itik memilki kelebihan tahan terhadap penyakit. Murah disini artinya pemberian pakan tidak terlalu memakan banyak biaya karena itik bisa mencari makan dialam terbuka ketika dilepas. Untuk pemberian makan rutin minimal 2 kali sehari.
    2. Kita tidak hanya memanfaatkan daging dan telurnya saja akan tetapi kotoran dan bulunya bisa juga kita manfaatkan. Untuk kotoran dapat dijadikan sebagai pupuk tanaman dan bulunya bisa di buat untuk kerajinan seperti kipas dan lain sebagainya

    B. Faktor Kelemahan

    1. Diperkirakan pada awalnya tentu usaha ini akan mengalami kendala dalam segi pemasarannya seperti jumlah pembeli yang masih sedikit dan kurangnya kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Dengan kondisi yang demikian kami akan berusaha untuk menutupi kekurangan tersebut dengan cara melakukan promosi yang lebih gencar dan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti para pedagang dan para pemilik warung.
    2. Karena usaha ini baru awal maka mungkin akan terjadi kendala pada saat pemeliharaan. Dengan kondisi yang demikian kami akan melakukan kerjasama dengan pengusaha itik lain untuk berbagi pengalaman dan saling membantu dalam hal pengadaan stok maupun pemasaran dari itik ini.

    C. Faktor kesempatan

    1. Melihat dari jumlah peternak unggas yang ada di Kabupaten Grobogan yang kebanyakan beternak ayam sedangkan untuk peternak itik masih sedikit tetapi permintaan akan telur itik semakin banyak maka kesempatan berusaha dengan sedikit pesaing yang membuat bisnis ini dapat berjalan dengan lancer
    2. Beternak itik relative mudah dibandingkan dengan beternak ayam.Itik lebih tahan terhadap penyakit.
    3. Mulai banyak warung-warung makan menyediakan menu itik,tetapi mereka kurang mendapat stok yang cukup karena jumlah peternak masih sedikit.

    D. Faktor Ancaman

    1. Kondisi perekonomian dan pengangguran,serta ancaman PHK yang tinggi membuat kemampuan masyarakat khususnya pada daya beli masyarakat menjadi menurun sehingga daya beli terhadap telur dan daging itik menjadi berkurang karena lebih memilih ayam yang harga lebih murah.
    Aspek Segmentasi, target, dan Posisi
    a. Segmentasi
    Yang menjadi segmen dari usaha peternakan adalah segala segmen bawah dan menengah
    b. Targeting
    Yang menjadi target market adalah pengusaha telur asing,pedagang pasar, dan konsumen.
    c. Positioning
    Kami ingin menciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen sebagai perusahaan penghasil telur itik yang berkualitas,halal,tanpa tambahan obat-obat kimia berbahaya dan juga sebagai perusahaan yang siap bekerjasama dengan para investor dalam pengembangannya ke depan

    A. Permintaan
    Perkembangan permintaan saat ini Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan akan telur dan daging itik semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya telur dan daging itik sebagai penunjang kebutuhan protein bagi tubuh. Terlebih dengan ditunjang oleh beragam cara yang mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan telur dan daging itik.

    B. Penawaran
    Perkembangan penawaran saat ini Perkembangan penawaran disektor usaha peternakan itik pada saat ini memang relative masih biasa-biasa saja. Hal tersebut disebabkan karena sektor usaha ini belum dibidik dan dikelola secara serius. Oleh karena itu, agar usaha peternakan itik menjadi lebih baik maka perlu peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih bagi konsumen.

    BAB III

    ASPEK UMUM DAN ORGANISASI

    A. Nama Unit Usaha

    Unit usaha ini diberi nama’’Ternak Itik Badiri” dikarenakan bergerak dalam usaha ternak itik petelur yaitu itik Mojosari sebagai itik petelur unggulan dengan jumlah telur yang banyak dan berkualitas baik.
    Nama organisasi : Peternakan Itik “Ternak Itik Badiri”
    Jenis Organisasi : Peternakan dan budidaya itik petelur Mojosari
    Pemilik : ANDI PRAMANA ATMAJA
    BAGUS DWI SETYAWAN
    Alamat : Jalan selalu merdeka no 007,kecamatan Pejuang sari,kabupaten Grobogan
    No Telp : 080989999

    B. Struktur Organisasi

    PIMPINAN

    KARYAWAN 1

    KARYAWAN 2

    Tugas-tugas
    a. Pimpinan : melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu mulai dari merencanakan,mengorganisir,melaksanakan kegiatan dan mengawasi seluruh kegiatan dengan teliti.
    b. Karyawan : – merawat dan memelihara itik dengan baik
    –menjaga kebersihan kandang
    -memberi pakan secara teratur

    BAB IV
    ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

    A. Investasi awal
    Investasi awal ini terdiri dari pembelian titik mojosari siap telur dan biaya kandang itik.
    a) Modal kerja
    Tanah sendiri
    Itik mojosari siap telur(Rp 39.000/ekor),400

    Betina 400×Rp 39.000= Rp 15.600.000

    Jantan 100×Rp 39.000= Rp 3.900.000

    Jumlah = Rp 19.500.000 b) Kandang

    Kandang itik sejumlah 5 kandang(1 kandang=100 ekor)

    Kandang 5×Rp 200.000= Rp 1.000.000

    Jumlah investasi awal( Rp 19.500.000+Rp1.000.000)= Rp 20.500.000

    B. Biaya Operasional dan tetap

    Biaya operasional yang timbul dari bisnis ini terdiri dari:

    a) Penyusutan kandang(penggunaan 5 tahun)

    Kandang Rp 1.000.000: 60bulan = Rp 17.000

    b) Perawatan itik(sampai umur 12 bulan/masa afkhir)

    Itik Mojosari 500ekor ×(Rp 39.000- Rp 31.000) = Rp 4.000.000/6bulan

    = Rp 600.000

    c) Biaya Pakan( Rp 2.000/kg,dengan asumsi 100 ekor untuk 15 kg)

    Pakan 60 kg × Rp 2.000×30 hari = Rp 3.600.000

    d) Biaya cadangan = Rp 100.000

    e) Biaya listrik = Rp 50.000
    f) Biaya Karyawan(2 orang) = Rp 1.000.000

    Total biaya Operasional dan tetap
    (Rp17.000+Rp600.000+Rp3.600.000+Rp100.000+Rp50.000+Rp 1.000.000)=Rp
    5.367.000/bulan
    C. Sumber Pembiayaan

    a) Modal Investor(untuk 2 orang,masing-masing sebesar Rp 5.000.000)= Rp 10.000.000

    b) Modal Sendiri =Rp10.000.000

    Jumlah = Rp 20.000.000

    D. Pemasukan

    Pemasukan diperoleh dari penjualan telur itik,pupuk,bulu itik.

    a) Telur itik( Rp 1100/telur)x400x80%x30hari = Rp 10.560.000/bulan

    b) Pupuk = Rp 40.000/bulan
    Jumlah = Rp 10.600.000/bulan

    E. Keuntungan

    Pemasukan-Pengeluaran=(Rp 10.600.000-Rp 5.467.000)

    =(Rp 5.133.000/bulan)

    F. Sistem bagi hasil

    70%:30%(70% untuk perusahaan,30% untuk investor)

    BAB V

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    A. Kesimpulan

    Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha peternakan itik mampu memberikan hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih ketika ada dukungan dari masyarakat grobogan karena dengan usaha ini selain mengajarkan masyarakat grobogan usaha ternak itik ini dan sebagai sumber pekerjaan tersendiri bagi masyarakat sekitar deaerah peternakan dan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi telur-telur unggas terutama telur itik sebagai makanan penambah protein guna menjaga kesehatan, serta tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif, maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.

    B. Saran
    Dalam menjalankan usaha peternakan itik petelur ini, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga stabilitas pasokan itik yang berkualitas dan mencari segmen yang tepat. Penentuan lokasi juga menentukan dalam memasarkan telur itik

  54. NAMA ; ARDIANTO
    TINGKAT ; 3 A
    NIM ;PO.71.20.0.09.1898

    BUTIK BUSANA MUSLIM “MUMTAZA”

    ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
    Pendirian butik busana muslim MUMTAZA bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan produk busana muslim serta aksesoris penunjangnya bagi mahasiswa, eksekutif muda dan ibu rumah tangga.
    1. Segmentasi pasar.
    Batasan usia: 17 – 40 tahun
    Sasaran: mahasiswa, ekskutif muda wanita, dan ibu rumah tangga.
    Ekonomi: Menengah keatas
    Model Pakaian: chic & colorfull.
    2. Calon pelanggan potensial
    Semua penduduk Ngaliyan yang berjenis kelamin perempuan dan beragama Islam. Karena mereka berpotensi memakai busana muslim. Mahasiswi IAIN yang 100% menggunakan busana muslimah.
    3. Konsumen alternatif
    Walaupun masyarakat di daerah Ngaliyan adalah target pasar utama, namun tidak tertutup bagi daerah-daerah sekitar jika ingin berbelanja di butik busana Muslim kami yang pada perkembangannya akan menjadi pelanggan kami.
    4. Pemasaran
    a. Harga
    Daftar harga produk menggunakan metode markup di mana setiap produk yang diperoleh akan dinaikkan harga jualnya menjdi 25% – 35% sehingga kami bisa mendapatkan keuntungan.
    Daftar harga produk di butik busana muslim “MUMTAZA”:
    Blus: Rp. 75.000 – Rp. 1.000.000.
    Gamis: Rp. 150.000 – Rp. 1.000.000.
    T-shirt muslim: Rp. 45.000 – Rp. 250.000
    Blezer: Rp. 250.000 – Rp. 1.000.000
    Jaket: Rp. 150.000 – Rp. 1.000.000.
    Celana panjang kain dan jins: Rp. 45.000-Rp. 500.000.
    Rok panjang: Rp. 45.000 – Rp. 200.000.
    Jilbab: Rp. 25.000 – Rp. 200.000.
    Tas: Rp. 75.000 – 500.000.
    Dompet: Rp. 25.000 – Rp. 250.000.
    Sandal: Rp. 35.000 – Rp. 250.000.
    Sepatu: Rp. 80.000 – Rp. 1.000.000.
    Aksesoris: Rp. 10.000 – Rp. 200.000.
    b. Promosi.
    • Dilakukan dengan cara menyebarkan pamflet
    • Promosi dari mulut ke mulut
    • Memberikan diskon kepada pembeli yang membeli dalam jumlah besar.
    • Pada saat grand opening memberikan diskon kepada pelanggan sebesar 10%.

    ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA
    Struktur Organisasi :
    Pada gerai butik busana muslim “MUMTAZA” dipimpin oleh pemiliknya langsung dan memiliki dua orang karyawan sebagai pramuniaga yang merangkap sebagai kasir.
    1. Direktur/pemilik
    • Mengatur dan mengambil seluruh keputusan untuk memajukan butik busana muslim “MUMTAZA”.
    • Mengatur seluruh keuangan, baik uang masuk maupun uang keluar.
    • Pemburu busana-busana menarik diberbagai kota, busana-busana tersebut dibeli kemudian dijual kembali dibutiknya.
    • Mengawasi kinerja karyawan.
    • Memberikan pelayanan terbaik kepada karyawan.
    2. Pramuniaga merangkap kasir.
    • Menawarkan produk terbaru yang ada di butik kepada pelanggan.
    • Membantu pelanggan dalam mencari dan mengepas produk.
    • Mengawasi atau menjaga produk agar tidak hilang atau rusak.
    • Melayani pembeli melakukan pembayaran.
    Kualifikasi tenaga kerja
    • Pendidikan minimal SMU/SMK sederajat
    • Status single atau belum menikah
    • Usia maksimum 24 tahun
    • Bisa mengoperasikan komputer
    • Ulet dan jujur
    • Mudah beradaptasi dan berpenampilan menarik
    • Tinggal di sekitar Ngaliyan
    Proses Rekrutmen :
    • Membuat informasi lowongan pekerjaan melalui pamflet dan dari mulut ke mulut
    • Seleksi administrasi. Proses ini menyeleksi seluruh surat lamaran yang masuk dan dipilih orang-orang yang masuk dalam kriteria yang ditentukan.
    • Wawancara. Dilakukan untuk mengetahui latar belakang keluarga, pendidikan dan pekerjaan sebelumnya, juga fisik langsung si pelamar. Selain itu untuk mengetahui apa saja yang diinginkan oleh si pelamar dari perusahaan jika ia nanti bergabung.
    • Tes ketrampilan. Pelamar yang lolos seleksi administrasi dan wawancara menjalani tes ini agar perusahaan tahu sejauh mana ketrampilan yang dimiliki oleh si pelamar mengenai keahlian berkomunikasi dengan pelanggan dan kemampuan mengoperasikan komputer.
    • Penandatanganan kontrak. Bagi pelamar yang sudah lolos seluruh penyeleksian dan diterima bekerja segera datang dan melaporkan diri untuk penandatanganan kontrak.
    • Kompensasi. Sebagai kompensasi atas kerja dari karyawan kami memberikan gaji sebesar Rp. 1.000.000 perbulan.

    ASPEK TEKNIS
    1. Disain produk.
    Seluruh produk yang ada di butik busana muslim “MUMTAZA” tidak kami produksi sendiri, tapi kami mencari produk sesuai dengan tema butik kami. Ada juga beberapa produk yang dibuat oleh desainer namun desainnya berasal dari kami. Walaupun tidak memproduksi sendiri produk-produk kami, tapi tetap menjaga kualitas produk agar tidak mengecewakan konsumen. Butik kami akan menonjolkan keseluruhan produk dengan warna-warna yang cerah, hitam dan putih. Produk kami tidak bersifat masal, jadi satu jenis produk hanya memiliki tiga jenis ukuran dengan warna yang berbeda. Contoh produk yang kami tawarkan antara lain:
    1. Aneka Baju Muslimah dan Jilbab

    2. Aneka jenis Tas

    3. Aneka jenis sepatu

    2. Quality control.
    Walaupun kita tidak membuat atau memproduksi sendiri produk-produk kami namun saat kita membeli atau memesan produk dari disainer, kami selalu memperhatikan kualitas bahan yang digunakan dan memperhatikan kerapian jahitan.
    3. Lokasi usaha.
    Butik busana muslim “MUMTAZA” berlokasi di daerah Ngaliyan Semarang tepatnya di ruko Ngaliyan Square Jl. Prof. Hamka, KM1 Ngaliyan Semarang. Dengan memperhatikan beberapa faktor:
    • Faktor pertama, karena di Ngaliyan banyak terdapat perumahan dengan mayoritas penduduk beragama Islam sehingga mereka berpotensial memakai busana muslim.
    • Faktor kedua, terdapat perguruan tinggi Islam Negeri yang 100% mahasiswinya menggunakan busana muslimah.
    • Faktor ketiga, belum banyak butik busana muslim di sekitar Ngaliyan.
    • Faktor keempat, karena harga sewa ruko di daerah Ngaliyan masih terjangkau.
    • Faktor kelima, di daerah Ngaliyan relatif aman.
    • Faktor keenam, transportasi mudah karena berada di pinggir jalan raya yang dilewati oleh semua angkutan umum.
    4. Layout ruang butik

    ASPEK HUKUM
    1. Bentuk usaha.
    Setelah mempertimbangkan skala usaha dan tujuan pendirian organisasi maka diputuskan bahwa usaha kami termasuk usaha dagang (UD).
    2. Anggaran dasar dan anggraran rumah tangga (AD/ART).
    Untuk mengatur kehidupan UD pada masa yang akan datang maaka perlu disusun suatu anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang tercantum dalam akta notaris pendirian butik busana muslim “MUMTAZA”. Contoh dari salah satu prinsip AD/ART nya adalah:
    Nama perusahaan: UD. MUMTAZA
    Tempat kedudukan: Ruko Ngaliyan Square jl. Prof. Hamka km 1. Ngaliyan.

    Landasan Hukum: Pancasila
    Tujuan: Mendirikan butik
    Fungsi: Memberi kontribusi positif dalam perekonomian Indonesia
    Bidang Usaha: Butik busana muslim
    Tahun buku: 1 Januari -31 Desember.
    Modal usaha: Modal Pribadi.

    AD/ART secara lengkap dan terperinci akan tercantum dalam akta notaris pendirian.
    3. Prosedur perijinan.
    Untuk mendapatkan legalitas usaha dokumen yang digunakan sebagai berikut:
    • SIUP
    • TDUP, surat ijin tanda daftar usaha perdagangan
    • NPWP
    • Surat keterangan domisili
    • Akta notaris
    4. Lembaga / Departemen / Instansi yang terkait dengan perusahaan:
    • Deperindag
    • Kantor pajak
    • Kantor kelurahan Ngaliyan
    • Kantor kecamatan Ngaliyan
    G. ASPEK EKONOMI DAN KELAYAKAN FINANSIAL
    Investasi awal :
    Biaya sewa tempat usaha Rp. 13.000.000
    Biaya renovasi tempat usaha Rp. 2.000.000
    Beli meja kursi administrasi Rp. 1.000.000
    Beli komputer Rp. 2.000.000
    Beli rak dan etalase Rp. 7.000.000
    Beli produk untuk modal usaha awal Rp. 75.000.000
    Total Rp. 100.000.000

    Biaya operasional :
    Biaya telpon Rp. 250.000
    Biaya listrik dan air Rp. 250.000
    Biaya transportasi Rp. 1.000.000
    Biaya tenaga kerja 2 X Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000
    Biaya promosi Rp. 200.000
    Biaya grand opening Rp. 1.000.000
    Biaya beli produk untuk bulan depan 80% X Rp. 60.000.000 Rp. 48.000.000
    Total Rp. 52.700.000

    Pendapatan perbulan berdasarkan target :
    Penjualan produk perhari Rp. 2.000.000
    Penjualan produk perbulan
    30 X Rp. 2.000.000 Rp. 60.000.000

    Data-data lainnya:
    1. Penyusutan menggunakan metode garis lurus.
    2. Usia ekonomis perlengkapan butik 3 tahun.
    3. Tiap tahun pendapatan naik 5%.
    4. Tiap tahun FC dan VC naik 10%.
    5. Pajak 10% dan Df. 12%.
    Langkah-langkah:
    A. Menyusun rencana estimasi arus kas, meliputi:
    1. Menyusun data investasi awal
    2. Menentukan depresiasi/penyusutan
    3. Menyusun arus kas
    B. Membuat penilaian investasi, meliputi:
    1. PBP
    2. NPV
    3. PI
    A.1. Menyusun data investasi awal
    Biaya sewa tempat usaha Rp. 13.000.000
    Biaya renovasi tempat usaha Rp. 2.000.000
    Beli meja kursi administrasi Rp. 1.000.000
    Beli komputer Rp. 2.000.000
    Beli rak dan etalase Rp. 7.000.000
    Beli produk untuk modal usaha awal Rp. 75.000.000
    Total Rp. 100.000.000
    A.2. Depresiasi/penyusutan
    Semua investasi awal kecuali biaya sewa tempat usaha.
    ( 2.000.000 + 1.000.000 + 2.000.000 + 7.000.000 + 75.000.000 ) : 3 = 87 : 3 = Rp. 29.000.000

    A.3. Menyusun arus kas
    Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
    Pendapatan 720.000.000 756.000.000 793.800.000
    FC 25.000.000 27.500.000 30.250.000
    VC 596.400.000 656.040.000 721.644.000
    Depresiasi 29.000.000 29.000.000 29.000.000
    EBIT 69.600.000 43.460.000 12.906.000
    TAX 6.960.000 4.346.000 1.290.600
    Net Income 62.640.000 39.114.000 11.615.400
    Cash Flow 91.640.000 68.114.000 40.615.400

    B.1. Penilaian investasi metode PBP
    Tahun CF Df=12% PV CF Akumulatif
    1 91.640.000 0,89286 81.821.690,4 81.821.690,4
    2 68.114.000 0,79719 54.299.799,66 136.121.490,1
    3 40.615.400 0,71178 28.909.229,41 165.030.719,5

    PBP = 1 tahun + 100.000.000 – 81.821.690,4
    54.299.799,66

    PBP = 1 tahun + 18.178.309,6
    54.299.799,66

    PBP = 1 tahun + 0,334 tahun
    PBP = 1 tahun + 4 bulan + 2 hari

    B.2. Penilaian investasi metode NPV
    Tahun CF Df=12% PV CF
    1 91.640.000 0,89286 81.821.690,4
    2 68.114.000 0,79719 54.299.799,66
    3 40.615.400 0,71178 28.909.229,41
    Total PVCF 165.030.719,5
    Investasi awal 100.000.000
    NPV 65.030.719,5

    Karena NPV > 0 = maka proyek layak secara bisnis
    B.3. Penilaian investasi metode PI
    Tahun CF Df=12% PV CF
    1 91.640.000 0,89286 81.821.690,4
    2 68.114.000 0,79719 54.299.799,66
    3 40.615.400 0,71178 28.909.229,41

    Total PV CF 165.030.719,5
    Investasi awal 100.000.000
    PI 1,650

    Karena PI > 1 = maka proyek layak secara bisnis

  55. Nama : pebriadi

    tingkat : IIIa

    nim : po.71.20.0.09.1948

    Studi kelayakan proyek tekhnologi informasi

    Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap studi kelayakan proyek agar risiko kegagalan seperti itu di kemudian hari dapat dikurangi dengan memperbaiki project managementnya.
    Manfaat yang diperoleh dari studi kelayakan proyek
    Manfaat dari studi kelayakan proyek IT ini adalah hasil dari laporan tertulis, isi dari studi kelayakan proyek ini mengungkapkan bahwa suatu rencana bisnis dapat direalisasikan. Laporan tadi dapat digunakan sebagai masukan utama dalam rangka mengkaji ulang untuk menyetujui atau sebaliknya menolak hasil studi kelayakan tadi. Laporan studi kelayakan haruslah menyatakan manfaat sebagai berikut:
    • Memahami prosedur penyusunan studi kelayakan proyek yang profesional.
    • Mengetahui hal-hal yang perlu diteliti dalam rangka penilaian kelayakan investasi atau
    usaha bisnis.
    • Mengetahui hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk mempersiapkan pengamanan
    investasi.
    • Memahami dasar-dasar penyusunan proyeksi dan evaluasi keuangan termasuk evaluasi
    keuntungan proyek dengan metoda discounted cash flow, Internal Rate of Return (IRR),
    dan Net Present Value (NPV).
    Apa saja yang dibahas dalam studi kelayakan proyek IT?
    • Peluang pasar dan pemasaran.
    • Aspek teknis dan teknologi.
    • Aspek organisasi dan manajemen.
    • Kelayakan aspek keuangan.
    • Identifikasi faktor kegagalan.
    1. Aspek pasar dan pemasaran
    Dari aspek pasar dan pemasarannya kita perlu tahu persis, segmen pasar yang dituju oleh perusahaan, kita juga perlu tahu persis siapa-siapa pelanggan perusahaan serta kemungkinan risiko akibat ketergantungan perusahaan pada beberapa pelanggan saja, risiko menurunnya daya beli konsumen yang dituju, kemungkinan pengembangan pasar di masa yang akan datang, hambatan-hambatan pemasaran produk serta faktor-faktor pemasaran lainnya.
    Jangan hanya menawarkan harga murah, jika tidak menjual produk.
    Dalam beberapa kasus, kita mungkin memasang harga tinggi pada produk yang ditawarkan. hal ini terjadi karena kita tidak memposisikan diri untuk mempersembahkan produk yang bernilai tambah kepada konsumen kita. Dengan kata lain, berikan selalu nilai tambah pada produk yang kita tawarkan.
    Temukan pasar sebelum menciptakan produk.
    Orang yang memulai bisnis dengan sebuah pengembangan produk baru kemudian mencari pasarnya akan mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnisnya.
    Temukan pasar dengan orang-orang yang telah siap untuk membeli sebuah produk.
    Kebanyakan yang pertama kali dicari oleh pengusaha sukses adalah pasar baru kemudian mengembangkan produk yang secara konstan dicari dan dibeli oleh konsumennya.
    Temukan pasar yang sudah ada.
    Jika kita mengalami kesulitan dalam mengggambarkan siapa prospek proyek ini yang sebenarnya, maka kita akan menghadapi cobaan berat dalam menjual produk proyek ini. Masuklah ke pasar yang telah siap untuk membeli produk kita.
    Testing adalah kunci keberhasilan.
    Sebuah iklan mungkin bisa bekerja 10 kali lebih efektif dengan iklan lain yang hampir mirip untuk produk yang sama. Untuk itu,manajemen proyek harus selalu melakukan test untuk tajuk iklan, penawaran, jaminan, dan metoda meningkatkan permintaan lainnya. Penjual yang paling sukses tidak selalu yang paling pintar. Mereka adalah yang selalu melakukan test untuk memperoleh metoda yang paling baik tanpa pernah menyerah.
    Ambil pasar yang paling kita sukai.
    Jangan mengambil pasar atau produk berdasarkan uang. Temukan sesuatu yang benar-benar kita sukai. Jika kita bersemangat dengan pasar kita, maka kita akan menemukan cara yang mudah untuk menggelutinya sampai kita mencapai kesuksesan.
    Temukan kesempatan yang paling mudah.
    Jangan pilih produk yang berbiaya 500 juta yang memakan waktu 2 tahun untuk selesai, terutama bila kita sedang memulai sesuatu. Cari proyek yang hanya memakan waktu satu bulan. Memang cukup melelahkan bila sedang memulai, namun pastikan kita masih dalam jalur yang benar.
    Hindari tantangan ketika memilih bisnis.
    Tantangan yang sebenarnya akan muncul setelah kita selesai mendirikan suatu proyek. jadi, temukan proyek yang kita yakin dapat diselesaikan dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan pemula tidak pernah dapat menyelesaikan proyek yang memakan waktu lebih sebulan.
    2. Aspek teknis dan teknologi
    Masalah Manajemen Operasional
    Adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasai, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Tugas manajemen operasional diperusahaan adalah untuk mendukung manajemen dalam rangka pengambilan keputusan masalah-masalah produksi/operasi.
    Ada 2 masalah pokok yang akan di hadapi:
    1. Masalah penentuan posisi perusahaan.
    Penentuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan
    sesuai dengan kebutuhan masyrakat, dan dapat dijalankan secara ekonomis efektif dan
    efisien. Oleh kaena itu, perlu diputuskan bagaimana hendaknya posisi perusahaan di
    tentukan. Keputusan meliputi, antara lain meliputi penentuan produk yang akan di
    tawarkan ke pasar, termasuk menentukan kualitasnya.
    2. Masalah operasional
    Biasanya timbul pada saat proses produksi sudah berjalan. Untuk proses produksi yang
    menghasilkan jasa, keputusan pada masalah operasional ini adalah, rencana produksi,
    rencana persediaan bahan baku(komputer, koneksi internet, kabel data, listrik, dll)
    penjadwalan kerja proses produksi, pengawasan dan monitoring kualitas dan pengawasan biaya produksi.
    Masalah proses produksi dan operasi
    Penentuan ide produk dan seleksi
    Ide produk yang akan dipasarkan di ciptakan atas dasar masukan dari berbagai aspek, seperti aspek pasar dan pemasaran, teknis dan keuangan. Aspek teknis berguna untuk mengetahui apakah perusahaan mampu untuk membuat produk tersebut dengan segala sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dari aspek keuangan, adalah menilai apakah produk tersebut jika dihasilkan akan mendatangkan keuntungan yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Perlu adanya prototipe. Sebelum di jual atau dipasarkan misalnya software general ledger (akuntansi) untuk produk ready in use, setelah dibuat contohnya perlu diuji dulu untuk mengetahui apakah prototip ini sudah layak di implementasikan atau belum dan diuji lagi dan seterusnya sehingga sesuai harapan sehingga akhirnya tercipta design software yang bisa di implementasikan. Untuk mencoba menilai apakah produk sudah siap diproduksi yang akan di tawarkan ke pasar memiliki masa depan yang baik.
    Perencanaan letak lokasi
    Letak lokasi sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara teliti karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek seperti biaya, ada 2 kemungkinan pertama, client datang ke lokasi perusahaan, seperti pasien mendatangi tempat praktek dokter. Kedua, penyedia jasa/produk mendatangi client, seperti mobil pemadam kebakaran mendatangi lokasi kebakaran.
    Dari hasil analisis elemen diatas, pada aspek teknis dan teknologi, akan di dapat suatu pernyataan apakah rencana pengembangan proyek IT ini sudah dapat dianggap layak atau tidak layak. Jika rencana aspek teknis dan teknologi sudah dianggap layak, studi akan dilanjutkan ke aspek lain. Jika tidak layak untuk dikembangkan maka dapat dilakukan kajian ulang yang lebih realistis dan positif agar kajian mungkin akan menjadi layak. Apabila memang sulit untuk dianggap layak, sebaiknya rencana ini diakhiri saja.
    3. Aspek organisasi dan manajemen
    Sedangkan dari aspek organisasi dan manajemen, kita perlu memiliki gambaran yang jelas mengenai kapasitas terpasang serta kapasitas normal perusahaan, kemungkinan pengembangan kapasitas produksi, teknologi serta risiko ketinggalan zaman dari teknologi, bahan baku dan sumbernya (komputer, koneksi internet, server dll) serta risiko habisnya bahan baku, kualitas serta kuantitas ketersediaan tenaga kerja, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan operasional perusahaan.
    Demikian juga pemahaman akan industri sangatlah penting, paling tidak kita mengetahui sudah berada pada tahap mana produk perusahaan jika dipandang dari industrial life cycle nya. Karena dasar penilaian adalah proyeksi dan prediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang, maka kajian mengenai peluang dan ancaman yang berasal dari aspek makro harus pula mendapat perhatian khusus dalam proses valuation ini.
    Manajemen dalam pembangunan proyek bisnis maupun manajemen dalam implementasi rutin bisnis adalah sama saja dengan manajemen lainnya. Yang berfungsi sebagai aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Pada sisi tingakatan manajemen, perencanaan bila di golongkan ke dalam tingkatan manajemen akan terbagi dua, yaitu perencanaan strategis dan perencanaan fungsional.
    Penjelasannya adalah sebagai berikut:
    Perencanaan strategis
    Perencanaan ini merupakan bagian dari manajemen strategis, terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
    Perencanaan operasional
    Merupakan bagian dari strategi operasional yang lebih mengarah pada bidang fungsional perusahaan. Perencanaan ini juga berfungsi untuk memperjelas makna suatu strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Penyusunan suatu perencanaan jangka pendek dan penerapannya dalam bentuk program kerja perlu memperhatikan anggarannya.
    4. Kelayakan aspek keuangan
    Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang di harapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal awal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakan proyek akan dapat berkembang terus.
    Kebutuhan dana dan sumbernya
    Untuk merealisasikan proyek IT di butuhkan dana untuk investasi. Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukan adalah dalam bentuk apa dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumber dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan.
    Dana tersebut adalah aktiva tetap berwujud seperti:
    • Tanah
    • Bangunan
    • Kantor dan perangkat komputer hardware dan software
    Aktiva tetap tak berwujud:
    • Hak Paten
    • Lisensi
    • Biaya-biaya pendahuluan
    • Biaya-biaya sebelum proses produksi
    Selain untuk aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja, setelah dana yang di perlukan diketahui, selanjutnya di tentukan dalam bentuk apa dana tersebut di dapat, melalui sumber dana antara lain:
    1. Modal pemilik perusahaan
    2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal
    3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal
    4. Dana kredit yang diterima dari bank
    5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank
    Penentuan aliran kas (cash flow)
    Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di masa datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan diatas kertas itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk development proyek tersebut dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.
    Urutan prioritas
    Apabila dijumpai beberapa proyek yang feasible atau layak untuk dilaksanakan, padahal hanya akan melaksanakan satu atau sebagian aja dari usulan-usulan itu karena keterbatasan sumber daya manusia dan dana, maka dapat dilakukan pengurutan prioritas (ranking) untuk menentukan usulan proyek yang paling layak.
    Dari hasil analisis terhadap elemen-elemen aspek keuangan nanti akan berupa suatu pernyataan apakah rencana bisnis dianggap layak atau tidak layak.
    Kajian mengenai biaya modal (Cost of Capital)
    Cost of Capital bertujuan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang akan di pakai dalam berinvestasi. Untuk menghitung keseluruhan dana yang di pakai, rincian analisis biaya dari sumber pembelanjaan ditentukan oleh:
    • Biaya utang
    • Biaya modal sendiri
    • Biaya laba yang ditahan
    Dana pada kas akan dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan investasi sedangkan
    operasional cash flow merupakan rencana pendanaan keluar-masuk arus kas jika proyek sudah dioprasionalkan.

  56. NAMA ; ARDIANTO
    TINGKAT ; 3 A
    NIM ;PO.71.20.0.09.1898

    STUDI KELAYAKAN USAHA “MEDIKA HOME CARE”
    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.5 DASAR GAGASAN MEMBUKA USAHA BARU

    Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hasil proyeksi dinas Kependudukan menunukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat, yaitu dari 205,1 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 273,1 juta jiwa ditahun 2025.
    Salah satu ciri kependudukan Indonesia adalah persebaran penduduknya yang tidak merata. Banyak dari penduduk Indonesia tinggal di wilayah pulau Jawa. Hal tersebut juga berpengaruh dengan tingkat perekonomian penduduknya.
    Kota Yogyakarta memiliki tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 0,72 % dari tahun ke tahun. Selain itu, dengan luas terkecil di tingkat pripinsi se-pulau Jawa, Yogyakarta memiliki kepadatan penduduk terbesar ke-3 setelah Jakarta dan Jawa Barat yaitu 13.687/km2.(BPS Indonesia, 2004)
    Sebuah wilayah dengan penduduk yang padat memiliki berbagai aspek penting dalam kehidupannya. Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia hal ini tercermin dari banyaknya jumlah penderita yang datang ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan, mereka datang dari berbagai golongan yang berbeda, mulai dari golongan ekonomi kelas tingi hingga ekonomi kelas bawah. Sebagaimana pencanangan “ Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan” pada 1 Maret 1999 oleh presiden RI, yang salah satu strateginya adalah “Pembangunan Kesehatan Nasional Menuju Indonesia Sehat Tahun 2010” dan diperkuat oleh perubahan amandemen UUD 1945, tap MPR No.3 th 2000 dan Tap MPR No. VI th 2002, membuktikan kuatnya kepedulian pemerintah akan arti pentingnya sebuah bangsa yang sehat.
    Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah. Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerluka ijin oprasional.
    Dengan banyaknya pelayanan kesehatan saat ini menyebabkan berbagai pelayanan memberikan service yang lebih memuaskan pelanggan, hal ini menyebabkan tingginya tarif rumah sakit yang tidak mampu ditanggung oleh masyarakat biasa. Tingginya jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit dan kurangnya perawatan yang diberikan pada rumah sakit menyebabkan LOS (leng of stay/lama tinggal di RS) menjadi semakin panjang sehingga banyak diantara penderita/keluarga merasa keberatan dengan biaya yang harus dibayar untuk biaya perawatan. Hal ini terjadi hampir disemua bangsal perawatan.
    Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Salah satu tujuan dari pelayanan keperawatan professional adalah memberikan pelayanan keperawatan yang holistik (menyeluruh ) bio, psiko, sosio, dan kultural kepada individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan yang bersifat holistic ini akan lebih lengkap dengan pemberian pelayanan keperawatan lanjutan di rumah atau lebih dikenal dengan istilah home health care.
    Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendirian dan pembangunan jasa pelayanan kesehatan berupa perawatan kunjungan (visiting nurse) Medika Home Care mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan paripurnanya perawatan kesehatannya. Selain itu hal ini akan sangat menguntungkan masyarakat karena lebih efektif, efisien, dan terjamin karena di kelola dan dijalankan oleh tenaga-renaga professional.
    Home care dilatarbelakangi, salah satunya, oleh permintaan keluarga penderita yang diharuskan opname, namun tempat di rawat inap penuh, sementara untuk ke RSU merasa keberatan dalam hal biaya.
    Adakalanya, kami melakukan home care bagi penderita kasus terminal, yakni kondisi penyakit yang dianggap tidak punya harapan lagi (dari sisi medis) dan tidak diterima di RS manapun, kami siap menerimanya.

    1.6 NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN

    Nama : Medika Home Care
    Alamat : Jalan Bantul No.44, Bantul, Yogyakarta, kode pos : 55661

    1.7 BIDANG USAHA

    Medika Home Care merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan . Secara khusus, peroyek ini melayani perawatan paripurna paska hospitalisasi.

    1.8 BENTUK PERUSAHAAN

    Medika Home Care merupakan suatu perusahaan berbentuk PT (Perseroan Terbatas) yang didirikan oleh 3 orang ahli yaitu :
    1). Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.
    2). Etik Nurjanah, S.Kep.,Ns..
    3). Hari Sutrisno, M.Kes.
    sebagai persero aktif dan bekerjasama dengan beberapa rumah sakit di wilayah kabupaten Bantul, diantaranya :
    1). RSUD Panembahan Senopati
    2). RS PKU Muhammadiyah Bantul
    3). RS Hidayatullah.
    Pendirirannya dilengkapi dengan akta otentik sebagai akta pendirian yang dibuat dihadapan notaris Ardhiansyah, S.H. Bentuk PT dipilih karena memiliki landasan hukum yang jelas, seperti yang diatur dalam UU No.40 tahun 2007, lebih aman bagi pemilik modal karena pemimpin dapat diganti sewaktu-waktu melalui rapat dan keputusan bersama, mudah mendapatkan modal, kelangsungan hdup perusahaan lebih terjamin, efisiensi pengelolaan sumber dana.

    BAB II
    PROYEK YANG DIUSULKAN

    2.1. PROYEK YANG DIUSULKAN

    a. Sifat Infestasi
    Atas inisiatif dan analisis peluang yang diambil, Yayasan Medistra membangun Medica Home Care. Home care tersebut menjadi yang pertama di wilayah Kabupaten Bantul.

    b. Jenis Produk
     Produk Utama
    Medica Home Care melayani jasa pelayanan kesehatan yang meliputi :
     Post hospital care
    – Wound care
     Rehabilitation care
    – Terapi fisik
    – Terapi okupasi
    – Terapi gerak untuk pasien orthopedi
     Specific medical condition
     Maternity, newborn, and pediatric care
    – Kehamilan/ pre natal
    – Kehamilan beresiko : DM, hipertensi, ketergantungan obat, AIDS
    – Ibu baru (primi gravida)
    – Bayi : kelahiran dengan trauma, premature
    – Post partum : perawatan luka section secarea, perineum
    – Anak-anak
     Private care
     Gerontic case management
     Educational program
     Produk Sampingan
    Selain menyediakan jasa pelayanan kesehatan Medika Home Care juga menerima pesanan berupa menu diit khusus bagi beberapa penderita penyakit tertentu :
     Menu diit diabetes
     Menu diit hipertensi
     Dll.

    2.2. ASPEK TEKNIS

    a. Sifat Proyek
    Medika Home care merupakan institusi swasta yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berupa home care dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta tentu tidak berorientasi not for profit services. Namun sebagai usaha pelayanan kesehatan yang mengutamakan peningkatan kesehatan masyarakat, Medika Home Care sekaligus menjadi lembaga sosial dalam educational program karena menjalin kerjasama dengan LSM kesehatan.

    b. Jenis Usaha dan Kapasitas Pelayanan
    Usaha Medika Home care ini bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan yang melayani wilayah kabupaten Bantul dan sekitarnya serta tidak menutup kemungkinan meluas di sekitar wilayah Yogyakarta. Dalam melakuakan pelayann kesehatan, Medika Home Care mampu melayani kurang lebih 25 pasien perhari baik di wilayah propinsi Yogyakarta maupun sekitarnya.

    c. Lokasi
    Berdasarkan analisis yang telah dibuat dengan mempertimbangkan letak yang startegis, Medika Home Care yang bertempat di Jalan Bantul No.44 Bantul Yogyakarta. Pemilihan tempat tersebut tidak lain adalah untuk memudahkan paramedis pelaksana dalam menjangkau lokasi pelayanan dengan cepat, serta membantu promosi pada masyarakat untuk mengenal Medika Home Care.

    d. Bangunan
    Medika Home Care berdiri di atas sebidang tanan seluas 12 x 9 m2 dengan ukuran bangunannya 15 x 12 m dan terdiri dari 2 lantai. Lantai 2 merupakan ruang-ruang manajemen dan administrasi. Ruang tamu, ruang rapat, dan dapur berada di lantai 1. Sedangkan basement digunakan untuk gudang penyimpanan, garasi, serta parkir.

    e. Mesin dan Peralatan Kesehatan/ Non Kesehatan
     Peralatan kesehatan :
     Tas/ nursing kit
     Pemeriksaan fisik
     Set perawatan luka
     Set emergency
     Set pemasangan selang lambung
     Set huknah
     Set memandikan
     Set pengambilan preparat
     Set pemeriksaan lab. sederhana
     Set infus/ injeksi
     Sterilisator
     Pot/ urinal
     Tiang infuse
     Tempat tidur khusus orang sakit
     Pengisap lender
     Perlengkapan oxygen
     Kursi roda
     Tongkat/ tripot
     Perlak/ alat tenun
     Alat habis pakai
    o Obat emergency
    o Perawatan luka
    o Suntik/ pengamian darah
    o Untuk infuse
    o Pemasagan selang lambung
    o Huknah, selang lambung, kateter
    o Sarung tangan, masker
    o Dll
     Peralatan non kesehatan :
     Property
    Telepon kantor, telepon selular bagi perawat pelaksana, komputer, printer, meja, kursi alamari dokumen peralatan memasak, mesin pompa air
     Alat transportasi
    Mobil ambulance, sepeda motor
     dll
     Mesin
     Set peralatan perawatan luka

    f. Lay Out Proses Pelayanan
     Mekanisme pelayanan
    1). Proses penerimaan kasus
    a). Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
    b). Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus
    c). Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
    2). Proses pelayanan home care
    a). Persiapan
    – Pastikan identitas pasien
    – Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
    – Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
    – Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
    – Siapkan file asuhan keperawatan
    – Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
    b). Pelaksanaan
    – Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
    – Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
    – Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
    – Membuat rencana pelayanan
    – Lakukan perawatan langsung
    – Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
    – Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
    – Dokumentasikan kegiatan
    c). Monitoring dan evaluasi
    – Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
    – Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
    – Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan
    d). Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :
    – Tercapai sesuai tujuan
    – Kondisi pasien stabil
    – Program rehabilitasi tercapai secara maximal
    – Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
    – Pasien di rujuk
    – Pasien menolak pelayanan lanjutan
    – Pasien meninggal dunia

     Manajemen kasus
    1). Melakukan seleksi kasus
    a). Resiko tinggi ( Bayi, balita, lansia, ibu maternal )
    b). Cidera tulang belakang cidera kepala
    c). Coma, Diabetes mellitus, gagal jantung, asma berat
    d). Stroke
    e). Amputasi
    f). Ketergantungan obat
    g). Luka kronis
    h). Disfungsi kandung kemih
    i). Rehabilitasi medik
    j). Nutrisi melalui infuse
    k). Post partum dan masalah reproduksi
    l). Psikiatri
    m). Kekerasan dalam rumah tangga.
    2). Melakukan pengkajian kebutuhan pasien.
    a. Kondii fisik
    b. Kondisi psikologis
    c. Status sosial ekonomi
    d. Pola prilaku pasien
    e. Sumber- sumber yang tersedia di keluarga pasien
    3). Membuat perencanaan pelayanan
    a. Membuat rencana kunjungan
    b. Membuat rencana tindakan
    c. Menyeleksi sumber- sumber yang tersedia di keluarga / masyarakat.
    4). Melakukan koordinasi pelayanan
    a. Memberi informasi berbagai macam pelayanan yang tersedia
    b. Membuat perjanjian kepada pasien da keluarga tentang pelayanan
    c. Menkoordinasikan kegiatan tim sesuai jadwal
    d. Melakukan rujukan pasien
    5). Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan.
    a. Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim
    b. Menilai hasil akhir pelayanan ( sembuh, rujuk, meninggal, menolak )
    c. Mengevaluasi proses manajemen kasus
    d. Monitoring dan evaluasi kepuasan pasien secara teratur
     Asuhan keperawatan
    1. Pengkajian
    a. Riayat kesehatan
    b. Lingkungan sosial dan budaya
    c. Spiritual
    d. Pemeriksaan fisik
    e. Kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan se- hari- hari
    f. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga
    2. Diagnosa Keperawatan
    a. Aktual
    b. Resiko
    c. Potensial
    3. Perencanaan keperawatan
    a. Penentuan prioritas masalah
    b. Menentukan tujuan
    c. Menyusun rencana secara komprehensif.
    4. Implementasi
    a. Manajemen perawatan luka
    b. Perawatan gangguan sistem pernafasan
    c. Gangguan eleminasi
    d. Gangguan Nuri
    e. Kegiatan rehabilitasi
    f. Pelaksanaan pengobatan
    g. Tindakan Kolaborasi

    5. Evaluasi
    a. Mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan
    b. Dilaksanakan selama proses dan akhir peberian asuhan.

     Pencatanan dan Pelaporan home care
     Pencatatan Manajemen kasus
    a. Persetujuan pasien
    b. Jadwal kunjungan
    c. Lembar pengobatan
    d. Tindakan tim
    e. Rujukan kasus
    f. Penghentian perawatan
     Pencatatan pelaksanaan asuhan keperawatan
    a. Pengkajian keperawatan
    b. Perencanaan asuhan
    c. Evaluasi asuhan
     Alur Pelaporan
    a. Home Care
    b. Dinkes Kab.
    c. Dinkes Prov
    d. Depkes
     Materi laporan
    a. Jumlah pasien
    b. Jenis penyakit
    c. Frekuensi kunjunagn tiap kasus
    d. Jumlah pasien dapat pengobatan
    e. Jumlah pasien yang dirujuk
    f. Jumlah pasien yang meninggal
    g. Penyebab kematian
    h. Tingkat keberhasilan /kemandirian pasien
    i. Jenis tenaga yang memberi pelayanan

    g. Bahan Baku dan Bahan Penolong
    Medika Home Care merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pelayaan kesehatan. Oleh karena itu segi teknis lebih diutamakan, diantaranya adalah keterampilan dan pengetahuan para tim medisnya. Selain itu pelaksanaannya didukung oleh alat dan bahan-bahan kesehatan (misal kapas, betadine, alcohol, gel, obat-obatan, dan lain-lain.

    h. Tenaga Kerja
    Tenaga kerja Medika Home care terdiri dari 3 kelompok, yaitu :
     Tenaga Medis
    Terdiri dari :
     Dokter umum : 1 orang
    Melakukan pemantauan kesehatan klien secara tidak langsung serta memberikan resep obat.
     Ahli gizi : 1 orang
    Membuat dan mengelola diit serta menyusun menu klien sesuai dengan kebutuhan
     Perawat pelaksana : 5 orang
    o Manajer kasus (1 orang)
    Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,dengan fungsi :
    a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
    b. Menyusun rencana pelayanan.
    c. Mengkoordinir aktifitas tim
    d. Memantau kualitas pelayanan
    o Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan. dengan fungsi :
    a. Melakukan pengkajian komprehensif
    b. Menetapkan masalah
    c. Menyusun rencana keperawatan
    d. Melakukan tindakan perawatan
    e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien.
    f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif.
    g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
    h. Membimbing semua anggota keluarga klien dalam pemeliharaan kesehatan.
    i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan.
    j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
     Tenaga Administrasi
    Terdiri dari :
     Receptionist : 1 orang
    Melakukan registrasi klien yang masuk
     Bagian keuangan : 1 orang
    Melakukan audit keuangan perusahaan, dari pembayaran klien, merancang anggaran belanja perusahaan, dan lain-lain
     Pengelola pembukuan : 1 orang
    Melakukan audit data registrasi klien serta pengelolaan data medis klien
     Tenaga Bantuan
    Terdiri dari :
     Sopir ambulance : 1 orang
    Mengantar jemput perawat ke lokasi klien maupun mengantar klien ke rumah sakit jika ada indikasi/ harus dilakukan perawatan/ cek medis di rumah sakit.
     Juru masak : 1 orang
    Belanja dan memasak semua menu diit yang telah dibuat oleh ahli gizi sesuai dengan jumlah dan takaran yang telah ditentukan.

    2.3. ASPEK PEMASARAN

    a. Peluang Pasar
    Masih sedikitnya inastansi pelayanan kesehatan berupa home care di daerah Yogyakarta, membuat pendirian Medika Home Care ini menjadi prospek usaha yang cemerlang dan mampu berkembang di ranah instansi kesehatan. Apalagi Medika Home Care ini akan menjadi home care pertama di wilayah kabupaten Bantul. Selain itu pengobatan dan perawatan ke rumah sakit akan membutuhkan biaya yang cukup besar karena biaya-biaya lain di luar biaya perawatan (biaya menginap, biaya transportasi, dan lain-lain), serta akan menyita waktu yang tidak sedikit bagi keluarga yang menunggunya.
    Terkadang rumah sakit tidak mampu menampung pasien yang harus dirawat inap (opname) karena jumlah bangsalnya yang sudah terisi penuh. Terlepas dari hal itu, tindakan perawatan yang dilakukan di rumah sakit menjadi suatu trauma psikologis tersendiri bagi pasien. Suasana rumah sakit yang tidak kondusif untuk pengobatan dan perawatan juga akan menggangu proses penyembuhan pasien. Berbeda dengan perawatan yang dilakuakan di rumah pasien.
    Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau home care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

    b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting)
    Medika Home Care yang berkantor di wilayah kabupaten Bantul menjadikan pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit Panembahan Senopati, PKU Muhammadiyah, dan RS Hidayatullah sebagai daerah pemasarannya secara khusus, serta seluruh masyarakat di wilayah propinsi Yogyakarta secara umumnya. Namun tidak menutup kemungkinan Medika Home Care juga melayani customer-costumer di wilayah sekitar Yogyakarta, misalnya Purworejo, Magelang, Klaten, dan lain-lain.

    c. Pasar Sasaran (Market Targeting)
    Sasaran yang dipilih Medika Home Care dalam menawarkan jasa diantaranya :
    o Klien yang jauh dari pos pelayaan kesehatan
    o Klien dengan kasus penyakit terminal yang memerlukan pendampingan (misal pasca stroke, sakit kronis, dll) dimana sudah tidak memerlukan tindakan medis yang rumit
    o Klien dengan indokasi perawatan luka (post op, luka ulkus, luka tekan, luka dekubitus, dll)
    o Klien dengan bayi baru lahir
    o Klien dengan kebutuhan terapi khusus

    d. Volume dan Tarif Pelayanan

    Daftar Tarif Jasa Perawatan
    No. Tindakan Tarif 1 X Tindakan
    1 Rawat luka 45.000 – 60.000
    2 Nebulizier 35.0000
    3 Angkat jahitan 45.000
    4 Penanganan nyeri 50.000
    5 Pemantauan KKP 50.000
    6 Pemantauan Hipertensi 35.000
    7 Pemantauan CVA 50.000
    8 Pemantauan DM 30.000 – 50.000

    Rincian biaya Perawatan
    Bahan habis pakai Alat/bahan Jasa perawat
    Kassa steril 2 box Pinset anatomi Jasa perawat dan transport
    H2O2 1 btl Pinset cirurgie
    Na Cl 1 fls Gunting verban
    Verban roll 2 bj Gunting nekrotomi
    Spuit 5 cc 2 bj Bak instrumen
    Handscoen 1 ps Biaya perawatan alat Rp 10.000,-
    Rp 30.000,- Rp 50.000,-
    Biaya keseluruhan untuk perawatan luka gangren 1 kali tindakan sebesar Rp 90.000,-

    Daftar sewa alat
    No Alat Tarif
    1 Set rawat luka 30.000 – 40.000
    2 Nebulizier 40.000
    3 Set angkat jahitan 35.000
    4 Set hipertensi 10.000 – 20.000
    5 Set oksigen + isi 1 m3 60.000
    6 Set DM 20.000 – 30.000

    Daftar Tarif Transport
    No Transport Tarif
    1 Dalam kota Yogyakatra 5.000 – 25.000
    2 Luar Kota Yogyakarta 30.000/km

    Daftar Tarif Menu
    No Jenis Tarif
    1 Diit Diabetes 30.000/ hari
    2 Diit Hipertensi 27.000/ hari

    e. Persaingan dan Strategi Bersaing
    Home care di wilayah Yogyakarta masih dapat dihitung dengan jari dan belum banyak jumlahnya. Bahkan di wilayah kabupaten Bantul sendiri pembanguna Medika Home Care akan menjadi pelopor dan yang pertama. Oleh karena itu Medika Home Care tidak mengalami permas;ahan yang mendalam dalam hal bersaing dengan home care lain. Namun, banyaknya rumah sakir, rumah bersalin, maupun klinik akan menjadi pesaing tersendiri karena masyarakat belum mengenal istilah maupun kinerja dari sebuah home care. Masyarakat masih beranggapan bahwa prosedur pengobatan dan perawatan sepenuhnya dilakukan dari, oleh, dan di rumah sakit. Untuk itu Medika Home care berusaha untuk mempromosikan pelayanannya dan menjalin kerjasama dengan berbagai instansi kesehatan dari tingkat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) hingga puskesmas-puskesmas di wilayah Yogyakarta.
    Dalam hal biaya untuk 1 kali perawatan, tarif yang dikeluarkan oleh home care cenderung sedikit lebih mahal dengan biaya perawatan ketika di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Hal ini terjadi karena tim medis home care harus mendatangi lokasi klien yang menyebabkan waktu, tenaga, dan biaya yang relatif tidak sedikit. Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care, maka Medika Home Care senantiasa mengutamakan pelayanan sebagai berikut :
     Kemudahan
    Meliputi kemudahan untuk dihubungi, mendapatkan informasi, dan kemudahan untuk membuat janji.
     Selalu tepat janji
    Sangat penting untuk membina hubungan saling percaya antara masyarakat dengan institusi home care swasta.
     Sesuai standar yang ditetapkan
    Hal ini merupakan ciri professional, baik dalam melaksanakan tindakan, kualitas tenaga ahli, maupun manajemen perusahaan.

     Responsif
    Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan, dan harapan klien.
     Relasi
    Mengembangkan hubungan kerjasana secara internal dan eksternal untuk memperbaiki kualitas layanan.

    f. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya
    Usaha Medika Home Care ini secara khusus melayani pasien yang membutuhkan pelayanan home care dari RSUD Panembahan Senopati, RS PKU Muh. Bantul, dan RS Hidayatullah. Namun secara umum juga melayani klien di wilayah Yogyakarta, baik yang rujukan dari rumah sakit maupun pribadi. Kerjasama dengan beberapa rumah sakit yang semakin meluas dan didukung promo melalui situs internet yang bias diakses oleh semua orang, bukan tidak mungkin usaha Medika Home Care akan dilirik oleh investor dari luar daerah untuk menanamkan modal dan mengembangkan usaha di kota-kota lain.

    g. Pangsa Pasar
    Pangsa pasar selisih antara jumlah barang/ jasa yang diminta dengan jumlah barang/ jasa yang ditawarkan. Home care merupakan usaha yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan. Jumlah pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit secara kontinyu sangatlah banyak, namun perawatan itu terbentur oleh banyak hal, misalnya tempat yang jauh dari rumah sakit, minimnya jumlah bangsal, dan terbatasnya perawat di rukah sakit. Disisi lain masih belum banyak usaha home care yang didirikan, bahkan di Bantul sendiri belum ada satupun. Sehingga pendirian Medika Home Care ini sangatlah membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Medika Home Care memberikan penawaran rata-rata sebanyak 20 pasien per harinya, hal ini mungkin sebenarnya jauh dari permintaan masyarakat di wilayah Yogyakarta.

    2.4. ASPEK MANAJEMEN

    a. Kepemilikan
    Usaha pelayanan kesehatan Medika Home care ini dimiliki oleh persero aktif dan pasif, yaitu :
    a). Persero aktif
    1). Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.
    2). Etik Nurjanah, S.Kep.,Ns..
    3). Hari Sutrisno, M.Kes.
    b). Persero pasif
    1). RSUD Panembahan Senopati
    2). RS PKU Muhammadiyah Bantul
    3). RS Hidayatullah.

    b. Struktur Organisasi

    c. Tim Manajemen

    d. Tenaga Kerja/ Karyawan
    Tenaga kerja Medika Home care terdiri dari 3 kelompok, yaitu :
     Direktur
     Tenaga Medis
    Terdiri dari :
     Dokter umum : 1 orang
     Ahli gizi : 1 orang
     Perawat pelaksana : 5 orang
    o Manajer kasus (1 orang)
    o Perawat Pelaksana (5 orang)
     Tenaga Administrasi
    Terdiri dari :
     Receptionist : 1 orang
     Bagian keuangan : 1 orang
     Pengelola pembukuan : 1 orang
     Tenaga Bantuan
    Terdiri dari :
     Sopir ambulance : 1 orang
     Juru masak : 1 orang
    2.5. ASPEK KEUANGAN

    a. Kebutuhan Dana
    Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Medika Home Care dialokasikan untuk :
     Bangunan :
    Tanah seluas 108 m2
    Bedung berlantai 2
    Property kantor
     Teknis
    Mobil ambulance : 1 unit
    Motor : 2 unit
    Sarana Komunikasi : 2 HP + 1 telepon kantor
     Medis :
    Peralatan Kesehatan
    Bahan baku perawatan kesehatan
     Perpajakan :
    Pajak Listrik (per bulan)
    Pajak Telepon dan Internet (perbulan)
    Pajak kendaraan bermotor (per tahun)
    Pajak Bumi dan Bangunan/ PBB (per tahun)
     Mengurus perijinan
     Gaji pegawai

    b. Sumber Dana
    Untuk membangun Medika Home Care, sumber dana yang dibutuhkan diperoleh dari :
     Pemilik PT
    Hari Sutrisno, M.Kes. sebesar Rp. 75.000.000,-
    Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns. sebesar Rp. 40.000.000,-
    Etik Nurjanah, S.Kep., Ns. sebesar Rp. 45.000.000,-
    RSUD Penembahan Senopati sebesar Rp. 20.000.000,-
    RS PKU Muh. Bantul sebesar Rp. 20.000.000,-
    RS Hidayatullah sebesar Rp. 20.000.000,-
     Kredit
    Bank Mandiri Bantul sebesar Rp. 50.000.000,-
    JUMLAH = Rp. 270.000.000,-

    c. Prediksi Pendapatan
    Target pendapatan/ bulan = (20 klien x Rp. 75.000,-) x 30 hari
    = (Rp.1.875.000,-) x 30 hari
    = Rp. 56.250.000,-

    d. Prediksi Biaya
     Bangunan :
    Tanah seluas 180 m2 = Rp. 24.480.000,-
    Gedung berlantai 2 = Rp. 50.000.000,-
    Property kantor = Rp. 17.500.000,-
     Teknis :
    Mobil ambulance : 1 unit = Rp. 60.000.000,-
    Motor : 2 unit = Rp. 22.000.000,-
    Sarana Komunikasi : 2 HP + 1 telepon kantor = Rp. 2.500.000,-
     Medis :
    Peralatan Kesehatan = Rp. 10.000.000,-
    Bahan baku perawatan kesehatan = Rp. 1.000.000,-
     Perpajakan :
    Pajak Listrik (per bulan) = Rp. 500.000,-
    Pajak Telepon dan Internet (perbulan) = Rp. 1.000.000,-
    Pajak kendaraan bermotor (per tahun) = Rp. 1.000.000,-
    Pajak Bumi dan Bangunan/ PBB (per tahun) = Rp. 500.000,-
     Mengurus perijinan = Rp. 3.000.000
     Gaji pegawai (bulan pertama): = Rp. 30.350.000,-
    Biaya yang dibutuhkan = Rp. 244.830.000,-
    Biaya yang dibutuhkan = Rp. 244.830.000,-
    Biaya tak terduga : 10% x Rp. 234.830.000,- = Rp. 24.483.000,-
    TOTAL BIAYA = = Rp. 269.313.000,-

    e. Prediksi Rugi Laba
    Target/ bulan = (20 klien x Rp. 75.000,-) x 30 hari
    (Rp.1.875.000,-) x 30 hari = Rp. 56.250.000,-
    Gaji pegawai/ bulan :
    Direktur = Rp. 4.000.000,-
    Manager Administrasi = Rp. 3.500.000,-
    Manager Pelayanan = Rp. 3.500.000,-
    5 Perawat = Rp. 12.500.000,-
    Dokter = Rp 2.500.000,-
    Ahli gizi = Rp. 2.500.000,-
    Supir = Rp 1.0000.000,-
    Juru masak = Rp 850.000,-
    Jumlah gaji per bulan = Rp. 30.350.000,-
    Pajak telepon dan listrik = Rp 1.500.000,-

    JUMLAH LABA / bulan = Rp. 24.450.000,-

    f. Kriteria Investasi
    Medika Home Care merupakan suatu usaha dibidang jasa pelayanan kesehatan. Infestasi perusahaannya pun tidak begitu banyak, misalnya mobil ambulance, motor, alat kesehatan, dan lain-lain. Alat-alat kesehatan yang digunakan tidak terlalu mahal harganya. Sedangkan untuk kendaraan maupun property lain misalnya telepon dan komputer memiliki masa guna yang panjang (long life), sehingga untuk pengadaan kembalinya sangat memungkinkan tidak mengalami low benefit.

    BAB III
    KESIMPULAN

    Usaha pelayanan kesehatan berupa home care masih sangat sedikit dan belum banyak dikembangakan di Indonesia maupun di wilayah Yogyakarta pada khususnya. Banyak rumah sakit yang masih belum menyediakan pelayanan home care bagi para pasiennya. Di wilayah kabupaten Bantul sendiri bahkan semua rumah sakitnya belum menyeduakan pelayanan home care. Hal ini menjadi peluang yang besar karena Medika Home Care bekerja sama dengan rumah sakit di Bantul dan Yogyakarta. Dengan promo yang luas dan servis yang memuakan serta menjalin kerjasama dengan banyak rumah sakit, bukan tidak mungkin Medika Home Care akan berkembang menjadi proyek besar dan bahkan membuka cabang di kota-kota lain. Banyaknya pasien dengan kasus-kasus terminal yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya perawatan secara kontinyu di rumah sakit karena ketebatasan ruangan unruk menampung pasien membuat usaha Medika Home Care layak untuk didirikan , terutama di wilayah Bantul Yogyakarta.

  57. NAMA : ULIANA
    NIM : PO.71.20.0.09.1967
    TINGKAT : III A
    M.K : KEWIRAUSAHAAN

    A. Latar Belakang

    Dewasa ini, perekonomian negara Indonesia menunjukkan kondisi yang kurangmenggembirakan bagi para pelaku usaha dan masyarakat.Isu kenaikan maupun kelangkaanharga BBM menjadi bukti adanya kurang kondusifnya kondisi perekonomian negara.Dalamkondisi yang seperti ini, masyarakat semakin terpuruk ketika harga kebutuhan beberapabahan pokok mengalami peningkatan dan tidak lagi terjangkau yang juga tidak diimbangidengan meningkatnya pendapatan masyarakat.Di sektor pertanian, kondisi tersebut juga sangat dirasakan oleh para petani.Biayaoperasional yang tidak sebanding dengan harga jual hasil pertanian membuat lesu sektorini. Oleh karena itu, dengan mengacu pada kondisi perekonomian yang kurang kondusif dantidak berpihak pada perekonomian rakyat, menuntut masyarakat untuk mempunyai dayasaing dan keahlian tertentu untuk meningkatkan derajat hidupnya sebagai bekal dalamkehidupan sehari – hari.Bagi para pelaku usaha, kondisi yang perlu diperhatikan adalah mengenai bagaimanadaya beli masyarakat di sekitar sehingga bisa memunculkan permintaan dari beberapapenawaran yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila permintaan meningkat memungkinkanpasar menjadi potensial dan ketika kondisi permintaan menurun menyebabkan kondisipasar berada pada posisi yang tidak menguntungkan.Yang perlu diperhatikan adalahmengenai bagaiman tingkat persaingan, daya beli masyarakat, dan hukum permintaanmaupun penawaran itu terjadi pada kondisi yang demikian.

    B.Gambaran Umum Potensi Usaha
    Kalau kita mencermati secara lebih mendetail mengenai kondisi perekonomian negarayang kurang stabil, maka apabila kita memposisikan diri sebagai pelaku usaha, maka yangakan telintas pertama kali di benak kita adalah mengenai bagaiman menciptakan sebuahunit usaha bisnis yang prospektif dan menguntungkan dalam jangka pendek dan jangkapanjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran yang kedua adalah denganmodal yang pas – pasan, produk apa yang akan kita produksi sehingga memunculkanpermintaan pasar dan dapat memberikan keuntungan bagi kita. Kiranya pemikiran tersebutpantas muncul ketika kita semua terhimpit pada kondisi ekonomi yang sulit.Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan analisis mengenai hal – hal yang potensialuntuk melakukan usaha agar mampu memberikan manfaat ekonomi bagi kita..Salah satubentuk usaha bisnis yang bisa dijalankan adalah dengan mendirikan toko sayuran.

    C. Gambaran Umum Industri
    Persaingan dalan usaha penjualan ini memang sudah kompetitif. Banyak sekali kitajumpai beberapa toko sayur, baik sekala besar ataupun skala kecil, baik itu dilakukan ditoko, kios, outlet, atau tempat berjualan lain seperti di pasar, swalayan, maupun pusatperbelanjaan modern. Untuk dapat bersaing dalam usaha yang bersangkutan, salah satucara yang dilakukan adalah dengan melakukan pemilihan segmen yang tepat, potensial danbelum banyak digarap oleh pihak lain, kemudian menawarkan beberapa keunggulan dannilai lebih bagi konsumen yang menjadi segmen usaha kita

    PROFIL PERUSAHAAN:
    1.Nama Perusahaan :VEGAN SHOP
    2.Bidang Usaha : perdagangan
    3.Jenis Produk : sayur-sayuran
    4.Alamat Perusahaan : jalan Kalimantan, jember

    VEGANSHOP
    merupakan suatu usaha kecil di bidang perdagangan. Usaha ini mejual berbagaivariasi sayur-sayuran dan pelengkap bumbu dapur, dan berbagai kebutuhan masak lainnya.Agar dapat mempromosikan sayuran dan perlindungan lingkungan lebih lanjut, serta untuklebih memudahkan bagi orang-orang untuk memperoleh bahan vegetarian.Bisnis ini layakdikembangan dengan pertimbangan analisis dari berbagai aspek:

    1. ASPEK PASAR
    Pengakajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yangberhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan proyektersebut.Pada dasarnya analisis aspek pasar bertujuan untuk mengetahui berapabesar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market share dari produk yangbersangkutan.Agar dapat mempromosikan sayuran dan perlindungan lingkungan lebihlanjut, serta untuk lebih memudahkan bagi orang-orang untuk memperoleh bahanvegetarian.
    Dalam hal ini, memang sudah umum sekali dilakukan bagi mereka yangpandai memasak dan mengembangkannya dalam dunia kuliner. Produk yang dijualmemiliki kisaran harga yang relatif murah, sehingga dapat dijangkau oleh semuakalangan masyarakat baik kalangan bawah maupun kalangan menengah ke atas.

    Analisis SWOT:
    a. Kekuatan (Stregth)
    – Pertama, bidang usaha ini tidak membutuhkan modal yang besar. Hal inidikarenakan tidak menggunakan atau tidak membutuhkan peralatan dan mesinuntuk proses produksi.
    – Kedua, bahan baku di peroleh langsung dari disrtibutor pasar, dalam keadaansegar dan baru.
    – Ketiga, sayuran yang djual dengan harga yang terjangkau dan dapat dijangkauoleh masyarakat luas.
    b. Kelemahan (Weakness)
    – Pertama, membuka usaha dibidang yang baru tidaklah mudah. Memerlukanstrategi yang baik dalam memperkenalkan produk yang akan dipasarkan.
    – Kedua, biasanya perusahaannya berbentuk perusahaan perseorangan, sehinggapengelolaan manajemennya masih bersifat tradisional dan sederhana.
    – Ketiga, sarana dan prasarana yang digunakan relatif sederhana, karena lebihbanyak menggunakan tenaga manusia. Sehingga tidak bisa memproduksi barangdengan jumlah banyak dalam waktu yang singkat.
    – Keempat, kualitas sumber daya manusia relatif rendah, sehingga sulit untukmengembangkan kreatifitas individu.
    – Kelima, stok sayuran yang tidak tahan lama, sehingga persediaan harus segerahabis.
    c. Kesempatan (Opportunity)
    – Pertama, adanya kesempatan berusaha tanpa persaingan dalam hal membuatbisnis seperti ini dikarenakan pesaing kami adalah mlijo pada pagi hari dan kamimembuka bisnis ini hingga malam hari.
    – Disamping itu harga yang kami tawarkan relatif murah dibanding toko yanglain,seperti hypermart ataupun carrefur. Sehingga kesempatan bisnis ini cukupmenguntungkan.
    d. Ancaman (Threaths)
    – Pertama, munculnya pesaing-pesaing baru. Banyak dari program kami akandirancang untuk membangun loyalitas pelanggan, dan kami berharap bahwa kualitas layanan kami dan atas skala Suasana tidak akan dengan mudahdigandakan.
    – Kedua, menurunnya daya beli masyarakat akibat krisis global.menyadari ancamanini dan akan terus memantau harga untuk tetap memberikan sesuatu yangmenarik untuk pelanggan.
    – Ketiga, konsumen yang tidak dapat menerima produk kami dari segi hargamaupun tempat yang mungkin jauh dari jangkauan

    Segmentasi, Target, dan Posisi Produk
    a.Segmentasi
    Yang menjadi segmen dari usaha Vegan adalah segmen menengah dan menegahkebawah
    b.TargetYang menjadi target market adalah mahasiswa, Ibu rumah tangga, eksekutif muda.
    c.PosisiKami ingin menciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen sebagaiToko yang menyediakan berbagai sayuran terlengkap, nyaman, menjual sayurdengan kualitas yang baik dan harga yang pas untuk masyarakat banyak.

    2. ASPEK PEMASARAN
    Pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan menjual barang ataujasa yang diproduksi perusahaan kepasar. Oleh karena itu aspek ini bertanggung jawabmenentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih.
    Perilaku Konsumen
    Konsumen mengunjungi tempat usaha kami setelah memperolehinformasi dari brosur-brosur yang kami sebarkan di tempat umum danmemasang spanduk diberbagai tempat keramaian. Pada umumnya setelahkonsumen mengunjungi tempat kami, mereka akan menganjak teman dankerabatnya untuk mengunjungi tempat usaha kami.

    Kepuasan Konsumen
    Untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, kami akanmemberikan layanan yang terbaik kepada konsumen berupa keramahtamahanpelayan, diskon selama masa promosi, dan penggantian produk apabila produkyang kita jual tidak layak konsumsi.
    Analisis Persaingan
    Sejauh ini, kami memiliki pesaing yaitu mlijo yang biasa menjualdagangannya keliling pada pagi hari dan warung – warung sayur yang harganyajuga terjangkau bagi masyarakat sekitarnya, serta supermarket yangmenyediakan sayuran. Tapi kelebihan dari Vegan adalah kami membuka tokodari pagi hari hingga malam, dan kebanyakan mlijo hanya berjualan hinggasiang hari.Sehingga para customer dapat berbelanja kapan saja sesuaikebutuhan mereka.Sasaran para pesaing kami pada umumnya ditujukan pada masyarakatmenengah. Sedangkan produk kami ditujukan pada konsumen semuagolongan, terutama mahasiswa. Sehingga konsumen menengah ke bawahdapat menjangkau produk yang kami dagangkan.

    Faktor Produk (product)
    Uraikan ciri-ciri produk : menjual sayur dan kelengkapannya dalamkemasan, dapat diperoleh secara eceran atau per biji, atau kuantitas per kilogram

    Spesifikasi produk:
    Tomat , Daun prei , Labu, Bawang merah , Wortel , Kentang, Bawang putih , Bayam , Kecambah, Bawang Bombay , Kacang panjang , Genjer, Daun bawang , Buncis , Kangkung , Cabe merah , Kembang kol , Terong , Cabe rawit , Cabe hijau Tahu , Rempah-rempah , Sawi , Tempe , Jamur, Terong dll.

    Faktor Harga (Price)
    Harga yang ditawarkan relatif terjangkau.Penentuan harga berdasarkanpermintaan penawaran yang ada di pasar.

    Faktor Distribusi (Place)
    Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan tempatusaha:
    – Letak strategis : lokasi yang dipilih berada di dekat pusat keramaian. Dekatdengan perkantoran, sekolah dan kampus.Sehingga konsumen potensialcukup tinggi.
    -Mobilitas lancar : lokasi dapat diakses dengan cepat karena transportasicepat dan lancar.
    – Kondisi lingkungan kondusif
    – Bahan baku dan tenaga kerja mudah didapat.

    Faktor Promosi (Promotion)
    Langkah- langkah promosi yang akan kami lakukan diantaranya adalahsebagai berikut:
    – Pembagian selebaran dikawasan kampus, sekolah-sekolah danperkantoran
    -Pemberian diskon selama seminggu pada saat pertama kali dibuka
    -Potongan khusus untuk pembelian sejumlah Rp 100.000,00 sebesar 5%
    Promosi produk melalui internet
    -Bekerja sama dengan percetakan untuk pemasangan spanduk promosi

    3. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

    1. Pemilihan Strategi Poduksi
    Berhubung Usaha yang kami jalankan bergerak dibidang pengolahanmakanan dan minuman, strategi yang kami gunakan adalah menggunakan sistemprosescostingdalam memproduksi makanan dan minuman yang kami tawarkan. Alasan kamimemilihproses costingadalah dikarenakan usaha ini terus berproduksi tanpa harusmenunggu adanya pesanan dari pelanggan. Disamping itu usaha ini direncanakan akanberoperasi setiap hari, sehingga proses produksinya dilakukan secara rutin..
    Produk yang dipasarkan atau dijual hendaknya produk yang sesuai dengankebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dengan demikian maka konsumenmerasa puas. Hanya dengan kepuasan konsumen itulah perusahaan akan mendapatkeuntungan. Sebaliknya, apabila konsumen tidak merasa puas dengan produk yangdibelinya maka mereka akan meninggalkan perusahaan kita dan kita akan kehilanganpelanggan serta akhirnya kita akan menderita kerugian. Jadi kepuasan konsumenmenjadi dasar utama perencanaan strategi produksi.

    2. Pemilihan dan Perencanaan Produk yang akan Diproduksi
    Produk yang akan kami pilih berupa sayur mayur yang fresh dan bersih,selainitu kami akan menjual sayuran organik. Disamping itu,produk yang akan kami pasarkantidak hanyalah sayuran saja,tetapi adapula bumbu dapur serta berbagai macam produksebagai bahan pelengkap masakan. Sehingga para customer dapat membeli apa sajayang mereka butuhkan.

    3. Pemilihan Teknologi
    Kemajuan teknologi hendaknya membawa efisiensi yang tinggi sekaligusmenghasilkan produktivitas yang tinggi pula.Akan tetapi selain keuntungan-keuntunganjuga terdapat kelemahan-kelemahan atas perkembangan teknologi, misalnya, teknologitersebut belum tentu cocok dengan lingkungan internal perusahaan maupun lingkunganeksternalnya.
    Saat customer datang,kita haruslah memberikan keramahan dalam sambutannya.Kemudian customer bisa langsung mengambil produk yang mereka pilih. Setelah itubelanjaan akan dibawa ke kasir kemudian harga produk tersebut akan diestimasi,kemudian ditentukan harganya. Terkadangakan mengalami antrian customer yang inginmembayar belanjaan yang sudah diambilnya. Maka digunakanlah mesin Kasir/ Cashregister adalah suatu peralatan mekanik maupun elektronik untuk menghitung danmencatat transaksi penjualan yang biasanya terintegrasi secara modul dengan laci (cashdrawer) untuk menyimpan sejumlah mata uang.Cash register umumnya jugamengeluarkan hasil cetak (print) dari struk penjualan (receipt) untuk pelanggan. Ini adakesamaan dengan ink barcode machine maupun barcode machine product lain yangtentunya membantu kerja pegawai yang menggunakannya. Kita juga menggunaka mediakomputer sebagai pengganti mesin kasir dengan fungsi yang sama.

    4. Rencana Kapasitas penjualan
    Dalam bisnis ini kapasitas produk yang kan kami pasarkan tidaklah menentu,karenakami melihat dari permintaan pasar tiap harinya.

    5. Rencana kualitas
    Bungkus Atau Kemasan Produk :
    Pengemasan design paperbag ataupaper bags custom pembelian barang carry baguntuk pelanggan. Kemasan kantong belanja terbuat dari kertas yang lebih ramahlingkungan karena dapat membaur dengan sampah lainya.Maka kami memilih kertaskraft untuk harga murah dengan kekuatan yang bagus, tetapi penampilan bisa tetapbagus, bahkan menimbulkan kesan ramah lingkungan karena ketas kraft adalah kertashasil daur ulang.Kertas kraft cukup dicetak satu warna saja, hasilnya sudah bagus dankuat.

    6. Manajemen persediaan
    Untuk memperoleh persediaan, kita membeli langung dari pasar besar di kotajember dan dalam keadaan segar. Kami memilih sayur yang bagus serta melakukantawar menawar harga, sehingga harga yang dibeli lebih murah dan laba yang diperolehakan semakin besar pula.Selain itu, persediaan dapat diperoleh dari distributorlangsung.Penyimpanan bahan tersebut, kami letakkan ditempat yang tidak terkenacahaya matahari secara langsung agar bahan-bahan tersebut tetap dalam kondisi yangbaik.

    7. Jenis teknilogi
    Kami mulai dengan menerapkan teknologi yang paling mendasar yang dapatmembuat proses operasional lebih efisien dan efektif secara bertahap:
    – Tahap komunikasi:Memiliki jaringan telepon sudah menjadi suatu keharusanbagi suatu unit usaha, baik itu telepon biasa maupun telepon seluler agarkonsumen mudah menghubungi kita dan sebaliknya kita mudah menghubungikonsumen, pemasok dan distributor.
    -Tahap Teknologi Informasi:Komputer dengan perangkat lunak sederhana akanmemudahkan tugas tugas kantor seperti menulis surat, mencetak surat,menyiapkan proposal, menyimpan data perusahaan seperti data penjualan,akunting dan keuangan, mengelola data karyawan dan lain-lain.
    Menerapkan teknologi di dalam perusahaan memerlukan biaya yang tidak sedikitdan belum tentu memberikan manfaat yang kita inginkan jika kita tidak mengerti apadan untuk apa jenis teknologi yang kita perlukan. Jika kita mengerti jenis teknologi yangkita perlukan maka teknologi dapat menjadi sarana percepatan usaha Anda danmembuka banyak peluang.

    8. Pengawasan kualitas produk
    Pengawasan dalam produksi produk kami lakukan secara langsung.Hal inidikarenakan kami memproduksi dalam jumlah kecil sehingga pengwasan mudahdilakukan dan dengan adanya pengawasan secara langsung diharapkan dapat menjagakualitas produk yang dihasilkan.

    9. Peralatan dan mesin
    Faktor-faktor teknis toko kami dari mulai mengurus perijinan hingga operasionaltidak terlalu rumit. Begitu juga peralatan pendukung usaha perdagangan cukupsederhana, mulai dari kalkulator, mesin hitung atau mesin registred hingga perangkatkomputer yang bisa memantau stok dan arus keluar masuk barang, serta memonitorcash flow toko bahan bangunan tersebut setiap saat, telepon hingga AC untukkenyamanan ruangan

    4. ASPEK MANAJEMEN DAN SDM
    Dalam menjalankan bisnisnya, makaVEGANSHOPmembutuhkan beberapa tenagakerja agar dapat beroperasi. Oleh karena itu manajemen atau pemilikVEGANHOUSE Telahmenyusun suatu struktur organisasi yang diharapkan dapat menunjang bisnis yang sedangyang terlibat dalam bisnis kreatif ini dibagi atas dua bagian:
    a.Manajemen pembangunan proyek
    Pembangunan usaha ini membutuhkan seseorang yang bertanggung jawab untukmelaksanakan pengawasan terhadap pembangunan. Tanggung jawab manajemenproyek adalah :
    – Mengkoordinasi proses renovasi dan penataanVEGAN HOUSEPemasangansaluran telepon
    – Waktu penyelesaian penataan adalah 1 minggu
    – Perekrutan tenaga kerja untuk operasional yang terdiri dari :2orang tenaga administrasi yang berperan sebagai kasir secara bergantiansesuai jadwal kerja mereka., 1 orang yang berperan sebagai driver pada saat pembelanjaan produk.

    Jabatan JumlahPersonil PendidikanTerakhir

    Pemilik
    3 S1

    Tenaga administrasi/kasir 2 Min SMA
    Driver
    1 Min SMA

    b.Manajemen operasional bisnis
    Dibagian ini manajemen bertugas sebagai pengawas dan pelaksana jalannyaoperasional perusahaan. Tugas dari manajemen yaitu:
    Membuat perencanaan, strategi, dan kebijakan yang menyangkut operasionalperusahaan
    Menyusun anggaran perusahaan dan program kerja
    Memegang kendali atas keputusan penting yang bersifat umum atau berkaitandengan masalah regulasi dan finansial
    Bertanggung jawab dalam memajukan usaha
    Menangani hubungan eksternal dengan pihak lain
    Meningkatkan penjualan, mengatur persediaan barang serta mengontrol biayaproduksi dan tenaga kerja
    Memanage laporan keuangan harian, mingguan dan per periode akuntansi
    Memastikan bahan-bahan untuk produksi sesuai dengan yang sudah dipesandan tidak mengalami kekurangan persediaan
    Meneliti dan mengembangkan produk-produk yang memiliki peluang besaruntuk dapat diterima di pasar
    Secara efektif mengkomunikasikan informasi produk baru kepada pelanggan

    5. ASPEK LINGKUNGAN
    1.AMDAL
    Apabila ada beberapa sayuran yang tidak terjual, makan sayuran tersebut akanmembusuk. Kemudian sayur yang hampir membusuk tersebut dapat di olah kembalimenjai pupuk kompos. Dan dapat di gunakan oleh petani lokal

    2. Aspek sosial
    – Mengurangi angka pengangguran , dengan adanya bisnis ini akan membuka peluang lapangan pekerjaan yang akanmengurangi angka pengangguran.
    – Adanya peningkatan ekonomi masyarakatkhususnya para karyawan.
    -Menambah pendapatan untuk petani dan distributorAdanya bisnis ini mampu menambah pendapatan mereka melalui penjualan panenkepada pasar.
    – Menambah pemasukan untuk pemerintah dalam hal pajakBerdirinya suatu bidang usaha secara otomatis akan menambah pendapatan bagiPemerintah Daerah dalam hal perpajakan.
    – Peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi sayuran yang berkualitas

    3.Aspek politik
    Aspek politik jelaslah sangat berpengaruh terutamadalam suasana pestademokrasi, Pergantian kepemerintahan jelaslah berganti pula kebijakannya.Harapan kami adalah semakin besarnya perhatiaan pemerintah jika terjadipergantiaan kepemerintahaan karena usaha kecil dan menengah ini sangat butuhsekali bantuan dari pemerintah. Selain pada kebijakan pemerintah hambatan yangmungkin kami hadapi adalah adanya situasi yang kurang kondusif saat kampanyesehingga jelas akan mempengaruhi harga dan proses penjualan kami.Selain itu, Menambah pemasukan untuk pemerintah dalam hal pajak.Berdirinya suatu bidang usaha secara otomatis akan menambah pendapatan bagiPemerintah Daerah Jember dalam hal perpajakan.

    Dampak terhadap industri lain :
    -Bagi usaha yang sejenis tentunya akan berdampak pada meningkatnyapersaingan.
    -Bagi petani lokal akan berupaya untuk meningkatkan kualitas produksinya.

    4.Hambatan
    -Faktor kritis usaha ini adalah ketersediaan dan kontinuitas bahanbaku, dimana bila terjadi kegagalan panen pasokan persediaan bahan bakukhususnya sayur tidak akan cukup. Oleh karena itu pengusaha harus mendatangkanpersediaan berbagai distributor daerah lain.
    -Kualitas dari sayuran petani lokal dinilai kurang baik bagi para customer yangmenginginkan sayuran bagus dengan harga yang murah pula.
    -Faktor cuaca buruk yang menggangu produksi petani dan dan menghambat jalurdistribusi pada usaha kami.
    -Harga beli dikuasai oleh pemasok.Bila pasokan berhenti maka perusahaan dalam masalah karena tidak ada alternatif dari pemasok lain.
    -Kurangnya modal perusahaan untuk kontinuitas usaha, karena modal merupakanfaktor utama dalam usaha dagang kami.

    6. ASPEK KEUANGAN
    SUMBER DANA
    Sumber dana untuk mendirikan usaha ini berasal dari pinjaman Banksebesar Rp20.000.000 dengan bunga 6% setahun dan Rp 10.000.000 modal sendiri.

    ANALISIS PENDAPATAN DAN PENGELUARANVEGANSHOP

    Investasi:
    Peralatan
    1.Komputer 1 unit Rp. 4.000.000
    2.Telepon 1 buah Rp. 150.000
    3.Kursi dan meja 5 buah meja,2kursi Rp.2.000.000
    4.Rak Pendingin 1 buah Rp. 1.200.000
    5.AC 1 buah Rp.2.000.000
    6.Keranjang belanjaan 10 buah Rp. 120.000
    7.Timbangan 1 buah Rp.250.000
    8.Kendaraan 1 unit Rp. 5.000.000
    Jumlah total Rp. 15.220.000

    Perlengkapan
    1.Keset 1 buah Rp. 50.000
    2.Nampan20 buah @ Rp. 10.000 Rp.200.000
    3.Sapu 1 buah Rp. 13.000
    4.Serbet 3 buah @Rp. 5.000 Rp. 15.000
    5 Pel 1 buah Rp. 50.000
    6.Vas bunga2buah @ Rp. 100.000 Rp.200.000
    7.Tempat sampah 1 buah Rp. 50.000
    Jumlah.. Rp. 578.000
    Total investasi Rp. 15.798.000

    Biaya Produksi 1 bulan pertama:
    1.Sewa Bangunan Rp. 850.000
    2.Biaya transport/bensin Rp. 150.000
    3.Biaya Listrik dan Telpon Rp.200.000
    4.Biaya Tenaga Kerja:
    – 2orang tenaga administrasi @400.000 Rp. 800.000
    – 1 orang driver Rp. 300.000
    5.Biaya Bahan Produksi Rp. 7.200.000
    6.Paperbag @500 x20 x30 Rp. 300.000
    7.Dana Cadangan Rp.200.000
    8.Biaya promosi Rp. 400.000
    Jumlah Rp. 10.400.000

    Harga jual barang dagang
    Pendapatan per hari Rp.20.000 X20 X30 =Rp. 3.000.000
    Omset pendapatan perbulanRp 12.000.000  Rp 10.400.000=Rp. 1.600.000

    7. ASPEK HUKUM
    1.Bentuk badan usaha
    Usaha toko Vegan berbentuk usaha perorangan dan usaha dagangdenganskala usaha mikro dan kecil.Di dalam operasionalnya sebuah perusahaaan peroranganmelibatkan banyak orang. Orang-orang tersebut merupakan pekerja atau buruh,sedangkan pengusaha atau pemilik perusahaan tetap jumlahnya tunggal. Artinya, yangbertanggung jawab, menanggung risiko, dan menikmati keuntungan hanya satu orangsaja, sedangkan yang lainnya adalah orang yang bekerja di bawah pimpinan pengusahadengan menerima upah.
    Karena belum diatur dalam undang-undang, maka tata cara pendirian usahadagang ini cukup sederhana. Tidak ada keharusan untuk membuat dalam bentuktertulis dengan akta notaris.Dalam hal ini diserahkan kepada pengusaha itu untukmenentukannya sendiri apakah cukup didirikan secara lisan, dengan akta di bawahtangan, atau dengan akta notaris (akta otentik).Walaupun demikian, dalam praktekusaha dagang seringkali didirikan dengan membuat akta notaris.Pendirian denganakta notaris ini memang lebih baik untuk kepentingan pembuktian.

    2.Lokasi bisnis
    Evaluasi lokasi
    Lokasi yang akan kami pilih untuk mendirikan bangunan sebagaitempat usaha Toko Vegan adalah di Jalan Kalimnatan, Jember
    Waktupelaksanaan bisnis
    Usaha toko Vegan akan mulai didirikan pada tanggal 1November dankegiatan operasional penjualan mulai lounching dan diperkenalkan kemasyarakat mulai tanggal 01 Desember2010.

    3.Cara pelaksanaan bisnisa. Proses operasi usaha
    Proses operasi perusahaan meliputi rencana penjualan, rencanapersediaan produk, penjadwalan pegawai dan penggajian, pengawasankualitas, dan pengawasan biaya penjualan dan pemesanan. b. Kebutuhan bahan operasiKebutuhan bahan operasi Toko Vegan dikelola oleh masing masingdepartemen dan nantinya dikoordinasikan dengan pimpinan mengenaikebutuhn bahan operasi yang meliputi pendanaan, jumlah produk dankegiatan kemasaran.

  58. nama : mukti afrizal

    tingkat : 3a

    nim : po.71.20.0.09.1936

    PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN

    Dalam budidaya ikan air peran studi kelayakan memegang peranan penting apalagi dikaitkan dengan investasi yang begitu besar. Tanpa kajiandari studi kelayakan yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu tentu usaha yang didirikan tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan. Berdasarkan pengertiannya Studi kelayakan adalah suatu seni cara merangkai, menggabungkan dan menganalisa suatu rencana investasi secara keseluruhan atas faktor-faktor yang mempengaruhi antara multi disiplin ilmu, sehingga menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan yakni layak dan tidak layak investasi tersebut. Dengan demikian usaha budidaya ikan harus ada studi kelayakannnya baik itu pembenihan maupun pembesaran. Aspek Umum dan Legalitas Aspek umum meliputi hal hal yang berkaitan dengan latar belakang usaha itu dilakukan siapa pemrakarsa perusahaan,
    kepemilikan perusahaan serta yang menyangkut susunan pengurus perusahaan tersebut. Struktur permodalan adalah Modal dasar yang tercantum dalam akte notaris, sedangkan aspek legalitas menyangkut pendirian perusahaan.
    1. Pengertian Perencanaan Biaya
    Operasional Produksi Setiap proses produksi agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka sebelum melakukan proses produksi diperlukan perencanaan. Perencanaan tersebut menyangkut bagaimana produksi bisa berlangsung dengan biaya seoptimal mungkin dengan hasil yang optimal pula. Dengan demikian pengertian perencanaan biaya operasional produksi adalah perencanaan mengelola dari mulai input, proses sampai dengan output yang berupa produk tersebut dihasilkan dengan penekanan kepada penggunaan biaya seefisien mungkin dengan menghasilkan produk yang optimal.

    2. Identifikasi Dokumentasi
    Perencanaan Biaya Operasional Produksi yang diperlukan Dokumen-dokumen yang diperlukan
    dalam operasional produksi budidaya ikan air tawar adalah :

    Dokumen tentang biaya investasi
    Dokumen tentang biayaoperasional produksi
    Dokumen tentang hasil produksi dan pendapatan
    Dokumen tentang biaya perawatan dan pemeliharaan gedung serta peralatan
    Dokumen tentang target dan realisasi yang hendak dicapai
    Dokumen tentang gaji staf dan karyawan
    Dokumen tentang data pasar
    Buku tentang ekspedisi atau surat masuk dan keluar
    Buku kas besar
    Buku tentang utang piutang
    Dokumen perjanjian kerjasama
    Kuitansi dan catatan lain yang dianggap perlu
    Semua dokumen tersebut adalah untuk memudahkan dalam kaitannya dengan penyusunan perencanaan biaya operasional produksi sehingga dapat diketahui dengan mudah keuntungan optimal dari perusahaan tersebut.
    3. Penyusunan Cash Flow dan
    Proposal Dalam kaitannya dengan perencanaan biaya operasional produksi, cash flow dan proposal merupakan dua hal yang serat kaitannya dengan kelayakan suatu usaha/produksi yang akan dilakukan. Cash flow adalah tahapan dana yang dikeluarkan serta mengalir berdasarkan waktu yang ditentukan serta jumlahnya sesuai dengan tahapan waktu serta keperluanproduksi. Pada cash flow dapat dilihat pada bulan atau tahun berapa produksi mencapai titik impas (break even point) dan pada bulan atau tahun berapa keuntungan optimal bisa dicapai. Sedangkan proposal berguna untuk mendapatkan dana baik pinjaman dari perbankan, koperasi, maupun investor yang mau menanamkan modalnya dalam kegiatan produksi tersebut. Berikut ini dapat dilihat contoh format cash flow dan proposal yang dapat dilakukan dalam menyusun biaya operasional produksi.
    .

    Contoh Format Proposal
    1. Gambaran umum, yang meliputi
    antara lain :

    Biodata pengusaha
    Alamat usaha
    Alamat pemilik
    Data usaha, meliputi :
    Sektor usaha
    Jenis produksi
    Tahun mulai produksi
    Usaha lain

    2. Hubungan dengan perbankan

    Sebagai pemilik rekening
    Sebagai pemilik tabungan
    Sebagai nasabah/peminjam
    Data yang diperlukan, meliputi : Nama Bank, Nomor rekening, dan Fasilitas yang sedang dinikmati

    3. Aspek legalitas

    Ijin domisili usaha
    Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP)
    Surat tanda pendaftaran industri kecil
    Nomor Peserta Wajib Pajak (NPWP)
    Kartu penduduk
    Kartu keluarga

    4. Aspek manajemen

    Riwayat pengelola perusahaan
    Susunan organisasi perusahaan, yang meliputi susunan :

    Ketua
    Wakil ketua
    Sekretaris
    bendahara
    Sistem pengendalian
    Keuangan
    Produksi
    pemasaran

    5. Aspek teknis produksi

    Gambaran tentang produk
    Teknis produksi
    Lokasi
    Fasilitas yang sekaran digunakan
    Tenaga kerja

    6. Aspek pemasaran

    Segmen pasar
    Target/sasaran produksi
    Omset penjualan
    Perkembangan pasar
    System pemasaran dan cara pembayaran

    7. Aspek keuangan

    Rincian biaya investasi, modal kerja, struktur biaya (biaya produksi dan operasional produksi, rincian investasi/penyusutan)
    Penjualan
    Cash flow dan kelayakan usaha
    Analisa rugi laba

    8. Kelayakan usaha

    Pemasaran
    Penggunaan teknologi
    Kelayakan bahan baku
    Profitabilitas, yang meliputi :
    Net Present Value (NPV)
    Internal Rate Return (IRR) Return On Invesment (ROI)

    Payback Period (PP)

    Catatan :
    NPV dan IRR dilakukan apabila kegiatan usaha dilakukan lebih dari satu tahun, namun kalau kurang dari satu tahun analisa usaha cukup menggunakan R/C atau B/C serta Break Event Point (BEP). Perencanaan studi kelayakan yang baik akan menentukan keberhasilan usaha selanjutnya. Pada perencanaan studi kelayakan yang dituangkan dalam usaha meliputi : Aspek Umum dan Legalilitas, Pemasaran, Teknik Perencanaan, Manajemen dan Organisasi, serta Keuangan. Studi kelayakan biasanya merupakan usaha jangka panjang yang memerlukan investasi yang cukup tinggi. Kajian yang meliputi aspek umum dan legalitas, pemasaran, teknik perencanaan, serta keuangan merupakan suatu rangkaian yang tertuang dalam bentuk proporsal. Di mana proporsal ini sebagai bahan untuk memberi gambaran tentang asset dari perusahaan yang akan dibuat guna mendapatkan modal dari lembaga perbankan atau pengusaha lain yang punya modal ingin menanam di perusahaan yang bersangkutan. Hal tersebut butuh perencanaan yang matang agar pelaksanaan berjalan lancar sesuai yang diinginkan.

    Untuk itu tentunya perlu ada perencanaan biaya. Perencanaan biaya operasional produksi adalah perumusan usaha yang dilakukan dalam kaitannya dengan menghitung biaya yang diperlukan selama produksi itu berlangsung. Investasi sifatnya tetap oleh sebab itu biaya investasi disebut juga biaya tetap (fixed cost) sedangkan biaya operasional sifatnya berubah ubah dan sering pula disebut biaya variabel (variabel Cost). Kedua biaya tersebut diperlukan untuk menghitung keuntungan yang diperoleh dalam kegiatan produksi, laporan keuangan yang menyangkut analisa rugi laba, serta analisa lain seperti :
    kapan usaha tersebut mengalami titik impas (BEP) serta menghitung RC dan B/C Ratio dan termasuk dalam perencanaan biaya operasional produksi.
    Hal-hal yang perlu di dimasukan dalam perencanaan biaya operasional untuk budidaya ikan antara lain adalah :
    1. Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam kegiatan produksi erat kaitannya dengan penggunaan metode perencanaan biaya operasional
    produksi
    2. Penyusunan perencanaan biaya operasional produksi

    3. Pengadministrasian perencanaan biaya operasional produksi

    Perencanaan Produksi
    Langkah awal dalam pelaksanaan proses produksi adalah merencanakan produk atau komoditi apa yang akan diusahakan, misalnya : komoditi ikan mas, ikan nila, ikan hias, dan lain-lain, dengan harapan produk tersebut dapat dipasarkan, serta hasilnya memberikan keuntungan, juga dapat berlangsung dalam jangka panjang. Perencanaan produk ini bukan hanya merencanakan fisik produk saja, tetapi juga proses-proses yang memungkinkan produk tersebut terwujud, yakni :

    produk yang akan di hasilkan harus yang memungkinkan disenangi dan sesuai dengan selera konsumen, contohnya untuk ikan hias koki banyak

    pilihan yang bisa ditawarkan, misalnya : red head, slayer, black moli, dan lain-lain,

    produk yang dihasilkan terdiri dari bagian yang mana, apakah berupa benih, ikan konsumsi atau yang lainnya,
    persyaratan produk yang akan dihasilkan harus sesuai dengan mutu produk yang dinginkan konsumen
    penentuan pengujian mutu yang dihasilkan, seperti : ukuran, kesehatan, dan lain-lain.
    Pelaksanaan Produksi
    Sebelum tahap pelaksanaan produksi dilakukan perlu diperhatikan apakah sarana (input) produksi yaitu 5 M (man, money, machine, material, and method) sudah tersedia, karena kegiatan produksi merupakan aliran yang dimulai dari input sampai dengan proses. Secara sederhana kegiatan produksi dapat digambarkan sebagai berikut : Masukan (input)→ Proses → Hasil (Output)

  59. Nama : Masayu yuri hadria
    Nim : Po. 71.20.0.09.1930
    Tk : 3A

    Studi Kelayakan Perusahaan Roti Di Kebumen
    PERUSAHAAN MELATY KURNIA AJI

    A. Profil Singkat Perusahaan
    Perusahaan Melaty Kurnia Aji didirikan dan mulai beroperasi pada bulan Maret tahun 1998 dengan bentuk usaha Perseorangan. Haji Wakidi, pemilik usaha ini mempergunakan rumah kontrakan yang beralamat di Desa Salam Rejo, Sentolo, Kulon Progo, sebagai kantor sekaligus pabrik. Setelah dua tahun beroperasi dan merasa lingkungan tidak mendukung terutama air yang tidak bersih Bapak Haji Wakidi pindah ke kediamannya di daerah Klumutan, Srikayangan, Sentolo, Kulon progo.
    Perusahaan ini beroperasi dalam bidang makanan khususnya roti. Roti yang dihasilkan terdiri dari tiga jenis yaitu roti manis, roti tawar, dan bolu atau cake. Produknya diberi nama dan dipasarkan dengan nama Melaty Bakery.
    Seiring berjalannya waktu perusahaan ini mulai mengembangkan sayapnya dengan membuka cabang di dua tempat yaitu cabang Sukoreno, Sentolo dan cabang Tayuban, Panjatan, Kulon Progo. Lokasi pemasaran saat ini mencakup Sleman, Klaten, Purworejo, Wates, Magelang, Wonosari, dan Yogyakarta.

    B. Penelitian terhadap berbagai aspek-aspek yang berhubungan dengan
    perusahaan
    1. Aspek Hukum
    Melaty Kurnia Aji telah memperoleh izin usaha dari wilayah dimana perusahaan berdiri, meliputi jenis usaha dan lokasi usahanya. Adapun produknya juga telah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, yaitu produk yang aman dan boleh beredar di pasar. Berkaitan dengan kewajiban terhadap Negara, perusahaan juga telah memiliki NPWP.
    Izin-izin yang telah dimiliki meliputi:
    a. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
    b. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
    c. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
    d. Tanda Daftar Industri (TDI)
    e. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
    f. SP (sertifikat yang diberikan pada individu)
    g. PIRT
    h. Izin Gangguan (HO) diperbarui 4 tahun sekali
    i. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP)
    j. LP POM dari MUI diperiksa setiap 2 tahun sekali
    k. Sertifikat Piagam Bintang Keamanan Pangan

    2. Aspek Pemasaran
    a. Produk
    Produk yang dihasilkan oleh Melaty Kurnia Aji yaitu :
    •Roti manis, roti dengan berbagai varian rasa yaitu rasa coklat pisang, kelapa,
    coklat kacang, mocca, vanilla, semir meisess dan selai nanas
    •Roti tawar, berbentuk open cup
    •Bolu atau cake, bentuk dan varian tergantung pesanan dari pelanggan, tetapi
    sesuai dengan standar yang ada dalam perusahaan.

    b. Harga
    Harga produk yang digunakan oleh Melaty Kurnia Aji adalah Strategi Harga
    Eceran Terakhir (HET). Harga juga diperhitungkan dari operasional perusahaan.
    Adapun harga produk untuk:
    •Roti Manis dengan HET Rp 500,- dan Rp 1.000,-
    •Roti Tawar dengan HET Rp 2.500,-
    •Bolu atau Cake dengan harga sesuai pesanan yang berkisar antara Rp 10.000,-
    sampai dengan Rp 20.000,-
    Kebijakan harga untuk produk pesanan dalam partai besar, dan harga khusus
    untuk pelanggan tetap.

    c. Lokasi
    Lokasi perusahaan Melaty Kurnia Aji dinilai cukup memadai dalam aspek
    pemasaran, dimana lokasi yang strategis, bisa diakses dengan mudah, dan bisa
    dijangkau dengan kendaraan roda empat. Selain itu, usaha ini juga berdiri di
    daerah yang merupakan kawasan industri. Perusahaan ini telah memiliki cabang
    yaitu berlokasi di Sukoreno, Sentolo dan cabang Tayuban, Panjatan, Kulon
    Progo.

    d. Promosi
    Promosi yang dilakukan oleh Melaty Kurnia Aji dengan cara promosi dari mulut
    ke mulut. Strategi pemasaran menggunakan dua cara dalam penyaluran produk
    yaitu langsung mendistribusikan produk ke pengecer dan menggunakan sales atau agen sebagai distributor dengan kesepakatan sebagai berikut :
    1) Sales menanggung barang sisa maka harga dari perusahaan rendah.
    2) Sales tidak menanggung barang sisa tetapi perusahaan yang menanggung
    barang sisa maka harga lebih tinggi.

    e. Pesaing
    Awal berdirinya usaha ini belum banyak pesaing, lambat laun pesaingpun
    bermunculan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi agar mampu bersaing dan
    mempertahankan usahanya.

    3. Aspek Keuangan
    Berdasarkan hasil pengamatan kami dan keterangan dari pemilik, untuk aspek keuangan yang kami sajikan sebagai berikut :
    1) Kebutuhan Modal untuk Investasi
     Modal tetap:
    Tanah Rp 68.000.000,-
    Gedung Rp 190.000.000,-
    Peralatan Rp 7.500.000,-
    Mesin Rp 15.500.000,-
    Kendaraan Rp 15.000.000,-

     Modal kerja: biaya-biaya yang terkait dengan biaya bahan baku, tenaga kerja
    langsung dan overhead
    Bahan baku berupa:
    Keterangan Harga
    Terigu Rp 60.400/sack
    Telur Rp 7.400/kg
    Gula pasir Rp 116.250/sack
    Margarin Rp 47.000/dus
    Ragi basah Rp 66.000/kg
    Assen mocca Rp 90.000/kg
    Calsium Rp13.750/kg
    Improver Rp 19.000/kg
    LPG Rp 18.000/kg
    Messes Rp 85.000/kg
    Coklat tepung Rp 23.700/kg
    Selai nanas Rp 27.000/kg
    Minyak tanah Rp 400/L
    Biaya tenaga kerja = @Rp 170.000,- / bulan

    Biaya overhead terdiri dari :
    a. Biaya listrik Rp 106.000/bulan
    b. Biaya telepon Rp 80.000/bulan

    2) Perolehan Modal
     Modal sendiri
     Modal pinjaman: dari Bank dan dari modal pinjaman Pengembangan Usaha
    Kecil dan Menengah dari pemerintah setempat.

    4. Aspek Teknis/Operasi
    1) Letak Perusahaan
    Melaty Kurnia Aji berada di lokasi strategis untuk memperoleh bahan baku. Daerah Srikayangan merupakan kawasan industri yang mendukung usaha ini. Letak perusahaan juga mudah diakses dengan kendaraan roda empat, sehingga memudahkan untuk saluran distrubusi, baik pemasaran maupun pemasok bahan baku, mudah mendapatkan konsumen.
    2) Tata Letak Perusahaan(belum)
    Perusahaan merupakan rumah pribadi yang didesain sedemikian rupa sehingga bias difungsikan sebagai pabrik dan kantor perusahaan. Adapun ruang-ruang yang ada di Melaty Kurnia Aji:
     Rumah depan digunakan sebagai rumah pribadi
     Gudang bahan baku digunakan untuk menyimpan bahan baku yang akan diolah
     Dapur umum digunakan sebagai dapur pabrik dan dapur pribadi
     Gudang bahan baku setengah jadi digunakan untuk menyimpan bahan baku
    setengah jadi, seperti pisang, coklat, kelapa dan lain- lain
     Ruang pembentukan roti digunakan untuk pembentukan roti
     Ruang proving atau fermentasi digunakan untuk ruang pengembangan roti
     Ruang oven digunakan untuk pengovenan roti
     Ruang finishing digunakan untuk pembelahan, pendinginan dan pembungkusan
    atau packing roti
     Ruang genset digunakan untuk menggerakkan mesin pembungkus atau packing
     Showroom sebagai tempat memamerkan produk yang dihasilkan dan menjual
    produk
     Ruang stock produk jadi digunakan sebagai tempat penyimpanan roti yang akan
    didistribusikan
     Mushola digunakan untuk tempat beribadah
    3) Peralatan yang Digunakan
    Melaty Kurnia Aji menggunakan mesin dan peralatan yang modern. Mesin yang digunakan merupakan hasil kombinasi yang dilakukan oleh pemiliknya karena kreatifitasannya. Peralatan yang ada meliputi mesin pengaduk, mesin packing, oven, dan sebagainya.

    5. Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
    Selain misi yang bernada profitable, Melaty Kurnia Aji juga memiliki misi sosial. Perusahaan memberikan masukan-masukan dan memberikan motivasi dengan menjelaskan profil perusahaan kepada para pengunjung yang melakukan survey.
    Dengan berdirinya perusahaan ini dapat menstimulan sektor ekonomi, yaitu tenaga kerja dan produksi bagi penduduk sekitar. Karyawan yang bekerja di perusahaan adalah penduduk sekitar. Lingkungan sekitar pabrik merupakan kawasan industry yang mendorong masyarakatnya berwirausaha.

    6. AMDAL
    Produk yang dihasilkan oleh Melaty Kurnia Aji adalah produk makanan dan jauh dari unsur kimia berbahaya, sehingga limbah yang dihasilkan pun sangat ramah
    lingkungan. Oleh karena itu, tidak ada permasalahan serius terkait dengan limbah.

    Kesimpulan (Penutup)
    Dari hasil penilaian kami, Melaty Kurnia Aji berpotensi memiliki prospektif usaha yang cerah, sehingga menjadi inspirator kami untuk penyusunan Laporan Studi Kelayakan Bisnis Sweet Bakery Di Melaty Kurnia Aji pengelolaan keuangan masih sederhana. Padahal menurut kami, perusahaan yang mempunyai level setingkat Melaty Kurnia Aji (harusnya) telah memiliki catatan akuntansi yang memadai untuk mengikuti laju perkembangan bisnisnya. Disamping itu, pemanfaatan pasar potensial belum begitu dioptimalkan.
    Kami menggaris bawahi untuk Melaty Bakery untuk obyek pengamatan kami, karena produk tersebut merupakan produk unggulan, dibanding produk-produk lain. Pertimbangan lain, Melaty Bakery mempunyai potensi pasar yang luas, bahkan bias menembus pasar nasional.

  60. NAMA : AFDHOLUL FITRI SUSANTI
    TINGKAT : III A (PO 71.20.0.09.1892)
    POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI
    JURUSAN KEPERAWATAN

    STUDI KELAYAKAN BISNIS KERAJINAN ENCENG GONDOK
    I. PENDAHULUAN
    Dalam tahun-tahun terakhir ini ekspor dari produk industri kerajinan dan mebel dengan bahan baku dari kayu terutama kayu jati semakin menurun jumlahnya, mengingat semakin sedikit pohon jati yang bisa ditebang. Perkembangan tersebut terutama terjadi di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah. Pada saat ini hutan jati sedang dalam proses pembenihan atau penanaman kembali, yang diperkirakan baru dapat dipanen sekitar 30 hingga 60 tahun yang akan datang.
    Di samping itu adanya ketentuan internasional mengenai Ecolabelling bahwa setiap produk yang menggunakan hasil hutan harus disertai persyaratan tebang pilih atau penanaman kembali jenis kayu yang dimanfaatkan. Kondisi ini juga menurunkan volume ekspor kerajinan dan mebel dari kayu hutan.
    Dengan kondisi tersebut di atas tidak berlebihan jika ekspor produk kerajinan dan mebel perlu ditingkatkan kembali dengan produksi yang menggunakan kayu dari hutan industri maupun bahan baku lainnya yang mudah didapat dan murah.
    Salah satu bahan baku yang cocok untuk produk kerajinan maupun mebel yang sangat mudah didapat dan murah berasal dari tanaman yang tumbuh di perairan yaitu Eceng Gondok juga dikenal dengan nama Bengok atau dalam bahasa latin disebut Eichornia Crassipes, dan dalam bahasa Malaysia disebut Keladi Bunting. Tanaman ini bisa ditemukan di setiap perairan, sungai, waduk, rawa di seluruh pelosok Nusantara dalam jumlah yang sangat banyak.
    Industri kerajinan maupun mebel yang memanfaatkan eceng gondok memiliki daya saing yang tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Tenaga kerja yang berkecimpung dalam usaha ini dimulai dari “petani”, perajin tali, pengepul, penganyam, desainer, usaha kecil, usaha menengah sampai eksportir.
    Disebut “petani” dalam tanda petik, mengingat orang-orang tersebut sebenarnya tidak bertani namun hanya sebagai pengambil eceng gondok.
    Atau dengan kata lain, eceng gondok tidak dibudidayakan namun tetap dipelihara dengan memotong batang yang cukup umur. Pada akhirnya tanaman eceng gondok tersebut akan bertunas kembali. Eceng gondok yang dipanen oleh “petani” selanjutnya dijual kepada Pengepul atau Perajin tali eceng gondok. Oleh pengepul, eceng gondok basah dapat langsung dijual kepada industri kecil kerajinan. Sementara itu perajin tali eceng gondok bisa menjualnya kepada industri kecil, industri menengah produk kerajinan maupun mebel.
    Dari hasil wawancara dengan para pelaku usaha yang memanfaatkan eceng gondok sebagai komoditas, ternyata belum ada suatu hubungan kemitraan yang dikuatkan dengan Nota Kesepakatan Kerjasama. Hubungan bisnis di antara mereka merupakan hubungan dagang biasa, bahkan di antara pelaku yang setara bisa terjadi persaingan pasar yang sangat bebas. Artinya, siapa yang mempunyai kreatifitas serta mutu yang bagus, akan memiliki peluang yang lebih baik dibandingkan lainnya. Dengan demikian setiap pelaku usaha akan selalu berlomba untuk meningkatkan mutu, baik dalam kegiatan pelayanan maupun produk.
    Untuk lebih mengetahui secara mendalam tentang usaha yang memanfaatkan eceng gondok sebagai komoditas, maka tulisan ini akan mengulas berbagai aspek kelayakan usaha mulai dari “petani” hingga usaha kecil.
    Aspek kelayakan usaha meliputi aspek pasar, aspek teknis produksi, aspek keuangan, aspek sosial ekonomi dan dampak lingkungan. Di samping analisis terhadap aspek kelayakan, diberikan pula berbagai saran kepada semua pihak terutama perbankan yang berminat membiayai proyek ini. Tulisan ini merupakan rangkuman hasil penelitian terhadap beberapa “petani”, perajin tali serta pengepul eceng gondok di Rawa Pening Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Juga kepada industri kecil dan usaha menengah kerajinan serta mebel eceng gondok di Kabupaten Bantul DI Yogyakarta serta Trangsan Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah.
    II. ASPEK PEMASARAN
    Penggunaan eceng gondok sebagai bahan baku produk kerajinan maupun mebel mulai dikenal sejak tahun 1990-an. Namun permintaan produk mulai meningkat pada tahun 1995. Krisis ekonomi yang dimulai tahun 1997 juga turut mempengaruhi permintaan produk ini. Pada saat ini pemasaran produk kerajinan dan mebel dengan bahan baku eceng gondok sudah mulai berkembang bersamaan dengan produk berbahan baku rotan, pelepah pisang, pandan dan sebagainya. Permintaan dari mancanegara terus meningkat sejalan dengan membaiknya situasi keamanan, politik.
    Data dari Kantor Bank Indonesia Semarang tahun 2002 sd 2005 menunjukkan pertumbuhan ekspor produk kerajinan dan mebel yang dimasukkan ke dalam 3 (tiga) kelompok yakni Kayu, Barang dari Kayu, kemudian kelompok Jerami/Bahan Anyaman serta Perabot & Penerangan Rumah sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah.

    Tabel 1 Pertumbuhan Ekspor Produk Kerajinan dan Mebel Tahun 2002 sd 2005 (Februari)
    Kelompok Produk
    Kayu & Barang dari Kayu Perabot & Penerangan Rumah
    Jerami/Anyaman

    2002
    2003
    2004
    Th.2005
    Febr.
    US$000
    US$000
    US$000
    US$000 225.269
    234.999
    228.077
    53.407 444.026
    527.190
    468.929
    104.612 3.968
    4.366
    7.515
    805
    Sumber : Bank Indonesia Semarang, 2005

    Sementara itu salah satu eksportir di DI Yogyakarta saat ini mampu mengekspor 3 s.d 5 kontainer per minggu dengan 30% di antaranya berupa produk kerajinan berbahan baku eceng gondok dengan negara-negara tujuan antara lain Amerika Serikat, Kanada, Australia dan negara-negara di Eropa. Sedangkan salah satu eksportir di Kabupaten Sukoharjo (termasuk eks.Karesidenan Surakarta) mampu mengirim 6 kontainer per bulan produk mebel dengan 20% s.d 30% berbahan baku eceng gondok, negara-negara tujuan yang sama dengan produk kerajinan. Hingga saat ini para eksportir tersebut masih memperoleh order dari berbagai negara untuk produk-produk kerajinan dan mebel. Dengan memperhatikan besarnya volume ekspor dari tahun ke tahun, maka potensi pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku kerajinan maupun mebel akan memberikan peluang yang cukup besar bagi para pelaku usaha dengan eceng gondok sebagai komoditas. Apabila diuraikan lebih lanjut, maka permintaan komoditas eceng gondok di setiap pelaku usaha adalah sebagai berikut.
    A. Tingkat Petani
    Permintaan eceng gondok basah yang dipanen oleh petani (masyarakat setempat) berasal dari para pengepul serta perajin tali. Dari wawancara dengan petani di daerah Rawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, diperoleh informasi bahwa setiap petani mampu mengumpulkan dan menjual sekitar 250 kg sampai 300 kg eceng gondok basah perhari dengan harga Rp.150,- per kilogram dengan pembayaran tunai. Dengan demikian setiap petani bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp.45.000,- perhari.
    B. Tingkat Perajin Tali
    Perajin tali memproduksi tali/ klabangan dari eceng gondok yang telah dijemur selama 4-5 hari. Setiap hari seorang perajin tali mampu memproduksi hingga 2 kilogram klabangan eceng gondok. Untuk memproduksi 1 kilogram tali/klabangan eceng gondok diperlukan 12 kilogram eceng gondok basah. Produk ini oleh para perajin dijual kepada para pengepul dengan harga Rp.5.000,- per kilogram dengan pembayaran tunai atau pembayaran berjangka waktu maksimal seminggu setelah barang diserahkan.
    C. Tingkat Pengepul
    Pengepul adalah orang yang membeli eceng gondok basah dari petani atau klabangan eceng gondok dari perajin tali. Salah seorang pengepul yang khusus menjual eceng gondok basah setiap hari mampu menjual sebanyak 8 ton kepada industri kecil kerajinan di Bantul Yogyakarta dengan harga jual Rp.237,50 per kilogram. Sedangkan pengepul yang menjual tali/klabangan eceng gondok mampu menjual sekitar 500 kg/hari.
    D. Tingkat Industri Kecil
    Terdapat 2 (dua) jenis Industri kecil yang menggeluti komoditas eceng gondok, yaitu: (a) industri kecil yang memproduksi kerajinan tangan seperti tenun, keranjang, tas, hiasan dinding dsb;(b) industri mebel yang memproduksi perabot rumahtangga antara lain kursi, sofa, lemari dsb.
    Industri kecil yang termasuk type (a) biasanya membeli eceng gondok basah yang dijemur sendiri, kemudian eceng gondok kering diserahkan kepada para ibu rumah tangga atau keluarganya untuk diproses lebih lanjut menjadi tali/klabangan. Sedangkan industri kecil type (b) lebih dominan membeli tali/klabangan eceng gondok. Industri kecil tersebut biasanya memperoleh order dari para eksportir (usaha menengah) yang mereka sebut dengan vendor.
    Produk dari industri kecil ini jenisnya beragam, untuk produk berupa kerajinan tangan harga jual berkisar antara Rp.5.000 s.d Rp.250.000,- per unit. Order dari eksportir mencapai 2400 unit per bulan. Sedangkan industri mebel memperoleh order sekitar 200 unit perbulan dengan harga antara Rp.200.000 s.d Rp.400.000,- per unit. Adapun cara pembayaran dari eksportir yang dilakukan adalah secara tunai, di mana tahap pertama memberikan uang muka sebesar 30% dari nilai kontrak sedangkan sisanya setelah barang diserahkan.
    E. Tingkat Industri Menengah/Eksportir
    Seperti telah disebutkan di atas para eksportir umumnya menjual sebagian besar produknya untuk pasar luar negeri baik berupa kerajinan maupun mebel. Usaha-usaha di tingkat inilah yang menjadi tumpuan pasar dari pelaku usaha dengan komoditas eceng gondok mulai dari petani, pengepul dan usaha kecil. Adapun pasar dari para eksportir ini adalah buyer atau pembeli dari mancanegara baik yang memiliki perwakilan di Indonesia maupun langsung dari negaranya.
    Produk berupa mebel maupun barang kerajinan yang terbuat dari kayu, rotan, eceng gondok, pelepah pisang, pandan dan sebagainya merupakan produk-produk yang diminati oleh masyarakat di negara-negara Eropa, Australia dan Amerika juga Asia.
    Rata-rata setiap eksportir telah mempunyai pelanggan masing-masing dan meskipun belum ada asosiasi di antara mereka, namun mereka telah memiliki komitmen yang sama dengan penetapan harga yang relatif sama untuk produk-produk sejenis. Dengan demikian tidak ada suatu persaingan harga yang akan berakibat buruk terhadap usaha mereka.
    Volume pengiriman barang untuk perusahaan yang memproduksi kerajinan mencapai 3-5 kontainer perminggu. Sedangkan produk mebel antara 4 – 6 kontainer per bulan. Harga jual dari eksportir kepada buyer cukup beragam, di mana untuk produk kerajinan tangan berkisar antara Rp.3000,- sampai dengan Rp.300.000,- perunit. Sedangkan untuk produk mebel antara Rp.400.000,- sampai dengan Rp.1.300.000,- perunit. Para eksportir ini tidak membedakan antara harga jual untuk ekspor maupun lokal. Biasanya persentase penjualan untuk lokal sangat sedikit dibandingkan ekspor. Pada umumnya bagi buyer yang baru pertama kali dikenal oleh eksportir, diharuskan memberikan uang muka sebesar 50% dari nilai pembelian (bagi buyer pelanggan cukup memberikan uang muka sebesar 30%) berdasarkan Purchase Order (PO) dan sisanya ditransfer melalui bank apabila barang telah diterima di tempat tujuan.
    III. ASPEK TEKNIS & PRODUKSI
    Kondisi lingkungan seringkali mempengaruhi pola hidup atau kebiasaan penduduk di suatu daerah termasuk di dalamnya kegiatan untuk memperoleh pendapatan dengan cara melakukan kegiatan tertentu. Demikian pula halnya yang terjadi pada kegiatan usaha yang menggunakan eceng gondok sebagai komoditas.
    Daerah Rawa Pening merupakan daerah pertanian, sehingga mata pencaharian penduduk yang utama adalah bertani. Oleh karena itu penduduk di daerah ini hanya menganggap eceng gondok sebagai komoditas untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Meskipun tanaman eceng gondok ini sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kerajinan dan mebel sejak tahun 1990 an, namun penduduk di daerah Rawa Pening hingga saat ini belum terdorong untuk memproduksi barang kerajinan maupun mebel sendiri. Kegiatan mereka mengolah eceng gondok hanya sebatas membuat tali klabangan.
    Kota Yogyakarta dan Surakarta atau Solo sejak dahulu kala sudah terkenal sebagai daerah industri kerajinan dan mebel dalam skala kecil maupun menengah. Oleh karena itu sebagian kelompok masyarakat di dua daerah ini memiliki kebiasaan untuk menghasilkan produk-produk yang bisa memberikan nilai tambah yang tinggi.
    Di Kabupaten Bantul – Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, komoditas eceng gondok digunakan sebagai bahan baku pembuatan aneka macam kerajinan tangan (souvenir) seperti tas, keranjang, hiasan dsb. Sedangkan di eks. Karesidenan Surakarta khususnya di Kabupaten Sukoharjo, eceng gondok dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi mebel.
    Keberhasilan pemasaran produk kerajinan maupun mebel yang menggunakan bahan baku eceng gondok sangat dipengaruhi oleh kemampuan para pelaku usaha dalam kegiatan produksi.
    Konsistensi dan keahlian baik dari petani, perajin tali, para pekerja di industri kecil maupun eksportir sangat menunjang kelangsungan usaha produk kerajinan dan mebel. Aspek teknis dan produksi dari masing-masing pelaku usaha dapat diuraikan sebagai berikut :.
    A. Petani Eceng Gondok
    Wilayah Rawa Pening Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang merupakan lahan enceng gondok dengan luas tak kurang dari 1.000 hektar. Eceng gondok dari daerah ini memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan daerah Cilacap atau Purworejo, mengingat perairan yang ditumbuhi eceng gondok belum tercemar oleh limbah industri. Petani atau pengambil eceng gondok di wilayah ini mencapai 45 orang. Mereka mengambil eceng di Rawa Pening sudah belasan tahun dengan menggunakan sarana produksi berupa perahu. Pada saat ini harga 1 (satu) unit perahu sekitar Rp 250.000,-.
    Proses produksi atau memanen eceng gondok harus mengikuti aturan tertentu untuk mendapatkan bahan baku yang memenuhi syarat bagi industri kerajinan maupun mebel. Eceng gondok yang siap dipanen harus cukup umur yang ditandai dengan batang berwarna hijau tua dengan panjang dari akar di atas 40 sentimeter. Cara pengambilan eceng gondok dengan memotong batang di atas akar menggunakan sabit . Dengan cara demikian rumpun eceng gondok selalu bertunas kembali. Batang-batang eceng gondok tersebut kemudian digabung dan diikat dalam jumlah tertentu (dalam diameter sekitar 1 pelukan tangan orang dewasa). Selanjutnya dimuat dalam perahu dan dibawa ke tepi rawa.
    Di daratan, ikatan-ikatan eceng gondok ditumpuk, sebelum diangkut ke atas truk ditimbang terlebih dahulu untuk memastikan nilai uang yang akan diterima petani.
    Selama ini rata-rata setiap petani mampu memanen eceng basah seberat 2,5 sampai 3 kwintal per hari yang langsung dijual kepada para pengepul atau perajin tali. Kondisi ini masih bisa dipertahankan sepanjang waktu meskipun pada musim kemarau tanaman eceng gondok agak berkurang.
    Dengan memperhitungkan tingkat pengeluaran keluarga petani, maka setiap petani memiliki potensi menabung sebesar Rp.10.000,- sampai Rp.20.000,- per hari yang berarti pula sebagai potensi dana pihak ketiga bagi BPR.
    B. Perajin Tali Eceng Gondok
    Pembuatan tali eceng gondok di daerah Rawa Pening biasanya dilakukan oleh para ibu rumah tangga dan anak perempuan. Hal ini mengingat membuat tali eceng gondok sama dengan mengelabang rambut yang telah biasa mereka lakukan. Karena itu tali eceng gondok juga disebut kelabangan. Di daerah ini tak kurang dari 300 orang melakukan pekerjaan sampingan membuat tali eceng gondok.
    Meskipun kelihatannya mudah, tetapi dalam pembuatan tali eceng gondok tidak bisa dilakukan dengan cara sembarangan namun harus dengan teknik tertentu. Produk tali eceng gondok yang bagus kualitasnya dapat ditengarai dari warna coklat tua, bersih dan tidak berbintik hitam. Selanjutnya ciri lainnya adalah batang eceng gondok terlihat menggelembung, jika dipijat seperti berisi kapas, kemudian tidak tampak adanya sambungan. Proses pembuatan tali eceng gondok adalah sebagai berikut:
    1. Penjemuran batang eceng gondok di bawah sinar matahari selama 4 sampai 5 hari. Apabila hujan turun, maka eceng gondok tersebut perlu diteduhkan. Hasil eceng gondok kering yang bagus adalah apabila selama 4 hari berturut-turut tidak kehujanan.
    2. Pengentasan eceng gondok kering dilakukan pada pagi hari setelah mendapatkan pengembunan pada malam hari. Apabila pengambilan eceng gondok kering dilakukan pada siang hari, maka batang eceng gondok akan mudah putus (rapuh).
    3. Pembuatan tali dengan cara mengelabang 3 (tiga batang eceng gondok kering). Jika sisa ujung batang tinggal 4 cm sampai dengan 6 cm, maka harus disambung dengan batang baru. Harus diupayakan ujung batang pada sambungan tidak tampak keluar dari permukaan tali.
    4. Apabila sudah cukup panjang maka tali klabangan tersebut digulung pada kayu yang disusun sedemikan rupa sehingga mudah dilepas dari tali yang sudah digulung.
    5. Proses pengelabangan terus dilakukan hingga mencapai panjang sekitar 23 meter yang setara dengan berat 1 kilogram.
    6. Proses terakir adalah melepas kayu dari gulungan tali, dan tali eceng gondok disimpan siap dijual.
    Dalam pembuatan dan penjualan tali ini, terdapat perkiraan rumusan yang bisa dijadikan acuan untuk daerah Rawa Pening, yaitu:
    • Untuk membuat 1 kilogram tali diperlukan sekitar 12 kilogram eceng gondok basah
    • Setiap tenaga kerja bisa membuat 1 sampai dengan 2 kilogram tali dalam waktu 1 hari.
    • Mengupahkan pembuatan tali dengan biaya sebesar Rp.2.700,- per kilogram tali.
    • Harga jual tali kepada pengepul adalah Rp.5.000,- per kilogram tali
    • Harga jual tali kepada industri kecil mebel atau kerajinan adalah Rp.6.250,- per kilogram tali.
    C. Pengepul
    Di daerah Rawa Pening, orang yang mempunyai profesi sebagai pengepul sekitar 9 orang, dan 2 (dua) di antaranya bisa dikatakan lebih menonjol dibandingkan tujuh lainnya. Para pengepul ini membeli eceng gondok basah dari petani atau tali eceng gondok dari perajin tali. Kemudian menjualnya kepada industri kecil kerajinan maupun mebel.
    Di tingkat pengepul proses produksi yang terjadi adalah :
    1. Penimbangan eceng gondok basah atau tali eceng gondok untuk memastikan besarnya biaya pembelian kepada petani atau perajin tali.
    2. Pemuatan eceng gondok basah atau tali ke atas kendaraan.
    3. Pengiriman produk ke tempat tujuan. Sebagai salah satu contoh, pengiriman eceng gondok kepada industri kecil kerajinan di Yogyakarta langsung diantarkan ke daerah pantai Samas dan Pantai Parangkusumo
    4. Sampai di daerah pantai tersebut, eceng gondok basah diturunkan dari truk dan ditimbang bersama pihak dari industri kecil untuk memastikan nilai jualnya.
    Adapun jenis serta besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pengepul eceng gondok basah terdiri dari:
    • Pembelian eceng gondok basah sebesar Rp.150,- perkilogram dengan kapasitas 8.000 kilogram per hari
    • Ongkos muat ke atas truk sebesar Rp.40.000,- per truk.
    • Ongkos bongkar dari truk sebesar Rp.30.000,-per truk
    • Ongkos truk dari Rawa Pening ke Yogyakarta sebesar Rp.205.000,- per truk
    • Berat muatan sekitar 4.000 kilogram per truk. Sedangkan untuk penjualan tali eceng gondok biasanya pembeli datang sendiri ke gudang para pengepul.
    D. Industri Kecil
    Kunci sukses industri kecil yang mengolah eceng gondok sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan tangan dan mebel adalah keahlian dalam mendisain produk, kesabaran dan ketelitian. Eceng gondok yang diolah dengan baik akan menghasilkan produk berupa tali klabangan yang cukup kuat, kekenyalan seempuk tali rafia yang diisi kapuk dan tampilan permukaan yang bagus. Tingkat keawetan produk yang menggunakan bahan baku eceng gondok bisa disetarakan dengan rotan.
    Selain dibuat tali klabangan, batang eceng gondok kering bisa ditenun menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) atau langsung dianyam pada benda lain seperti, botol, guci, peti kayu dan sebagainya. Dengan tingkat kegunaan yang sangat beragam, maka eceng gondok sangat cocok sebagai bahan baku produk kerajinan tangan dan mebel. Dibandingkan bahan lain seperti pelepah pisang, pandan dan sejenisnya, pada saat ini konsumen mancanegara lebih menyukai produk yang menggunakan bahan dasar eceng gondok. Hal ini terlihat dari ragam produk pada outlet salah satu eksportir yang menyediakan produk sisa ekspor, di mana sisa produk dari eceng gondok lebih sedikit jumlahnya dibandingkan sisa produk dari bahan lainnya.
    Berikut ini akan disajikan proses produksi (1) kerajinan terbuat dari eceng gondok dari salah satu industri kecil di Kabupaten Bantul- DI Yogyakarta dan (2) Produk mebel dari eceng gondok dari industri kecil mebel di Kabupaten Sukoharjo wilayah Karesidenan Surakarta.
    E. Eksportir
    Tidak diragukan peran para eksportir sangat penting dalam kelanjutan industri dengan menggunakan komoditas eceng gondok. Keahlian mereka dalam menciptakan desain produk yang diminati oleh konsumen mancanegara merupakan kunci sukses mendampingi kekuatan manajemen yang baik serta modal yang cukup. Baik eksportir yang mengkhususkan diri mengekspor barang kerajinan tangan (handycraft) ataupun mebel harus mampu menciptakan produk-produk terbaik dengan harga yang bersaing apabila ingin tetap survive dan berkembang. Kelanjutan usaha para industri kecil dan perajin eceng gondok sangat tergantung dari order dari para eksportir ini.
    Dalam kegiatan produksi, kebanyakan para eksportir ini melakukan kerjasama dengan para industri kecil dan perajin. Pada umumnya mereka hanya melanjutkan kegiatan pada butir 8 yaitu proses penjemuran dan 9 yakni proses finishing. Dan seperti pada industri kecil, yang lebih diutamakan adalah merancang atau mendisain produk sesuai permintaan buyer dari mancanegara.
    Ketika produk akan dinaikkan ke dalam peti kemas (container), maka sebelumnya barang-barang tersebut dikemas atau dibungkus dengan kertas karton dan diikat agar tidak lecet atau rusak ketika berada dalam pengangkutan.
    Kegiatan proses produksi yang dilakukan salah satu eksportir mebel di Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan oleh 17 orang pegawai tetap terutama untuk kegiatan proses penjemuran dan finishing produk setengah jadi atau working in process. Upah yang diberikan berkisar antara Rp.15.000,- sampai dengan Rp.25.000,- per orang per hari. Dalam kegiatan produksi di setiap tingkatan mulai dari petani sampai dengan eksportir tidak ada kendala mengingat semua proses produksi dapat dilakukan dengan mudah. Di samping itu peralatan produksi yang dipakai adalah alat-alat yang mudah digunakan dan mudah dibeli di toko-toko setempat. Demikian pula bahan baku dan bahan penolong, menggunakan bahan-bahan lokal yang bisa dibeli dengan mudah.
    IV. ASPEK KEUANGAN
    Kemampuan untuk survive atau berkembangnya suatu usaha tidak lepas dari kemampuan pengusahanya dalam mengelola keuangan perusahaannya. Setiap rupiah uang yang berhasil dihimpun digunakan untuk pembiayaan dalam operasional usaha secara tepat guna dan berdaya guna. Manajemen keuangan yang sederhana yang diterapkan oleh pelaku usaha yang menggunakan eceng gondok sebagai komoditas mampu melestarikan kelanjutan usahanya.
    Dari beberapa usaha yang disurvei, ternyata ada yang telah menggunakan kredit bank, namun masih ada juga yang menggunakan modalnya sendiri tanpa bantuan kredit dari bank.
    Untuk mengetahui kemampuan dari setiap usaha ini mulai dari petani sampai eksportir, akan dilakukan analisis terhadap aspek keuangannya. Dalam melakukan analisis aspek keuangan ini diawali dengan menetapkan berbagai asumsi yang berhubungan dengan aspek pemasaran dan aspek teknis produksi sebagaimana telah diuraikan di atas. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kebutuhan dana baik untuk modal kerja maupun investasi setiap kegiatan dalam usaha tersebut. Diteruskan dengan perkiraan proyeksi laba rugi serta arus kas usaha.
    Dengan mengetahui hasil analisis keuangan ini termasuk di dalamnya net present value (NPV) dari setiap rupiah yang diperoleh pada masa datang, berapa lama masa payback periodnya, berapa besar tingkat benefit & cost rationya maka prospek pembiayaan usaha ini dikemudian hari akan dapat diketahui.
    Bagi bank, analisis aspek keuangan ini akan menunjukkan seberapa besar kemampuan menabung oleh usaha tersebut dikaitkan dengan potensi kredit serta tingkat suku bunga yang bisa diberikan dalam kegiatan usaha ini.
    Bagi investor baru yang ingin terjun pada usaha ini akan dapat mengetahui seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh dari dana yang diinvestasikan dalam kegiatan usaha.
    Asumsi Dasar
    Asumsi dan parameter yang digunakan adalah sebagai berikut:
    A. Aspek Pasar
    1. Untuk masa depan, permintaan produk dianggap konstan dalam jangka waktu 5 tahun yang merupakan umur ekonomis proyek
    2. Pertumbuhan jenis usaha yang sama diperhitungkan tidak ada (0%), atau tingkat persaingan besarnya tetap sama, sehingga volume produksi maupun penjualan dapat dipertahankan.
    3. Tingkat persaingan di antara pelaku usaha sejenis tidak saling menjatuhkan harga jual produk
    4. Produk untuk perhitungan analisis diambil contoh 1 jenis dengan permintaan terbanyak
    5. Tidak ada peraturan yang mengurangi kebebasan berusaha
    B. Aspek Teknis & Produksi
    1. Persediaan tanaman eceng gondok tidak berkurang dan lahan tempat bertumbuhnya tidak tercemar limbah industri dan sampah
    2. Kemudahan dalam penyediaan sarana produksi masih dapat terjamin
    3. Harga pembelian sarana produksi diperhitungkan adanya kenaikan sebesar 5 % pertahun
    4. Kerjasama produksi mulai dari petani, perajin, pengepul, industri kecil dan eksportir setidaknya bisa dipertahankan seperti saat ini
    5. Tidak ada gangguan terhadap kegiatan produksi yang disebabkan adanya kerusuhan, demonstrasi

    C. Aspek Keuangan
    1. Diperhitungkan adanya kenaikan harga jual produk dan biaya produksi rata-rata 5 % pertahun yang dipengaruhi inflasi.
    2. Sukubunga kredit perbankan tidak naik dan diperhitungkan sebesar 1,5% perbulan menurun
    3. Tidak ada penundaan pembayaran di antara pelaku usaha tersebut di luar kebiasaan yang selama ini terjadi.
    4. Komposisi dana yang berasal dari modalnya sendiri dibanding dengan kredit bank tergantung kemampuan masing-masing usaha.
    Kebutuhan Dana
    Setiap usaha membutuhkan dana yang dapat dibagi menjadi 2 (dua) golongan pembiayaan, yaitu biaya Investasi dan biaya untuk operasional usaha.
    Biaya investasi merupakan kelompok biaya untuk memenuhi kebutuhan pengadaan fisik usaha seperti: lahan/tanah, bangunan, mesin dan peralatan, kendaraan untuk transportasi, perijinan usaha yang secara akuntansi dimasukkan dalam pos-pos harta tetap yang umur ekonomisnya lebih dari 1 (satu) tahun.
    Sedangkan biaya operasional yang juga disebut modal kerja merupakan komponen biaya untuk pembelian bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik (termasuk di dalamnya biaya listrik, pemeliharan dan penyusutan), biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran, bahan bakar untuk transportasi.
    Dalam analisis aspek keuangan kedua kelompok biaya ini dimasukkan sebagai dana atau investasi awal pada tahun ke-0 (nol). Di dalam proyeksi arus kas pada tahun ke lima atau tahun terakhir, sisa nilai buku dari harta tetap dan nilai modal kerja seluruhnya diperhitungkan sebagai salvage value yang menambah pos penerimaan usaha.
    1. Biaya Investasi
    a. Petani eceng gondok
    Untuk seorang petani pengambil eceng gondok di rawa hanya memerlukan biaya investasi sebesar Rp.250.000,- untuk pembelian atau pembuatan sebuah perahu kayu dengan dayung. Di daerah Rawa Pening Ambarawa terdapat seorang pengepul yang memberikan pinjaman kepada petani untuk pengadaan perahu tersebut. Hal ini merupakan potensi bagi BPR untuk memberikan kredit kepada kelompok petani dengan ketua kelompoknya adalah pengepul eceng. Dengan asumsi seperti di atas, maka diharapkan sumber dana untuk biaya investasi ini berasal dari kredit BPR sebesar Rp.200.000,- dan modal dari petani sebesar Rp.50.000,-
    b. Perajin Tali
    Perajin tali tidak membutuhkan biaya investasi, mengingat alat produksi (penggulung tali) yang digunakan hanya berupa potongan kayu yang diperoleh dari kayu bekas bangunan atau batang pohon.
    c. Pengepul
    Pada tingkat ini, kebutuhan biaya investasi digunakan untuk membeli sebuah timbangan gantung dengan harga beli sebesar Rp.250 ribu,- untuk menimbang tali dan eceng gondok basah. Dalam analisa usaha di tingkat pengepul diusulkan alternatif pengembangannya dengan pengadaan 1 unit truk dengan kapasitas angkut 4-5 ton seharga Rp.150 juta,-. Truk ini dapat digunakan mengangkut 8 ton eceng gondok basah dalam 2 rit perhari dengan trayek Rawa Pening – DI Yogyakarta (jarak sekitar 110 kilometer). Kembali dari Yogyakarta truk tersebut dapat digunakan untuk mengangkut pasir Muntilan yang dijual di Semarang dan sekitarnya. Dengan demikian pengepul ini akan mendapatkan hasil pokok berupa penjualan eceng gondok dan hasil tambahan yang berasal dari penjualan pasir Muntilan.
    Dengan asumsi seperti di atas, jumlah investasi Rp.150.250.000,-, dan sumber dana untuk biaya investasi berasal dari kredit bank sebesar Rp.100.000.000,- dan dari modalnya sendiri sebesar Rp.50.250.000,-.
    d. Industri Kecil
    Untuk analisa usaha dari industri kecil diambil salah satu contoh industri kecil kerajinan tangan yang berada di Kabupaten Bantul.
    Biaya investasi untuk 1 unit usaha di tingkat industri kerajinan meliputi pengadaan
    V. ASPEK HUKUM
    A. Nama Unit Usaha
    B. Legalitas Usaha
    Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di kemudian hari. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum adalah :
    a. Badan hukum
    Karena usaha yang kami lakukan sifatnya merupakan usaha bersama dengan modal bersama dan keuntungan dibagi bersama berdasarkan besarnya kepemilikan dari masing masing pemodal, dimana seluruh aktivitas yang timbul dalam pengelolaan menjadi tanggung jawab bersama.
    Selain itu, badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, badan hukumnya merupakan subyek hukum dan kekayaan yang terpisah (modal ).
    b. Tanda daftar perusahaan dan Surat ijin usaha
    Usaha produksi susu kedelai “Sulai” memiliki ujin usaha dari dinas perindustrian dan perdagangan dan sudah terdaftar sebagai pelaku usaha produksi dan pemasaran susu kedelai.
    Sesuai dengan UU NO. 3/1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.
    c. Ijin Domisili dan IMB
    Untuk meminimalkan biaya yang akan dikeluarkan, lokasi proses produksi akan diadakan di salah satu rumah pemilik Kerajinan Enceng Gondok.
    Oleh sebab itu, kami telah mendapatkan izin dari pemerintah setempat untuk melakukan proses produksi.
    VI. ASPEK SOSIAL EKONOMI & DAMPAK LINGKUNGAN
    1. Aspek Sosial Ekonomi
    Keberadaan usaha yang memanfaatkan eceng gondok sebagai komoditas menimbulkan efek positif terhadap aspek sosial ekonomi dari masyarakat di sekitar usaha-usaha tersebut. Di daerah Rawa Pening yang pada awalnya mata pencaharian penduduknya adalah petani ikan, padi, palawija dan buah-buahan, dengan adanya usaha pemanfaatan eceng gondok, maka pendapatan mereka semakin bertambah. Demikian pula para wanita yang semula hanya sebagai ibu rumahtangga, dengan adanya proyek ini peranannya semakin bertambah yakni mampu memproduksi tali eceng gondok yang menghasilkan tambahan pendapatan.
    Di daerah Kabupaten Bantul, Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya, para pengusaha industri kecil kerajinan maupun industri kecil mebel mampu menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat di sekelilingnya. Secara langsung telah meningkatkan pendapatan masyarakat.
    Para eksportir di Yogyakarta maupun Surakarta merupakan pelaku usaha yang selain mampu menciptakan kesempatan kerja, juga mampu mengajak para industri kecil dan pekerjanya untuk bekerja dengan rajin dan semangat tinggi dalam menciptakan produk yang berkualitas tinggi sesuai permintaan konsumen di mancanegara. Perubahan positif terhadap aspek sosial ekonomi ini akan semakin meningkat apabila pihak perbankan dapat berperan mengembangkan usaha-usaha tersebut baik dalam pemberian kredit yang tepat guna maupun bantuan teknis lainnya.
    2. Aspek Dampak Lingkungan
    Eceng gondok di berbagai daerah seringkali dianggap sebagai masalah karena menutup saluran irigasi atau pembuangan yang mengakibatkan banjir.
    Penggunaan eceng gondok sebagai bahan baku industri kerajinan dan mebel justru merupakan solusi terhadap masalah tersebut. Dengan memotong batang eceng gondok secara rutin dalam jumlah yang besar, maka pertumbuhan eceng gondok dapat terjaga. Dengan demikian daerah perairan akan terjaga dari bahaya banjir.
    Industri kerajinan maupun mebel yang menggunakan bahan baku dari eceng gondok hanya memanfaatkan kayu dari pohon industri seperti sengon, sungkai yang mudah dibudidayakan dan tidak merusak lingkungan hutan. Di samping itu sisa bahan baku dari industri ini dapat digunakan sebagai bahan bakar.
    Dengan demikian ditinjau dari aspek dampak lingkungan, proyek ini justru berdampak positif.
    VII. PENUTUP
    Kesimpulan :
    Sebagai penutup dari analisis terhadap usaha mikro, kecil dan menengah yang menggunakan eceng gondok sebagai komoditas dapat disimpulkan sebagai berikut:
    1. Pelaku usaha yang memanfaatkan eceng gondok sebagai komoditas adalah “petani”, perajin tali, pengepul, industri kecil kerajinan dan mebel serta eksportir kerajinan dan mebel.
    2. Di Jawa Tengah “petani” yang memanen eceng gondok berada di daerah Rawa Pening – Kabupaten Semarang, Kabupaten Purworejo serta Kabupaten Cilacap. Sedangkan industri kecil dan eksportir kerajinan tersebar di Kabupaten Bantul-Yogyakarta. Adapun industri kecil dan eksportir mebel dalam jumlah yang banyak berada di Kabupaten Sukoharjo.
    3. Tanaman eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tali eceng gondok dalam bentuk klabangan atau kepangan dan juga ditenun. Selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan baku produk kerajinan tangan dan mebel yang kuat dan artistik.
    4. Produk berbahan baku eceng gondok yang terbanyak diminta oleh konsumen dari mancanegara dengan volume permintaan yang cukup banyak. Diperkirakan produk-produk ini masih banyak diminati konsumen mengingat produk sejenis yang berbahan baku rotan sudah semakin terbatas jumlahnya.
    5. Ditinjau dari aspek teknis dan produksi, produk berbahan baku eceng gondok tidak ada kendala yang berarti mengingat kemudahan dalam penyediaan bahan baku. Di samping itu dalam proses produksinya cukup mudah dan dapat dikerjakan oleh perajin tanpa kesulitan.
    6. Ketersediaan bahan baku secara jangka panjang, mendukung kelangsungan usaha ini.
    7. Usaha-usaha yang terkait dengan eceng gondok ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
    8. Dari aspek keuangan, setiap jenis atau tingkat usaha menunjukkan hasil yang layak untuk terus dikembangkan dan dibiayai oleh bank dengan tingkat sukubunga antara 18% s.d 20% pertahun. Kelayakan usaha ini bisa dilihat dari analisis Net Present Value (NPV) yang positif dan Internal Rate of Return (IRR) yang masih di atas tingkat sukubunga kredit bank.
    9. Analisis terhadap aspek sosial, ekonomi dan dampak lingkungan menunjukkan hasil yang positif. Mengingat usaha-usaha ini mampu meningkatkan pendapatan masayarakat di sekelilingnya. Selain itu akan dapat memberikan penghasilan bagi pemerintah daerah dari pajak yang dihasilkan oleh usaha-usaha ini. Dengan pengambilan eceng gondok secara rutin, maka tingkat pertumbuhannya dapat dikendalikan, sehingga tidak akan menjadi pengganggu daerah perairan.
    Sumber :
    Diposkan oleh koes cunsultant di 07:23
    Label: studi kelayakan bisnis

  61. NAMA : ADE PUTRI AMELIA
    TINGKAT : PO 71.20.0.09.1888
    POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI
    JURUSAN KEPERAWATAN
    STUDI KELAYAKAN PRODUK SUSU KEDELAI

    I. PENDAHULUAN
    Meski bentuknya kecil, kedelai bisa diolah menjadi berbagai macam produk makanan, salah satunya adalah susu kedelai. Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi, oleh karena itu susu kedelai bisa digunakan sebagai pengganti susu sapi terutama bagi mereka yang alergi laktosa pada sususapi.
    Kelebihan lain susu kedelai dibanding susu sapi adalah tidak mengandung kolesterol sama sekali. Meski demikian, menurut Prof. Dr. Made Astawan, penulis buku Kandungan Gizi dan Aneka Bahan Makanan, kandungan kolesterol susu sapi masih tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan bahan pangan hewani lainnya. Karena itu tak perlu khawatir minum susu sapi.
    Mutu protein susu kedelai juga hampir sama dengan mutu protein susu sapi. Protein eficiency ratio (PER) susu kedelai adalah 2,3 sedangkan PER susu sapi adalah 2,5. PER 2,3 artinya setiap gram protein yang dimakan akan menghasilkan pertambahan berat badan sebesar 2,3 gram. Dengan demikian, makin tinggi nilai PER mencerminkan makin baik mutu protein tersebut. Secara umum susu kedelai mengandung vitamin B1, B2 dan niasin dalam jumlah yang setara dengan susu sapi atau ASI, serta mengandung vitamin E dan K dalam jumlah yang cukup banyak.
    Meski begitu, susu kedelai tidak mengandung vitamin B12 dan kandungan mineralnya, terutama kalsium, lebih sedikit daripada susu sapi. Oleh karena itu, biasanya susu kedelai yang diproduksi pabrik selalu ditambah dengan mineral dan vitamin.
    2. BAHAN, ALAT DAN PROSES PEMBUATAN SUSU KEDELAI
    Dalam produksi kali ini perusahaan kami akan memproduksi susu kedelai murni sebanyak 100 bungkus dan rasa cokelat sebanyak 50 bungkus, dimana setiap 1kg kacang kedelai dapat menghasilkan 10liter susu kedelai.
    * BAHAN
    1) Kedelai 5 kg
    2) Air panas 40 liter
    3) Air dingin utk perendaman 15 liter
    4) Gula pasir 500 gram – 1kg
    5) Panili 10 gram
    6) Coklat 75 gram (atau perasa lainnya)
    7) Garam 75 gram
    * ALAT
    1) Panci
    2) mesin penggiling
    3) Kain Saring atau kain blacu
    4) Tungku atau kompor

    * CARA PEMBUATAN
    1) Bersihkan kedelai dari segala kotoran, kemudian cuci;
    2) Rebus kedelai yang telah bersih selama kira-kira 20 menit, lalu rendam dalam air bersih selama kira-kira 12 jam;
    3) Cuci sampai kulit arinya terkelupas.
    4) Masukan kedelai yang sudah di bersihkan ke dalam mesin giling.
    5) Campur kedelai yang sudah halus dengan air panas. Aduk-aduk campuran sampai rata;
    6) Saring campuran dengan kain saring, sehingga diperoleh larutan susu kedelai;
    7) Tambakan gula pasir, panili, coklat ( untuk susu kedelai cokelat), dan garam ke dalam larutan susu, lalu aduk sampai rata dan panaskan hingga mendidih.
    3. ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
    • Aspek Hukum
    A. Nama Unit Usaha
    Unit usaha ini diberi nama PT RIR, bergerak dalam bidang pembuatan dan penjualan susu kedelai.
    Nama organisasi : Pabrik Susu Kedelai “PT RIR”
    Jenis Organisasi : Produksi susu kedelai
    Pemilik : Irvan A
    Rusmala
    Rosi R
    Alamat : Jalan Swadaya 5 Rt 04/12 Tanah Baru Depok I
    No Telp : 021 7512645
    B. Legalitas Usaha
    Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di kemudian hari. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum adalah :
    a. Badan hukum
    Karena usaha yang kami lakukan sifatnya merupakan usaha bersama dengan modal bersama dan keuntungan dibagi bersama berdasarkan besarnya kepemilikan dari masing masing pemodal, dimana seluruh aktivitas yang timbul dalam pengelolaan menjadi tanggung jawab bersama.
    Selain itu, badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, badan hukumnya merupakan subyek hukum dan kekayaan yang terpisah (modal ).
    b. Tanda daftar perusahaan dan Surat ijin usaha
    Usaha produksi susu kedelai “Sulai” memiliki ujin usaha dari dinas perindustrian dan perdagangan dan sudah terdaftar sebagai pelaku usaha produksi dan pemasaran susu kedelai. Sesuai dengan UUno. 3/1982 ttg Wajib Daftar Perusahaan, Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.
    c. Ijin Domisili dan IMB
    Untuk meminimalkan biaya yang akan dikeluarkan, lokasi proses produksi akan diadakan di salah satu rumah pemilik pabrik susu kedelai ini.Oleh sebab itu, kami telah mendapatkan izin dari pemerintah setempat untuk melakukan proses produksi.
    • Aspek sosial ekonomi dan budaya
    a. Dari sisi budaya
    Dengan adanya produk susu kedelai “Sulai” ini,kami mengharapkan masyarakat menjadi lebih memperhatikan kesehatannya dengan cara mengkonsumsi produk yang kami buat.
    b. Dari sudut ekonomi
    Dengan adanya produk susu kedelai ini, dapat membuat pengeluaran masyarakat lebih sedikit dari biasanya karena harga susu kedelai “Sulai” yang lebih murah dari susu jenis lainnya,namu tidak mengurangi kualitas dari susu kedelai tersebut. Selain itu dapat meningkatkan ekonomi rakyat.
    c. Dari segi sosial
    Dengan adanya proses produksi susu kedelai “Sulai”,maka akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, walaupun kuantitasnya tidak banyak.Dengan demikian, dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran.
    • Aspek Pemasaran
    A. Segmentasi, Targeting dan Positioning
    a. Segmentasi
    Yang menjadi segmen dari usaha ini adalah kalangan menengah kebawah.
    b. Targeting
    Yang menjadi target market adalah semua kalangan,baik anak-anak,remaja,dewasa dan orang tua.
    c. Positioning
    Kami ingin menciptakan image produk kami di masyarakat sebagai produk yang bersih,sehat,dan murah.
    B. Program Pemasaran
    a. Tingkat pelayanan
    Dalam memasarkan susu kedelai “Sulai”, kami memberikan layanan yang memuaskan melalui layanan pemesanan dan delivery.
    b. Penetapan harga
    Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha, dimana kami mencari keuntungan yang relative sehingga dapat menjalankan usaha secara kontinyu untuk meningkatkan pangsa pasar.
    c. Kegiatan promosi
    Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan melalui promosi berupa pamflet dan spanduk, serta promosi langsung dari pintu ke pintu.
    d. Kegiatan Distribusi
    Untuk kegiatan distribusi, kami menggunakan jasa 2orang tenaga kerja yang akan memasarkan produk ke beberapa warung atau toko terdekat.
    • Aspek teknis dan teknologi
    Untuk meminimalkan pengeluaran biaya, kami memilih lokasi produksi susu kedelai “Sulai” ini di rumah salah satu pemilik produk ini agar tidak perlu membayar biaya sewa tempat.Sedangkan untuk mengolah susu kedelai, kami menggunakan mesin penghancur kedelai dengan kapasitas 25 kg kedelai.
    • Aspek manajemen
    Pemilik proses produksi susu kedelai “Sulai” ada tiga orang dengan jumlah prosentase kepemilikan yang sama.Sedangkan untuk jumlah tenaga kerja,kami menggunakan jasa 3orang tenaja kerja dimana 1 orang melakukan proses pembuatan susu kedelai,dan 2 lainnya memasarkan susu kedelai tersebut.

    • Aspek Keuangan
    Perhitungan Modal Awal :
    Keterangan Harga per satuan
    Aktiva tetap
    Mesin penggiling 3.500.000
    Tabung gas 600.000
    Panci 150.000
    Peralatan lain-lain 200.000
    Kompor 360.000
    Total aktiva tetap 4.810.000
    Bahan baku
    Kacang kedelai 250.000 Kg ( 5 x 50.000 )
    Garam 1.000 sachet
    Panili 5.000 box
    Cokelat bubuk 12.000 box
    Gula Pasir 10.000 kg
    Plastik bening 2.500 ons
    Kertas merk 2.000 100 lbr
    Total bahan-baku 282.500
    Total Modal Awal 5.092.500
    Perkiraan laba :
    Total bahan baku 282.500
    Output susu kedelai 150
    Harga pokok susu per bungkus 1.883
    Mark Up • 32.76% untuk susu murni.
    • 59.32% untuk susu cokelat.
    Harga Jual • Rp 2.500 untuk susu murni
    • Rp 3.000 untuk susu cokelat
    Pendapatan
    • susu kedelai murni
    Rp 2.500 x 100
    • susu kedelai cokelat
    Rp 3.000 x 50 Rp 250.000
    Rp 150.000
    laba Rp 117.550

    3. TARGET PASAR
    Dalam dunia marketing ada istilah STP (Segmentasi-Targeting-Positioning sebelum Anda memasarkan produk susu kedelai Anda. Jadi, pada segmen pasar mana, target/sasaran pasar yang mana susu kedelai hendak dipasarkan? Lalu, bagaimana Anda memosisikan susu kedelai itu. Mau menjadi substitusi susu kaleng tapi lebih murah agar terjangkau kelas ekonomi bawah? Dari STP ini, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, paling tidak Anda dapat membayangkan ke arah mana sasaran pemasaran Anda. Dalam hal ini, perusahaan kami menargetkan ke kelas ekonomi menengah ke bawah.
    Selain itu, dikenal juga istilah bauran permasaran 4P (product, price, place, dan promotion). Artinya, untuk product (produk), seperti apa produk susu kedelai Anda, apa bedanya dengan susu yang lain, apa kelebihannya. Lalu P kedua price (harga), berapa harganya, lebih murah apa lebih mahal dengan susu yanglain. ketiga place (lokasi/tempat). Nah, ini yang dekat dengan tenaga pemasar yang akan direkrut karena ini adalah bagian dari strategi distribusi pemasaran.
    Yang terakhir adalan promotion (promosi, yaitu bagaimana upaya Anda untuk menjadikan produk susu kedelai Anda dikenal orang. Oleh karena itu kami menggunakan orang-orang untung berkeliling ke pasar-pasar tradisional untuk mendistribusikannya, atau bisa juga di tempatkan di tempat-tempat kebugaran karena susu kedelai ini baik untuk kesehatan. Dalam hal harga kami juga memberikan kisaran harga yang sangat terjangkau antara Rp 2.500 – Rp 3.000 setiap bungkusnya.
    KESIMPULAN
    Dari hasil perhitungan laba dan aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembuatan dan penjualan produk susu kedelai “Sulai” ini layak untuk dijalankan, karena memberikan keuntungan yang lumayan besar bagi pemiliknya.Selain itu, dengan adanya proses produksi susu kedelai ini kemungkinan dapat memberikan hal-hal yang positif bagi masyarakat sekitar.

  62. Nama : Tiara Novera Yona
    Nim : 70.20.0.09.1965
    Tingkat : lll A

    contoh studi kelayakan bisnis futsal

    Bab I
    Pendahuluan
    1.1 Latar Belakang
    Sebagaimana kita ketahui kebutuhan akan kesehatan merupakan prioritas utama masyarakat dari kalangan mana pun mulai dari mahasiswa sampai pelajar bahkan para pegawai dan pekerja lainya, pria maupun wanita. Hal ini disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan sudah mulai meningkat dibandingkan yang dulu-dulu. Cara berpikir masyarakat Indonesia, Aceh khususnya sudah banyak yang berpikir layaknya manusia modern. Ini ditandai dengan tingginya tingkat kesadaran akan kesehatan dan untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan tidak lagi dengan cara mengobati, namun lebih banyak ke hal pencegahan dan penjagaan terhadap kesehatan, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.
    Sehubungan dengan ini pula kesehatan tidak hanya di dapat dari rumah sakit atau dokter-dokter tapi juga dapat diperoleh dari tempat hiburan, contohnya sarana hiburan yang juga sarana untuk berolahraga. Dalam hal ini untuk memenuhi kebutuhannya akankesehatan masyarakat juga dapat saling berinteraksi dan berkumpul dengan teman misalnya dan lainnya. Sehingga masyarakat selain mendapat kan kesehatan juga mendapatkan banyal hal positif lainnya seperti hiburan, berkumpul dengan teman ataupun keluarga atau bahkan dapat mendapatka info-info terbaru dari fasilitas internet yang tersedia.

    Berkenaan akan hal ini, usaha penyewaan lapangan futsal dan cafe merupakan sebuah usaha yang tepat untuk dijalankan dan di kembangkan. Cafe yang bertempat tepat di sebelah lapangan futsal akan mempermudah para konsumen untuk beristirahat. Para konsumen yang hanya menikmati cafe juga akan terfasilitasi oleh WIFI gratis dan hiburan dari fasilitas karaoke. Jadi dapat dikatakan usaha ini menjadi multi guna atau ALL IN ONE.

    1.2 Perumusan Masalah
    Dari uraian di atas akan timbul masalah yang di rumuskan sebagai berikut :
    Apakah usaha penyewaan lapangan futsal dan cafe layak untuk di jalankan dan dikembangkan ?

    1.3 Tujuan Masalah
    Adapun tujuan dari masalah ini adalah sebagai berikut :
    Untuk mengetahui usaha penyewaan lapangan futsal dan cafe layak untuk di jalankan dan dikembangkan atau tidak.

    1.4 Batasan dan Asumsi
    1.4.1 Batasan
    Pada pembentukan usaha ini tentu mempunyai batasan-batasan yang merupakan aspek-aspek dari studi Kelayakan pabrik/bisnis yaitu :
    1. Aspek pasar dan pemasaran
    2. Aspek manajement finacial
    3. Aspek teknis dan teknologi
    4. Aspek hukum
    5. Aspek lingkungan

    1.4.2 Asumsi
    Pada study ini asumsi yang ada yaitu usaha penyewaan lapangan futsal dan cafe layak dan memenuhi semua aspek dalam batasan yang ditentukan dan tidak hanya layak tapi juga menjadi bisnis yang tepat untuk di lakukan juga dapat memaksimalkan profit.

    BAB II
    Daftar Pustakawan
    2.1 Landasan Teori
    2.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
    Aspek pasar dan Pemasaran meliputi hal-hal sebagai berikut :
    1. Segmenting, Targeting, Positioning
    2. Analisis Persaingan
    • Identifikasi Pesaing
    • Sasaran Pesaing
    • Strategi Pesaing
    • Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
    • SWOT Analysis
    3. Keunggulan Kompetitif  Positioning
    4. Loyalitas Pelanggan
    5. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen
    6. Strategi, kebijakan, dan program pemasaran
    7. Bauran Pemasaran (4 P : Product, Price, Place, Promotion)
    8. Perkiraan Penjualan yang bisa dicapai
    9. Perkiraan Market Share
    10. Anggaran Promosi
    • Brosur, Fliers
    • Papan reklame
    • Iklan
    • Tenaga pemasaran
    • Event, dll
    Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan. Pembahasan aspek-aspek studi kelayakan diawali dengan aspek pasar dan pemasaran. Alasannya mengapa aspek ini diletakkan pada awal pembahasan sistematika studi kelayakan, antara lain:
    • Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable. Jika tidak, sebaiknya kegiatan analisis studi kelayakan dihentikan.
    • Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan harus menunjukkan adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya proses studi kelayakan untuk pendirian dihentikan, kecuali jika tujuan objek studi adalah pengembangan.
    • Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang dilarang negara ataupun agama. Jika ada ditinjau dari aspek hukum, tidak akan direkomendasikan dan harus dihentikan.
    • Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil rekomendasi aspek pasar, terutama yang berkaitan dengan pemilihan alat dan mesin.
    Point-point penting mengenai aspek pasar adalah sebagai berikut :
    1. Bertujuan untuk mengetahui permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh proyek.
    2. Bentuk Pasar: Penjelasan aspek pasar produsen dan konsumen yang dipilih.
    3. Luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market share dari proyek terhadap seluruh industri.
    4. Kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk: introduksi, bertumbuh,
    5. dewasa, atau menurun.
    6. Mengukur dan Meramal Permintaan dan Penawaran: Penjelasan kondisi permintaan dan penawaran produk sejenis, baik pada saat ini maupun prediksi masa mendatang.

    Dan point-point penting mengenai aspek pemasara adalah sebagai berikut :
    1. Adalah kegiatan untuk menjual produk dan menciptakan hubungan jangka panjang (yang saling menguntungkan) dengan pelanggan.
    2. Menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih (target market).
    3. Menentukan strategi untuk dapat meraih dan memuaskan pasar.
    4. Urutan-urutan penulisannya:
    A. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen: Penjelasan mengenai sikap, perilaku, dan
    kepuasan konsumen terhadap produk sejenis saat ini.
    B. Segmentasi-Target-Posisi di Pasar: Segmentasi Pasar, Target Pasar dan stratetegi
    positioning untuk menguasai target pasar.
    C. Situasi persaingan di lingkungan industri: Penjelasan situasi persaingan antar
    perusahaan yang memproduksi produk sejenis dengan produk yang akan diproduksi
    perusahaan di pasar yang dipilih.
    D. Manajemen Pemasaran (Bauran pemasaran): Bagaimana kebijakan bauran pemasaran yang akan dilaksanakan

    2.1.2 Aspek Teknis dan Teknologi

    Pra-Syarat Aspek Teknis dan Teknologi:

     Hasil analisis Aspek Pasar dan Pemasaran menjadi dasar untuk melanjutkan Study Kelayakan ke aspek-aspek selanjutnya.
     Pertimbangan utama dari Aspek Pasar dan Pemasaran :
    o Sisi Penawaran, proyek/ bisnis tidak/ belum jenuh.
    o Sisi Permintaan, proyek/ bisnis masih relatif tinggi dan cenderung meningkat di masa depan.
    o Sisi Pasar, proyek/ bisnis memiliki pasar potensial yang relatif besar dan pangsa pasar yang menjanjikan.
    o Sisi Strategis, produk, harga, sistem distribusi, promosi, dan pelayanan memiliki keunggulan dibandingkan dengan usaha sejenis yang sudah ada.
    o Sisi Perencanaan Strategis, proyek/ bisnis ini mendukung strategi keseluruhan perusahaan.
     Jika keseluruhan pertimbangan diatas terpenuhi, maka Studi Kelayakan dapat dilanjutkan ke Aspek Teknis Produksi dan Teknologis.
    Menentukan strategi dan teknologi produksi/operasi yang akan dipilih: kapasitas
    produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi, dan tataletak
    pabrik yang paling menguntungkan. Dan di bawah ini merupakan langkah-langkah dari aspek teknis dan teknologi.

    Aspek Teknis dan Teknologi:
    1. Pemilihan Strategi Produksi
    2. Pemilihan dan Perencanaan Produk yang akan diproduksi
    3. Rencana Kualitas
    4. Pemilihan Teknologi
    5. Rencana Kapasitas produksi
    6. Manajemen persediaan
    7. Jenis teknologi
    8. Pengawasan kualitas produk
    9. Peralatan dan mesin
    10. Lokasi pabrik
    11. Layout pabrik
    12. Perkembangan teknologi

    2.1.3 Aspek Keuangan atau Finacial

    Keputusan investasi
    •Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b) kebijakan modal kerja (c) kebijakan investasi yang berdampak pada strategi perusahaan yang lebih luas (merger dan akuisisi)

    Keputusan pendanaan
    sumber dana dibagi dalam 2 kategori yakni :
    (a) internal yaitu dari laba ditahan (retained earnings)
    (b) sumbereksternalyaitu
    •Dalam bentuk utang yang meliputi penundan pembayaran utang, pinjaman jangka pendek sebagai tambahan modal kerja dan pinjaman jangka panjang (obligasi) sebagai dana investasi.
    •Menerbitkan Saham, baik dalam bentuk saham perdana (initial public offer/IPO) maupun saham biasa baru sebagai sumber modal investasidalam rangka ekspansi perusahaan.

    Masalah utama
    •Masalah utama dalam mengoptimalkan keputusan pendaana adalah menetapkan struktur modal (utangdanekuitas) yang optimal sebagai asumsi dasar dalam memutuskan berapa jumlah dana dan bagaimana komposisi jumlah dana pinjaman dan dana sendiri yang
    Ditambahakan untuk mendukung kebijakan investasi sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat tumbuh secara sehat.
    •Disamping itu konmposisi struktur modal harus pula dipertimbangkan hubungan antara perusahaan, kreditur maupun pemegang saham sehingga tidakter jadi konflik.
    •Keputusan dividen ditentukan dari jumlah keuntungan perusahaan setelah pajak (earning after tax). Oleh karena itu tujuan memaksimumkan keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham (dividen) dengan kendala memaksimumkan laba ditahan untuk diinvestasikan kembali sebagai sumber dana internal. Dengan kata lain semakin banyak jumlah laba ditahan berarti semakin sedikit uang yang tersedia bagi pembayaran dividen.

    KEBUTUHAN DANA
    Secara umum, pengalokasian dana dapat dilakukan kedalam dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk modal kerja (working capital).

    Alokasi Dana Untuk Aktiva Tetap.
    •Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud (tangible assets), dan aktiva tetap tidak berwujud (intangible ).
    •Menurut Baridwan (1989.) aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang berwujud yang dapat digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. seperti tanah, gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik dan mesin-mesin, dan aktiva tetap lainnya.,
    •Aktiva tetap tidak berwujud adalah: aktiva tetap yang tidak berwujud secara fisik yang memiliki umur lebih dari satu tahun seperti hak patent, lisensi, copyright, goodwill, biaya pendahuluan, biaya-biaya pra-operasional, dan lain sebagainya.

    Alokasi Dana Untuk Modal kerja
    •Weston & Copeland (1995) mendefenisikan modal kerja adalah investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan dikurang i beban lancar.
    •Sawir (2005), menyatakan modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari.

    Bentukmodal kerja
    1.gross working capital adalah: keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan dalam operasi.
    2.net working capital menunjukkan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar

    Sumber Pendanaan
    •Modal asing : sumber dana yang didapatkan dari luar perusahaan (kreditur) yang tidak ikut memiliki perusahaan tersebut seperti Bank, Perusahaan Leasing, dan Lain Sebagainya. Sumber dana dari modal asing biasanya berwujud hutang
    •internal perusahaan (modal sendiri) . Sumber dana modal sendiri biasanya berwujud Modal Saham dan Laba Ditahan.

    PembelanjaanHutang
    •Hutangjangkapendek(short term debt)
    •Hutangjangkapanjang(long term debt)

    Pendanaan hutang jangka pendek
    •Pinjaman dari Lembaga Keuangan
    •Menerbitkan Surat Dagang.
    •Kredit Dagang
    •Sumber Keuangan Lainnya

    HutangJangkaPanjang
    •Hutang jangka panjang adalah hutang yang akan diharapkan dibayarkan kembali dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun, mis:
    obligasi(bonds), hipotik(mortage), dansebagainya.
    •Hutang jangka panjang dapa tdigunakan untuk pembiayaan modal kerja ataupun membiayai aktiva tetap.

    Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menggunakan pendanaan hutang
    •biaya
    •resiko
    •syarat-syaratyang ditetapkan kreditor.
    •tingkat inflasi
    •kemampulabaan
    •posisi likuiditas
    •keamananusaha.

    Pembelanjaan Modal Sendiri
    •Laba Ditahan
    •Penerbitan Saham

    Pembelanjaan campuran
    Pertimbangan penggunaan pembelanjaan campuran :
    •Kemampulabaan(return on equity) : merupakan tingkat pengembalian perusahaan bisnis terhadap investasi yang diberikan oleh para kreditor.
    •Resiko: tingkat perbedaan antara nilai yang diharapkan (expected value), dengan nilai yang sebenarnya akan diterima (actual value) di masa depan
    •Keamanan.
    BIAYA MODAL (cost of capital)
    Biaya modal adalah : biaya yang harus dikeluarkan setelah adanya penanaman modal, mis: keharusan pembayaran deviden bagi pemegang saham.

    AliranKas(Cash Flow)
    Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode meliputi:
    •1.Aktivitas Operasi (operating activities)
    •2.Aktivitas Investasi (investing activities)
    •3.Aktivitas Pembiayaan (financing activities)

    Metode –metode Evaluasi Project :

    1.Metode Payback Period(PP)
    Pay back Method
    Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi untuk usaha tertentu adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.

    investasi

    Kas masuk bersih

    Pay back period =

    Kelemahan pay back method:
    1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
    2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.

    Kebaikan pay back method:
    1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
    2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
    3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi

    PV Investasi
    Pay back period =
    PV Kas masuk bersih
    Dengan metode ini maka ketentuan layak atau tidaknya usaha tersebut tergantung lama periode nilai investasi kembali dan jangka atau lama periode yang di tentukan oleh penanam modal. Hal ini juga haru di tinjau dari aspek-aspek yang ada dalam study kelayakan.

    2.Metode Net Present Value (NPV)
    NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
    Rumus yang digunakan
    Arus kas masuk dan keluar yang didiskontokan pada saat ini (present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus:

    dimana:
    t – waktu arus kas
    r – adalah suku bunga diskonto yang digunakan
    Rt – arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
    A0 – investasi awal
    Arti perhitungan NPV
    Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan.
    Bila… Berarti… Maka…
    NPV > 0 investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan proyek bisa dijalankan
    NPV < 0 investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan proyek ditolak
    NPV = 0 investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.

    3.Metode Discount Payback Period
    Metode untuk mengetahui jumlah tahun yang diperlukan untuk menutup investasi melalui arus ka s bersih yang didiskontokan pada K. Tujuan dari metode ini adalah untuk mendukung pengambilan keputusan dalam proses penganggaran modal dengan menyediakan informasi mengenai jangka waktu terikatnya dan dalam proyek,sehingga di harapkan manajemen dapat mencegah dipilihnya proyek yang ternyata yang memerluka jangka waktu yang lama dalam menutup pokok investasi.
    Rumus : masa cut-off yng optimal =
    Dimana r= discount rate
    n= umur proyek

    4.MetodeInternal Rate of Return
    Dipergunakan untuk mengetahui tingkat bunga untuk mendapatkan NPV sebesar nol. Sehingga dengan mengetahui tingkat bunga saat ini dan juga kecendrungannya dimasa mendatang maka dapat diambil keputusan untuk mengimplementasikan suatu kegiatan. Besarnya EIRR harus lebih besat dari tingkat bunga yang dipergukanan saat ini apabila EIRR lebih rendah maka dapat dikatakan bahwa biaya pelaksanaan akan lebih menguntungkan bila diinvestasikan di tempat lain untuk kegiatan lain.

    5.MetodeProfitability Index (PI)
    Menunjukkan kemampuan proyek investasi dalam menghasilkan keuntungan (profit). Metodeini dapat dilakukan setelah melakukan perhitungan Present Value, karena PI pada prinsipnya adalah membandingkan antara Present Value dari penerimaan-penerimaan kas bersih (Present Value Benevit) dengan Present Value Investasi.
    Rumus : PI = PV/ investasi awal

    2.1.4 Aspek Hukum
    Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
    a. Perijinan :
    i) Izin lokasi :
    • sertifikat (akte tanah),
    • bukti pembayaran PBB yang terakhir,
    • rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan
    ii) Izin usaha :
    • Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya.
    • NPWP (nomor pokok wajib pajak)
    • Surat tanda daftar perusahaan
    • Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
    • Surat tanda rekanan dari pemda setempat
    • SIUP setempat
    • Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan
    Etika Bisnis
    Secara sederhana etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, masyarakat, dan juga industri. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
    Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
    Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku Etika bisnis, yaitu :
    • Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti langkah-langkah yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
    • Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
    • Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
    Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
    Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
    Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
    • Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
    • Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
    • Melindungi prinsip kebebasan berniaga
    • Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
    Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
    Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.
    Perlu dipahami,karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.
    Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
    • Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
    • Memperkuat sistem pengawasan
    • Menyelenggarakanpelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

    2.1.5 Aspek Manajemen
    Aspek Manajemen:
    1. Bentuk badan usaha
    2. Struktur Organisasi
    3. Rencana Kerja
    4. Koordinasi, implementasi, dan controlling

    Bentuk Badan Usaha

    1. Badan Usaha / Perusahaan Perseorangan atau Individu

    Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tententu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja / buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.

    ciri dan sifat perusahaan perseorangan :
    – relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan
    – tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
    – tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
    – seluruh keuntungan dinikmati sendiri
    – sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
    – keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar
    – jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
    – sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan

    2. Badan Usaha / Perusahaan Persekutuan / Partnership

    Perusahaan persekutuan adalah badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk dalam badan usaha persekutuan adalah firma dan persekutuan komanditer alias cv. Untuk mendirikan badan usaha persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait.

    a. Firma

    Firma adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan nama bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap pemiliknya.
    Ciri dan sifat firma :
    – Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi.
    – Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
    – Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.
    – keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup
    – seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
    – pendiriannya tidak memelukan akte pendirian
    – mudah memperoleh kredit usaha

    b. Persekutuan Komanditer / CV / Commanditaire Vennotschaap

    CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus perusahaan cv disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal disebut sekutu pasif.

    Ciri dan sifat cv :
    – sulit untuk menarik modal yang telah disetor
    – modal besar karena didirikan banyak pihak
    – mudah mendapatkan kridit pinjaman
    – ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan
    – relatif mudah untuk didirikan
    – kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu

    3. Perseroan Terbatas / PT / Korporasi / Korporat

    Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT / perseroan terbatas dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.

    Ciri dan sifat PT :
    – kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi
    – modal dan ukuran perusahaan besar
    – kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham
    – dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham
    – kepemilikan mudah berpindah tangan
    – mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai
    – keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen
    – kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham
    – sulit untuk membubarkan pt
    – pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden

    4. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

    Badan Usaha yang sebagian besar sahamnya dimilik oleh Negara. Kekayaan dipisahkan berdasarkan peraturan pemerintah.

    Karakteristik BUMN:
    – Usahanya bersifat membantu pemerintah, dalam membangun public utilities
    – Menghasilkan barang karena pertimbangan dan keamanan dan kerahasiaan harus dikuasai negara
    – Melaksanakan kebijakan strategis pemerintah
    – Tujuan melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat
    – Usaha bersifat komersil dan fungsinya dapat dilakukan swasta

    5. Koperasi
    • Pemilik adalah anggota sekaligus pelanggan
    • Satu anggota adalah satu suara
    • Organisasi diurus secara demokratis
    • Kumpulan individu
    • Manajemen bersifat terbuka

    Beberapa metode kepemilikan bisnis:
    • Franchising
    • Joint Venture
    • Lisensi
    • Merger
    • Acquisition

    Struktur Organisasi

    Yaitu spesifikasi pekerjaan yang harus dilakukan di dalam suatu organisasi dan cara-cara mengaitkan suatu pekerjaan dengan lainnya.

    Bagan Organisasi : Diagram yang menggambarkan struktur perusahaan dan memperlihatkan posisi masing-masing karyawan dalam operasionalnya.

    Perencanaan Manajemen

    Rencana Strategis / Strategic Planning : Rencana yang mencerminkan keputusan mengenai alokasi sumber daya, prioritas, dan tahap-tahap yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran strategis.

    Visi / Vision Statement : Pernyataan mengenai gambaran masa depan yang dicita-citakan.

    Misi / Mission Statement : Pernyataan mengenai bagaimana cara mencapai visi yang telah dirumuskan.

    Tujuan Strategis : Tujuan jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi suatu perusahaan.

    Sasaran / Goal : Tujuan (objective) yang diharapkan (dan direncanakan) untuk dicapai suatu bisnis.

    Sasaran ada 3 jenis:
    1. Sasaran jangka panjang. Contoh : meningkatkan pangsa pasar 10% selama 10 tahun.
    2. Sasaran jangka menengah. Contoh : Departemen SDM akanmengurangi tingkat perputaran tenaga kerja sekitar 10% dalam tiga tahun
    3. Sasaran jangka pendek. Contoh : Mengurangi biaya 1% untuk kuartal berikutnya.

    Rencana Taktis : Rencana jangka pendek yang berhubungan dengan penerapan aspek-aspek spesifik dari rencana strategis suatu perusahaan.

    Rencana Operasional : Rencana yang menetapkan target jangka pendek untuk kinerja harian, mingguan,

  63. NAMA: HOLILAWATI
    NIM: PO.71.20.0.09.1914

    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    USAHA BERTANAM BUAH MELON

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang
    Dewasa ini, perekonomian negara Indonesia menunjukkan kondisi yang kurang menggembirakan bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Tingginya angka inflasi nasional dan kenaikan maupun kelangkaan harga BBM menjadi bukti adanya kurang kondusifnya kondisi perekonomian negara. Dalam kondisi yang seperti ini,
    masyarakat semakin terpuruk ketika harga kebutuhan beberapa bahan pokok mengalami peningkatan dan tidak lagi terjangkau yang juga tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.
    Di sektor pertanian, kondisi tersebut juga sangat dirasakan oleh para petani. Biaya operasional yang tidak sebanding dengan harga jual hasil pertanian membuat lesu sektor ini. Terlebih ketika pemerintah menetapkan kebijakan impor untuk beberapa komoditas pertanian yang kualitas dan harganya jauh lebih murah dari hasil
    pertanian masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dengan mengacu pada kondisi perekonomian yang kurang
    kondusif dan tidak berpihak pada perekonomian rakyat, menuntut masyarakat untuk mempunyai daya saing dan keahlian tertentu untuk meningkatkan derajat hidupnya sebagai bekal dalam kehidupan sehari – hari.

    B. Gambaran Umum Potensi Usaha
    Kalau kita mencermati secara lebih mendetail mengenai kondisi perekonomian negara yang kurang
    stabil, maka apabila kita memposisikan diri sebagai pelaku usaha, maka yang akan telintas pertama kali di
    benak kita adalah mengenai bagaiman menciptakan sebuah unit usaha bisnis yang prospektif dan menguntungkan
    dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran yang kedua
    adalah dengan modal yang pas – pasan, produk apa yang akan kita produksi sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan keuntungan bagi kita. Kiranya pemikiran tersebut pantas muncul ketika kita semua terhimpit pada kondisi ekonomi yang sulit.
    Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan analisis mengenai hal – hal yang potensial untuk melakukan usaha agar mampu memberikan manfaat ekonomi bagi kita. Dengan berbekal pada kebijakan pemerintah tentang kegiatan impor komoditas pertanian hal ini memungkinkan untuk terbukannya peluang dalam menjalankan usaha yang berkaitan dengan hal tersebut. Salah satu bentuk usaha bisnis yang bisa dijalankan adalah dengan mendirikan usaha penjualan / bertanam buah Melon Honey Golden. Pemilhan melon jenis golden honey ini dikarenakan prospek yang cukup menjanjikan dan sedikitnya varietas buah ini dipasaran sekitar sehingga peluang usaha ini cukup besar. Melon jenis Honey Golden ini bibitnya didatangkan dari Thailand. Melon jenis ini memiliki kelebihan tersendiri dibanding buah melon biasa. Rasanya lebih manis seperti madu dan bila digigit, daging buah terasa lebih renyah. Dan faktor tentang sedikitnya masyarakat umum mengetahui rasa buah melon ini bisa menjadikan sebuah keuntungan karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka akan sebuah hal baru.
    Usaha ini bisa memberikan sebuah alternative lain untuk mendirikan sebuah usaha di persaingan pasar yang cukup tinggi. Selain membuka peluang kerja untuk masyarakat sekitar, kita bisa saling belajar dalam melakukan pertanian yang baik. Sehingga kelak kami bisa menjadi sentra/ pusat penjualan & penanaman buah melon jenis Honey Golden di daerah semarang khususnya.
    Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya petani melon, Pemerintah menetapkan kebijaksanaan dalam memilih urutan jenis tanaman pertanian/hortikultura. Dalam ruang lingkup berikut telah disusun beberapa pedoman sebagai berikut:
    1. Mengutamakan jenis tanaman melon yang bernilai ekonomi tinggi, untuk meningkatkan pendapatan petani melon, baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri
    2. Mengutamakan jenis tanaman yang dapat memberi kesempatan tenaga kerja lebih banyak.
    3. Mengutamakan jenis tanaman melon yang mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik.
    4. Mengutamakan jenis tanaman melon yang dapat mempertinggi nilai gizi masyarkat.

    C. Analisis SWOT

    Dalam melakukan sebuah usaha, kita sekarang dituntut untuk menganalisa beberapa aspek penting untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah usaha dijalankan. Untuk itu kita harus bisa menganalisa SWOT :

    • Strength ( Kekuatan) :
    1. Buah melon jenis Honey Golden banyak diminati oleh masyarakat
    2. Semakin banyaknya industry-industri yang memproduksi makanan atau bahan minuman berbahan baku melon
    3. Letak / tanah yang cocok untuk ditanami buah melon
    4. Sedikitnya pesaing dalam menanam buah melon jenis Honey Golden

    • Weakness ( Kelemahan ) :
    1. Kegagalan dalam menanam buah Melon Honey Golden cukup tinggi dikarenakan faktor cuaca & hama penyakit.
    2. Mahalnya harga buah Melon Honey Golden
    3. Distribusi penjualan yang belum maksimal
    4. Minimnya daya beli masyarakat

    • Opportunies ( Peluang ) :
    1. Tempatnya dekat kota
    2. Pesaing dalam bisnis ini sangat sedikit
    3. Besarnya minat perusahaan impor dalam menampung hasil panen

    • Threats ( Hambatan ) :
    1. Tanaman melon rentan terserang hama dan penyakit
    2. Biaya yang dikeluarkan cukup besar
    3. Pemasaran yang kurang terorganisasi dangan baik

    ASPEK PEMASARAN

    A. PERENCANAAN USAHA

    Dalam merencanakan usaha dagang ini, saya memasukan beberapa faktor – faktor untuk menunjang
    berhasilnya perencanaan usaha ini. Dengan mempelajari tiap detail usaha yang akan di;akukan.
    Dalam menjalankan usaha menananam buah Melon Honey Golden ini rencana seperti ini sangat
    dibutuhkan karena faktor kegagalan dan keberhasilan yang masih fifty – fifty (50 : 50 ). Hal pertama
    yang harus dilakukan adalah
    1. membuat bagan presentase pertumbuhan buah melon
    2. membuat daftar kendala – kendala apa saja yang di hadapi dalam penanaman buah melon Honey
    Golden
    3. membuat pembukuan penjualan buah Melon Honey Golden dari awal panen hingga akhir panen.

    Dengan terencananya usaha ini, usaha penanaman buah Melon Honey Golden diharapkan bisa maksimal
    dalam meraih keuntungan penjualan.

    B. SEGMENTASI, TARGETING, POSITIONING DAN STATEGI PEMBAURAN USAHA

    1. Segmentasi
    Yang menjadi segmen dari usaha menanam buah Melon Honey Golden adalah Segmen menengah ke atas.
    2. Targeting
    Yang menjadi target Market adalah Perusahaan buah import, pasar buah dan retail buah
    3. Positioning
    Kami ingin menciptakan peluang usaha baru di masyarakat sekitar sehingga dengan adanya usaha seperti ini masyarakat bisa atau mampu untuk mencoba usaha yang sama sehingga kami bisa menjadi Domain atau pusat buah penjualan Melon Honey Golden di wilayah kami.
    4. Strategi Pembauran Usaha
    Kami ingin memperkenalkan varietas baru buah melon di masyarakat umum, sehingga setelah mereka mengenal produk jenis Honey Golden ini. Kami memberikan diskon 10 % dari harga penjualan di pasar. Dan dengan cara ini diharapkan masyarakat bisa tertarik dan menjadi pelanggan setia kami.

    C. PERMINTAAN

    1) Perkembangan permintaan saat ini
    Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan akan buah Melon Honey Golden semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya buah – buahan sebagai penunjang kebutuhan vitamin bagi tubuh. Terlebih dengan kandungan vitamin dan gizi yang terdapat dalam buah Melon Honey Golden cukup besar sehingga buah ini bagus untuk konsumsi dan menjaga kesehatan.
    2) Prospek permintaan di masa yang akan datang.
    Dengan banyaknya varietas / jenis buah melon tersebut akan mengalami kejenuhan. Melon Honey Golden bisa diguanakan sebagai pilihan yang cukup tinggi di banding jenis buah melon lainnya. Dan dengan kondisi kejenuhan masyarakat akan jenis buah – buahan yang dapat di konsumsi. Jenis buah Melon Honey Golden bisa dijadikan alternative yang cukup menjanjikan.

    D. Penawaran
    1) Perkembangan penawaran saat ini
    Perkembangan penawaran disektor usaha buah pada saat ini memang relative masih biasa-biasa saja. Hal tersebut disebabkan karena sektor usaha ini belum dibidik dan dikelola secara serius. Oleh karena itu, agar usaha buah menjadi lebih baik maka perlu peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih bagi konsumen.
    2) Prospek penawaran di masa yang akan datang
    Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha penjualan buah Melon Honey Golden pada masa yang akan datang, maka perlu adanya penawaran produk yang memberikan nilai lebih dan manfaat bagi konsumen. Penawaran tersebut akan semakin variatif maupun lebih kompetitif karena sudah ditunjang dengan perangkat teknologi informasi yang memberikan kemudahan bagi bagi penjual maupun pembeli dalam melakukan transaksi atau sebatas bertukar informasi. Oleh karena itu, bagi pelaku usaha di sektor ini harus mampu melakukan penawaran yang inovatif untuk menarik pasar.

    E. Program Pemasaran
    1) Tingkat pelayanan
    Dalam memasarkan buah Melon Honey Golden kami memberikan layanan yang memuaskan melalui layanan yang ramah dan memilih sendiri buah di tempat penjualan langsung.
    2) Penetapan harga
    Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha, dimana kami mencari keuntungan yang relative sehingga dapat menjalankan usaha secara kontinyu untuk meningkatkan pangsa pasar.
    3) Kegiatan promosi
    Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan melalui promosi di media masa cetak, blog pribadi dan iklan facebook, maupun sebagai sponsor kegiatan masyarakat ataupun instansi pemerintah/swasta.
    4) Kegiatan Distribusi
    Untuk kegiatan distribusi, kami menggunakan armada distribusi sendiri.

    ASPEK TEKNIS DAN OPERASI

    A. Rencana Pengembangan
    a. Evaluasi lokasi
    Lokasi yang akan kami pilih untuk lahan penanaman buah Melon Honey Golden yaitu sawah sewaan di daerah Kuwaron Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Kota Semarang.
    b. Sarana dan prasarana
     Sarana yang akan kami gunakan untuk menunjang kegiatan usaha kami adalah : Lahan berupa Sawah, mesin semprot, mesin sedot (diesel), ember, gudang penyimpanan pupuk dll.
     Sedangkan untuk prasarananya kami menggunakan rumah sebagai homebase hasil panen, di pasar tempat berjualan.
    c. Tenaga ahli dan tenaga biasa
    Tenaga ahli yang kami pekerjakan untuk menunjang kelancaran usaha penanaman kami adalah tenaga ahli bidang penanaman melon, pemantau lapangan (wakil tenaga ahli melon), pemasaran, keuangn, produksi dan sdm serta teknisi sarana dan prasarana pendukung usaha.
    d. Bahan – bahan pokok
    Bahan pokok yang digunakan dalam menjalankan usaha penanaman buah Melon Honey Golden antara lain : Benih Melon Golden Honey dengan kualitas yang baik, pupuk kompos, pupuk kandang dan pupuk organik.
    e. Lahan penanaman
    Berkaitan dengan lahan penanaman buah Melon Honey Golden. Akan ditanam di atas tanah seluas 3 hektar dengan setiap hektarnya terdapat 3000 tanaman sehingga total tanaman yang ada mencapai 9000 tanaman buah Melon Honey Golden
    f. Jadwal pelaksanaan
    Usaha penanaman buah Melon Golden Honey akan mulai ditanam pada tanggal 1 Juni 2011 sampai tanggal 10 Agustus 2011 sampai waktu panen tiba ( mulai awal penanaman buah melon sampai waktu panen tiba dibutuhkan waktu selama kurang lebih 70 hari).
    g. Perkiraan biaya teknis dan operasi
    Biaya teknis dan operasional diperkirakan mencapai Rp750.000.000,

    B. Rencana Pengoperasian Usaha
    a) Proses operasi usaha
    Proses operasi usaha meliputi rencana penanaman, penjadwalan distribusi dan rencana penjualan dan pemesanan.
    b) Kebutuhan bahan operasi
    Kebutuhan bahan operasi penanaman buah Melon Honey Golden dikelola oleh tenaga ahli tanaman buah dan tenaga ahli lapangan yang mengkoordinasikan dengan tenaga ahli buah melon mengenai masalah – maslah tanaman ( penyakit, hama dll).
    c) Kegiatan perawatan mesin
    Kegiatan perawatan mesin kami menggunakan tenaga yang ada untuk memperbaiki, dang mengontrol mesin yang di gunakan dalam hal ini mesin semprot dan mesin sedot air ( diesel ).

    ASPEK KEUANGAN

    A. Kebutuhan Dana Investasi
    a. Investasi harga tetap
    Investasi ini mencapai Rp 18.000.000,-
    b. Biaya pra operasi
    Biaya pra operasi mencapai Rp 78.100.000,- yang digunakan untuk
    proses pembelian tanah dan mendirikan bangunan.
    c. Modal kerja
    Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh biaya pra operasional
    + biaya operasional yang mencapai Rp 142.100.000,-
    Total kebutuhan dana Investasi = Rp 160.000.000,-

    B. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana
    a. Modal sendiri
    Modal sendiri Rp 60.000.000,-
    b. Pinjaman bank
    Pinjaman dari bank Rp 100.000.000,-

    C. Rencana Kebutuhan Dana
    Analisis pasar pada penanaman melon dilahan terbuka dengan menggunakan mulsa PHP. Luas lahan 1 ha, populasi 3.000 tanaman. Sehingga pada luas tanah 3 ha, kita bisa menanam buah Melon Honey Golden sebanyak 9000 populasi tanaman.
    1. Biaya pra operasional
    o Sewa tanah 3 hektar semusim = Rp 30.000.000,-
    o Trajak 1 m @1000 = Rp 9.000.000,-
    o Mesin sedot air (diesel) 2 unit = Rp 5.000.000,-
    o Mesin semprot 6 unit = Rp 8.400.000,-
    o Mulsa @Rp 450.000 = Rp 9.450.000,-
    o Ember kecil 10 buah = Rp 150.000,-
    o Ember besar 10 buah = Rp 250.000,-
    o Karung 50 buah = Rp 1.250.000,-
    o Cangkul 5 buah = Rp 250.000,-
    o Gudang penyimpanan pupuk = Rp 500.000,-
    o Gubug tunggu melon = Rp 300.000,-
    o Brongsong 4 dus @Rp 750.000 = Rp 3.000.000,-
    o Kardus 100 bal @Rp80.000 = Rp 8.000.000,-
    o Solatip 2 kardus isi @72 biji = Rp 1.050.000,-
    o Rafiah 10 bal @Rp 140.000 = Rp 1.400.000,-
    o Alat solatip 3 buah @Rp 20.000 = Rp 100.000,-

    Total = Rp 78.100.000,-

    2. Biaya operasional
    o Benih melon Honey Golden 30 @Rp 410.000 = Rp 12.300.000,-
    o Buat bedengan 1 hektar @650.000 = Rp 1.950.000,-
    o 1 Tenaga ahli melon@Rp 400.000 x 10 minggu = Rp 4.000.000,-
    o 2 Tenaga ahli lapangan@Rp 300.000 x 10 minggu = Rp 6.000.000,-
    o 5 Tenaga ahli pria @Rp1.050.000 x 10 minggu = Rp 10.050.000,-
    o 4 Tenaga lapangan wanita @Rp 720.000 = Rp 7.200.000,-
    o 2 Penjaga malam @500.000/bulan = Rp 1.000.000,-
    o Pupuk – pupuk = Rp 10.000.000,-
    o Bensin = Rp 4.550.000,-
    o Perawatan mesin operasional = Rp 1.000.000,-
    o Biaya transportasi = Rp 500.000,-
    o Biaya distribusi = Rp 3.000.000,-
    o Biaya lain- lain = Rp 2.000.000,-

    Total = Rp 64.000.000,-

    3. Pemasukan
    1. Misalnya rata-rata produksi tanaman 3 kg (rata-rata 1 pohon) maka produksi per 3.000 m2 ditaksir mencapai 22.500 kg dari 2,5 kg x 9000 pohon
    2. Jika diperhitungkan tingkat kerusakan tanaman (loss) 5% maka hasil yang hilang sebesar 1121 kg melon sehingga produksi bersih melon menjadi 22500 kg – 1121 kg = 21375 kg.
    3. Sebagai contoh hasil yang diperoleh terdiri dari 65% kelas M1 ; 25% kelas M2 dan 10% kelas M3. Jika harga melon kelas M1. Rp. 4.000,-; kelas M2 Rp. 3.000,-; kelas M3 Rp. 2.500,- maka penerimaan penjualan melon.
     Kelas M1 = 65% x 21375 kg x Rp.6.000,- Rp. 83.362.500,-
     Kelas M2 = 25% x 21375 kg x Rp.5.000,- Rp. 26.718.750,-
     Kelas M3 = 10% x 21375 kg x Rp. 4.000,- Rp. 8.550.000,-
    Jumlah penerimaan Rp. 118.631.250,-
    4. Laba atau Rugi

     Jumlah pemasukan – biaya operasional
    = Rp 118.631.250 – Rp 64.000.000
    = Rp 54.631.250,-
    Dari hasil perhitungan diatas usaha ini memiliki prospek yang cukup menjajikan walaupun kegagalan dalam penanaman dan pemasaran juga cukup besar.

    ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
    A. Penyaluran Ilmu
    Adanya penanaman buah melon ini diharapkan bisa dijadikan pembelajaran bagi petani lain untuk memanfaatkan lahan sawah tidak hanya ditanami padi saja tetapi bisa di gunakan untuk menanam buah atau sayuran untuk memunuhi kebutuhan keluarga & penghasilan tambahan.
    B. Penyerapan tenaga kerja
    Usaha buah Melon Honey Golden ini memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja sebanyak 10 orang dan memperkecil angka pengangguran dimasyarakat.
    C. Dampak terhadap lingkungan masyarakat
    a. Adanya peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para karyawan.
    b. Adanya lowongan lapangan pekerjaan baru
    c. Peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi buah berkualitas.
    D. Dampak terhadap industri lain
    a. Bagi usaha yang sejenis tentunya akan berdampak pada meningkatnya persaingan.
    b. Bagi petani buah melon lokal akan berupaya untuk meningkatkan kualitas produksin

  64. NAMA : AFDHOLUL FITRI SUSANTI
    TINGKAT : III A (PO 71.20.0.09.1892)
    POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI
    JURUSAN KEPERAWATAN

    STUDI KELAYAKAN BISNIS KERAJINAN ENCENG GONDOK
    I. PENDAHULUAN
    Dalam tahun-tahun terakhir ini ekspor dari produk industri kerajinan dan mebel dengan bahan baku dari kayu terutama kayu jati semakin menurun jumlahnya, mengingat semakin sedikit pohon jati yang bisa ditebang. Perkembangan tersebut terutama terjadi di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah. Pada saat ini hutan jati sedang dalam proses pembenihan atau penanaman kembali, yang diperkirakan baru dapat dipanen sekitar 30 hingga 60 tahun yang akan datang.
    Di samping itu adanya ketentuan internasional mengenai Ecolabelling bahwa setiap produk yang menggunakan hasil hutan harus disertai persyaratan tebang pilih atau penanaman kembali jenis kayu yang dimanfaatkan. Kondisi ini juga menurunkan volume ekspor kerajinan dan mebel dari kayu hutan.
    Dengan kondisi tersebut di atas tidak berlebihan jika ekspor produk kerajinan dan mebel perlu ditingkatkan kembali dengan produksi yang menggunakan kayu dari hutan industri maupun bahan baku lainnya yang mudah didapat dan murah.
    Salah satu bahan baku yang cocok untuk produk kerajinan maupun mebel yang sangat mudah didapat dan murah berasal dari tanaman yang tumbuh di perairan yaitu Eceng Gondok juga dikenal dengan nama Bengok atau dalam bahasa latin disebut Eichornia Crassipes, dan dalam bahasa Malaysia disebut Keladi Bunting. Tanaman ini bisa ditemukan di setiap perairan, sungai, waduk, rawa di seluruh pelosok Nusantara dalam jumlah yang sangat banyak.
    Industri kerajinan maupun mebel yang memanfaatkan eceng gondok memiliki daya saing yang tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Tenaga kerja yang berkecimpung dalam usaha ini dimulai dari “petani”, perajin tali, pengepul, penganyam, desainer, usaha kecil, usaha menengah sampai eksportir.
    Disebut “petani” dalam tanda petik, mengingat orang-orang tersebut sebenarnya tidak bertani namun hanya sebagai pengambil eceng gondok.
    Atau dengan kata lain, eceng gondok tidak dibudidayakan namun tetap dipelihara dengan memotong batang yang cukup umur. Pada akhirnya tanaman eceng gondok tersebut akan bertunas kembali. Eceng gondok yang dipanen oleh “petani” selanjutnya dijual kepada Pengepul atau Perajin tali eceng gondok. Oleh pengepul, eceng gondok basah dapat langsung dijual kepada industri kecil kerajinan. Sementara itu perajin tali eceng gondok bisa menjualnya kepada industri kecil, industri menengah produk kerajinan maupun mebel.
    Dari hasil wawancara dengan para pelaku usaha yang memanfaatkan eceng gondok sebagai komoditas, ternyata belum ada suatu hubungan kemitraan yang dikuatkan dengan Nota Kesepakatan Kerjasama. Hubungan bisnis di antara mereka merupakan hubungan dagang biasa, bahkan di antara pelaku yang setara bisa terjadi persaingan pasar yang sangat bebas. Artinya, siapa yang mempunyai kreatifitas serta mutu yang bagus, akan memiliki peluang yang lebih baik dibandingkan lainnya. Dengan demikian setiap pelaku usaha akan selalu berlomba untuk meningkatkan mutu, baik dalam kegiatan pelayanan maupun produk.
    Untuk lebih mengetahui secara mendalam tentang usaha yang memanfaatkan eceng gondok sebagai komoditas, maka tulisan ini akan mengulas berbagai aspek kelayakan usaha mulai dari “petani” hingga usaha kecil.
    Aspek kelayakan usaha meliputi aspek pasar, aspek teknis produksi, aspek keuangan, aspek sosial ekonomi dan dampak lingkungan. Di samping analisis terhadap aspek kelayakan, diberikan pula berbagai saran kepada semua pihak terutama perbankan yang berminat membiayai proyek ini. Tulisan ini merupakan rangkuman hasil penelitian terhadap beberapa “petani”, perajin tali serta pengepul eceng gondok di Rawa Pening Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Juga kepada industri kecil dan usaha menengah kerajinan serta mebel eceng gondok di Kabupaten Bantul DI Yogyakarta serta Trangsan Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah.
    II. ASPEK PEMASARAN
    Penggunaan eceng gondok sebagai bahan baku produk kerajinan maupun mebel mulai dikenal sejak tahun 1990-an. Namun permintaan produk mulai meningkat pada tahun 1995. Krisis ekonomi yang dimulai tahun 1997 juga turut mempengaruhi permintaan produk ini. Pada saat ini pemasaran produk kerajinan dan mebel dengan bahan baku eceng gondok sudah mulai berkembang bersamaan dengan produk berbahan baku rotan, pelepah pisang, pandan dan sebagainya. Permintaan dari mancanegara terus meningkat sejalan dengan membaiknya situasi keamanan, politik.
    Data dari Kantor Bank Indonesia Semarang tahun 2002 sd 2005 menunjukkan pertumbuhan ekspor produk kerajinan dan mebel yang dimasukkan ke dalam 3 (tiga) kelompok yakni Kayu, Barang dari Kayu, kemudian kelompok Jerami/Bahan Anyaman serta Perabot & Penerangan Rumah sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah.

    Tabel 1 Pertumbuhan Ekspor Produk Kerajinan dan Mebel Tahun 2002 sd 2005 (Februari)
    Kelompok Produk
    Kayu & Barang dari Kayu Perabot & Penerangan Rumah
    Jerami/Anyaman

    2002
    2003
    2004
    Th.2005
    Febr.
    US$000
    US$000
    US$000
    US$000 225.269
    234.999
    228.077
    53.407 444.026
    527.190
    468.929
    104.612 3.968
    4.366
    7.515
    805
    Sumber : Bank Indonesia Semarang, 2005

    Sementara itu salah satu eksportir di DI Yogyakarta saat ini mampu mengekspor 3 s.d 5 kontainer per minggu dengan 30% di antaranya berupa produk kerajinan berbahan baku eceng gondok dengan negara-negara tujuan antara lain Amerika Serikat, Kanada, Australia dan negara-negara di Eropa. Sedangkan salah satu eksportir di Kabupaten Sukoharjo (termasuk eks.Karesidenan Surakarta) mampu mengirim 6 kontainer per bulan produk mebel dengan 20% s.d 30% berbahan baku eceng gondok, negara-negara tujuan yang sama dengan produk kerajinan. Hingga saat ini para eksportir tersebut masih memperoleh order dari berbagai negara untuk produk-produk kerajinan dan mebel. Dengan memperhatikan besarnya volume ekspor dari tahun ke tahun, maka potensi pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku kerajinan maupun mebel akan memberikan peluang yang cukup besar bagi para pelaku usaha dengan eceng gondok sebagai komoditas. Apabila diuraikan lebih lanjut, maka permintaan komoditas eceng gondok di setiap pelaku usaha adalah sebagai berikut.
    A. Tingkat Petani
    Permintaan eceng gondok basah yang dipanen oleh petani (masyarakat setempat) berasal dari para pengepul serta perajin tali. Dari wawancara dengan petani di daerah Rawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, diperoleh informasi bahwa setiap petani mampu mengumpulkan dan menjual sekitar 250 kg sampai 300 kg eceng gondok basah perhari dengan harga Rp.150,- per kilogram dengan pembayaran tunai. Dengan demikian setiap petani bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp.45.000,- perhari.
    B. Tingkat Perajin Tali
    Perajin tali memproduksi tali/ klabangan dari eceng gondok yang telah dijemur selama 4-5 hari. Setiap hari seorang perajin tali mampu memproduksi hingga 2 kilogram klabangan eceng gondok. Untuk memproduksi 1 kilogram tali/klabangan eceng gondok diperlukan 12 kilogram eceng gondok basah. Produk ini oleh para perajin dijual kepada para pengepul dengan harga Rp.5.000,- per kilogram dengan pembayaran tunai atau pembayaran berjangka waktu maksimal seminggu setelah barang diserahkan.
    C. Tingkat Pengepul
    Pengepul adalah orang yang membeli eceng gondok basah dari petani atau klabangan eceng gondok dari perajin tali. Salah seorang pengepul yang khusus menjual eceng gondok basah setiap hari mampu menjual sebanyak 8 ton kepada industri kecil kerajinan di Bantul Yogyakarta dengan harga jual Rp.237,50 per kilogram. Sedangkan pengepul yang menjual tali/klabangan eceng gondok mampu menjual sekitar 500 kg/hari.
    D. Tingkat Industri Kecil
    Terdapat 2 (dua) jenis Industri kecil yang menggeluti komoditas eceng gondok, yaitu: (a) industri kecil yang memproduksi kerajinan tangan seperti tenun, keranjang, tas, hiasan dinding dsb;(b) industri mebel yang memproduksi perabot rumahtangga antara lain kursi, sofa, lemari dsb.
    Industri kecil yang termasuk type (a) biasanya membeli eceng gondok basah yang dijemur sendiri, kemudian eceng gondok kering diserahkan kepada para ibu rumah tangga atau keluarganya untuk diproses lebih lanjut menjadi tali/klabangan. Sedangkan industri kecil type (b) lebih dominan membeli tali/klabangan eceng gondok. Industri kecil tersebut biasanya memperoleh order dari para eksportir (usaha menengah) yang mereka sebut dengan vendor.
    Produk dari industri kecil ini jenisnya beragam, untuk produk berupa kerajinan tangan harga jual berkisar antara Rp.5.000 s.d Rp.250.000,- per unit. Order dari eksportir mencapai 2400 unit per bulan. Sedangkan industri mebel memperoleh order sekitar 200 unit perbulan dengan harga antara Rp.200.000 s.d Rp.400.000,- per unit. Adapun cara pembayaran dari eksportir yang dilakukan adalah secara tunai, di mana tahap pertama memberikan uang muka sebesar 30% dari nilai kontrak sedangkan sisanya setelah barang diserahkan.
    E. Tingkat Industri Menengah/Eksportir
    Seperti telah disebutkan di atas para eksportir umumnya menjual sebagian besar produknya untuk pasar luar negeri baik berupa kerajinan maupun mebel. Usaha-usaha di tingkat inilah yang menjadi tumpuan pasar dari pelaku usaha dengan komoditas eceng gondok mulai dari petani, pengepul dan usaha kecil. Adapun pasar dari para eksportir ini adalah buyer atau pembeli dari mancanegara baik yang memiliki perwakilan di Indonesia maupun langsung dari negaranya.
    Produk berupa mebel maupun barang kerajinan yang terbuat dari kayu, rotan, eceng gondok, pelepah pisang, pandan dan sebagainya merupakan produk-produk yang diminati oleh masyarakat di negara-negara Eropa, Australia dan Amerika juga Asia.
    Rata-rata setiap eksportir telah mempunyai pelanggan masing-masing dan meskipun belum ada asosiasi di antara mereka, namun mereka telah memiliki komitmen yang sama dengan penetapan harga yang relatif sama untuk produk-produk sejenis. Dengan demikian tidak ada suatu persaingan harga yang akan berakibat buruk terhadap usaha mereka.
    Volume pengiriman barang untuk perusahaan yang memproduksi kerajinan mencapai 3-5 kontainer perminggu. Sedangkan produk mebel antara 4 – 6 kontainer per bulan. Harga jual dari eksportir kepada buyer cukup beragam, di mana untuk produk kerajinan tangan berkisar antara Rp.3000,- sampai dengan Rp.300.000,- perunit. Sedangkan untuk produk mebel antara Rp.400.000,- sampai dengan Rp.1.300.000,- perunit. Para eksportir ini tidak membedakan antara harga jual untuk ekspor maupun lokal. Biasanya persentase penjualan untuk lokal sangat sedikit dibandingkan ekspor. Pada umumnya bagi buyer yang baru pertama kali dikenal oleh eksportir, diharuskan memberikan uang muka sebesar 50% dari nilai pembelian (bagi buyer pelanggan cukup memberikan uang muka sebesar 30%) berdasarkan Purchase Order (PO) dan sisanya ditransfer melalui bank apabila barang telah diterima di tempat tujuan.
    III. ASPEK TEKNIS & PRODUKSI
    Kondisi lingkungan seringkali mempengaruhi pola hidup atau kebiasaan penduduk di suatu daerah termasuk di dalamnya kegiatan untuk memperoleh pendapatan dengan cara melakukan kegiatan tertentu. Demikian pula halnya yang terjadi pada kegiatan usaha yang menggunakan eceng gondok sebagai komoditas.
    Daerah Rawa Pening merupakan daerah pertanian, sehingga mata pencaharian penduduk yang utama adalah bertani. Oleh karena itu penduduk di daerah ini hanya menganggap eceng gondok sebagai komoditas untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Meskipun tanaman eceng gondok ini sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kerajinan dan mebel sejak tahun 1990 an, namun penduduk di daerah Rawa Pening hingga saat ini belum terdorong untuk memproduksi barang kerajinan maupun mebel sendiri. Kegiatan mereka mengolah eceng gondok hanya sebatas membuat tali klabangan.
    Kota Yogyakarta dan Surakarta atau Solo sejak dahulu kala sudah terkenal sebagai daerah industri kerajinan dan mebel dalam skala kecil maupun menengah. Oleh karena itu sebagian kelompok masyarakat di dua daerah ini memiliki kebiasaan untuk menghasilkan produk-produk yang bisa memberikan nilai tambah yang tinggi.
    Di Kabupaten Bantul – Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, komoditas eceng gondok digunakan sebagai bahan baku pembuatan aneka macam kerajinan tangan (souvenir) seperti tas, keranjang, hiasan dsb. Sedangkan di eks. Karesidenan Surakarta khususnya di Kabupaten Sukoharjo, eceng gondok dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi mebel.
    Keberhasilan pemasaran produk kerajinan maupun mebel yang menggunakan bahan baku eceng gondok sangat dipengaruhi oleh kemampuan para pelaku usaha dalam kegiatan produksi.
    Konsistensi dan keahlian baik dari petani, perajin tali, para pekerja di industri kecil maupun eksportir sangat menunjang kelangsungan usaha produk kerajinan dan mebel. Aspek teknis dan produksi dari masing-masing pelaku usaha dapat diuraikan sebagai berikut :.
    A. Petani Eceng Gondok
    Wilayah Rawa Pening Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang merupakan lahan enceng gondok dengan luas tak kurang dari 1.000 hektar. Eceng gondok dari daerah ini memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan daerah Cilacap atau Purworejo, mengingat perairan yang ditumbuhi eceng gondok belum tercemar oleh limbah industri. Petani atau pengambil eceng gondok di wilayah ini mencapai 45 orang. Mereka mengambil eceng di Rawa Pening sudah belasan tahun dengan menggunakan sarana produksi berupa perahu. Pada saat ini harga 1 (satu) unit perahu sekitar Rp 250.000,-.
    Proses produksi atau memanen eceng gondok harus mengikuti aturan tertentu untuk mendapatkan bahan baku yang memenuhi syarat bagi industri kerajinan maupun mebel. Eceng gondok yang siap dipanen harus cukup umur yang ditandai dengan batang berwarna hijau tua dengan panjang dari akar di atas 40 sentimeter. Cara pengambilan eceng gondok dengan memotong batang di atas akar menggunakan sabit . Dengan cara demikian rumpun eceng gondok selalu bertunas kembali. Batang-batang eceng gondok tersebut kemudian digabung dan diikat dalam jumlah tertentu (dalam diameter sekitar 1 pelukan tangan orang dewasa). Selanjutnya dimuat dalam perahu dan dibawa ke tepi rawa.
    Di daratan, ikatan-ikatan eceng gondok ditumpuk, sebelum diangkut ke atas truk ditimbang terlebih dahulu untuk memastikan nilai uang yang akan diterima petani.
    Selama ini rata-rata setiap petani mampu memanen eceng basah seberat 2,5 sampai 3 kwintal per hari yang langsung dijual kepada para pengepul atau perajin tali. Kondisi ini masih bisa dipertahankan sepanjang waktu meskipun pada musim kemarau tanaman eceng gondok agak berkurang.
    Dengan memperhitungkan tingkat pengeluaran keluarga petani, maka setiap petani memiliki potensi menabung sebesar Rp.10.000,- sampai Rp.20.000,- per hari yang berarti pula sebagai potensi dana pihak ketiga bagi BPR.
    B. Perajin Tali Eceng Gondok
    Pembuatan tali eceng gondok di daerah Rawa Pening biasanya dilakukan oleh para ibu rumah tangga dan anak perempuan. Hal ini mengingat membuat tali eceng gondok sama dengan mengelabang rambut yang telah biasa mereka lakukan. Karena itu tali eceng gondok juga disebut kelabangan. Di daerah ini tak kurang dari 300 orang melakukan pekerjaan sampingan membuat tali eceng gondok.
    Meskipun kelihatannya mudah, tetapi dalam pembuatan tali eceng gondok tidak bisa dilakukan dengan cara sembarangan namun harus dengan teknik tertentu. Produk tali eceng gondok yang bagus kualitasnya dapat ditengarai dari warna coklat tua, bersih dan tidak berbintik hitam. Selanjutnya ciri lainnya adalah batang eceng gondok terlihat menggelembung, jika dipijat seperti berisi kapas, kemudian tidak tampak adanya sambungan. Proses pembuatan tali eceng gondok adalah sebagai berikut:
    1. Penjemuran batang eceng gondok di bawah sinar matahari selama 4 sampai 5 hari. Apabila hujan turun, maka eceng gondok tersebut perlu diteduhkan. Hasil eceng gondok kering yang bagus adalah apabila selama 4 hari berturut-turut tidak kehujanan.
    2. Pengentasan eceng gondok kering dilakukan pada pagi hari setelah mendapatkan pengembunan pada malam hari. Apabila pengambilan eceng gondok kering dilakukan pada siang hari, maka batang eceng gondok akan mudah putus (rapuh).
    3. Pembuatan tali dengan cara mengelabang 3 (tiga batang eceng gondok kering). Jika sisa ujung batang tinggal 4 cm sampai dengan 6 cm, maka harus disambung dengan batang baru. Harus diupayakan ujung batang pada sambungan tidak tampak keluar dari permukaan tali.
    4. Apabila sudah cukup panjang maka tali klabangan tersebut digulung pada kayu yang disusun sedemikan rupa sehingga mudah dilepas dari tali yang sudah digulung.
    5. Proses pengelabangan terus dilakukan hingga mencapai panjang sekitar 23 meter yang setara dengan berat 1 kilogram.
    6. Proses terakir adalah melepas kayu dari gulungan tali, dan tali eceng gondok disimpan siap dijual.
    Dalam pembuatan dan penjualan tali ini, terdapat perkiraan rumusan yang bisa dijadikan acuan untuk daerah Rawa Pening, yaitu:
    • Untuk membuat 1 kilogram tali diperlukan sekitar 12 kilogram eceng gondok basah
    • Setiap tenaga kerja bisa membuat 1 sampai dengan 2 kilogram tali dalam waktu 1 hari.
    • Mengupahkan pembuatan tali dengan biaya sebesar Rp.2.700,- per kilogram tali.
    • Harga jual tali kepada pengepul adalah Rp.5.000,- per kilogram tali
    • Harga jual tali kepada industri kecil mebel atau kerajinan adalah Rp.6.250,- per kilogram tali.
    C. Pengepul
    Di daerah Rawa Pening, orang yang mempunyai profesi sebagai pengepul sekitar 9 orang, dan 2 (dua) di antaranya bisa dikatakan lebih menonjol dibandingkan tujuh lainnya. Para pengepul ini membeli eceng gondok basah dari petani atau tali eceng gondok dari perajin tali. Kemudian menjualnya kepada industri kecil kerajinan maupun mebel.
    Di tingkat pengepul proses produksi yang terjadi adalah :
    1. Penimbangan eceng gondok basah atau tali eceng gondok untuk memastikan besarnya biaya pembelian kepada petani atau perajin tali.
    2. Pemuatan eceng gondok basah atau tali ke atas kendaraan.
    3. Pengiriman produk ke tempat tujuan. Sebagai salah satu contoh, pengiriman eceng gondok kepada industri kecil kerajinan di Yogyakarta langsung diantarkan ke daerah pantai Samas dan Pantai Parangkusumo
    4. Sampai di daerah pantai tersebut, eceng gondok basah diturunkan dari truk dan ditimbang bersama pihak dari industri kecil untuk memastikan nilai jualnya.
    Adapun jenis serta besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pengepul eceng gondok basah terdiri dari:
    • Pembelian eceng gondok basah sebesar Rp.150,- perkilogram dengan kapasitas 8.000 kilogram per hari
    • Ongkos muat ke atas truk sebesar Rp.40.000,- per truk.
    • Ongkos bongkar dari truk sebesar Rp.30.000,-per truk
    • Ongkos truk dari Rawa Pening ke Yogyakarta sebesar Rp.205.000,- per truk
    • Berat muatan sekitar 4.000 kilogram per truk. Sedangkan untuk penjualan tali eceng gondok biasanya pembeli datang sendiri ke gudang para pengepul.
    D. Industri Kecil
    Kunci sukses industri kecil yang mengolah eceng gondok sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan tangan dan mebel adalah keahlian dalam mendisain produk, kesabaran dan ketelitian. Eceng gondok yang diolah dengan baik akan menghasilkan produk berupa tali klabangan yang cukup kuat, kekenyalan seempuk tali rafia yang diisi kapuk dan tampilan permukaan yang bagus. Tingkat keawetan produk yang menggunakan bahan baku eceng gondok bisa disetarakan dengan rotan.
    Selain dibuat tali klabangan, batang eceng gondok kering bisa ditenun menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) atau langsung dianyam pada benda lain seperti, botol, guci, peti kayu dan sebagainya. Dengan tingkat kegunaan yang sangat beragam, maka eceng gondok sangat cocok sebagai bahan baku produk kerajinan tangan dan mebel. Dibandingkan bahan lain seperti pelepah pisang, pandan dan sejenisnya, pada saat ini konsumen mancanegara lebih menyukai produk yang menggunakan bahan dasar eceng gondok. Hal ini terlihat dari ragam produk pada outlet salah satu eksportir yang menyediakan produk sisa ekspor, di mana sisa produk dari eceng gondok lebih sedikit jumlahnya dibandingkan sisa produk dari bahan lainnya.
    Berikut ini akan disajikan proses produksi (1) kerajinan terbuat dari eceng gondok dari salah satu industri kecil di Kabupaten Bantul- DI Yogyakarta dan (2) Produk mebel dari eceng gondok dari industri kecil mebel di Kabupaten Sukoharjo wilayah Karesidenan Surakarta.
    E. Eksportir
    Tidak diragukan peran para eksportir sangat penting dalam kelanjutan industri dengan menggunakan komoditas eceng gondok. Keahlian mereka dalam menciptakan desain produk yang diminati oleh konsumen mancanegara merupakan kunci sukses mendampingi kekuatan manajemen yang baik serta modal yang cukup. Baik eksportir yang mengkhususkan diri mengekspor barang kerajinan tangan (handycraft) ataupun mebel harus mampu menciptakan produk-produk terbaik dengan harga yang bersaing apabila ingin tetap survive dan berkembang. Kelanjutan usaha para industri kecil dan perajin eceng gondok sangat tergantung dari order dari para eksportir ini.
    Dalam kegiatan produksi, kebanyakan para eksportir ini melakukan kerjasama dengan para industri kecil dan perajin. Pada umumnya mereka hanya melanjutkan kegiatan pada butir 8 yaitu proses penjemuran dan 9 yakni proses finishing. Dan seperti pada industri kecil, yang lebih diutamakan adalah merancang atau mendisain produk sesuai permintaan buyer dari mancanegara.
    Ketika produk akan dinaikkan ke dalam peti kemas (container), maka sebelumnya barang-barang tersebut dikemas atau dibungkus dengan kertas karton dan diikat agar tidak lecet atau rusak ketika berada dalam pengangkutan.
    Kegiatan proses produksi yang dilakukan salah satu eksportir mebel di Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan oleh 17 orang pegawai tetap terutama untuk kegiatan proses penjemuran dan finishing produk setengah jadi atau working in process. Upah yang diberikan berkisar antara Rp.15.000,- sampai dengan Rp.25.000,- per orang per hari. Dalam kegiatan produksi di setiap tingkatan mulai dari petani sampai dengan eksportir tidak ada kendala mengingat semua proses produksi dapat dilakukan dengan mudah. Di samping itu peralatan produksi yang dipakai adalah alat-alat yang mudah digunakan dan mudah dibeli di toko-toko setempat. Demikian pula bahan baku dan bahan penolong, menggunakan bahan-bahan lokal yang bisa dibeli dengan mudah.
    IV. ASPEK KEUANGAN
    Kemampuan untuk survive atau berkembangnya suatu usaha tidak lepas dari kemampuan pengusahanya dalam mengelola keuangan perusahaannya. Setiap rupiah uang yang berhasil dihimpun digunakan untuk pembiayaan dalam operasional usaha secara tepat guna dan berdaya guna. Manajemen keuangan yang sederhana yang diterapkan oleh pelaku usaha yang menggunakan eceng gondok sebagai komoditas mampu melestarikan kelanjutan usahanya.
    Dari beberapa usaha yang disurvei, ternyata ada yang telah menggunakan kredit bank, namun masih ada juga yang menggunakan modalnya sendiri tanpa bantuan kredit dari bank.
    Untuk mengetahui kemampuan dari setiap usaha ini mulai dari petani sampai eksportir, akan dilakukan analisis terhadap aspek keuangannya. Dalam melakukan analisis aspek keuangan ini diawali dengan menetapkan berbagai asumsi yang berhubungan dengan aspek pemasaran dan aspek teknis produksi sebagaimana telah diuraikan di atas. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kebutuhan dana baik untuk modal kerja maupun investasi setiap kegiatan dalam usaha tersebut. Diteruskan dengan perkiraan proyeksi laba rugi serta arus kas usaha.
    Dengan mengetahui hasil analisis keuangan ini termasuk di dalamnya net present value (NPV) dari setiap rupiah yang diperoleh pada masa datang, berapa lama masa payback periodnya, berapa besar tingkat benefit & cost rationya maka prospek pembiayaan usaha ini dikemudian hari akan dapat diketahui.
    Bagi bank, analisis aspek keuangan ini akan menunjukkan seberapa besar kemampuan menabung oleh usaha tersebut dikaitkan dengan potensi kredit serta tingkat suku bunga yang bisa diberikan dalam kegiatan usaha ini.
    Bagi investor baru yang ingin terjun pada usaha ini akan dapat mengetahui seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh dari dana yang diinvestasikan dalam kegiatan usaha.
    Asumsi Dasar
    Asumsi dan parameter yang digunakan adalah sebagai berikut:
    A. Aspek Pasar
    1. Untuk masa depan, permintaan produk dianggap konstan dalam jangka waktu 5 tahun yang merupakan umur ekonomis proyek
    2. Pertumbuhan jenis usaha yang sama diperhitungkan tidak ada (0%), atau tingkat persaingan besarnya tetap sama, sehingga volume produksi maupun penjualan dapat dipertahankan.
    3. Tingkat persaingan di antara pelaku usaha sejenis tidak saling menjatuhkan harga jual produk
    4. Produk untuk perhitungan analisis diambil contoh 1 jenis dengan permintaan terbanyak
    5. Tidak ada peraturan yang mengurangi kebebasan berusaha
    B. Aspek Teknis & Produksi
    1. Persediaan tanaman eceng gondok tidak berkurang dan lahan tempat bertumbuhnya tidak tercemar limbah industri dan sampah
    2. Kemudahan dalam penyediaan sarana produksi masih dapat terjamin
    3. Harga pembelian sarana produksi diperhitungkan adanya kenaikan sebesar 5 % pertahun
    4. Kerjasama produksi mulai dari petani, perajin, pengepul, industri kecil dan eksportir setidaknya bisa dipertahankan seperti saat ini
    5. Tidak ada gangguan terhadap kegiatan produksi yang disebabkan adanya kerusuhan, demonstrasi

    C. Aspek Keuangan
    1. Diperhitungkan adanya kenaikan harga jual produk dan biaya produksi rata-rata 5 % pertahun yang dipengaruhi inflasi.
    2. Sukubunga kredit perbankan tidak naik dan diperhitungkan sebesar 1,5% perbulan menurun
    3. Tidak ada penundaan pembayaran di antara pelaku usaha tersebut di luar kebiasaan yang selama ini terjadi.
    4. Komposisi dana yang berasal dari modalnya sendiri dibanding dengan kredit bank tergantung kemampuan masing-masing usaha.
    Kebutuhan Dana
    Setiap usaha membutuhkan dana yang dapat dibagi menjadi 2 (dua) golongan pembiayaan, yaitu biaya Investasi dan biaya untuk operasional usaha.
    Biaya investasi merupakan kelompok biaya untuk memenuhi kebutuhan pengadaan fisik usaha seperti: lahan/tanah, bangunan, mesin dan peralatan, kendaraan untuk transportasi, perijinan usaha yang secara akuntansi dimasukkan dalam pos-pos harta tetap yang umur ekonomisnya lebih dari 1 (satu) tahun.
    Sedangkan biaya operasional yang juga disebut modal kerja merupakan komponen biaya untuk pembelian bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik (termasuk di dalamnya biaya listrik, pemeliharan dan penyusutan), biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran, bahan bakar untuk transportasi.
    Dalam analisis aspek keuangan kedua kelompok biaya ini dimasukkan sebagai dana atau investasi awal pada tahun ke-0 (nol). Di dalam proyeksi arus kas pada tahun ke lima atau tahun terakhir, sisa nilai buku dari harta tetap dan nilai modal kerja seluruhnya diperhitungkan sebagai salvage value yang menambah pos penerimaan usaha.
    1. Biaya Investasi
    a. Petani eceng gondok
    Untuk seorang petani pengambil eceng gondok di rawa hanya memerlukan biaya investasi sebesar Rp.250.000,- untuk pembelian atau pembuatan sebuah perahu kayu dengan dayung. Di daerah Rawa Pening Ambarawa terdapat seorang pengepul yang memberikan pinjaman kepada petani untuk pengadaan perahu tersebut. Hal ini merupakan potensi bagi BPR untuk memberikan kredit kepada kelompok petani dengan ketua kelompoknya adalah pengepul eceng. Dengan asumsi seperti di atas, maka diharapkan sumber dana untuk biaya investasi ini berasal dari kredit BPR sebesar Rp.200.000,- dan modal dari petani sebesar Rp.50.000,-
    b. Perajin Tali
    Perajin tali tidak membutuhkan biaya investasi, mengingat alat produksi (penggulung tali) yang digunakan hanya berupa potongan kayu yang diperoleh dari kayu bekas bangunan atau batang pohon.
    c. Pengepul
    Pada tingkat ini, kebutuhan biaya investasi digunakan untuk membeli sebuah timbangan gantung dengan harga beli sebesar Rp.250 ribu,- untuk menimbang tali dan eceng gondok basah. Dalam analisa usaha di tingkat pengepul diusulkan alternatif pengembangannya dengan pengadaan 1 unit truk dengan kapasitas angkut 4-5 ton seharga Rp.150 juta,-. Truk ini dapat digunakan mengangkut 8 ton eceng gondok basah dalam 2 rit perhari dengan trayek Rawa Pening – DI Yogyakarta (jarak sekitar 110 kilometer). Kembali dari Yogyakarta truk tersebut dapat digunakan untuk mengangkut pasir Muntilan yang dijual di Semarang dan sekitarnya. Dengan demikian pengepul ini akan mendapatkan hasil pokok berupa penjualan eceng gondok dan hasil tambahan yang berasal dari penjualan pasir Muntilan.
    Dengan asumsi seperti di atas, jumlah investasi Rp.150.250.000,-, dan sumber dana untuk biaya investasi berasal dari kredit bank sebesar Rp.100.000.000,- dan dari modalnya sendiri sebesar Rp.50.250.000,-.
    d. Industri Kecil
    Untuk analisa usaha dari industri kecil diambil salah satu contoh industri kecil kerajinan tangan yang berada di Kabupaten Bantul.
    Biaya investasi untuk 1 unit usaha di tingkat industri kerajinan meliputi pengadaan
    V. ASPEK HUKUM
    A. Nama Unit Usaha
    B. Legalitas Usaha
    Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di kemudian hari. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum adalah :
    a. Badan hukum
    Karena usaha yang kami lakukan sifatnya merupakan usaha bersama dengan modal bersama dan keuntungan dibagi bersama berdasarkan besarnya kepemilikan dari masing masing pemodal, dimana seluruh aktivitas yang timbul dalam pengelolaan menjadi tanggung jawab bersama.
    Selain itu, badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, badan hukumnya merupakan subyek hukum dan kekayaan yang terpisah (modal ).
    b. Tanda daftar perusahaan dan Surat ijin usaha
    Usaha produksi susu kedelai “Sulai” memiliki ujin usaha dari dinas perindustrian dan perdagangan dan sudah terdaftar sebagai pelaku usaha produksi dan pemasaran susu kedelai.
    Sesuai dengan UU NO. 3/1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.
    c. Ijin Domisili dan IMB
    Untuk meminimalkan biaya yang akan dikeluarkan, lokasi proses produksi akan diadakan di salah satu rumah pemilik Kerajinan Enceng Gondok.
    Oleh sebab itu, kami telah mendapatkan izin dari pemerintah setempat untuk melakukan proses produksi.
    VI. ASPEK SOSIAL EKONOMI & DAMPAK LINGKUNGAN
    1. Aspek Sosial Ekonomi
    Keberadaan usaha yang memanfaatkan eceng gondok sebagai komoditas menimbulkan efek positif terhadap aspek sosial ekonomi dari masyarakat di sekitar usaha-usaha tersebut. Di daerah Rawa Pening yang pada awalnya mata pencaharian penduduknya adalah petani ikan, padi, palawija dan buah-buahan, dengan adanya usaha pemanfaatan eceng gondok, maka pendapatan mereka semakin bertambah. Demikian pula para wanita yang semula hanya sebagai ibu rumahtangga, dengan adanya proyek ini peranannya semakin bertambah yakni mampu memproduksi tali eceng gondok yang menghasilkan tambahan pendapatan.
    Di daerah Kabupaten Bantul, Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya, para pengusaha industri kecil kerajinan maupun industri kecil mebel mampu menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat di sekelilingnya. Secara langsung telah meningkatkan pendapatan masyarakat.
    Para eksportir di Yogyakarta maupun Surakarta merupakan pelaku usaha yang selain mampu menciptakan kesempatan kerja, juga mampu mengajak para industri kecil dan pekerjanya untuk bekerja dengan rajin dan semangat tinggi dalam menciptakan produk yang berkualitas tinggi sesuai permintaan konsumen di mancanegara. Perubahan positif terhadap aspek sosial ekonomi ini akan semakin meningkat apabila pihak perbankan dapat berperan mengembangkan usaha-usaha tersebut baik dalam pemberian kredit yang tepat guna maupun bantuan teknis lainnya.
    2. Aspek Dampak Lingkungan
    Eceng gondok di berbagai daerah seringkali dianggap sebagai masalah karena menutup saluran irigasi atau pembuangan yang mengakibatkan banjir.
    Penggunaan eceng gondok sebagai bahan baku industri kerajinan dan mebel justru merupakan solusi terhadap masalah tersebut. Dengan memotong batang eceng gondok secara rutin dalam jumlah yang besar, maka pertumbuhan eceng gondok dapat terjaga. Dengan demikian daerah perairan akan terjaga dari bahaya banjir.
    Industri kerajinan maupun mebel yang menggunakan bahan baku dari eceng gondok hanya memanfaatkan kayu dari pohon industri seperti sengon, sungkai yang mudah dibudidayakan dan tidak merusak lingkungan hutan. Di samping itu sisa bahan baku dari industri ini dapat digunakan sebagai bahan bakar.
    Dengan demikian ditinjau dari aspek dampak lingkungan, proyek ini justru berdampak positif.
    VII. PENUTUP
    Kesimpulan :
    Sebagai penutup dari analisis terhadap usaha mikro, kecil dan menengah yang menggunakan eceng gondok sebagai komoditas dapat disimpulkan sebagai berikut:
    1. Pelaku usaha yang memanfaatkan eceng gondok sebagai komoditas adalah “petani”, perajin tali, pengepul, industri kecil kerajinan dan mebel serta eksportir kerajinan dan mebel.
    2. Di Jawa Tengah “petani” yang memanen eceng gondok berada di daerah Rawa Pening – Kabupaten Semarang, Kabupaten Purworejo serta Kabupaten Cilacap. Sedangkan industri kecil dan eksportir kerajinan tersebar di Kabupaten Bantul-Yogyakarta. Adapun industri kecil dan eksportir mebel dalam jumlah yang banyak berada di Kabupaten Sukoharjo.
    3. Tanaman eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tali eceng gondok dalam bentuk klabangan atau kepangan dan juga ditenun. Selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan baku produk kerajinan tangan dan mebel yang kuat dan artistik.
    4. Produk berbahan baku eceng gondok yang terbanyak diminta oleh konsumen dari mancanegara dengan volume permintaan yang cukup banyak. Diperkirakan produk-produk ini masih banyak diminati konsumen mengingat produk sejenis yang berbahan baku rotan sudah semakin terbatas jumlahnya.
    5. Ditinjau dari aspek teknis dan produksi, produk berbahan baku eceng gondok tidak ada kendala yang berarti mengingat kemudahan dalam penyediaan bahan baku. Di samping itu dalam proses produksinya cukup mudah dan dapat dikerjakan oleh perajin tanpa kesulitan.
    6. Ketersediaan bahan baku secara jangka panjang, mendukung kelangsungan usaha ini.
    7. Usaha-usaha yang terkait dengan eceng gondok ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
    8. Dari aspek keuangan, setiap jenis atau tingkat usaha menunjukkan hasil yang layak untuk terus dikembangkan dan dibiayai oleh bank dengan tingkat sukubunga antara 18% s.d 20% pertahun. Kelayakan usaha ini bisa dilihat dari analisis Net Present Value (NPV) yang positif dan Internal Rate of Return (IRR) yang masih di atas tingkat sukubunga kredit bank.
    9. Analisis terhadap aspek sosial, ekonomi dan dampak lingkungan menunjukkan hasil yang positif. Mengingat usaha-usaha ini mampu meningkatkan pendapatan masayarakat di sekelilingnya. Selain itu akan dapat memberikan penghasilan bagi pemerintah daerah dari pajak yang dihasilkan oleh usaha-usaha ini. Dengan pengambilan eceng gondok secara rutin, maka tingkat pertumbuhannya dapat dikendalikan, sehingga tidak akan menjadi pengganggu daerah perairan.
    Sumber :
    Diposkan oleh koes cunsultant di 07:23
    Label: studi kelayakan bisnis

  65. NAMA : ADE PUTRI AMELIA
    TINGKAT : PO 71.20.0.09.1888
    POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI
    JURUSAN KEPERAWATAN
    STUDI KELAYAKAN PRODUK SUSU KEDELAI

    I. PENDAHULUAN
    Meski bentuknya kecil, kedelai bisa diolah menjadi berbagai macam produk makanan, salah satunya adalah susu kedelai. Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi, oleh karena itu susu kedelai bisa digunakan sebagai pengganti susu sapi terutama bagi mereka yang alergi laktosa pada sususapi.
    Kelebihan lain susu kedelai dibanding susu sapi adalah tidak mengandung kolesterol sama sekali. Meski demikian, menurut Prof. Dr. Made Astawan, penulis buku Kandungan Gizi dan Aneka Bahan Makanan, kandungan kolesterol susu sapi masih tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan bahan pangan hewani lainnya. Karena itu tak perlu khawatir minum susu sapi.
    Mutu protein susu kedelai juga hampir sama dengan mutu protein susu sapi. Protein eficiency ratio (PER) susu kedelai adalah 2,3 sedangkan PER susu sapi adalah 2,5. PER 2,3 artinya setiap gram protein yang dimakan akan menghasilkan pertambahan berat badan sebesar 2,3 gram. Dengan demikian, makin tinggi nilai PER mencerminkan makin baik mutu protein tersebut. Secara umum susu kedelai mengandung vitamin B1, B2 dan niasin dalam jumlah yang setara dengan susu sapi atau ASI, serta mengandung vitamin E dan K dalam jumlah yang cukup banyak.
    Meski begitu, susu kedelai tidak mengandung vitamin B12 dan kandungan mineralnya, terutama kalsium, lebih sedikit daripada susu sapi. Oleh karena itu, biasanya susu kedelai yang diproduksi pabrik selalu ditambah dengan mineral dan vitamin.
    2. BAHAN, ALAT DAN PROSES PEMBUATAN SUSU KEDELAI
    Dalam produksi kali ini perusahaan kami akan memproduksi susu kedelai murni sebanyak 100 bungkus dan rasa cokelat sebanyak 50 bungkus, dimana setiap 1kg kacang kedelai dapat menghasilkan 10liter susu kedelai.
    * BAHAN
    1) Kedelai 5 kg
    2) Air panas 40 liter
    3) Air dingin utk perendaman 15 liter
    4) Gula pasir 500 gram – 1kg
    5) Panili 10 gram
    6) Coklat 75 gram (atau perasa lainnya)
    7) Garam 75 gram
    * ALAT
    1) Panci
    2) mesin penggiling
    3) Kain Saring atau kain blacu
    4) Tungku atau kompor

    * CARA PEMBUATAN
    1) Bersihkan kedelai dari segala kotoran, kemudian cuci;
    2) Rebus kedelai yang telah bersih selama kira-kira 20 menit, lalu rendam dalam air bersih selama kira-kira 12 jam;
    3) Cuci sampai kulit arinya terkelupas.
    4) Masukan kedelai yang sudah di bersihkan ke dalam mesin giling.
    5) Campur kedelai yang sudah halus dengan air panas. Aduk-aduk campuran sampai rata;
    6) Saring campuran dengan kain saring, sehingga diperoleh larutan susu kedelai;
    7) Tambakan gula pasir, panili, coklat ( untuk susu kedelai cokelat), dan garam ke dalam larutan susu, lalu aduk sampai rata dan panaskan hingga mendidih.
    3. ASPEK-ASPEK DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
    • Aspek Hukum
    A. Nama Unit Usaha
    Unit usaha ini diberi nama PT RIR, bergerak dalam bidang pembuatan dan penjualan susu kedelai.
    Nama organisasi : Pabrik Susu Kedelai “PT RIR”
    Jenis Organisasi : Produksi susu kedelai
    Pemilik : Irvan A
    Rusmala
    Rosi R
    Alamat : Jalan Swadaya 5 Rt 04/12 Tanah Baru Depok I
    No Telp : 021 7512645
    B. Legalitas Usaha
    Dari segi legalitas usaha, unit usaha ini beberapa dokumen badan hukum untuk melaksanakan usaha bisnis sebagai bekal agar usaha yang dilaksanakan berjalan lancar di kemudian hari. Beberapa dokumen hukum yang dimiliki berkaitan dengan aspek hukum adalah :
    a. Badan hukum
    Karena usaha yang kami lakukan sifatnya merupakan usaha bersama dengan modal bersama dan keuntungan dibagi bersama berdasarkan besarnya kepemilikan dari masing masing pemodal, dimana seluruh aktivitas yang timbul dalam pengelolaan menjadi tanggung jawab bersama.
    Selain itu, badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, badan hukumnya merupakan subyek hukum dan kekayaan yang terpisah (modal ).
    b. Tanda daftar perusahaan dan Surat ijin usaha
    Usaha produksi susu kedelai “Sulai” memiliki ujin usaha dari dinas perindustrian dan perdagangan dan sudah terdaftar sebagai pelaku usaha produksi dan pemasaran susu kedelai. Sesuai dengan UUno. 3/1982 ttg Wajib Daftar Perusahaan, Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.
    c. Ijin Domisili dan IMB
    Untuk meminimalkan biaya yang akan dikeluarkan, lokasi proses produksi akan diadakan di salah satu rumah pemilik pabrik susu kedelai ini.Oleh sebab itu, kami telah mendapatkan izin dari pemerintah setempat untuk melakukan proses produksi.
    • Aspek sosial ekonomi dan budaya
    a. Dari sisi budaya
    Dengan adanya produk susu kedelai “Sulai” ini,kami mengharapkan masyarakat menjadi lebih memperhatikan kesehatannya dengan cara mengkonsumsi produk yang kami buat.
    b. Dari sudut ekonomi
    Dengan adanya produk susu kedelai ini, dapat membuat pengeluaran masyarakat lebih sedikit dari biasanya karena harga susu kedelai “Sulai” yang lebih murah dari susu jenis lainnya,namu tidak mengurangi kualitas dari susu kedelai tersebut. Selain itu dapat meningkatkan ekonomi rakyat.
    c. Dari segi sosial
    Dengan adanya proses produksi susu kedelai “Sulai”,maka akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, walaupun kuantitasnya tidak banyak.Dengan demikian, dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran.
    • Aspek Pemasaran
    A. Segmentasi, Targeting dan Positioning
    a. Segmentasi
    Yang menjadi segmen dari usaha ini adalah kalangan menengah kebawah.
    b. Targeting
    Yang menjadi target market adalah semua kalangan,baik anak-anak,remaja,dewasa dan orang tua.
    c. Positioning
    Kami ingin menciptakan image produk kami di masyarakat sebagai produk yang bersih,sehat,dan murah.
    B. Program Pemasaran
    a. Tingkat pelayanan
    Dalam memasarkan susu kedelai “Sulai”, kami memberikan layanan yang memuaskan melalui layanan pemesanan dan delivery.
    b. Penetapan harga
    Penetapan harga yang akan dilakukan adalah dengan menetapkan harga berdasarkan tingkat keberlangsungan usaha, dimana kami mencari keuntungan yang relative sehingga dapat menjalankan usaha secara kontinyu untuk meningkatkan pangsa pasar.
    c. Kegiatan promosi
    Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan melalui promosi berupa pamflet dan spanduk, serta promosi langsung dari pintu ke pintu.
    d. Kegiatan Distribusi
    Untuk kegiatan distribusi, kami menggunakan jasa 2orang tenaga kerja yang akan memasarkan produk ke beberapa warung atau toko terdekat.
    • Aspek teknis dan teknologi
    Untuk meminimalkan pengeluaran biaya, kami memilih lokasi produksi susu kedelai “Sulai” ini di rumah salah satu pemilik produk ini agar tidak perlu membayar biaya sewa tempat.Sedangkan untuk mengolah susu kedelai, kami menggunakan mesin penghancur kedelai dengan kapasitas 25 kg kedelai.
    • Aspek manajemen
    Pemilik proses produksi susu kedelai “Sulai” ada tiga orang dengan jumlah prosentase kepemilikan yang sama.Sedangkan untuk jumlah tenaga kerja,kami menggunakan jasa 3orang tenaja kerja dimana 1 orang melakukan proses pembuatan susu kedelai,dan 2 lainnya memasarkan susu kedelai tersebut.

    • Aspek Keuangan
    Perhitungan Modal Awal :
    Keterangan Harga per satuan
    Aktiva tetap
    Mesin penggiling 3.500.000
    Tabung gas 600.000
    Panci 150.000
    Peralatan lain-lain 200.000
    Kompor 360.000
    Total aktiva tetap 4.810.000
    Bahan baku
    Kacang kedelai 250.000 Kg ( 5 x 50.000 )
    Garam 1.000 sachet
    Panili 5.000 box
    Cokelat bubuk 12.000 box
    Gula Pasir 10.000 kg
    Plastik bening 2.500 ons
    Kertas merk 2.000 100 lbr
    Total bahan-baku 282.500
    Total Modal Awal 5.092.500
    Perkiraan laba :
    Total bahan baku 282.500
    Output susu kedelai 150
    Harga pokok susu per bungkus 1.883
    Mark Up • 32.76% untuk susu murni.
    • 59.32% untuk susu cokelat.
    Harga Jual • Rp 2.500 untuk susu murni
    • Rp 3.000 untuk susu cokelat
    Pendapatan
    • susu kedelai murni
    Rp 2.500 x 100
    • susu kedelai cokelat
    Rp 3.000 x 50 Rp 250.000
    Rp 150.000
    laba Rp 117.550

    3. TARGET PASAR
    Dalam dunia marketing ada istilah STP (Segmentasi-Targeting-Positioning sebelum Anda memasarkan produk susu kedelai Anda. Jadi, pada segmen pasar mana, target/sasaran pasar yang mana susu kedelai hendak dipasarkan? Lalu, bagaimana Anda memosisikan susu kedelai itu. Mau menjadi substitusi susu kaleng tapi lebih murah agar terjangkau kelas ekonomi bawah? Dari STP ini, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, paling tidak Anda dapat membayangkan ke arah mana sasaran pemasaran Anda. Dalam hal ini, perusahaan kami menargetkan ke kelas ekonomi menengah ke bawah.
    Selain itu, dikenal juga istilah bauran permasaran 4P (product, price, place, dan promotion). Artinya, untuk product (produk), seperti apa produk susu kedelai Anda, apa bedanya dengan susu yang lain, apa kelebihannya. Lalu P kedua price (harga), berapa harganya, lebih murah apa lebih mahal dengan susu yanglain. ketiga place (lokasi/tempat). Nah, ini yang dekat dengan tenaga pemasar yang akan direkrut karena ini adalah bagian dari strategi distribusi pemasaran.
    Yang terakhir adalan promotion (promosi, yaitu bagaimana upaya Anda untuk menjadikan produk susu kedelai Anda dikenal orang. Oleh karena itu kami menggunakan orang-orang untung berkeliling ke pasar-pasar tradisional untuk mendistribusikannya, atau bisa juga di tempatkan di tempat-tempat kebugaran karena susu kedelai ini baik untuk kesehatan. Dalam hal harga kami juga memberikan kisaran harga yang sangat terjangkau antara Rp 2.500 – Rp 3.000 setiap bungkusnya.
    KESIMPULAN
    Dari hasil perhitungan laba dan aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembuatan dan penjualan produk susu kedelai ini layak untuk dijalankan, karena memberikan keuntungan yang lumayan besar bagi pemiliknya.Selain itu, dengan adanya proses produksi susu kedelai ini kemungkinan dapat memberikan hal-hal yang positif bagi masyarakat sekitar dan baek untuk kesehatan.

  66. nama : deta melida
    nim : 71.20.0.09.1904
    tingakat : 3A

    Studi Kelayakan Bisnis Itik
    KERANGKA FORMAT PROPOSAL
    STUDI KELAYAKAN BISNIS
    USAHA BUDIDAYA ITIK MOJOSARI
    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang
    Pengembangan usaha ternak itik di Indonesia cukup terbuka, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Apalagi itik merupakan jenis unggas yang tidak asing bagi masyarakat. Ternak ini cukup potensial dan tidak bisa dipandang sebelah mata.
    Indonesia memiliki keanekaragaman itik lokal yang mempunyai keunggulan adaptasi dan produksi tinggi. Bahkan kini telah dihasilkan jenis itik Hibrida yang dilakukan di BPTU Pelaihari Kalimantan Selatan yang bekerjasama dengan Balitnak Ciawi dan diberi nama itik Raja. Itik Raja mempunyai keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat, dagingnya lebih tebal, dan aromanya tidak terlalu amis serta telurnya yang berprotein tinggi.Kekayaan ragam itik di Indonesia didukung dengan potensi besar dalam menyediakan aneka sumber bahan pakan dengan harga yang relatif murah berupa sisa atau hasil sampingan produk pertanian maupun perikanan. Dengan demikian, pemeliharaan itik dapat terintegrasi dengan sektor pertanian dan perikanan.Maraknya warung-warung tenda dan restoran yang menyajikan hidangan itik, membuat permintaan unggas air ini meningkat tajam. Seorang konsultan teknis dari sebuah perusahaan peternakan menunjukkan data kenaikan populasi itik pada tahun 2006 yang semula 32 juta ekor menjadi 42 juta ekor pada tahun 2009. Harga jual itik juga turut melonjak. Harga itik afkir di pasar berada pada kisaran Rp. 30.000 – Rp. 35.000 atau naik sekitar Rp. 5.000 – Rp. 10.000 per ekor (PoultryIndonesia, Mei 2010).

    Namun demikian, tingginya permintaan tidak diantisipasi dan dipenuhi dengan baik oleh sistem produksi yang ada sekarang ini. Hal ini disebabkan pemeliharaan itik lokal sebagai itik potong masih dilakukan dalam jumlah relatif sedikit dengan cara pemeliharaan yang cenderung masih tradisional sehingga produkisi masih sedikit .

    Di pedesaan pemeliharaan ternak itik umumnya sebagai hewan ternak maupun hanya sekedar hobi. Sistem pemeliharaan yang tradisional lebih berfungsi sebagai tabungan dan pelengkap kualitas gizi yang murah dan mudah.

    Itik memiliki beberapa keunggulan dibanding unggas lain. Oleh karena itu, beternak itik bagi sebagian orang dianggap lebih mudah dan menghasilkan. Pemeliharaan dan perawatan itik relatif mudah, itik lebih tahan terhadap penyakit dan permintaan daging konsumsi yang terus naik.

    B. GAMBARAN UMUM PROYEK

    Dengan analisis di atas kami bermaksud akan mendirikan sebuah usaha yang bergerak dibidang peternakan yaitu ternak Itik (Bebek). Usaha ini akan diberi nama “Usaha Ternak itik BaDiri” yang lokasinya akan direncanakan di daerah, Jalan selalu merdeka no 007,kecamatan Pejuang sari,kabupaten Grobogan. Dimana kondisi alam di daerah tersebut sangat strategis untuk memelihara dan mengembangkan itik ini.

    Nama usaha ini dinamakan “Usaha Ternak itik BaDiri” karena sesuai dengan jenis itik yang akan kami budidayakan yaitu Itik Tegal dan Itik Mojosari. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa itik Tegal merupakan itik pedaging yang cepat dalam pertumbuhannya sehingga cepat untuk di konsumsi sedangkan Itik mojo memiliki kelebihan dalam produksi telurnya yaitu 230-250 butir/tahun lebih banyak dibanding dengan itik lokal yaitu 180 butir/tahun.

    BAB II

    ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

    Berikut ini adalah hasil analisis untuk menentukan kelayakan usaha ini :

    A. Aspek Pasar

    Melihat peluang yang besar dalam bisnis budidaya itik kami perlu mengelompokkan pasar untuk mengetahui secara jelas kelompok masyarakat mana yang merupakan pasar potensial bisnis ini.Selain itu dilihat dari segi target pemasaran, kita mengetahui bahwa warung-warung makan sudah banyak menyediakan daging itik dan telur asin. Disamping itu dari segi persaingan, peternak unggas lebih memilih ayam dari pada itik sehingga sehingga menguntungkan usaha ini untuk cepat berkembang.
    Berikut ini adalah beberapa analisis terhadap Aspek Pasar ini :
    Analisis SWOT
    A. Faktor Kekuatan (Strength)
    a. Bahwa itik yang kami ternakan adalah jenis itik petelur yang unggul yaitu :
    b. Itik Mojosari
    Keunggulan :
    – itik mojosari bertelur lebih banyak dibanding itik lokal lainnya yaitu rata-rata 230-250 butir/tahun dibanding dengan itik biasa yaitu 180 butir/tahun
    – Berat telur rata-rata 65 gram lebih berat dari telur biasa yaitu 60 gram

    1. Bahwa itik merupakan jenis unggas yang perawatannya relatif mudah dan murah. Mudah disini artinya bahwa itik tidak membutuhkan perawatan yang rumit dan model kandang yang sederhana. Perawatan meliputi pemberian pakan dan menjaga kebersihan kandang karena kita tahu itik memilki kelebihan tahan terhadap penyakit. Murah disini artinya pemberian pakan tidak terlalu memakan banyak biaya karena itik bisa mencari makan dialam terbuka ketika dilepas. Untuk pemberian makan rutin minimal 2 kali sehari.
    2. Kita tidak hanya memanfaatkan daging dan telurnya saja akan tetapi kotoran dan bulunya bisa juga kita manfaatkan. Untuk kotoran dapat dijadikan sebagai pupuk tanaman dan bulunya bisa di buat untuk kerajinan seperti kipas dan lain sebagainya

    B. Faktor Kelemahan

    1. Diperkirakan pada awalnya tentu usaha ini akan mengalami kendala dalam segi pemasarannya seperti jumlah pembeli yang masih sedikit dan kurangnya kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Dengan kondisi yang demikian kami akan berusaha untuk menutupi kekurangan tersebut dengan cara melakukan promosi yang lebih gencar dan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti para pedagang dan para pemilik warung.
    2. Karena usaha ini baru awal maka mungkin akan terjadi kendala pada saat pemeliharaan. Dengan kondisi yang demikian kami akan melakukan kerjasama dengan pengusaha itik lain untuk berbagi pengalaman dan saling membantu dalam hal pengadaan stok maupun pemasaran dari itik ini.

    C. Faktor kesempatan

    1. Melihat dari jumlah peternak unggas yang ada di Kabupaten Grobogan yang kebanyakan beternak ayam sedangkan untuk peternak itik masih sedikit tetapi permintaan akan telur itik semakin banyak maka kesempatan berusaha dengan sedikit pesaing yang membuat bisnis ini dapat berjalan dengan lancer
    2. Beternak itik relative mudah dibandingkan dengan beternak ayam.Itik lebih tahan terhadap penyakit.
    3. Mulai banyak warung-warung makan menyediakan menu itik,tetapi mereka kurang mendapat stok yang cukup karena jumlah peternak masih sedikit.

    D. Faktor Ancaman

    1. Kondisi perekonomian dan pengangguran,serta ancaman PHK yang tinggi membuat kemampuan masyarakat khususnya pada daya beli masyarakat menjadi menurun sehingga daya beli terhadap telur dan daging itik menjadi berkurang karena lebih memilih ayam yang harga lebih murah.
    Aspek Segmentasi, target, dan Posisi
    a. Segmentasi
    Yang menjadi segmen dari usaha peternakan adalah segala segmen bawah dan menengah
    b. Targeting
    Yang menjadi target market adalah pengusaha telur asing,pedagang pasar, dan konsumen.
    c. Positioning
    Kami ingin menciptakan image atau citra perusahaan di benak konsumen sebagai perusahaan penghasil telur itik yang berkualitas,halal,tanpa tambahan obat-obat kimia berbahaya dan juga sebagai perusahaan yang siap bekerjasama dengan para investor dalam pengembangannya ke depan

    A. Permintaan
    Perkembangan permintaan saat ini Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan akan telur dan daging itik semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya telur dan daging itik sebagai penunjang kebutuhan protein bagi tubuh. Terlebih dengan ditunjang oleh beragam cara yang mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan telur dan daging itik.

    B. Penawaran
    Perkembangan penawaran saat ini Perkembangan penawaran disektor usaha peternakan itik pada saat ini memang relative masih biasa-biasa saja. Hal tersebut disebabkan karena sektor usaha ini belum dibidik dan dikelola secara serius. Oleh karena itu, agar usaha peternakan itik menjadi lebih baik maka perlu peningkatan penawaran yang memberikan nilai lebih bagi konsumen.

    BAB III

    ASPEK UMUM DAN ORGANISASI

    A. Nama Unit Usaha

    Unit usaha ini diberi nama’’Ternak Itik Badiri” dikarenakan bergerak dalam usaha ternak itik petelur yaitu itik Mojosari sebagai itik petelur unggulan dengan jumlah telur yang banyak dan berkualitas baik.
    Nama organisasi : Peternakan Itik “Ternak Itik Badiri”
    Jenis Organisasi : Peternakan dan budidaya itik petelur Mojosari
    Pemilik : ANDI PRAMANA ATMAJA
    BAGUS DWI SETYAWAN
    Alamat : Jalan selalu merdeka no 007,kecamatan Pejuang sari,kabupaten Grobogan
    No Telp : 080989999

    B. Struktur Organisasi

    PIMPINAN

    KARYAWAN 1

    KARYAWAN 2

    Tugas-tugas
    a. Pimpinan : melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu mulai dari merencanakan,mengorganisir,melaksanakan kegiatan dan mengawasi seluruh kegiatan dengan teliti.
    b. Karyawan : – merawat dan memelihara itik dengan baik
    –menjaga kebersihan kandang
    -memberi pakan secara teratur

    BAB IV
    ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

    A. Investasi awal
    Investasi awal ini terdiri dari pembelian titik mojosari siap telur dan biaya kandang itik.
    a) Modal kerja
    Tanah sendiri
    Itik mojosari siap telur(Rp 39.000/ekor),400

    Betina 400×Rp 39.000= Rp 15.600.000

    Jantan 100×Rp 39.000= Rp 3.900.000

    Jumlah = Rp 19.500.000 b) Kandang

    Kandang itik sejumlah 5 kandang(1 kandang=100 ekor)

    Kandang 5×Rp 200.000= Rp 1.000.000

    Jumlah investasi awal( Rp 19.500.000+Rp1.000.000)= Rp 20.500.000

    B. Biaya Operasional dan tetap

    Biaya operasional yang timbul dari bisnis ini terdiri dari:

    a) Penyusutan kandang(penggunaan 5 tahun)

    Kandang Rp 1.000.000: 60bulan = Rp 17.000

    b) Perawatan itik(sampai umur 12 bulan/masa afkhir)

    Itik Mojosari 500ekor ×(Rp 39.000- Rp 31.000) = Rp 4.000.000/6bulan

    = Rp 600.000

    c) Biaya Pakan( Rp 2.000/kg,dengan asumsi 100 ekor untuk 15 kg)

    Pakan 60 kg × Rp 2.000×30 hari = Rp 3.600.000

    d) Biaya cadangan = Rp 100.000

    e) Biaya listrik = Rp 50.000
    f) Biaya Karyawan(2 orang) = Rp 1.000.000

    Total biaya Operasional dan tetap
    (Rp17.000+Rp600.000+Rp3.600.000+Rp100.000+Rp50.000+Rp 1.000.000)=Rp
    5.367.000/bulan
    C. Sumber Pembiayaan

    a) Modal Investor(untuk 2 orang,masing-masing sebesar Rp 5.000.000)= Rp 10.000.000

    b) Modal Sendiri =Rp10.000.000

    Jumlah = Rp 20.000.000

    D. Pemasukan

    Pemasukan diperoleh dari penjualan telur itik,pupuk,bulu itik.

    a) Telur itik( Rp 1100/telur)x400x80%x30hari = Rp 10.560.000/bulan

    b) Pupuk = Rp 40.000/bulan
    Jumlah = Rp 10.600.000/bulan

    E. Keuntungan

    Pemasukan-Pengeluaran=(Rp 10.600.000-Rp 5.467.000)

    =(Rp 5.133.000/bulan)

    F. Sistem bagi hasil

    70%:30%(70% untuk perusahaan,30% untuk investor)

    BAB V

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    A. Kesimpulan

    Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha peternakan itik mampu memberikan hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih ketika ada dukungan dari masyarakat grobogan karena dengan usaha ini selain mengajarkan masyarakat grobogan usaha ternak itik ini dan sebagai sumber pekerjaan tersendiri bagi masyarakat sekitar deaerah peternakan dan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi telur-telur unggas terutama telur itik sebagai makanan penambah protein guna menjaga kesehatan, serta tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif, maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.

    B. Saran
    Dalam menjalankan usaha peternakan itik petelur ini, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga stabilitas pasokan itik yang berkualitas dan mencari segmen yang tepat. Penentuan lokasi juga menentukan dalam memasarkan telur itik

  67. Nama : RIDIA BERLIANI
    Tingkat : III A
    NIM: PO.71.20.0.09.1956
    Sumber : http://greenpeanut.files.wordpress.com/2008/12/skbhappyroom.pdf

    STUDI KELAYAKAN BISNIS AKSESORIS DAN KADO
    “HAPPY ROOM”
    A. LATAR BELAKANG USAHA
    Di abad 21 ini dimana setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian, ketrampilan dan juga kreatifitas sebagai nilai jual lebih pada dirinya untuk mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan sesuai dengan ilmu dan bidangnya masing-masing. Apalagi sekarang ini dunia bisnis sudah menggunakan alat-alat teknologi dan informasi teknologi untuk memudahkan akses dan juga operasi usahanya.
    Terlihat sekarang ini seperti usaha manufaktur yang dulunya masih menggunakan cara tradisional yaitu masih menggunakan sebagian besar tenaga manusia dan sekarang sudah tergantikan oleh mesin-mesin yang canggih dengan kemampuan memproduksi berkali-kali lipat daripada menggunakan tenaga manusia. Contoh lainnya seperti menjamurnya internet yang memberikan berbagai informasi tanpa batas. Untuk itu diperlkukan pengetahuan yang luas tentang teknologi. Dengan pergeseran budaya dari menggunakan tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin dan juga informasi teknologi, sehingga orang-orang yang tidak memiliki keahlian, keterampilan dan juga kreatifitas sebagai nilai jualnya akan tersingkir atau mengalami pemutusan hubungan kerja bagi mereka

    yang sudah mendapatkan pekerjaan atau menjadi pengangguran bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan.
    Semakin tingginya angka pengangguran di Indonesia selain karena kualitas sumber daya manusianya yang rendah juga disebabkan lebih sedikitnya jumlah lapangan pekerjaan dibandingkan jumlah tenaga kerja yang ada. Di Indonesia sudah banyak berdiri universitas-universitas yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang siap untuk terjun ke dunia kerja. Dengan jumlah universitas yang ada saat ini calon-calon tenaga kerja yang dihasilkan sangat banyak sedangkan pertumbuhan lapangan pekerjaan tidak sebanding. Apalagi ditambah harus bersaing dengan calon tenaga kerja asing dengan kualitas yang berbeda.
    Untuk mengantisipasi masalah tersebut sebagai mahasiswa kami berpikir bahwa sudah saatnya setiap mahasiswa sudah harus mempersiapkan diri dari dini. Tidak ada salahnya menjadi mahasiswa sekaligus pengusaha, walaupun berskala kecil. Kami berencana untuk membuat suatu usaha yang kami yakin memiliki prospek yang cerah nantinya yaitu usaha aksesoris dan kado. Dimana dalam merencanakan pendirian usaha ini terlebih dahulu dilakukan survei, pengamatan dan observasi berbagai aspek tentang usaha aksesoris dan kado ini.
    Usaha penjualan benda-benda yang dijadikan kado dan aksesoris yang merupakan peluang usaha yang menarik dikembangkan. Hal ini tingginya minat konsumen kota Padang untuk menjadikan benda-benda sebagai kado-kado seperti: dompet, tas, gelang dan lain-lain. Walaupun usaha ini cukup banyak di temui di kota Padang seperti : kudeshop aksesoris, istana kado, lima jari kado, victori dan lain-lainnya. Namun toko-toko penjualan kado msih jarang ditemui di lokasi kampus UNP oleh karena itu, kami berminat melakukan penelitian terhadap usaha ini untuk mengetahui apakah usaha ini layak untuk dikembangkan di sekitar kampus UNP.
    Ikhtisar

    1 Objek Penelitian
    Usaha penjualan benda-benda yang dapat dijadikan sebagai kado untuk kalangan pelajar dan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.
    2 Waktu Penelitian
    Penelitian ini dilakukan di beberapa toko penjualan kado dan aksesoris yang ada di kota Padang. Pada waktu siang hari toko tersebut ramai dikunjungi bukan hanya kalangan pelajar dan mahasiswa saja tetapi, juga kalangan masyarakat umum dan juga dari beberapa orang yang sempat kami tanyai memiliki pendapat bahwa toko tersebut menjual benda-benda yang harganya relatif tinggi yang lebih ditujukan pada masyarakat kalangan menengah ke atas sehingga pelajar dan mahasiswa yang memiliki keterbatasan dana tidak mampu membelinya.
    3 Anggota tim peneliti
    Anggota tim penelitian yaitu kelompok 8 yang terdiri dari :
    1. Novira Roza 2004/61024
    2. Fitrina Gusvi 2004/61025
    3. Rini Susanti 2004/61028
    4. Silvia Ningsih 2004/61030
    5. Fetri Yeni 2004/61036
    6. Devi Fitriani 2004/61054
    7. Harvirani 2004/61058
    4 Resume atau ringkasan dari hasil penelitian
    Dari penelitian yang dilakukan karena melihat peluang yang cukup menarik untuk pebisnis awal pendirian usaha penjualan kado dan aksesoris di sekitar kampus UNP. Usaha penjualan kado dan aksesoris ini diberi nama “HAPPY ROOM” yang mana lokasi usaha ini direncanakan di daerah Padang tepatnya di jalan Belibis no 12A labor Air Tawar Barat (depan GOR UNP)
    5 Rekomendasi

    Dari semua aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek ekonomi, sosial dan politik, aspek yuridis dan lingkungan dan aspek antisipasi resiko.
    B. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
    1. Bentuk Pasar
    Untuk memasarkan produk kami, maka telah ditentukan tujan pasar mana yang akan kami masuki, dalam hal ini ada 2 bentuk pasar, yaitu:
    a. Pasar produsen yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna, karena usaha aksesoris ini dapat dijalankan oleh berbagai pihak selagi mereka mampu.
    b. Pasar konsumen yang dipilih adalah pasar konsumen dan pasar reseller, karena produk kami selain dibeli untuk digunakan pribadi juga dibeli untuk dijual kembali.
    2. Mengukur dan Meramal Permintaan
    Di asumsikan :
    jumlah toko aksesoris di padang =10 toko
    jumlah pembeli tiap-tiap toko/hari =5 orang
    jumlah pembeli di pasar = 50org x 30hr x 12bln =18000 org
    harga rata-rata =Rp 50.000
    jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli/tahun = 360 buah
    Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui berapa total permintaan pasar selama satu tahun, dengan menggunakan rumus:
    Q = n x p x q
    Q = 18.000org x Rp50.000 x 360buah
    Q = Rp324.000.000.000
    3. Meramal Permintaan Mendatang
    Berdasarkan rata-rata jumlah kunjungan perorang perhari, rata-rata pendapatan perkunjungan, berdasarkan jumlah pelanggan baru yang datang,

    dan berdasarkan besarnya pesanan yang diterima, maka dapat disimpukan bahwa usaha ini akan dapat mengalami kemajuan setiap tahunnya.
    4. Segmentasi, Target dan Posisi di Pasar
    a. Segmentasi
    Berdasarkan wilayah pemasaran, sikap dan kemampuan konsumen, yang akan menjadi segmen pemasaran produk ini adalah masyarakat yang ada di Sumatera Barat.
    b. Target
    Setelah menentukan segmentasi pasar, maka yang akan dijadikan target pemasaran produk ini adalah pria dan wanita yang tinggal di daerah kota Padang dengan kisaran usia antara 12-40 tahun. Produk ini banyak diminati oleh masyarakat baik yang tinggal di kota maupun di daerah-daerah, karena produk ini memberikan kegunaan dan juga kepuasan karena keunikannya, kualitas, kuantitas produk tersebut dan dapat mengikuti selera pemakainya.
    c. Posisi
    Berdasarkan keunggulan yang dimiliki produk ini, seperti bahan baku yang berkualitas baik, desainnya yang unik, diferensiasi produk pada satu jenis, keberagaman produk yang dihasilkan dan proses produksi yang baik, serta dapat mengikuti selera konsumen, maka posisi produk ini adalah produk yang berkualitas tinggi dan akan disukai oleh target pemasaran produk ini.
    5. Sikap, Perilaku dan Keputusan Konsumen
    Dari 20 kuisioner yang kami sebarkan ke masyarakat kota Padang khususnya kalangan siswa SMP, siswa SMA, mahasiswa dan beberapa instansi, 80% dari mereka memiliki animo atau minat yang besar dalam mengkonsumsi produk kami.
    6. Analisis Persaingan
    Analisis persaingan ini dilakukan dengan SWOT analisis, yaitu:

    a. Strength
    􀂙Memiliki tim yang berkreativitas tinggi, penuh inovasi dan terampil
    􀂙Memiliki teknologi yang handal secara kuantitas dan kualitas
    􀂙Lokasi berada pada tempat yang strategis
    􀂙Layanan yang memuaskan
    b. Weak
    􀂙Karena usaha ini sudah banyak di kota Padang maka jumlah pesaing menjadi banyak
    c. Oportunity
    􀂙Potensi cukup besar karena masyarakat kota Padang menyukai produk ini, karena produk ini didesain sesuai dengan selera dan berkualitas
    d. Threat
    􀂙Krisis ekonomi dan menurunnya daya beli masyarakat
    􀂙Munculnya pesaing modal yang kuat
    􀂙Munculnya pesaing dengan kualitas yang lebih baik sesuai keinginan pasar
    7. Bauran Pemasaran
    a. Faktor Harga
    Dalam usaha aksesoris ini harga produk yang ditawarkan berkisar dari 2.000-200.000 dengan kualitas yang baik pada masing-masing produk yang diproduksi.
    b. Faktor Produk
    Target yang dituju dalam usaha ini adalah pria dan wanita dengan kisaran usia 12-40 tahun, maka produk yang dihasilkan akan didesain dengan gambar dan bentuk yang unik, warna yang tidak norak, serta dapat mengikuti selera dan keinginan konsumen.
    c. Faktor Promosi
    Untuk memudahkan pelaksanaan penjualan, dilakukan usaha promosi. Upaya yang telah dilakukan untuk strategi pengiklanan baru terbatas pada

    pembuatan brosur dan pamflet yang kami sebarkan ke sekolah-sekolah, kampus-kampus dan tempat-tempat bimbingan belajar dan juga via internet.
    Strategi publisitas dan public relation penting untuk meningkatkan ketertarikan konsumen, apabila dilakukan dengan baik strategi ini dapat menunjang strategi-strategi promosi lainnya yang akan dilakukan. Kegiatan yang berhubungan dengan publisitas dan publik relation ini adalah keikutsertaan dalam even-even lokal seperti pameran kebudayaan dan festival-festival. Berikut program periklanan yang direncanakan secara terperinci:
    1) Pada tahun pertama promosi yang dilakukan sangat gencar, yaitu dengan menyebarkan poster, pamflet, dan brosur di kota Padang dan via internet.
    2) Grand opening yang akan dilaksanakan pada saat peresmian usaha ini, di mana pada saat itu perusahaan akan memberikan harga promosi untuk menarik pelanggan agar tetap berlangganan dengan produk ini.
    3) Pada tahun-tahun berikutnya, promosi yang dilakukan tidak jauh berbeda dari tahun pertama. Hanya kuantitasnya saja yang dikurangi.
    d. Faktor Distribusi
    Untuk pendistribusian produk ini, dilakukan melalui transportasi darat, karena daerah pemasarannya tidak begitu jauh.
    C. ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
    1. Pemilihan dan Perencanaan Produk
    Untuk menghasilkan aksesoris yang yang unik dan berkualitas diperlukan bahan baku dengan kualitas yang baik pula dan juga kreativitas dan inovasi yang tinggi dari tenaga kerjanya. Aksesoris yang dihasilkan atau diproduksi sendiri berupa dompet gelang, tas sandang, gantungan hp, dompet hp, bantal kursi tamu, boneka, tirai manik-manik. Untuk aksesoris yang lainnya kami

    mengorder dari luar misalnya Pekanbaru, Bandung dan Jakarta. Untuk proses pembuatan dompet atau tas dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama-tama potong pola pada busa, bahan kain dan puring sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Kemudian jahit resleting pada bagian puring untuk membuat saku tas atau dompet. Setelah itu jahit bahan kain yang telah dibuat polanya dengan dilapisi busa dan puring. Setelah itu jahit tas atau dompet pada kedua sisi dan jahit resleting pada sisi bagian atas. Setelah berbentuk dompet pada bagian dalam ujung kain disirsak agar benang tidak lepas. Untuk sentuhan akhir diberi hiasan sesuai selera.
    2. Pemilihan Teknologi
    Untuk membuat aksesoris ini teknologi yang digunakan sangat sederhana, tetapi dapat memproduksi barang dengan berkualitas, yaitu dengan menggunakan mesin jahit yang telah menggunakan tenaga listrik.
    3. Perencanaan Jumlah Produksi
    Dengan pemilihan teknologi yang canggih di atas, yaitu menggunakan mesin jahit dengan tenaga listrik, maka kapasitas produksi dapat dihasilkan 2 kali lipat dari pada menggunakan mesin yang manual yaitu sebanyak 50 buah.
    4. Perencanaan Tata Letak Ruangan
    Tata letak ruangan pada suatu usaha sangat penting untuk direncanakan, sebab hal ini berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan yang nantinya akan berkaitan dengan pendapatan perusahaan. Untuk itu, pada usaha ini letak pabrik dengan gudang dan tempat pemasaran saling berdekatan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan terhadap karyawan yang sedang bekerja. Rencananya tempat produksi akan diletakkan di bagian paling belakang, kemudian gudang dan selanjutnya tempat pemasaran produk.
    5. Pengawasan Kualitas
    Agar kualitas produk tetap terjaga, maka hal yang paling penting dilakukan adalah pegawasan terhadap bahan baku yang seharusnya dilakukan oleh

    orang-orang yang telah dipercaya. Kemudian lakukan pengawasan terhadap proses produksi, apakah masih berjalan sebagaimana mestinya atau apakah ada sistem yang harus diperbaiki. Selain itu, pengawasan terhadap mesin juga perlu dilakukan supaya proses produksi tidak terhambat karena adanya mesin yang rusak dan harus diperbaiki.
    D. ASPEK MANAJEMEN
    1. Perencanaan (Planning)
    Aspek manajemen pada bagian perencanaan dapat dikaji dari 3 sisi sebagai berikut:
    a. Pendekatan dalam membuat perencanaan berdasarkan pendekatan campuran
    b. Fungsi perencanaan dan rencana atau tujuan perencanaan antara lain:
    c. Bentuk perencanaannya antara lain perencanaan jangka panjang yaitu agar produk ini dapat diterima oleh masyarakat sehingga dapat menembus pasar lokal, nasional bahkan internasional. Perencanaan jangka menengah yaitu terus meningkatkan kualitas, inovasi dan kreativitas. Perencanaan jangka pendek yaitu agar penjualan tahun ini dapat terus meningkat sehingga memperoleh laba yang besar.
    2. Pengorganisasian (Organizing)
    Agar usaha ini dapat berjalan lancar dan dapat mencapai target-target yang telah ditetapkan sesuai dengan misi dan visi usaha ini maka perlu dibentuk sebuah organisasi di mana dalam organisasi ini terdiri dari 4 departemen, yaitu departemen keuangan, departemen produksi, departemen pembelian dan departemen pemasaran.
    Dari pembagian departemen-departemen itu maka dapat ditentukan pembagian kerja di mana pada departemen keuangan melakukan pencatatan atas segala aktivitas aliran kas dan aliran persediaan dan juga menjadi kasir. Departemen produksi melakukan kegiatan produksi atau menghasilkan barang

    yang terdiri atas menjahit dan mendesain produk. Departemen pembelian melakukan kegiatan pembelian bahan baku serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan demi kelangsungan operasional. Departemen pemasaran bertugas memasarkan produk baik yang dijual di toko maupun mengantarkan pesanan ke konsumen, selain itu juga melakukan promosi ke masyarakat. Bentuk organisasi usaha ini adalah garis, karena bercirikan:
    a. Jumlah karyawan relatif sedikit
    b. Organisasi relatif kecil
    c. Karyawan saling mengenal secara akrab
    d. Spesialisasi kerja masih relatif rendah
    Agar pembagian aktivitas kerja, hubungan fungsi dan aktivitas, serta tingkat spesialisasi aktivitas antar departemen terlihat jelas maka perlu disusun atau dibuat struktur organisasinya, yaitu sebagai berikut:

    Keterangan
    1. Manager

    Tugasnya mengontrol aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan melakukan kerja sama dengan pihak-pihak berkepentingan.
    2. Departemen Keuangan

    Departemen Pemasaran
    Departemen Pembelian
    Departemen Produksi
    Departemen
    keuangan
    MANAJER
    Tugasnya adalah untuk mengkoordinasi kegiatan keuangan perusahaan dan pengawasan serta pencatatan atas kegiatan keuangan. Selain itu departemen keuangan juga merangkap tugas dari departemen lainnya.
    3. Departemen Produksi
    Tugasnya adalah mengkoordinasikan, memeberi pengarahan dan pengawasan atas pelaksanan kegiatan produksi, kualitas dan pemeliharaan mesin serta peralatan produksi.
    4. Departemen Pembelian
    Tugasnya adalah melakukan pembelian bahan baku untuk diproduksi dan juga persediaan untuk dijual.
    5. Departemen Pemasaran
    Tugasnya adalah merencanakan pemasaran produk, menetapkan strategi pemasaran, mencari pembeli, kondisi pesaing dan berbagai masalah eksternal.

    E. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
    1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
    Perencanaan yang akan kami tetapkan adalah perencanaan top-down di mana penentuan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang akan direkrut telah disesuaikan dengan rencana yang menyeluruh dari perusahaan baik untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Selain itu keputusan atas merekrut sumber daya manusia yang baru didasarkan atas keputusan bersama.
    Pada tahap awal ini, jumlah tenaga kerja yang kami rencanakan adalah sebanyak tujuh orang yang terdiri dari:
    a. Manajer : 1 orang dengan gaji @ Rp250.000
    b. Departemen Keuangan : 1 orang dengan gaji @ Rp250.000

    c. Departemen Produksi : 2 orang dengan gaji @ Rp250.000
    d. Departemen Pembelian : 1 orang dengan gaji @ Rp250.000
    e. Departemen Pemasaran : 1 orang dengan gaji @ Rp250.000
    2. Kompensasi
    Pemberian kompensasi akan diberikan kepada setiap karyawan ketika mengalami peningkatan penjualan pada waktu-waktu tertentu. Dan besarnya kompensasi adalah sebesar 5% dari laba yang diperoleh.
    3. Keselamatan kerja
    Program keselamatan kerja sangat penting agar setiap karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien selain itu dapat meningkatkan produktivitas. Untuk itu program keselamatan kerja yang diberikan adalah memberi jatah waktu libur selama 1 hari kepada karyawan setiap minggunya.
    F. ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK
    1. Dampak Ekonomi
    Pendirian toko aksesoris & kado akan membawa akibat secara khusus terhadap struktur ekonomi masyarakat di lingkungan pendirian toko aksesoris & kado, hal ini dapat dilihat dari peningkatan penghasilan karyawan. Di mana pendapatan rata-rata pekerja akan meningkat dengan gaji yang diterimanya ditambah bonus-bonus yang diberikan apabila jumlah konsumen yang membeli berbagai aksesoris & kado lebih banyak jumlahnya dari waktu-waktu biasanya. Meningkat akibat ketertarikan yang besar pada konsumen terhadap aksesoris-aksesoris dan kado-kado yang dijual di toko kami.
    2. Dampak Sosial
    Pendirian toko aksesoris & kado yang beralamat di Jalan Belibis No. 12 A ini akan memberikan produk dan jasa kepada seluruh kalangan masyarakat baik dari anak-anak sampai orang dewasa. Dengan adanya rencana pendirian toko aksesoris & kado ini akan membuka peluang untuk menyerap tenaga kerja langsung di sekitar lokasi pendirian usaha bisnis ini. Selain itu juga meningkatkan kreativitas anak muda baik di sekitar lingkungan bisnis maupun

    di luar lingkungan bisnis. Hal ini juga membantu program pemerintah dalam menanggulangi masalah keterbatasan lapangan pekerjaan dan masalah mengenai keternagakerjaan serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
    Pendirian toko aksesoris & kado ini akan membawa perubahan tingkat pengetahuan dan perilaku kehidupan, baik bagi karyawan itu sendiri maupun bagi masyarakat sekitar lokasi pendirian toko aksesoris & kado. Perubahan bagi karyawan dapat dilihat melaui kemahiran karyawan dalam mengelola bisnis, mengoperasikan peralatan yang ada serta dapat menyalurkan kreativitas dari masing-masing karyawan. Dengan adanya bisnis ini kemahiran penggunaan alat-alat untuk membuat aksesoris & kado oleh karyawan diharapkan bertambah sehingga secara langsung dan tidak langsung, jasa ini dapat ikut serta dalam usaha meningkatkan keterampilan masyarakat.
    G. ASPEK YURIDIS
    Untuk menjalankan usaha ini, kami akan meminta surat izin kepada Pemda setempat dimulai dari RT/RW dan Kelurahan sebagai lembaga yang berwenang. Hal ini dimaksudkan agar toko aksesoris & kado yang kami dirikan ini memiliki nilai kekuatan hukum sebagai suatu badan usaha.
    H. ASPEK LINGKUNGAN HIDUP
    Pendirian toko aksesoris & kado di Jalan Belibis No 12 A sesuai dengan alternatif terbaik menurut analisis lokasi yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi masyarakat sekitar lingkungan di lokasi toko aksesoris & kado dan pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut.
    Sejalan dengan perkembangan bisnis yang pesat dewasa ini dan kemungkinan di masa yang datang, serta menyadari kemungkinan dampaknya terhadap lingkungan, maka pengembangan bisnis yang dijalankan adalah

    pengembangan yang ramah lingkungan. Berdasarkan kebijakan tersebut, setiap kegiatan bisnis berkewajiban melaksanakan upaya menyeimbangkan dan melestarikan sumber daya alam serta mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup sebagai akibat dari kegiatan bisnis ini.
    Dalam tahap pembinaan melalui kegiatan dibalai-balai Litbank bisnis, telah dilakukan upaya pencegahan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan bisnis dengan memberikan informasi tentang teknologi pengendalian pencemaran bisnis serta bantuan penelitian dan pengembangan dalam pengelolaan limbah atau sisa buangan bisnis. Khususnya untuk kelompok industri kecil, pemerintah berkewajiban melakukan pengamanan dan pengawasan terhadap pencemaran. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan izin lokasi mana yang bersih lingkungan dan mana yang perlu diadakan pengamanan dan pengawasan terhadap pencemaran yang akan terjadi.
    I. ASPEK FINANSIAL
    1. Rencana Keuangan
    Rencana keuangan mencakup seluruh masalah keuangan perusahaan, baik pendapatan maupun biaya-biaya mulai dari investasi awal sampai dengan rencana pendapatan ke depan. Pada rencana keuangan ini direncanakan untuk dua belas (12) bulan ke depan.
    2. Rencana Kebutuhan Keuangan
    Tujuan dari rencana kebutuhan keuangan adalah meringkas secara terperinci tentang biaya-biaya pengembangan dan operasional bisnis, memproyeksikan kebutuhan pendanaan, memproyeksikan keuntungan yang diharapkan dan lainnya. Toko aksesoris membutuhkan modal yang cukup besar. Perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan oleh perusahaan serta biayanya pada awal investasi tergambar pada tabel berikut.

    1Mesin jahit biasa2Rp600,000.00Rp1,200,000.002Sewa gedung1Rp10,000,000.00Rp10,000,000.003Renovasi tokoRp276,000.00Rp276,000.004AsuransiRp275,000.00Rp275,000.005AC1Rp2,000,000.00Rp2,000,000.006DVD1Rp700,000.00Rp700,000.007Etale1Rp300,000.00Rp300,000.008Cermin1Rp15,000.00Rp15,000.009Meja1Rp55,000.00Rp55,000.0010Kalkulator1Rp25,000.00Rp25,000.0011Buku keuangan & alat tulisRp10,000.00Rp10,000.0012Gantungan Aksesoris2Rp50,000.00Rp100,000.0013Gantungan Kertas kado1Rp30,000.00Rp30,000.0014Gunting kain2Rp20,000.00Rp40,000.0015Gunting kertas2Rp1,500.00Rp3,000.0016Alat selotip1Rp5,000.00Rp5,000.0017Hekter1Rp2,000.00Rp2,000.0018Pisau carter1Rp1,500.00Rp1,500.0019Lampu flip-flopRp15,000.00Rp15,000.0020Kertas gradasi3Rp3,500.00Rp10,500.0021Sapu, kain pel, keset1Rp33,000.00Rp33,000.0022Pembersih kaca1Rp10,000.00Rp10,000.0023Tong sampah1Rp4,000.00Rp4,000.00Rp15,110,000.00Tabel 1. INVESTASI AWALNOITEMJUMLAH/UNITBIAYA/UNITTOTAL

    NOITEMJUMLAHBIAYA SATUANTOTAL1Benang jahit2 buahRp1,000.00Rp2,000.002Pita kado3 buahRp5,000.00Rp15,000.003Kertas kado1 kodiRp20,000.00Rp20,000.004Plastik tokoRp65,000.005Kain:a. Dompet-gelang2 mRp20,000.00Rp40,000.00b. Sarung bantal5 mRp20,000.00Rp100,000.00c. Jilbab12 mRp15,000.00Rp180,000.00d. Daur Sampah1 mRp5,000.00Rp5,000.006Busa:a. Dompet-gelang2 mRp2,500.00Rp5,000.00b. Sarung bantal3 bungkusRp25,000.00Rp50,000.00c. Daur Sampah1 mRp2,500.00Rp2,500.007Resleting2 lusinRp20,000.008Batu hiasan jilbabRp600,000.009Hiasan dompet1 lusinRp24,000.0010Selotip1 buahRp1,000.00Rp1,000.0011Isi hekter1 kotakRp1,500.00Rp1,500.0012PenjahitRp3,000.0013Tinta Timbul1 setRp15,000.0014Tinta Popcorn1 setRp20,000.0015Mug Polos1 lusinRp35,000.0016Besi pengait1 lusinRp5,000.0017Sampah kering1 kgRp5,000.00Rp1,214,000.00Tabel 2. MODAL KERJA
    E

    NDAPATAN DAN BIAYA-BIAYPER BULANPER TAHUNPENDAPATAN Jasa bungkus kadoRp10,000.00Jasa pengiriman barangRp100,000.00Rp110,000.00BIAYA-BIAYABiaya Operasional Gaji karyawanRp1,750,000.00Rp21,000,000.00 SewaRp833,333.33Rp10,000,000.00 Penyusutan peralatanRp70,000.00Rp840,000.00 PerlengkapanRp690,000.00Rp8,280,000.00 UtilitisRp225,000.00Rp2,700,000.00Rp3,568,333.33Rp42,820,000.00Biaya Praoperasional AsuransiRp22,916.67Rp275,000.00 IklanRp125,000.00 BungaRp3,600,000.00Rp4,000,000.00Tabel 3. PENDAPATAN DAN BIAYA-BIAYA

    BULANTAHUN1896Dompet-gelangBBBRp40,000.00BTKLRp62,500.00BOP : BusaRp5,000.00 Benang (Rp2000 / 50brg x 8bh)Rp320.00 Resleting (Rp20,000 / 26brg x 8bh)Rp6,154.00Rp11,474.00HPProduksi per bulanRp113,974.00HPProduksi setahunRp1,367,688.0021590Sarung BantalBBBRp100,000.00BTKLRp62,500.00BOP : BusaRp50,000.00 Benang (Rp2000 / 50brg x 15bh)Rp600.00 Resleting (Rp20,000 / 26brg x 15bh)Rp11,539.00Rp62,139.00HPProduksi per 2 bulanRp224,639.00HPProduksi setahunRp1,347,834.00HARGA POKOK PRODUKSINOUNITKETERANGAN

    31248Jilbab batu-batuBBBRp180,000.00BTKLRp62,500.00BOP : Batu hiasan jilbabRp600,000.00 Benang (Rp2000 / 50brg x 12bh)Rp480.00 Obras (Rp2,000 x 12bh)Rp24,000.00Rp624,480.00HPProduksi per 3 bulanRp866,980.00HPProduksi setahunRp3,467,920.004636Gantungan Peralatan tulisBBBRp2,500.00BTKLRp62,500.00BOP : Busa (Rp2,500 / 12brg x 6bh)Rp1,250.00 Benang (Rp2000 / 50brg x 6bh)Rp240.00 Kain (Rp5,000 / 12brg x 6bh)Rp2,500.00 Besi pengait (Rp5,000 / 9brg x 6bh)Rp3,333.00Rp7,323.00HPProduksi per 2 bulanRp72,323.00HPProduksi setahunRp433,938.00

    5624Mug Design (tinta timbul)BBBRp17,500.00BTKLRp62,500.00BOP :Rp15,000.00HPProduksi per 3 bulanRp95,000.00HPProduksi setahunRp380,000.006624Mug Design (tinta popcorn)BBBRp17,500.00BTKLRp62,500.00BOP :Rp20,000.00HPProduksi per 3 bulanRp100,000.00HPProduksi setahunRp400,000.007336Sandal PlastikBBBRp1,250.00BTKLRp62,500.00BOP : Busa (Rp2,500 / 12brg x 3pcs)Rp625.00 Benang (Rp2000 / 50brg x 3pcs)Rp120.00 Kain (Rp5,000 / 12brg x 3pcs)Rp1,250.00Rp1,995.00HPProduksi per bulanRp65,745.00HPProduksi setahunRp788,940.00

    8318Tas PlastikBBBRp1,250.00BTKLRp62,500.00BOP : Busa (Rp2,500 / 12brg x 3bh)Rp625.00 Benang (Rp2000 / 50brg x 3bh)Rp120.00 Resleting (Rp20,000 / 26brg x 3bh)Rp2,308.00 Besi pengait (Rp5,000 / 9brg x 3bh)Rp1,667.00Rp4,720.00HPProduksi per 2 bulanRp68,470.00HPProduksi setahunRp410,820.00

    1Dompet gelang896Rp14,246.75,40%Rp25,000.002Sarung bantal1590Rp14,975.9370%Rp65,000.003Jilbab batu-batu1248Rp72,248.3340%Rp125,000.004Mug design (tinta timbul)624Rp15,833.3330%Rp23,500.005Mug design (tinta popcornl)624Rp16,666.6730%Rp24,500.006Tas Plastik318Rp22,823.3350%Rp50,000.007Gantungan peralatan tulis636Rp12,053.8330%Rp18,500.008Sandal plastik336Rp21,915.0030%Rp30,000.009Kotak musik424Rp22,500.0050%Rp45,000.0010Kotak perhiasan424Rp65,000.0040%Rp110,000.0011Ikat pinggang520Rp25,000.0060%Rp68,000.0012Bros10120Rp15,000.0025%Rp20,000.0013Pin25150Rp5,000.0030%Rp7,500.0014Frame/Pigura530Rp8,500.0060%Rp21,000.0015Pajangan air raksa560Rp20,000.0060%Rp55,000.0016Tirai manik-manik212Rp25,000.0040%Rp45,000.0017Kartu ucapan10120Rp2,000.0070%Rp6,500.0018Gantungan kunci1040Rp2,500.0050%Rp5,000.0019Glow in the dark560Rp5,000.0050%Rp10,000.0020Diary big boss560Rp18,000.0030%Rp27,000.0021lampu tidur318Rp45,000.0047%Rp85,000.0022Jam tangan336Rp85,000.0040%Rp150,000.0023Tissue Box cake (panjang)896Rp35,000.0042%Rp60,000.0024Tissue Box cake (persegi)896Rp30,000.0040%Rp50,000.0025Boneka cake896Rp35,000.0042%Rp60,000.0026Boneka bola448Rp25,000.0044%Rp45,000.0027Boneka susun448Rp35,000.0046%Rp65,000.0028Boneka stroberi336Rp20,000.0033%Rp30,000.0029Boneka Super big28Rp95,000.0037%Rp150,000.00Rp190,763.17Rp618,500.00Rp1,261,500.00HPP/UNITHARGA POKOK PENJUALANNOITEMUNIT/ BULANUNIT/ TAHUNHARGA PRODUKSIHARGA BELICONTRIBUSI MARGIN
    12345JanuariRp4,650,000.00Rp5,425,000.00Rp6,200,000.00Rp7,750,000.00Rp9,300,000.00FebruariRp4,830,000.00Rp5,880,000.00Rp7,000,00.00R9,425,000.00Rp11,340,000.00MaretRp5,115,000.00Rp6,238,750.00Rp7,440,000.00Rp9,687,500.00Rp12,090,000.00AprilRp4,500,000.0Rp5,25,000.00Rp6,000,000.00Rp7,500,000.00Rp9,000,000.00MeiRp4,650,000.00Rp5,425,000.00Rp6,200,000.00Rp7,750,000.00Rp9,300,000.0JuniRp,725,000.00Rp6,037,500.00Rp7,200,000.00Rp9,375,000.00Rp11,700,000.00JuliRp4,650,000.00Rp5,425,000.00Rp6,200,000.00Rp7,70,000.00p9,300,000.00AgustusRp4,650,000.00Rp5,425,000.00Rp6,200,000.00Rp7,750,000.00Rp9,300,000.00SeptemberRp4,500,000.00Rp5,20,000.00R6,000,000.00Rp7,500,000.00Rp9,000,000.00OktoberRp4,650,000.00Rp5,425,000.00Rp6,200,000.00Rp7,750,000.00Rp9,300,000.00ovemberRp4500,000.00Rp5,250,000.00Rp6,000,000.00Rp7,500,000.00Rp9,000,000.00DesemberRp5,580,000.00Rp6,781,250.00Rp8,060,000.00p10,462,50000Rp13,020,000.00JUMLAHRp57,000,000.00Rp67,812,500.00Rp78,700,000.00Rp100,200,000.00Rp121,650,000.00BULANPROYEKSI PENJUALAN SELAMA 5 TAHUNTAHUN KE-
    PenjualanRp57,000,000.00HPP Persediaan Barang Dagang (1/1’09)Rp8,597,140.00 PembelianRp26,455,000.00 Ongkos angkut pembelianRp200,000.00 Pembelian bersihRp26,655,000.00 Jumlah barang yang dapat dijualRp35,252,140.00 Persediaan Barang Dagang (31/12’09)Rp27,500,860.00 HPPRp7,751,280.00Laba kotor penjualanRp49,248,720.00BIAYA OPERASI Gaji karyawan (7orang @ Rp250,000.00)Rp21,000,000.00 SewaRp10,000,000.00 Penyusutan peralatanRp840,000.00 PerlengkapanRp8,280,000.00 UtilitisRp2,700,000.00 Total biaya operasiRp42,820,000.00BIAYA PRAOPERASI AsuransiRp275,000.00 IklanRp125,000.00 BungaRp4,800,000.00 Total biaya praoperasiRp5,200,000.00Total Biaya-biayaRp48,020,000.00Laba bersihRp1,228,720.00PROYEKSI LAPORAN LABA RUGIUNTUK PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2009HAPPY ROOM
    PenjualanRp67,812,500.00HPP Persediaan Barang Dagang (1/1’09)Rp8,598,000.00 PembelianRp26,455,000.00 Ongkos angkut pembelianRp200,000.00 Pembelian bersihRp26,655,000.00 Jumlah barang yang dapat dijualRp35,253,000.00 Persediaan Barang Dagang (31/12’09)Rp27,500,860.00 HPPRp7,752,140.00Laba kotor penjualanRp60,060,360.00BIAYA OPERASI Gaji karyawan (7orang @ Rp250,000.00)Rp21,000,000.00 SewaRp10,000,000.00 Penyusutan peralatanRp840,000.00 PerlengkapanRp8,280,000.00 UtilitisRp2,700,000.00 Total biaya operasiRp42,820,000.00BIAYA PRAOPERASI AsuransiRp275,000.00 IklanRp125,000.00 BungaRp4,496,976.00 Total biaya praoperasiRp4,896,976.00Total Biaya-biayaRp47,716,976.00Laba bersihRp12,343,384.00PROYEKSI LAPORAN LABA RUGIUNTUK PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2010HAPPY ROOM
    PenjualanRp78,700,000.00HPP Persediaan Barang Dagang (1/1’09)Rp8,598,000.00 PembelianRp26,455,000.00 Ongkos angkut pembelianRp200,000.00 Pembelian bersihRp26,655,000.00 Jumlah barang yang dapat dijualRp35,253,000.00 Persediaan Barang Dagang (31/12’09)Rp27,500,860.00 HPPRp7,752,140.00Laba kotor penjualanRp70,947,860.00BIAYA OPERASI Gaji karyawan (7orang @ Rp250,000.00)Rp21,000,000.00 SewaRp10,000,000.00 Penyusutan peralatanRp840,000.00 PerlengkapanRp8,280,000.00 UtilitisRp2,700,000.00 Total biaya operasiRp42,820,000.00BIAYA PRAOPERASI AsuransiRp275,000.00 IklanRp125,000.00 BungaRp4,012,138.00 Total biaya praoperasiRp4,412,138.00Total Biaya-biayaRp47,232,138.00Laba bersihRp23,715,722.00PROYEKSI LAPORAN LABA RUGIUNTUK PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2011HAPPY ROOM
    PenjualanRp100,200,000.00HPP Persediaan Barang Dagang (1/1’09)Rp8,598,000.00 PembelianRp26,455,000.00 Ongkos angkut pembelianRp200,000.00 Pembelian bersihRp26,655,000.00 Jumlah barang yang dapat dijualRp35,253,000.00 Persediaan Barang Dagang (31/12’09)Rp27,500,860.00 HPPRp7,752,140.00Laba kotor penjualanRp92,447,860.00BIAYA OPERASI Gaji karyawan (7orang @ Rp250,000.00)Rp21,000,000.00 SewaRp10,000,000.00 Penyusutan peralatanRp840,000.00 PerlengkapanRp8,280,000.00 UtilitisRp2,700,000.00 Total biaya operasiRp42,820,000.00BIAYA PRAOPERASI AsuransiRp275,000.00 IklanRp125,000.00 BungaRp3,236,396.00 Total biaya praoperasiRp3,636,396.00Total Biaya-biayaRp46,456,396.00Laba bersihRp45,991,464.00PROYEKSI LAPORAN LABA RUGIUNTUK PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2012HAPPY ROOM
    PenjualanRp121,650,000.00HPP Persediaan Barang Dagang (1/1’09)Rp8,598,000.00 PembelianRp26,455,000.00 Ongkos angkut pembelianRp200,000.00 Pembelian bersihRp26,655,000.00 Jumlah barang yang dapat dijualRp35,253,000.00 Persediaan Barang Dagang (31/12’09)Rp27,500,860.00 HPPRp7,752,140.00Laba kotor penjualanRp113,897,860.00BIAYA OPERASI Gaji karyawan (7orang @ Rp250,000.00)Rp21,000,000.00 SewaRp10,000,000.00 Penyusutan peralatanRp840,000.00 PerlengkapanRp8,280,000.00 UtilitisRp2,700,000.00 Total biaya operasiRp42,820,000.00BIAYA PRAOPERASI AsuransiRp275,000.00 IklanRp125,000.00 BungaRp1,995,210.00 Total biaya praoperasiRp2,395,210.00Total Biaya-biayaRp45,215,210.00Laba bersihRp68,682,650.00PROYEKSI LAPORAN LABA RUGIUNTUK PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2013HAPPY ROOM
    KasRp286,369.00Utang Jangka PanjangRp8,000,000.00Persediaan Barang DagangRp4,389,631.00Sewa Dibayar DimukaRp10,000,000.00Asuransi Dibayar DimukaRp275,000.00Renovasi tokoRp276,000.00PerlengkapanRp1,234,500.00Modal sendiriRp13,000,000.00PeralatanRp4,538,500.00Rp21,000,000.00Rp21,000,000.00LAPORAN NERACAPER 1 JANUARI 2009HAPPY ROOM
    KasRp943,820.00Utang Jangka PanjangRp7,494,960.00Persediaan Barang DagangRp27,500,860.00Utang bungaRp4,800,000.00PerlengkapanRp234,500.00Utang PajakRp2,995,500.00Akumulasi Penyusutan PeralatanRp840,000.00Modal sendiriRp14,228,720.00Rp29,519,180.00Rp29,519,180.00LAPORAN NERACAPER 31 DESEMBER 2009HAPPY ROOM
    TAHUNCICILANBUNGAPOKOKSALDO PINJAMAN0Rp8,000,000.001Rp5,305,040.00Rp4,800,000.00Rp505,040.00Rp7,494,960.002Rp5,305,040.00Rp4,496,976.00Rp808,064.00Rp6,686,96.003Rp,305,040.00Rp4,012,138.00Rp1,292,902.00Rp5,393,994.004Rp5,305,040.00Rp3,236,396.00Rp2,068,644.00Rp3,325,350.005Rp5,305040.00Rp1995,210.00Rp3,309,830.00Rp15,520.00SKEDUL PEMBAYARAN CICILAN UTANG
    012345Arus Kas AwalInvestasi awalRp15,110,000.00Modal kerjaRp4,389,631.00Rp6,400,000.00Rp17,520,000.00Rp6,400,000.00Rp26,455,000.00Total arus kas awalArus Kas OperasionalPenjualanRp57,000,000.00Rp67,812,500.00Rp78,700,000.00Rp100,200,000.00Rp121,650,000.00Biaya-biaya tunaiRp46,175,000.00Rp46,175,000.00Rp46,175,000.00Rp46,175,000.00Rp46,175,000.00PenyusutanRp840,000.00Rp840,000.00Rp840,000.00R40,000.00Rp840,000.00EBTRp9,985,000.00Rp20,797,500.00Rp31,685,000.00Rp53,185,000.00Rp74,635,000.00Tax (30%)Rp2,995,500.00Rp6,239,250.00Rp9,505,500.00Rp15,955,500.00Rp22,390,500.00EATRp6,989,500.00Rp14,558,250.00Rp22,179,500.00Rp37,22900.00Rp52,244,500.00Total arus kas operasionalRp7,829,500.00Rp15,398,250.00Rp23,019,500.00Rp38,069,500.00Rp53,084,500.00Arus Kas TerminalNilai sisaPengembalian Modal KerjaCash FlowRp19,499,631.00Rp3,439,869.00Rp8,998,250.00Rp5,499,500.00Rp31,669,500.00Rp26,629,500.00PROYEKSI ALIRAN KASPERIODE 5 TAHUNKETERANGANTAHUN KE-HAPPY ROOM
    DISCOUNTED PAYBACK PERIOD (DPP)
    TAHUNCFPV CF (DF=6%)0(Rp19,499,631.00)(Rp19,499,631.00)1Rp7,829,500.00Rp7,386,320.752Rp15,396,250.00Rp13,702,607.693Rp23,019,500.00Rp19,327,616.094Rp38,069,500.00Rp30,154,609.715Rp5384,500.00Rp17,201,509.51Rp87,772,663.75
    DPP = 1 tahun +×25,310.110.1275,738632012 bulan
    DPP = 1 tahun + 0,609919985 x 12 bulan
    DPP = 1 tahun, 8 bulan
    􀂾Jadi keseluruhan proyek adalah 1tahun 8 bulan. Oleh karena usaha ini menetapkan umur ekonomis 8 tahun maka dari sisi payback period-nya proyek dikatakan layak.

    NET PRESENT VALUE (NPV)
    NPV = 01)1(IiCFntn−+Σ=
    NPV = 87.772.663,75 –19.499.631 = Rp68.273.033
    􀂾Oleh karena nilai NPV adalah positif, maka menurut criteria ini investasi dikatakan layak.

    PROFITABILITY INDEX
    PI = 5,4631.499.1975,663.772.87)1(10==+Σ=ntnIiCF
    􀂾Oleh karena nilai PI > 1, maka menurut criteria metode ini, investasi untuk proyek ini dinyatakan layak.

    INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
    IRR = 211121)(NPVNPVNPViii−×−+
    IRR = 30% + (35% – 30%) x 820.050.4942.718.5942.718.5+ = 33%

    J. KESIMPULAN
    Dari analisis yang komprehensif perihal usaha aksesoris dan kado dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
    1. Masyarakat kota Padang khususnya di sekitar Air Tawar Barat memiliki animo terhadap barang-barang aksesoris dan kado yang dapat digunakan untuk koleksi pribadi atau dijadikan hadiah dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. Hal ini tampak dari hasil survei yang dilakukan oleh kelompok 8.
    2. Mengingat persaingan dengan usaha yang sejenis masih relative rendah khususnya di daerah Air Tawar Barat karena sebagian besar toko-toko aksesoris terpusat di daerah pasar, maka masih terdapat pasar yang luas bagi took-toko sejenis untuk membuka usahanya.
    3. Pemasaran yang direncanakan oleh toko aksesoris dan kado ini telah sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat kota padang. Selain itu toko ini dilengkapi dengan fasilitas pemasaran lewat internet sehingga memudahkan bagi pelanggan atau calon pelanggan terutama yang berada di daerah-daerah untuk membeli produk-produk sesuai dengan selera pelanggan.
    4. mengenai masalah teknologi, kami menggunakan mesin jahit biasa karena jumlah produksi disesuaikan dengan permintaan sehingga mesin jahit yang kami miliki sebanyak dua buah.
    5. Jika memiliki latar belakang keuangan dan pemasaran kuat serta didukung oleh administrasi dan sumber daya manusia yang berkualitas, pihak manajemen akan dapat menjalankan usaha ini sebagaimana mestinya.
    6. Dana yang dibutuhkan untuk investasi bisnis ini masih tergolong relatif kecil namun menghasilkan cashflow yang sangat menarik mengingat pemilik modal hanya perlu menanamkan modalnya sekali saja dan walaupun juga menggunakan utang, jumlahnya tidak terlalu besar dan dapat dilunasi dalam jangka waktu kurang dari 2 tahun.
    7. usaha aksesoris ini tidak menimbulkan pencemaran lingkungan karena sisa-sisa bahan hasil produksi berupa sampah kering selain itu masih dapat digunakan.
    Dari keseluruhan aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen, sumber daya manusia, fiansial, ekonomi, sosial dan politik, lingkungan hidup, lingkungan industri, bisnis aksesoris dan kado ini dinyatakan layak.

  68. Nama; TRI DINANTI
    PO : 71.20.0.09.1966

    A. Latar belakang
    Ayam pedaging merupakan suatu jenis varietas unggul saat ini. Hal ini dikarenakan jenis ayam ini mampu berproduksi 4 x lebih cepat dibandingkan jenis ayam kampung. Ayam ras (ayam pedaging) dapat dikembangkan secara tradisional maupun secara modern. Pengembangan secara tradisional yang dimaksud adalah dengan pemeliharaan yang dilakukan sebagai usaha sambilan tanpa memperhitungkan untung-rugi dan tidak menggunakan teknologi maju dalam pemeliharaannya. Sedangkan pengembangan secara modern merupakan sistem yang aspek pemeliharaannya dilakukan secara intensif, meliputi upaya seleksi dalam pengadaan bibit, perkadangan, vaksinasi, sosial ekonomi serta dari segi aspek hukum. Sistem pemeliharaan merupakan suatu aspek penting dalam pengembangan usaha ini. Karena dengan pemeliharaan yang baik, pastilah tumbuh kembang ternak ini akan jauh berbeda dengan sistem pemeliharaan yang kurang baik. Perbedaan tersebut akan tampak dari output produksi yang dihasilkan. Dalam dunia bisnis, memperoleh keuntungan besar dalam waktu yang cepat merupakan target utama pengelolanya. Hal ini akan tercapai jika pengelola mampu memanajemen seluruh aspek produksi se-efisien mungkin. Pengelolaan yang baik tersebut meliputi banyak hal. Sebagai contoh dalam pengelolaan usaha ternak ayam pedaging, peternak dituntut untuk benar-benar menguasai konsep ilmu dasar dalam pengembangan usaha yang hendak dikembangkan tersebut. Hal ini bertujuan agar alur kemajuan usaha dapat tercapai sesuia target yang ia inginkan. Adapun konsep ilmu dasar dalam pemeliharaan ayam pedaging ini adalah : 1. Pengetahuan tentang penggolongan zat makanan , 2. Pengetahuan tentang fisiologi pencernaan dalam ilmu makanan seperti: a. Jenis dan kapasitas sistem pencernaan; b. Anatomi dan jenis sistem pencernaan; c. Penyerapan zat-zat makanan oleh ternak;
    B. Profil Perusahaan
    Tanggal pembuatan usulan : 30 November 2009 Tempat pembuatan usulan : Jl. Berdikari 2 A, Padang Bulan, Medan Tanda tangan Pimpinan lembaga pelaksana usaha ini telah berdiri di kota medan sejak 2 tahun yang lalu,
    D. Aspek ekonomi,usaha ini juga didukung oleh warga setempat, dikarenakan sangat efektif dan efesien dan sangat mempengaruhi manfaat ekonomi pemilik usaha ayam potong.
    D. Aspek Sosial
    Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh Keppler Doppler Purba Benmart Erwino Manalu pemilik usaha ayam potong sangat bagus, karena mampu membuka lapangan kerja disekitar Jl. Pematang Siantar No. 165 Pagarjati, Lubukpakam, Kab. Deli Serdang, dan memperkerjakan 2 orang karyawan tetap.
    E. Aspek Lingkungan
    Keberadaan usaha ayam potong ini tidak menggangu dilingkungan sekitar, karena usahanya tidak membuang limbah dan merusak lingkungan. Dan keberadaan serta kebersihan sangat diperhitungkan oleh pemilik usaha ayam potong.
    F. Pemasaran
    produk Pemasaran ayam pedaging ini dilakukan dengan menjalin hubungan dengan penyalur daging ayam pada beberapa tempat yang telah ditentukan yang mempunyai pangsa kemajuan pasar, sehingga pasokan daging ayam yang produsen hasilkan dapat tetap berjalan normal (sesuai standar penjualan)

    G. Teknologi
    Teknologi yang digunakan oleh pemilik usaha ayam potong ini bisa dibilang modern, mereka hanya membutuhkan I unit mobil box sebagai transportasi, dan lampu untuk memanas kan suhu tubuh ayam.
    H. Aspek Manajemen
    pemilik usaha ayam potong hanya mempunyai dua orang pekerja tetap.menyebabkan karyawan melakukan dua jenis pekerjaan yaitu pengiriman dan pembukuan. Bahkan pemilik usaha terkadang ikut mengantarkan barang pesanan langsung kepada konsumen. Jam kerja 24 jam.
    I. Dana operasional pelaksana dalam Aspek Keuangan
    a. Gaji/ Upah 800.000,-/karyawan b. Perjalanan Biaya Satuan No Kota Tujuan Volume (Rp) Jumlah (Rp) 1 Pengambilan Bibit Ayam 2 x PP 150.000,00 300.000,00 2 Pemasaran 10 x PP 500.000,00 5.000.000,00 c. Lain-lain Harga No Uraian Volume Satuan Harga Total 1 Perbaikan Mesin 1 Kali 5.000,00 50.000,00 2 Pelatihan 1 kali 1.000.000,00 1.000.000,00 3 Tak Terduga 1.798.110,00 Analisa Investasi Dalam analisa investasi kami menggunakan 2 metode, yaitu: 1. Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali investasi dengan menggunakan keuntungan ditambah penyusutan. Payback Period usaha ini adalah + 1 tahun 2. Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang akan menjadikan nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds), sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outclay). IRR yang baik jika lebih besar dari tingkat suku bunga bank (diskonto). Adapun IRR dalam usulan investasi ini adalah sebesar 24.41%.

  69. NAMA: TRI DINANTI
    PO : 71.20.0.09.1966
    TINGKAT : III A
    USAHA AYAM POTONG

    A. Latar belakang
    Ayam pedaging merupakan suatu jenis varietas unggul saat ini. Hal ini dikarenakan jenis ayam ini mampu berproduksi 4 x lebih cepat dibandingkan jenis ayam kampung. Ayam ras (ayam pedaging) dapat dikembangkan secara tradisional maupun secara modern. Pengembangan secara tradisional yang dimaksud adalah dengan pemeliharaan yang dilakukan sebagai usaha sambilan tanpa memperhitungkan untung-rugi dan tidak menggunakan teknologi maju dalam pemeliharaannya. Sedangkan pengembangan secara modern merupakan sistem yang aspek pemeliharaannya dilakukan secara intensif, meliputi upaya seleksi dalam pengadaan bibit, perkadangan, vaksinasi, sosial ekonomi serta dari segi aspek hukum. Sistem pemeliharaan merupakan suatu aspek penting dalam pengembangan usaha ini. Karena dengan pemeliharaan yang baik, pastilah tumbuh kembang ternak ini akan jauh berbeda dengan sistem pemeliharaan yang kurang baik. Perbedaan tersebut akan tampak dari output produksi yang dihasilkan. Dalam dunia bisnis, memperoleh keuntungan besar dalam waktu yang cepat merupakan target utama pengelolanya. Hal ini akan tercapai jika pengelola mampu memanajemen seluruh aspek produksi se-efisien mungkin. Pengelolaan yang baik tersebut meliputi banyak hal. Sebagai contoh dalam pengelolaan usaha ternak ayam pedaging, peternak dituntut untuk benar-benar menguasai konsep ilmu dasar dalam pengembangan usaha yang hendak dikembangkan tersebut. Hal ini bertujuan agar alur kemajuan usaha dapat tercapai sesuia target yang ia inginkan. Adapun konsep ilmu dasar dalam pemeliharaan ayam pedaging ini adalah : 1. Pengetahuan tentang penggolongan zat makanan , 2. Pengetahuan tentang fisiologi pencernaan dalam ilmu makanan seperti: a. Jenis dan kapasitas sistem pencernaan; b. Anatomi dan jenis sistem pencernaan; c. Penyerapan zat-zat makanan oleh ternak;
    B. Profil Perusahaan
    Tanggal pembuatan usulan : 30 November 2009 Tempat pembuatan usulan : Jl. Berdikari 2 A, Padang Bulan, Medan Tanda tangan Pimpinan lembaga pelaksana usaha ini telah berdiri di kota medan sejak 2 tahun yang lalu,
    D. Aspek ekonomi,usaha ini juga didukung oleh warga setempat, dikarenakan sangat efektif dan efesien dan sangat mempengaruhi manfaat ekonomi pemilik usaha ayam potong.
    D. Aspek Sosial
    Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh Keppler Doppler Purba Benmart Erwino Manalu pemilik usaha ayam potong sangat bagus, karena mampu membuka lapangan kerja disekitar Jl. Pematang Siantar No. 165 Pagarjati, Lubukpakam, Kab. Deli Serdang, dan memperkerjakan 2 orang karyawan tetap.
    E. Aspek Lingkungan
    Keberadaan usaha ayam potong ini tidak menggangu dilingkungan sekitar, karena usahanya tidak membuang limbah dan merusak lingkungan. Dan keberadaan serta kebersihan sangat diperhitungkan oleh pemilik usaha ayam potong.
    F. Pemasaran
    produk Pemasaran ayam pedaging ini dilakukan dengan menjalin hubungan dengan penyalur daging ayam pada beberapa tempat yang telah ditentukan yang mempunyai pangsa kemajuan pasar, sehingga pasokan daging ayam yang produsen hasilkan dapat tetap berjalan normal (sesuai standar penjualan)

    G. Teknologi
    Teknologi yang digunakan oleh pemilik usaha ayam potong ini bisa dibilang modern, mereka hanya membutuhkan I unit mobil box sebagai transportasi, dan lampu untuk memanas kan suhu tubuh ayam.
    H. Aspek Manajemen
    pemilik usaha ayam potong hanya mempunyai dua orang pekerja tetap.menyebabkan karyawan melakukan dua jenis pekerjaan yaitu pengiriman dan pembukuan. Bahkan pemilik usaha terkadang ikut mengantarkan barang pesanan langsung kepada konsumen. Jam kerja 24 jam.
    I. Dana operasional pelaksana dalam Aspek Keuangan
    a. Gaji/ Upah 800.000,-/karyawan b. Perjalanan Biaya Satuan No Kota Tujuan Volume (Rp) Jumlah (Rp) 1 Pengambilan Bibit Ayam 2 x PP 150.000,00 300.000,00 2 Pemasaran 10 x PP 500.000,00 5.000.000,00 c. Lain-lain Harga No Uraian Volume Satuan Harga Total 1 Perbaikan Mesin 1 Kali 5.000,00 50.000,00 2 Pelatihan 1 kali 1.000.000,00 1.000.000,00 3 Tak Terduga 1.798.110,00 Analisa Investasi Dalam analisa investasi kami menggunakan 2 metode, yaitu: 1. Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali investasi dengan menggunakan keuntungan ditambah penyusutan. Payback Period usaha ini adalah + 1 tahun 2. Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang akan menjadikan nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds), sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outclay). IRR yang baik jika lebih besar dari tingkat suku bunga bank (diskonto). Adapun IRR dalam usulan investasi ini adalah sebesar 24.41%.

  70. STUDY KELAYAKAN BISNIS
    USAHA:PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT BAITURAHIM

    STIKBA(Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturahim) adalah Salah satu sekolah kesehatan di provinsi jambi yang sudah cukup berdiri lama.

    STIKBA terdiri dari beberapa jurusan yakni:
    1.Jurusan Keperawatan S1dan D III
    2.Jurusan kebidanan Kebidanan D III
    3.Jurusan Ilmu Gizi
    4.Jurusan fisioterapi

    Kini STIKBA berusaha mengembangkan Ilmu pendidikandan bisnisnya dengan membangun Rumah Sakit Baiturahim.Diharapkan rumah sakit tersebut dapat menjadi rumah sakit pendidikan Ilmu kedokteran dan menjadi rumah sakit yang memfasilitasi kesehatan masyarakat.Lebih spesifik untuk pendidikan dan tempat praktik mahasiswa Baiturahim .
    Tujuan mereka tersebut secara umum di nilai positif dengan membangun rumah sakit,setidak nya menjadi tujuan pelayanan kesehatan terdekat di wilayah domisili rumah sakit tersebut,tepat nya di daerah Lebak Bandung simpang kawat kota Jambi.
    Namun bila di nilai dari beberapa aspek banyak kekurangan dan belum terpenuhi syarat berdirinya rumah sakit tersebut.

    Berikut pandangan dari beberapa aspek :

    A.Aspek Hukum
    Rumah sakit tersebut belum di kabarkan secara jelas mengenai izin pembangunan dan pendirian dari pemerintah pusat maupun daerah.Beberapa waktu yang lalu pemasangan batu pertama telah di lakukan oleh direktur STIKBA.Hingga kini pembangunan terus di lakukan secara progressif.

    B.Aspek Sosial Ekonomi dan budaya
    Berdirinya rumah sakit tersebut secara tidak lngsung menyerap tenaga kerja,sehingga mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat .

    C.Aspek Teknologi
    Aspek teknologi belum bisa di jabarkan karena rumah sakit masih dlm penggerjaan.

    D.Aspek Management
    Belum dapat di jabarkan karena masih belum selesai dalam pengerjaan

    E.Aspek Keuangan
    Pembiayaan rumah sakit di biayai dari yayasan yang berasal dari pembiayaan uang mahasiswa per semester.kemungkinan besar akan ada kenaikan pembayaran uang semester mahasiswa.tentu hal ini akan memperbert beban mahasiswa dan tentukn orang tua mahasiswa.

    Seandaipun berdiri kemungkinan besar pembayaran biaya perobatan akan tinggki di karenakan :
    1.Rumah sakit swasta
    2.Dimiliki oleh Yayasan
    3.Didirikan dengan biaya yang tinggi.
    4.Kesulitan dalam akrteditasi rumah sakit.

    F.Aspek Pemasaran
    Rumah sakit baiturahim di himpit dengan rumah 3 rumah sakit yang lokasi hampir berdekatan yaitu Rumah sakit Arafah,DKT,Bhayangkara.Sehingga sedikit lebih kuat persaingan,di khawatirkan rumah sakit tidak mencapai target sehingga akan gulung tikar,sementara dana yang terbenam sudah banyak dalam pembangunan dan fsilitas rumah sakit.

    G.Aspek Lingkungan
    Rumah sakit tersebut berada di tengah tengah pemukiman masyarakat.Sehingga di khawatirkan akan kesulitan dalam pengolahan limbah,
    karena bila tidak di tangani secara baik limbah akan mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.

    NAMA : M.SANDITA S.
    TINGKAT : III A

  71. NAMA : IRWAN SAPUTRA
    TINGKAT 3B
    P.O. 71.20.0.09.1916
    ANALISIS KELAYAKAN USAHA PONTI SEGAR,
    DISTRIBUTOR AIR MINUM KEMASAN BERBAGAI MEREK

    Profil Perusahaan
    Pada tanggal 30 April 2007 Bapak Isnaini membentuk sebuah usaha yang bernama Ponti Persada yang kini dikenal dengan nama Ponti Segar. Kios Bapak Isnaini berukuran 4×4 m dan beralamat di Jl. Babakan Raya Kampus IPB Darmaga, No. 22-23. Ponti Segar merupakan agen air minum kemasan segala merek. Usahanya telah berjalan sekitar dua tahun.
    Visi perusahaan Ponti Segar adalah menjadi distributor air minum terbesar di Bogor dengan menyediakan produk berkualitas. Misinya adalah meningkatkan
    kualitas hidup yang sehat terutama bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar.

    I. Aspek Pasar dan Bauran Pemasaran
    Gambaran Umum Pasar
    Produk yang dipasarkan adalah: air mineral kemasan galon, gelas, dan botol, serta minuman kemasan berbagai rasa dan merek. Ponti Segar mampu memenuhi kebutuhan pasar untuk air minum galon sekitar 40% dan untuk air minum kemasan gelas dan botol sekitar 28,5% serta minuman lain sekitar 50%.
    a. Aspek Pasar
    • Segmentation (Segmentasi)
    Segmentasi dari Ponti Segar adalah produk yang bisa dinikmati oleh semua usia dan semua kalangan, baik atas, menengah, maupun bawah.
    • Targeting (Target)
    Target pasar Ponti Segar adalah mahasiswa dan masyarakat di sekitar kampus.
    • Positioning (Penempatan)
    Ponti Segar berusaha untuk memposisikan produknya sebagai produk yang berkualitas, terjamin, dan sehat.

    b. Bauran Pemasaran
    • Place (Saluran distribusi)
    Jalan Babakan Raya merupakan lokasi strategis bagi usaha Ponti Segar karena dekat dengan wilayah pemasarannya, yaitu di sekitar Desa Babakan-Darmaga.
    • Promotion (Promosi)
    Promosi dilakukan dengan cara menjadi sponsor kegiatan mahasiswa serta melalui brosur, pemberian stiker, dan sebagainya.
    • Product (Produk)
    Adapun produk yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
    Tabel 1. Daftar Produk Ponti Segar
    No Nama Barang Harga Jual
    1 2 Tang 1500 ml Rp 28.000,-
    2 Prim-a 330 ml Rp 21.000,-
    3 2 Tang 600 ml Rp 28.000,-
    4 2 Tang gelas Rp 16.000,-
    5 Aquasis Rp 13.500,-
    6 Ale-ale Rp 15.000,-
    7 Topqua gelas Rp 13.000,
    8 Prim-a gelas Rp 15.000,-
    9 Prim-a 600 ml Rp 22.000,-
    10 Aqua 600 ml Rp 32.000,-
    11 Aqua gallon Rp 13.000,-
    12 Aqua gelas Rp 18.000,-
    13 Asem Jawa Rp 15.000,-
    14 Coca-cola Rp 31.000,-
    15 FN (soda) Rp 33.000,-
    16 Fresh Tea Rp 30.000,-
    17 Fruit Tea Rp 30.000,-
    18 Fruitamin Rp 15.000,-
    19 Frutang Rp 15.000,-
    20 Galon Kosong Rp 38.000,-
    21 Teh Kotak Rp 43.000,-
    22 Mountea Rp 18.000,-
    23 Nu Green Tea 330 ml Rp 55.000,-
    • Price (Harga)
    Harga yang ditetapkan adalah harga yang wajar dan terjangkau bagi konsumen
    namun tetap mampu bersaing dengan pelaku usaha produk sejenis lainnya.

    II. Aspek Teknis dan Teknologi
    Arus Masuk Barang ke Ponti Segar
    Daftar Supplier Ponti Segar
    Produk
    Distributor
    Intensitas Pengiriman
    dan Jumlah Barang
    Aqua Galon • PT Tirta Maluku (Jalan
    Semeru Merdeka)
    • Distributor lain
    Tergantung pesanan Ponti Segar dan stok
    yang ada. Pengiriman barang setiap 2 hari
    sekali, sebanyak 80 buah.
    Teh Botol
    • PT Sosro (komplek
    Yasmin)
    • Rizki Varia (Ciomas)
    Sesuai dengan pesanan Ponti Segar,
    dikirim setiap 1 minggu sekali. Jumlah
    barang yang dipesan sekitar 20 krat.
    Prim-a,
    Coca-cola
    PT Barokah
    Sesuai dengan pesanan Ponti Segar,
    dikirim 3x seminggu sekitar 20 krat.
    Minuman
    cup
    PJ Kartika Leuwiliang
    Sesuai pesanan Ponti Segar, dikirim seminggu sekali, 50 kardus/bulan.
    Aquasis
    PJ Santosa Seafor
    Sesuai pesanan Ponti Segar, dikirim seminggu sekali, 30 kardus/bulan.
    Teknologi
    Teknologi yang diterapkan Ponti Segar belum tergolong modern, yakni 1 unit sepeda motor dan 1 unit trolly. Pembukuan dilakukan secara sederhana, tidak menggunakan komputer, hanya menggunakan buku catatan keluar masuk barang.
    Tempat
    Alasan pemilihan lokasi usaha Ponti Segar di Jalan Babakan Raya adalah karena lokasinya yang strategis, dekat dengan konsumen sehingga mampu menghemat biaya operasional. Kios Ponti Segar yang berukuran 4×4 m dirasa kurang luas karena terdapat space penjualan ringtone yang disewakan.
    Desain Tempat Ponti Segar
    Keterangan:
    1. Kamar Mandi
    2. Tumpukan air kemasan dalam kardus
    3. Tumpukan air galon
    4. Bagian atas terdapat tumpukan kardus minuman
    gelas & bagian bawah krat minuman botol
    5. Box penjual Ringtone
    6. Tumpukan krat minuman botol

    III. Aspek Manajemen
    Ponti Segar memiliki dua orang pekerja. Belum adanya spesialisasi kerja, menyebabkan para karyawan melakukan dua jenis pekerjaan yaitu pengiriman dan pembukuan. Bahkan pemilik usaha terkadang ikut mengantarkan barang pesanan langsung kepada konsumen. Jam kerja Ponti Segar berkisar antara 7 hingga 12 jam sehari. Insentif karyawan adalah sebesar Rp 450.000,- ditambah uang makan. Supplier Ponti Segar terdiri dari distributor tetap dan tidak tetap.

    IV. Aspek Legal
    1. Legalitas Tempat Usaha
    Lahan tempat usaha adalah milik IPB sehingga setiap hari dikenakan retribusi.
    2. Legalitas Usaha
    Ponti Segar merupakan usaha yang legal karena usaha tersebut telah terdaftar
    dengan Nomor Pokok Wajib Pajak 02.405.825.7-404.000.
    3. Legalitas Karyawan
    Karyawan yang bekerja memiliki identitas yang jelas dan tidak memiliki
    riwayat hidup yang buruk artinya tidak pernah terlibat kejahatan.
    4. Legalitas Produk
    Produk yang ditawarkan merupakan produk legal, halal, dan higienis karena
    produk tersebut dipesan dari distributor yang jelas dan memiliki izin usaha.

    V. Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan
    Aspek Ekonomi
    Di lihat dari aspek ekonomi Ponti Segar mampu menyerap pengangguran, karena mempekerjakan dua orang karyawan. Selain itu, Ponti Segar juga ikut meningkatkan pendapatan daerah melalui retribusi.
    Aspek Sosial
    Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh Ponti Segar meliputi: membuka lapangan kerja baru, meningkatkan mutu hidup, dan memberikan pengaruh positif kepada masyarakat.
    Aspek Lingkungan
    Keberadaan Ponti Segar sendiri tidak mengganggu lingkungan sekitar, karena usahanya tidak membuang limbah dan merusak lingkungan.
    Analisis Kriteria Kelayakan Finansial
    Kriteria kelayakan finansial meliputi:
    1. Inflow
    Terdiri dari: nilai penjualan total selama 4 bulan, nilai penyewaan toko sekitar
    Rp 400.000-500.000 per bulan, dan grant (bantuan) dari kakak kandung
    pemilik sebagai modal awal usaha yang besarnya Rp 8.000.000,-. Pada
    caturwulan kedua didapat bantuan modal sebesar Rp 6.000.000,-.
    2. Outflow
    Terdiri dari: investasi berupa bangunan toko senilai Rp 20.000.000,- dan biaya
    retribusi sebesar Rp 12.000,-. Dalam analisis ini, investasi berupa alat
    transportasi yaitu motor menjadi patokan umur ekonomis usaha, yaitu lima
    tahun. Investasi lainnya adalah dispenser dan meja penyangga tempat
    penyimpanan barang. Biaya operasional terdiri dari: biaya pembelian barang
    dagang yang setiap empat bulan sekali diperkirakan mengalami peningkatan
    sebesar 2% dari caturwulan sebelumnya, biaya tenaga kerja, dan biaya rutin
    lainnya seperti biaya listrik, air, dan perawatan motor.
    3. Net Benefit (manfaat bersih tambahan)
    Pada tahun pertama, net benefit bersifat negatif yaitu sebesar Rp 22.933.000,-.
    Pada tahun kedua usaha tersebut sudah mulai menghasilkan net benefit positif
    sebesar Rp 3.467.881,- dan caturwulan berikutnya dihasilkan keuntungan
    yang semakin tinggi dengan asumsi peningkatan jumlah barang yang dijual
    sebesar 4% dari nilai caturwulan sebelumnya, kecuali pada caturwulan tiga
    dimana nilai net benefit bernilai negatif dikarenakan adanya nilai pembayaran
    pinjaman dan pajak penghasilan yang cukup besar.

Leave a reply to ruddy anak jawo Cancel reply